SATU TUBUH
Untuk Pelayanan Gereja Yang
Berhasil
1 Korintus 1:12-27,
Efesus 4:1-6
Untuk mencapai pelayanan gereja yang berhasil, ada satu hal yang sangat penting dijaga dan dipelihara supaya ada
keteraturan, ketertiban, tepat sasaran, dalam melaksanakan pelayanan tersebut.
Tidak terjadi tumpang tindih, bahkan kekacauan dalam melaksanakan fungsi
pelayanan masing-masing. Hal penting tersebut adalah konsep SATU TUBUH yang
mungkin banyak orang ketahui tetapi tidak dimengerti dan tidak dilaksanakan, atau
bahkan dimengerti tetapi tidak dilaksanakan.
Satu tubuh bisa bermakna
berbagai-bagai (banyak) anggota yang berbeda-beda yang terikat (dan saling
terhubung) dalam satu tubuh. Satu tubuh juga bisa mengandung makna melebur bersama-sama dalam suatu wujud/wadah yang menjadikan
banyak menjadi satu. Ke dalam tubuh inilah semua anggota-anggota yang
berbeda-beda itu tertancap/terhubung. Setiap anggota yang tidak
tertancap/terhubung dengan tubuh ini akan dikatakan bukan bagian dari tubuh
ini, sehingga dia tidak akan mendapat bagian apa-apa dari apa yang dimiliki,
dialirkan atau disalurkan oleh tubuh itu.
Banyak orang anti dengan perbedaan,
anti dengan keberanekaragaman. Ada yang cenderung memisahkan diri dari kumpulan besar dengan
mencari orang-orang yang sama, sejenis, satu ras, semarga, atau sealiran dan
membentuk kumpulan tersendiri. Mereka merasa berbeda dengan yang lain, sehingga
perbedaan itu harus ditunjukkan lewat pemisahan dari kumpulan besar itu. Mereka
cenderung eksklusif dan mementingkan diri sendiri. Walaupun memang ada juga
yang beralasan membuat pemisahan (pengecilan kumpulan) itu dengan tujuan
efektivitas ataupun alasan lainnya. Seperti pemekaran gereja yang
mungkin karena jemaatnya terlalu besar, ataupun karena jemaat yang
terkonsentrasi di daerah tertentu yang jaraknya jauh dari gereja induk dan
jumlahnya sudah cukup untuk membuat gereja baru (pagaran). Namun pemekaran ini
tentunya terjadi karena alasan yang baik bukan karena perpecahan/pertengkaran
yang terjadi di tubuh gereja tersebut.
Perbedaan itu adalah kekayaan
yang harus disyukuri. Perbedaan ada karena ada tujuan yang akan dicapai
bersama-sama. Sejak penciptaan Allah sudah menunjukkan perbedaan kepada kita
lewat alam ciptaannya yang berbeda-beda. Semua berbeda tugas dan fungsinya.
Demikian juga binatang dan tumbuh-tumbuhan diciptakan berbeda-beda. Bahkan
manusia tidak Tuhan ciptakan sama. Tetapi ada Adam (laki-laki) dan ada Hawa
(perempuan). Perbedaan ini Tuhan buat untuk mencapai Tujuan yang sudah Allah
tetapkan dalam Alkitab yaitu beranak cucu dan bertambah banyak, menaklukkan dan
menguasai (mengelola)nya (Kejadian
1:28). Bahkan kemampuan manusia yang Tuhan tetapkan untuk bisa beranak cucu dan
bertambah banyak (berketurunan) sangat berpotensi untuk melahirkan berbagai
perbedaan dari anak-anak cucu selanjutnya. Baik itu karakter, warna kulit,
suku dan bahasa yang berbeda.
Jadi perbedaan itu adalah sesuatu
yang indah yang Tuhan telah tetapkan. Sama seperti warna-warna yang
berbeda-beda membuat lukisan menjadi indah dilihat dibandingkan dengan hanya
satu warna yang monoton saja. Bahkan kepada setiap orang Tuhan berikan
karunia-karunia yang berbeda-beda untuk kesatuan dan pembangunan jemaat ( 1 Korintus 12:7-10; Efesus 4: 7). Orang yang menghargai perbedaan adalah orang yang
mengenal dan mengasihi dan menghormati Tuhan.
Karena demikian baiknya perbedaan
ini Tuhan ciptakan untuk tujuan mulia, maka dengan demikian perbedaan ini
juga menjadi sangat penting dimanfaatkan oleh Iblis untuk menghancurkan gereja
(tubuh) Kristus. Iblis sangat konsentrasi menghancurkan gereja Tuhan (Tubuh
Kristus) ini dengan berbagai cara dan metoda lewat perbedaan ini. Inilah yang
harus kita waspadai. Iblis sangat tertarik dan konsentrasi menghancurkan
bangunan Kristus yang dibangun dengan keanekaragaman ini.
Pemahaman dan pengertian akan
konsep satu tubuh menjadi sangat penting untuk menangkal dan menangkis setiap
serangan si Iblis yang hendak menghancurkan dan menceraiberaikan tubuh Kristus
tersebut. Konsep satu tubuh inilah yang akan bisa tetap mempersatukan setiap
anggota supaya tetap sehati sepikir dalam menjalankan Visi dan Misi Allah bagi
dunia ini. Setiap orang dalam suatu wadah (gereja, yayasan, persekutuan, organisasi
dan lain sebagainya) memiliki keunikan masing-masing. Mereka memiliki kelebihan
dan kelemahan yang berbeda-beda antara
yang satu dengan yang lain.
Rasul Paulus banyak menyinggung
dan mengajarkan konsep satu tubuh ini kepada setiap jemaat yang dilayaninya.
Paulus mengatakan bahwa setiap orang yang telah percaya kepada Yesus Kristus
sebagai Tuhannya maka dia dengan yang lain yang
beriman yang sama menjadi satu di dalam Kristus.
Dalam Efesus 4:1-6 ditemukan
alasan yang jelas yang diungkapkan Rasul Paulus mengapa setiap orang percaya
itu menjadi satu yakni karena setiap anggota itu Satu Roh, Satu tubuh, Satu
Tuhan, Satu Pengharapan, Satu iman, Satu Baptisan dan Satu Allah Bapa dari
semua. Sehingga di ayat 2 dia menasihati jemaat dengan berkata “Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah
lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.” . Ini
karena mereka telah menjadi satu di dalam Yesus. Dan kepada masing-masing
anggota ini diberi karunia-karunia yang
berbeda-beda (ayat 7) untuk bisa melaksanakan nasihat di ayat 2 ini.
Dalam 1 Korintus 12: 12-27 banyak
diajarkan Rasul Paulus mengenai kesatuan tubuh. Baik itu tugas dan fungsinya,
pemeliharaan dan pengelolaannya.
1.
Dalam Ayat
12 dikatakan “Karena sama seperti tubuh itu
satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak,
merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus” ini artinya bahwa anggota-anggota (kita) adalah satu tubuh.
Dalam ayat ini terkandung beberapa makna
yaitu:
-
Setiap anggota ini adalah berbeda-beda bagian
namun memiliki satu tubuh. Misalnya dalam tubuh kita ada kaki, tangan, mata,
telinga, hidung, dan lain sebagainya. Semuanya tidak sama namun berbeda beda.
-
Karena sekalipun
banyak tetapi merupakan satu tubuh maka disana ada peleburan/penyatuan satu dengan yang lain yang terhubung (tidak
terpisah) dengan tubuh itu.
-
Ada keterikatan satu dengan yang lain. Bahkan
tidak sekedar keterikatan , tetapi kesaling-bergantungan antara yang satu dengan
yang lain. Artinya satu dengan yang lain saling berhubungan sehingga memiliki
potensi dan kemungkinan saling merasakan dan mengalami apa yang sedang dialami
anggota yang lain.
2.
Ayat 13 dikatakan “Sebab
dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak,
maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi
minum dari satu Roh”. Dari ayat ini kita bisa menemukan beberapa alasan mengapa
dikatakan satu tubuh:
-
Dibaptis menjadi satu tubuh dalam satu Roh, yang
menunjukkan bahwa semua anggota meskipun berbeda-beda tetapi mendapatkan
penyelamatan, pengampunan, penyembuhan, pembersihan dan penyucian oleh Roh yang sama yaitu Roh Kudus.
-
Diberi minum dari satu Roh. Artinya bahwa setiap
anggota dalam satu tubuh itu memiliki satu sumber minuman rohani yaitu Roh
Kudus. Yesus pernah berkata dalam Yohanes 7: 37-39: “Barangsiapa
haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!” dan yang percaya kepadaNya
(Yesus) akan mengalir aliran-aliran air hidup. Dalam ayat 39 Yesus
tegaskan bahwa maksudnya air hidup itu adalah Roh Kudus yang hanya akan
diterima mereka ketika Yesus sudah naik ke sorga. Demikian juga dalam Yohanes 4:13-14 kepada perempuan Samaria itu Yesus berkata akan hal yang sama mengenai
air hidup itu bahwa “barangsiapa minum air
yang akan Kuberikan kepadanya , ia
tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan
kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar
sampai kepada hidup yang kekal. “Air yang akan kuberikan” yang dimaksud
Yesus adalah Roh Kudus sebagai mana dalam Yohanes 7:37-39 diatas.
-
Bertumbuh dari Roh yang sama. Kalau semua
anggota memperoleh asupan rohani (baik makanan maupun minuman Rohani) yang sama
dari sumber yang sama maka tentunya semua hidup dan bertumbuh dengan baik
(normal). Mereka akan mengalami pertumbuhannya masing masing sesuai dengan
tugas dan fungsi masing-masing yang telah ditentukan sebagai karunia bagi
masing-masing. Sebagai mana anggota tubuh manusia yang di umpamakan Rasul
Paulus, bahwa semua anggota tubuh kita ini akan bertumbuh sesuai dengan fungsi
masing-masing. Misalnya tangan akan bertumbuh persis seperti tangan kita ini
sampai ukuran yang pas dengan usia manusia. Tangan yang berkembang mulai dari
bayi sampai dewasa tidak akan mungkin ditengah jalan tiba-tiba bertumbuh
berubah menjadi kaki atau anggota tubuh yang lain.
Karena itu semua
anggota tidak boleh merasa perbedaan bentuk, fungsi dan kemampuan yang dimiliki
menjadi suatu alasan bahwa ia bukan anggota atau bagian dari tubuh itu sehingga masing- masing anggota itu terpecah.
3.
Ayat 14-17 : Komponen-komponen tubuh
Tubuh tidak terdiri atas satu anggota. Tetapi satu
tubuh terdiri atas:
-
Kepala (Kristus)
-
Tubuh (Umat yang percaya/Jemaat)
-
Anggota (kita masing-masing)
Di dalam prakteknya berhubungan dengan kesatuan tubuh,
Ada orang yang merasa bahwa dia tidak termasuk tubuh dalam suatu kumpulan umat.
Mungkin karena dia minder, karena merasa miskin, merasa lebih kecil dari yang
lain, merasa tidak berarti dari yang lain Seperti dalam ayat 15-16
4.
Ayat 18-20: Tugas-tugas anggota
-
Sesuai dengan maksud dan rancangan Allah, dalam
kesatuan tubuh setiap anggota hanya memiliki satu fungsi dan tugas khusus di
dalam tubuh. Bukan merangkap fungsi. Dalam Roma 12:4-5 lebih spesifik dikatakan
tidak semua anggota itu memiliki tugas yang sama. Misalnya kaki memiliki fungsi
khusus untuk berjalan.
-
Dalam realita ada banyak orang yang ingin melakukan fungsi orang lain walau tidak
sesuai dengan dirinya, sehingga dia menjadi over
job dan akhirnya tidak maksimal. Maunya dia ingin melakukan segalanya.
Bukan kebaikan yang diperoleh malah keadaan semakin tidak baik, bukan pujian
yang dia terima malah sindiran.
-
Ada juga yang sama sekali tidak sadar dan tau
apa tugas dan fungsinya yang sebenarnya sehingga
aktifitas pelayanan (tubuh) menjadi terhambat.
Namun semua
adalah satu tim dalam kesatuan.
5.
Ayat 21-27 : Hubungan anggota yang satu dengan
anggota yang lain.
-
Semua saling membutuhkan dan saling melengkapi
-
Fungsi yang satu tidak akan berjalan tanpa
fungsi yang lain.
-
Sesama anggota harus saling merendahkan hati dan
tidak saling membanggakan diri, bahkan berlomba saling memberi apresiasi dan
penghargaan kepada yang lain. Yang merasa dirinya pintar harus menghormati yang
dia anggap bodoh dan sebaliknya, yang merasa kaya harus menghormati orang yang
dia anggap miskin dan sebaliknya. Sebab tidak akan ada orang pintar jika tidak
ada orang bodoh, tidak akan ada orang kaya jika tidak ada orang miskin.
-
Saling memperhatikan terkhusus kepada
anggota-anggota yang lemah
-
Tidak saling menjatuhkan satu dengan yang lain
supaya tidak terjadi perpecahan artinya harus saling mendukung.
-
Turut merasakan penderitaan anggota yang lain,
bersama-sama menanggung beban dan turut bersukacita atas prestasi anggota yang
lain.
Misalnya jika
sehelai rambut saja dicabut dari kepala maka seluruh tubuh akan merasakannya.
Mari kita ambil
sebuah contoh: Jika tubuh kita merasa kehausan, maka otak akan membuat perintah
atau instruksi kepada setiap anggota-anggota tubuh. Kaki akan mulai melangkah ke
arah cangkir yang diarahkan oleh mata, tangan
akan mengambil cangkir dan jari-jari akan menggenggam cangkir, kemudian
kaki berjalan menuju tempat minum dengan
pertolongan mata. Dan
jika diperlukan telinga akan
digunakan untuk mendengar ketika kita bertanya kepada orang lain tentang posisi
air minum itu. Tangan akan mengangkat ceret, memasukkan air minum ke
cangkir, lalu mengangkat cangkir itu menuju mulut, kemudian mulut akan menelan air melalui kerongkongan dan terus sampai ke perut untuk dicerna oleh lambung
dan usus, sehingga rasa haus
hilang. (setiap kata yang ditebalkan adalah contoh setiap anggota tubuh)
Dari contoh ini
kita melihat bahwa hanya untuk minum (menghilangkan rasa haus) semua anggota
harus dilibatkan dan masing-masing
dengan fungsi yang berbeda-beda.
Jadi ada 5 hal yang ditekankan
dalam bagian ini. Kesadaran akan kelima bagian ini akan membentuk satu
tubuh yang solid, kokoh dan tidak mudah
terpecah-belah. Setiap anggota tubuh yang tidak memahami, menghayati dan
melaksanakan konsep ini akan mudah goyah dan mudah dihancurkan.
Kita bisa memperhatikan pohon
cemara di perbukitan. Kalau pohon itu hidup sendiri maka ketika ada angin yang
tidak begitu kuatpun menerpanya dia bisa tumbang. Namun jika pohon cemara itu
banyak maka angin yang kencangpun tidak akan sanggup merobohkannya. Mengapa?
Karena akar-akarnya di dalam tanah saling jalin menjalin satu dengan yang lain
dan saling mengikat sehingga mereka akan
tetap berdiri kokoh jika angin keras datang menerpa. Mungkin kita juga masih
ingat dengan persatuan yang diumpamakan dengan seikat sapu lidi. Jika lidi
hanya satu maka sangat mudah untuk mematahkannya, tetapi jika dia bersatu
dengan yang lain menjadi satu ikatan, maka akan sulit dipatahkan. Demikian juga
dengan ungkapan “bersatu kita teguh bercerai kita runtuh” memberi makna yang
mendalam mengenai pentingnya persatuan untuk menangkal perpecahan dan
menghambat kemunduran.
Dalam satu tubuh
(gereja/persekutuan) ada beberapa hal
yang bisa menghambat kesatuan tubuh itu terjalin:
1.
Materi
-
Jadi prioritas sehingga pelayanan terhambat
bahkan dilupakan.
-
Materi ini sering menjerumuskan bahkan
menghancurkan jika tidak dikendalikan.
-
Sering menjadi pemicu keributan dan perpecahan
2.
Individualisme : Menyangkut kepentingan diri
sendiri
-
Mengutamakan diri sendiri
-
Tidak memandang orang lain sebagai bagian dari dirinya
-
Merasa sanggup hidup sendiri, dan tidak perlu
orang lain
3.
Sifat enteng dan gampang
-
Sepele dengan tugas-tugas dan fungsinya
-
Melakukan pekerjaan atau tugas tanpa memperhitungkan
dan mempertimbangkan dengan baik terlebih dahulu
-
Terburu-buru mengambil keputusan
-
Sok jago, pamer, cari-cari perhatian, ingin
disanjung sanjung.
-
Di dalam melaksanakan fungsinya
masing-masing ada tiga prinsip yang perlu dipegang masing-masing anggota:
1.
Setia
dalam perkara kecil maupun besar yang
dipertanggungjawabkan kepadanya.
Sepertinya sudah
hal biasa bahwa banyak orang maunya langsung melakukan yang besar-besar atau
perkara besar, yang tinggi-tinggi, yang hebat-hebat dengan motivasi yang tidak
jelas. Bisa saja supaya dianggap orang dia hebat, berkualitas dan lain
sebagainya. Sehingga dia merasa sepele bahkan mengabaikan hal-hal kecil yang
dipercayakan kepadanya. Yesus berkata dalam Lukas 16:10 "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga
dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara
kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar”. Roma 12:16
dikatakan “…
janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah
dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana…”
Dalam Matius
25:14-30, Perihal kerajaan sorga masa penghakiman, Yesus membuat perumpamaan
tentang talenta, disana dikatakan bahwa setiap orang diberi talenta sesuai
kemampuan masing-masing, ada yang satu, dua dan lima. Apakah yang satu, dua
atau lima semuanya dituntut pertanggungjawaban yang sama. Yang kepadanya diberi
5 talenta seharusnya menghasilkan 5 talenta, yang 2 menghasilkan 2 dan yang 1
seharusnya menghasilkan 1 talenta juga.
2.
Lebih suka
memperhatikan daripada diperhatikan.
Ketika ini
terjadi maka akan tercipta saling memperhatikan. Sikap menunggu orang lain
memperhatikan dia dulu baru dia berbuat demikian adalah sikap yang tidak sesuai
dengan ajaran Alkitab. Dalam I Korintus 12:24-25 bahwa saling memperhatikan
adalah penangkal perpecahan. Untuk bisa saling memperhatikan maka harus saling
menghormati. Banyak anggota tubuh (dalam gereja) tidak menyadari pentingnya
akan hal ini. Semua cenderung menunggu, sehingga tidak mendapat apa-apa.
Jangankan kemajuan, malah perpecahan terjadi. Jika ada seseorang yang sepertinya
memiliki pendapat atau pemikiran yang berbeda dari yang lain, malah dia
dikucilkan, ada yang jatuh dalam dosa dan pelanggaran malah ditinggalkan, ada
yang terluka hatinya tidak diobati, sehingga lama-kelamaan mereka akan terpecah
dan terpisah dari kumpulan itu. Tidak ada yang diuntungkan, malah kerugian di
kedua belah pihak. Sebab dikatakan tadi setiap anggota itu dikaruniakan
keahlian, sifat, kemampuan yang berbeda-beda fungsinya satu dengan yang lain.
Jika seorang saja hilang maka satu fungsi dari tubuh akan berkurang.
3.
Tidak
selalu berorientasi kepada hasil yang akan dicapai, tetapi mengutamakan
(orientasi) bekerja (melakukan tugas dan fungsinya) dengan sebaik-baiknya untuk
mencapai tujuan itu.
Tujuan bersama itu
sering tidak tercapai ketika masing-masing anggota atau sebagian anggota hanya
berpatokan kepada hasil yang akan dicapai, bukan kepada proses bagaimana
mencapainya. Mereka hanya fokus kepada indah dan senangnya mendapat piala atau
mahkota, namun tidak memikirkan bagaimana mengerjakan supaya mendapatkan piala
itu. Akibatnya bukan keberhasilan yang akan dicapai malah kegagalan bahkan
berhenti ditengah jalan.
Keberanekaragaman memang memiliki
potensi untuk mudah dipecah-belah. Sehingga kestabilan hubungan satu dengan
yang lain perlu dijaga. Karena itu ada 4 hal yang harus kita cermati menyangkut
perbedaan ini:
1.
Perbedaan karakter atau sifat
Dalam jemaat
kita akan menjumpai berbagai sifat dan karakter orang-orang. Ada yang baik
hati, rendah hati, pemalu, penyabar, temperamen, emosional, lembut dan lain
sebagainya, atau secara umum dikelompokkan dalam kategori sanguin, melankolik,
flegmatik, kolerik.
2.
Perbedaan tingkat sosial.
Ada yang tingkat
sosialnya tinggi, menengah, dan rendah.
3.
Perbedaan tingkat umur
Ada yang
anak-anak, remaja, pemuda-pemudi, dewasa, tua/lansia
4.
Perbedaan tingkat intelektual
Ada yang lulusan
SD, SMP, SMU,Diploma, Sarjana, Pascasarjana, doktor/professor.
Semua perbedaan ini ada dalam
setiap gereja. Keempat perbedaan utama ini juga menghasilkan keinginan, gaya
hidup, penampilan, pola pikir dan cara pandang yang berbeda. Sehingga semua
memiliki potensi yang sama untuk dimajukan atau bahkan dihancurkan lewat
perbedaan itu. Tergantung bagaimana setiap anggota menyikapinya.
Bagi sesama orang percaya Keempat
perbedaan ini lebih menonjol dibandingkan sekedar perbedaan suku, ras, bahasa,
dan bangsa. Untuk itu perlu adanya saling penerimaan antara perbedaan yang satu
dengan yang lain. Keempat hal ini sering menjadi suatu pemicu bagi gereja
(tubuh) untuk terpecah jika tidak mengantisipasinya dengan baik dan memahami
konsep satu tubuh itu. Saling menerima keempat perbedaan ini akan sangat
membantu dalam menjalin dan mempertahankan hubungan satu tubuh itu. Sehingga
perbedaan tidak lagi menjadi kelemahan, namun perbedaan akan menjadi kekuatan
tubuh itu.
Saudara/i yang terkasih, inti
dari tulisan ini adalah bagaimana supaya semua anggota itu bisa melayani dengan
menyadari fungsi masing-masing dan mengerjakannya, mengetahui fungsi
anggota-anggota yang lain dan menghormatinya, sehingga tujuan bersama dari
tubuh itu akan tercapai dengan baik. Musuh dari kebersamaan dan kesatuan itu
adalah perpecahan. Saling memperhatikan, saling menghormati (I Korintus 12:24-25) serta
saling membantu (Efesus 4:2) satu dengan yang lain adalah senjata yang ampuh
untuk melawan perpecahan itu. Selamat melayani bagi kita semua sesuai dengan
karunia masing-masing.
SHALOM
Selamat Melayani
(Ev. Harles Lumbantobing)