Kamis, 29 September 2016

SATU TUBUH


SATU TUBUH
Untuk Pelayanan Gereja Yang Berhasil
1 Korintus 1:12-27, Efesus 4:1-6

Untuk mencapai pelayanan gereja yang berhasil, ada satu hal yang sangat penting dijaga dan dipelihara supaya ada keteraturan, ketertiban, tepat sasaran, dalam melaksanakan pelayanan tersebut. Tidak terjadi tumpang tindih, bahkan kekacauan dalam melaksanakan fungsi pelayanan masing-masing. Hal penting tersebut adalah konsep SATU TUBUH yang mungkin banyak orang ketahui tetapi tidak dimengerti dan tidak dilaksanakan, atau bahkan dimengerti tetapi tidak dilaksanakan.

Satu tubuh bisa bermakna berbagai-bagai (banyak) anggota yang berbeda-beda yang terikat (dan saling terhubung) dalam satu tubuh. Satu tubuh juga bisa mengandung makna melebur  bersama-sama dalam suatu wujud/wadah yang menjadikan banyak menjadi satu. Ke dalam tubuh inilah semua anggota-anggota yang berbeda-beda itu tertancap/terhubung. Setiap anggota yang tidak tertancap/terhubung dengan tubuh ini akan dikatakan bukan bagian dari tubuh ini, sehingga dia tidak akan mendapat bagian apa-apa dari apa yang dimiliki, dialirkan atau disalurkan oleh tubuh itu.

Banyak orang anti dengan perbedaan, anti dengan keberanekaragaman. Ada yang cenderung  memisahkan diri dari kumpulan besar dengan mencari orang-orang yang sama, sejenis, satu ras, semarga, atau sealiran dan membentuk kumpulan tersendiri. Mereka merasa berbeda dengan yang lain, sehingga perbedaan itu harus ditunjukkan lewat pemisahan dari kumpulan besar itu. Mereka cenderung eksklusif dan mementingkan diri sendiri. Walaupun memang ada juga yang beralasan membuat pemisahan (pengecilan kumpulan) itu dengan tujuan efektivitas ataupun  alasan lainnya. Seperti pemekaran gereja yang mungkin karena jemaatnya terlalu besar, ataupun karena jemaat yang terkonsentrasi di daerah tertentu yang jaraknya jauh dari gereja induk dan jumlahnya sudah cukup untuk membuat gereja baru (pagaran). Namun pemekaran ini tentunya terjadi karena alasan yang baik bukan karena perpecahan/pertengkaran yang terjadi  di tubuh gereja tersebut.

Perbedaan itu adalah kekayaan yang harus disyukuri. Perbedaan ada karena ada tujuan yang akan dicapai bersama-sama. Sejak penciptaan Allah sudah menunjukkan perbedaan kepada kita lewat alam ciptaannya yang berbeda-beda. Semua berbeda tugas dan fungsinya. Demikian juga binatang dan tumbuh-tumbuhan diciptakan berbeda-beda. Bahkan manusia tidak Tuhan ciptakan sama. Tetapi ada Adam (laki-laki) dan ada Hawa (perempuan). Perbedaan ini Tuhan buat untuk mencapai Tujuan yang sudah Allah tetapkan dalam Alkitab yaitu beranak cucu dan bertambah banyak, menaklukkan dan menguasai (mengelola)nya  (Kejadian 1:28). Bahkan kemampuan manusia yang Tuhan tetapkan untuk bisa beranak cucu dan bertambah banyak (berketurunan) sangat berpotensi untuk melahirkan berbagai perbedaan dari anak-anak cucu selanjutnya. Baik itu karakter, warna kulit, suku dan bahasa yang berbeda.

Jadi perbedaan itu adalah sesuatu yang indah yang Tuhan telah tetapkan. Sama seperti warna-warna yang berbeda-beda membuat lukisan menjadi indah dilihat dibandingkan dengan hanya satu warna yang monoton saja. Bahkan kepada setiap orang Tuhan berikan karunia-karunia yang berbeda-beda untuk kesatuan dan pembangunan jemaat ( 1 Korintus 12:7-10; Efesus 4: 7). Orang yang menghargai perbedaan adalah orang yang mengenal dan mengasihi dan menghormati Tuhan.

Karena demikian baiknya perbedaan ini Tuhan ciptakan untuk tujuan mulia, maka dengan demikian perbedaan ini juga menjadi sangat penting dimanfaatkan oleh Iblis untuk menghancurkan gereja (tubuh) Kristus. Iblis sangat konsentrasi menghancurkan gereja Tuhan (Tubuh Kristus) ini dengan berbagai cara dan metoda lewat perbedaan ini. Inilah yang harus kita waspadai. Iblis sangat tertarik dan konsentrasi menghancurkan bangunan Kristus yang dibangun dengan keanekaragaman ini.

Pemahaman dan pengertian akan konsep satu tubuh menjadi sangat penting untuk menangkal dan menangkis setiap serangan si Iblis yang hendak menghancurkan dan menceraiberaikan tubuh Kristus tersebut. Konsep satu tubuh inilah yang akan bisa tetap mempersatukan setiap anggota supaya tetap sehati sepikir dalam menjalankan Visi dan Misi Allah bagi dunia ini. Setiap orang dalam suatu wadah (gereja, yayasan, persekutuan, organisasi dan lain sebagainya) memiliki keunikan masing-masing. Mereka memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda-beda  antara yang satu dengan yang lain.

Rasul Paulus banyak menyinggung dan mengajarkan konsep satu tubuh ini kepada setiap jemaat yang dilayaninya. Paulus mengatakan bahwa setiap orang yang telah percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhannya maka dia dengan yang lain yang  beriman yang sama menjadi satu di dalam Kristus.
Dalam Efesus 4:1-6 ditemukan alasan yang jelas yang diungkapkan Rasul Paulus mengapa setiap orang percaya itu menjadi satu yakni karena setiap anggota itu Satu Roh, Satu tubuh, Satu Tuhan, Satu Pengharapan, Satu iman, Satu Baptisan dan Satu Allah Bapa dari semua. Sehingga di ayat 2 dia menasihati jemaat dengan berkata “Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.” . Ini karena mereka telah menjadi satu di dalam Yesus. Dan kepada masing-masing anggota ini diberi karunia-karunia yang berbeda-beda (ayat 7) untuk bisa melaksanakan nasihat di ayat 2 ini.

Dalam 1 Korintus 12: 12-27 banyak diajarkan Rasul Paulus mengenai kesatuan tubuh. Baik itu tugas dan fungsinya, pemeliharaan dan pengelolaannya.

1.      Dalam  Ayat 12 dikatakan “Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus” ini artinya bahwa  anggota-anggota (kita) adalah satu tubuh. Dalam ayat ini  terkandung beberapa makna yaitu:
-          Setiap anggota ini adalah berbeda-beda bagian namun memiliki satu tubuh. Misalnya dalam tubuh kita ada kaki, tangan, mata, telinga, hidung, dan lain sebagainya. Semuanya tidak sama namun berbeda beda.
-          Karena sekalipun banyak tetapi merupakan satu tubuh maka disana ada peleburan/penyatuan  satu dengan yang lain yang terhubung (tidak terpisah) dengan tubuh itu.
-          Ada keterikatan satu dengan yang lain. Bahkan tidak sekedar keterikatan , tetapi kesaling-bergantungan antara yang satu dengan yang lain. Artinya satu dengan yang lain saling berhubungan sehingga memiliki potensi dan kemungkinan saling merasakan dan mengalami apa yang sedang dialami anggota yang lain.

2.      Ayat 13 dikatakan “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh”. Dari ayat ini kita bisa menemukan beberapa alasan mengapa dikatakan satu tubuh:
-          Dibaptis menjadi satu tubuh dalam satu Roh, yang menunjukkan bahwa semua anggota meskipun berbeda-beda tetapi mendapatkan penyelamatan, pengampunan, penyembuhan, pembersihan dan  penyucian oleh Roh yang sama yaitu Roh Kudus.

-          Diberi minum dari satu Roh. Artinya bahwa setiap anggota dalam satu tubuh itu memiliki satu sumber minuman rohani yaitu Roh Kudus. Yesus pernah berkata dalam Yohanes 7: 37-39: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!” dan yang percaya kepadaNya (Yesus)  akan mengalir  aliran-aliran air hidup. Dalam ayat 39 Yesus tegaskan bahwa maksudnya air hidup itu adalah Roh Kudus yang hanya akan diterima mereka ketika Yesus sudah naik ke sorga. Demikian juga dalam Yohanes 4:13-14 kepada perempuan Samaria itu Yesus berkata akan hal yang sama mengenai air hidup itu bahwa “barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya , ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal. “Air yang akan kuberikan” yang dimaksud Yesus adalah Roh Kudus sebagai mana dalam Yohanes 7:37-39 diatas.

-          Bertumbuh dari Roh yang sama. Kalau semua anggota memperoleh asupan rohani (baik makanan maupun minuman Rohani) yang sama dari sumber yang sama maka tentunya semua hidup dan bertumbuh dengan baik (normal). Mereka akan mengalami pertumbuhannya masing masing sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing yang telah ditentukan sebagai karunia bagi masing-masing. Sebagai mana anggota tubuh manusia yang di umpamakan Rasul Paulus, bahwa semua anggota tubuh kita ini akan bertumbuh sesuai dengan fungsi masing-masing. Misalnya tangan akan bertumbuh persis seperti tangan kita ini sampai ukuran yang pas dengan usia manusia. Tangan yang berkembang mulai dari bayi sampai dewasa tidak akan mungkin ditengah jalan tiba-tiba bertumbuh berubah menjadi kaki atau anggota tubuh yang lain.
Karena itu semua anggota tidak boleh merasa perbedaan bentuk, fungsi dan kemampuan yang dimiliki menjadi suatu alasan bahwa ia bukan anggota atau bagian dari tubuh itu  sehingga masing- masing anggota itu terpecah.

3.      Ayat 14-17 : Komponen-komponen tubuh
Tubuh tidak terdiri atas satu anggota. Tetapi satu tubuh terdiri atas:
-          Kepala (Kristus)
-          Tubuh (Umat yang percaya/Jemaat)
-          Anggota (kita masing-masing)
Di dalam prakteknya berhubungan dengan kesatuan tubuh, Ada orang yang merasa bahwa dia tidak termasuk tubuh dalam suatu kumpulan umat. Mungkin karena dia minder, karena merasa miskin, merasa lebih kecil dari yang lain, merasa tidak berarti dari yang lain Seperti dalam ayat 15-16

4.      Ayat 18-20: Tugas-tugas anggota
-          Sesuai dengan maksud dan rancangan Allah, dalam kesatuan tubuh setiap anggota hanya memiliki satu fungsi dan tugas khusus di dalam tubuh. Bukan merangkap fungsi. Dalam Roma 12:4-5 lebih spesifik dikatakan tidak semua anggota itu memiliki tugas yang sama. Misalnya kaki memiliki fungsi khusus untuk berjalan.
-          Dalam realita ada banyak orang yang  ingin melakukan fungsi orang lain walau tidak sesuai dengan dirinya, sehingga dia menjadi over job dan akhirnya tidak maksimal. Maunya dia ingin melakukan segalanya. Bukan kebaikan yang diperoleh malah keadaan semakin tidak baik, bukan pujian yang dia terima malah sindiran.
-          Ada juga yang sama sekali tidak sadar dan tau apa tugas dan fungsinya  yang sebenarnya sehingga aktifitas pelayanan (tubuh) menjadi terhambat.
Namun semua adalah satu tim dalam kesatuan.

5.      Ayat 21-27 : Hubungan anggota yang satu dengan anggota yang lain.
-          Semua saling membutuhkan dan saling melengkapi
-          Fungsi yang satu tidak akan berjalan tanpa fungsi yang lain.
-          Sesama anggota harus saling merendahkan hati dan tidak saling membanggakan diri, bahkan berlomba saling memberi apresiasi dan penghargaan kepada yang lain. Yang merasa dirinya pintar harus menghormati yang dia anggap bodoh dan sebaliknya, yang merasa kaya harus menghormati orang yang dia anggap miskin dan sebaliknya. Sebab tidak akan ada orang pintar jika tidak ada orang bodoh, tidak akan ada orang kaya jika tidak ada orang miskin.
-          Saling memperhatikan terkhusus kepada anggota-anggota yang lemah
-          Tidak saling menjatuhkan satu dengan yang lain supaya tidak terjadi perpecahan artinya harus saling mendukung.
-          Turut merasakan penderitaan anggota yang lain, bersama-sama menanggung beban dan turut bersukacita atas prestasi anggota yang lain.
Misalnya jika sehelai rambut saja dicabut dari kepala maka seluruh tubuh akan merasakannya.

Mari kita ambil sebuah contoh: Jika tubuh kita merasa kehausan, maka  otak akan membuat perintah atau instruksi kepada setiap anggota-anggota tubuh. Kaki  akan mulai melangkah ke arah cangkir yang diarahkan oleh  mata, tangan akan mengambil cangkir dan  jari-jari akan menggenggam cangkir, kemudian kaki  berjalan menuju tempat minum dengan pertolongan mata.  Dan jika diperlukan telinga akan digunakan untuk mendengar ketika kita bertanya kepada orang lain tentang posisi air minum itu. Tangan  akan mengangkat ceret, memasukkan air minum ke cangkir, lalu mengangkat cangkir itu menuju mulut, kemudian mulut akan menelan air melalui  kerongkongan  dan terus sampai ke  perut untuk dicerna oleh lambung   dan  usus, sehingga rasa haus hilang. (setiap kata  yang ditebalkan  adalah contoh setiap anggota tubuh)
Dari contoh ini kita melihat bahwa hanya untuk minum (menghilangkan rasa haus) semua anggota harus dilibatkan dan  masing-masing dengan fungsi yang berbeda-beda.

Jadi ada 5 hal yang ditekankan dalam bagian ini. Kesadaran akan kelima bagian ini akan membentuk satu tubuh  yang solid, kokoh dan tidak mudah terpecah-belah. Setiap anggota tubuh yang tidak memahami, menghayati dan melaksanakan konsep ini akan mudah goyah dan mudah dihancurkan.

Kita bisa memperhatikan pohon cemara di perbukitan. Kalau pohon itu hidup sendiri maka ketika ada angin yang tidak begitu kuatpun menerpanya dia bisa tumbang. Namun jika pohon cemara itu banyak maka angin yang kencangpun tidak akan sanggup merobohkannya. Mengapa? Karena akar-akarnya di dalam tanah saling jalin menjalin satu dengan yang lain dan saling mengikat sehingga  mereka akan tetap berdiri kokoh jika angin keras datang menerpa. Mungkin kita juga masih ingat dengan persatuan yang diumpamakan dengan seikat sapu lidi. Jika lidi hanya satu maka sangat mudah untuk mematahkannya, tetapi jika dia bersatu dengan yang lain menjadi satu ikatan, maka akan sulit dipatahkan. Demikian juga dengan ungkapan “bersatu kita teguh bercerai kita runtuh” memberi makna yang mendalam mengenai pentingnya persatuan untuk menangkal perpecahan dan menghambat kemunduran.

Dalam satu tubuh (gereja/persekutuan) ada beberapa hal  yang bisa menghambat kesatuan tubuh itu terjalin:
     1.      Materi
-          Jadi prioritas sehingga pelayanan terhambat bahkan dilupakan.
-          Materi ini sering menjerumuskan bahkan menghancurkan jika tidak dikendalikan.
-          Sering menjadi pemicu keributan dan perpecahan
     2.      Individualisme : Menyangkut kepentingan diri sendiri
-          Mengutamakan diri sendiri
-          Tidak memandang orang lain sebagai bagian dari dirinya
-          Merasa sanggup hidup sendiri, dan tidak perlu orang lain

     3.      Sifat enteng dan gampang
-          Sepele dengan tugas-tugas dan fungsinya
-          Melakukan pekerjaan atau tugas tanpa memperhitungkan dan mempertimbangkan dengan baik terlebih dahulu
-          Terburu-buru mengambil keputusan
-          Sok jago, pamer, cari-cari perhatian, ingin disanjung sanjung.
-           
Di dalam melaksanakan fungsinya masing-masing ada tiga prinsip yang perlu dipegang masing-masing anggota:
     1.      Setia dalam perkara kecil maupun besar yang  dipertanggungjawabkan kepadanya.
Sepertinya sudah hal biasa bahwa banyak orang maunya langsung melakukan yang besar-besar atau perkara besar, yang tinggi-tinggi, yang hebat-hebat dengan motivasi yang tidak jelas. Bisa saja supaya dianggap orang dia hebat, berkualitas dan lain sebagainya. Sehingga dia merasa sepele bahkan mengabaikan hal-hal kecil yang dipercayakan kepadanya. Yesus berkata dalam Lukas 16:10 "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar”. Roma 12:16 dikatakan “… janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana…”
Dalam Matius 25:14-30, Perihal kerajaan sorga masa penghakiman, Yesus membuat perumpamaan tentang talenta, disana dikatakan bahwa setiap orang diberi talenta sesuai kemampuan masing-masing, ada yang satu, dua dan lima. Apakah yang satu, dua atau lima semuanya dituntut pertanggungjawaban yang sama. Yang kepadanya diberi 5 talenta seharusnya menghasilkan 5 talenta, yang 2 menghasilkan 2 dan yang 1 seharusnya menghasilkan 1 talenta juga.

     2.      Lebih suka memperhatikan daripada diperhatikan.
Ketika ini terjadi maka akan tercipta saling memperhatikan. Sikap menunggu orang lain memperhatikan dia dulu baru dia berbuat demikian adalah sikap yang tidak sesuai dengan ajaran Alkitab. Dalam I Korintus 12:24-25 bahwa saling memperhatikan adalah penangkal perpecahan. Untuk bisa saling memperhatikan maka harus saling menghormati. Banyak anggota tubuh (dalam gereja) tidak menyadari pentingnya akan hal ini. Semua cenderung menunggu, sehingga tidak mendapat apa-apa. Jangankan kemajuan, malah perpecahan terjadi. Jika ada seseorang yang sepertinya memiliki pendapat atau pemikiran yang berbeda dari yang lain, malah dia dikucilkan, ada yang jatuh dalam dosa dan pelanggaran malah ditinggalkan, ada yang terluka hatinya tidak diobati, sehingga lama-kelamaan mereka akan terpecah dan terpisah dari kumpulan itu. Tidak ada yang diuntungkan, malah kerugian di kedua belah pihak. Sebab dikatakan tadi setiap anggota itu dikaruniakan keahlian, sifat, kemampuan yang berbeda-beda fungsinya satu dengan yang lain. Jika seorang saja hilang maka satu fungsi dari tubuh akan berkurang.

      3.      Tidak selalu berorientasi kepada hasil yang akan dicapai, tetapi mengutamakan (orientasi) bekerja (melakukan tugas dan fungsinya) dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan itu.
Tujuan bersama itu sering tidak tercapai ketika masing-masing anggota atau sebagian anggota hanya berpatokan kepada hasil yang akan dicapai, bukan kepada proses bagaimana mencapainya. Mereka hanya fokus kepada indah dan senangnya mendapat piala atau mahkota, namun tidak memikirkan bagaimana mengerjakan supaya mendapatkan piala itu. Akibatnya bukan keberhasilan yang akan dicapai malah kegagalan bahkan berhenti ditengah jalan.
Keberanekaragaman memang memiliki potensi untuk mudah dipecah-belah. Sehingga kestabilan hubungan satu dengan yang lain perlu dijaga. Karena itu ada 4 hal yang harus kita cermati menyangkut perbedaan ini:
      1.      Perbedaan karakter atau sifat
Dalam jemaat kita akan menjumpai berbagai sifat dan karakter orang-orang. Ada yang baik hati, rendah hati, pemalu, penyabar, temperamen, emosional, lembut dan lain sebagainya, atau secara umum dikelompokkan dalam kategori sanguin, melankolik, flegmatik, kolerik.
      2.      Perbedaan tingkat sosial.
Ada yang tingkat sosialnya tinggi, menengah, dan rendah.
      3.      Perbedaan tingkat umur
Ada yang anak-anak, remaja, pemuda-pemudi, dewasa, tua/lansia
      4.      Perbedaan tingkat intelektual
Ada yang lulusan SD, SMP, SMU,Diploma, Sarjana, Pascasarjana, doktor/professor.

Semua perbedaan ini ada dalam setiap gereja. Keempat perbedaan utama ini juga menghasilkan keinginan, gaya hidup, penampilan, pola pikir dan cara pandang yang berbeda. Sehingga semua memiliki potensi yang sama untuk dimajukan atau bahkan dihancurkan lewat perbedaan itu. Tergantung bagaimana setiap anggota menyikapinya.

Bagi sesama orang percaya Keempat perbedaan ini lebih menonjol dibandingkan sekedar perbedaan suku, ras, bahasa, dan bangsa. Untuk itu perlu adanya saling penerimaan antara perbedaan yang satu dengan yang lain. Keempat hal ini sering menjadi suatu pemicu bagi gereja (tubuh) untuk terpecah jika tidak mengantisipasinya dengan baik dan memahami konsep satu tubuh itu. Saling menerima keempat perbedaan ini akan sangat membantu dalam menjalin dan mempertahankan hubungan satu tubuh itu. Sehingga perbedaan tidak lagi menjadi kelemahan, namun perbedaan akan menjadi kekuatan tubuh itu.

Saudara/i yang terkasih, inti dari tulisan ini adalah bagaimana supaya semua anggota itu bisa melayani dengan menyadari fungsi masing-masing dan mengerjakannya, mengetahui fungsi anggota-anggota yang lain dan menghormatinya, sehingga tujuan bersama dari tubuh itu akan tercapai dengan baik. Musuh dari kebersamaan dan kesatuan itu adalah perpecahan. Saling memperhatikan,  saling menghormati (I Korintus 12:24-25) serta saling membantu (Efesus 4:2) satu dengan yang lain adalah senjata yang ampuh untuk melawan perpecahan itu. Selamat melayani bagi kita semua sesuai dengan karunia masing-masing.

SHALOM
Selamat Melayani
(Ev. Harles Lumbantobing)

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  
Daftar... ARSIP...