Selasa, 31 Desember 2019

ALLAH DI PIHAK KITA


Renungan akhir tahun ini spesial buat adik-adik Rohaniku yang saya sebutkan di bawah ini:

Ardian, hotdiaman, Mauliate, Juanda, Nasib, Frengky, hendra, evelisma, Dorta, Andy Tua, Riduan, Erselina, Asni, Pirelnisince, Rasma, Rosida, Lamsehat, Darmawaty, Berliana, Rosma, Niara, Seniwaty, Ruskan, wilga, Efendy, Purnama, Verawaty, Nelva, Benni, Juniater, Herlina, TriSanty, Elbon, Wasty, Dynar, Kasimo, Diana, Lasria, Aron, Raymond, Melda, Sandro, Lusiana, Rohdoulina, Lesmiria, Lestari, Sondang, Purniwaty, Saide, Mei, Betsy, Irza, Ria dan juga buat yang namanya saya sudah tidak ingat lagi.
Juga tidak lupa kepada  Adik-adik  yang saya training masing-masing Selama setahun sebagai Calon Pemimpin Kelompok Kecil di P3KS selama 3 periode, dan juga di PD Maranatha selama 2 Periode.
Dan secara umum buat semua saudara/i sekalian.
===========================================

Malam Akhir Tahun
“Allah Di Pihak Kita”
Roma 8:31-39

8:31 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
8:33 Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?
8:34 Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
8:36 Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."
8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
8:38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,
8:39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.


Shalom, saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Salam sejahtera bagi kita sekalian.

Jika suatu ketika kita berjalan atau memasuki suatu wilayah, Lalu seorang yang paling  berkuasa, ditakuti dan dihormati  di daerah itu berkenan berjalan bersama dengan kita. Lalu kita berkeliling-keliling bersama dengan dia di wilayah itu, dan tinggal beberapa lama di sana. Tentunya kita akan merasa aman, damai dan tidak kekuarangan suatu apapun selama tinggal di wilayah itu karena orang tersebut. Ketakutan dan kecemasan tidak akan mengganggu kita sebab yang paling berpengaruh dan berkuasa ada bersama-sama dengan kita. Orang tidak akan berani macam-macam sebab mereka takut kepada penguasa itu. Seandainyapun mereka ada yang berani berbuat macam-macam kepada kita maka  teman kita si penguasa  yang ditakuti itu akan segera datang untuk membela dan menyelamatkan kita bahkan memberikan hukuman kepada orang yang berbuat jahat tersebut. Hal tersebut membuat kita tentram selama tinggal dan hidup di wilayah itu.

Saudaraku, ada dua hal yang tidak bisa kita hindarkan tentang tahun yang baru 2020 yang sebentar lagi kita hadapi yaitu: 
  1. Kita akan memasuki tahun yang kita sama sekali tidak tahu ada apa disana dan bagaimana di sana.  
  2. Kita semua punya impian, cita-cita dan rencana di tahun yang baru tersebut.
Yang pertama bahwa kita memasuki tahun yang sama sekali kita tidak tahu ada apa di sana dan bagaimana keadaan disana. Kecuali Tuhan berkehendak lain untuk orang-orang tertentu pas di penghujung tahun ini orang tersebut meninggal dan menyelesaikan perjalanan hidupnya di bumi ini sehingga dia tidak sempat memasukinya. Tetapi yang lainnya akan masuk dan menjalani tahun yang baru ini.

Memang ketidaktahuan itu adalah suatu yang membuat kita berdebar-debar, bertanya-tanya, bahkan ada yang sampai ketakutan  apabila seseorang  memasuki suatu daerah yang dia tidak kenal, tidak kita tahu keadaannya, tradisinya, sifat dan karakter manusianya, dan lain sebagainya. Demikian juga apabila kita memasuki atau mengikuti suatu moment atau kegiatan yang sama sekali kita tidak tahu kegiatan apa itu, bagaimana aturannya, apa peran kita nantinya, bisa nggak kita menyelesaikannya, dan sebagainya. Itu semua membuat kita gamang menghadapinya. Namun kita pasti akan masuk ke daerah itu  atau kita wajib ikut dalam kegiatan yang belum kita ketahui itu.

Saudaraku, bagi kita orang yang percaya kepada Tuhan, bahkan kita disebut anak-anak Allah yang maha kuasa, permasalahannya adalah apakah kita akan masuk kesana atau ikut ke dalam  dalam keadaan takut atau dengan percaya diri dan penuh keberanian. Firman Tuhan dalam Roma 8:31 ini secara spontan, tegas dan meyakinkan memberikan jawaban kepada setiap orang yang percaya bahwa “Jika Allah di pihak kita siapakah yang melawan kita?”. Dengan segera ayat ini akan menjawab segala pertanyaan dan keraguan bagi kita untuk memasuki suatu tahun yang tidak kita tahu keadaannya, suatu daerah yang tidak kita kenal penduduknya, suatu pergumulan yang tidak kita tahu nanti seperti apa beratnya, suatu godaan dan peperangan rohani dari si iblis yang kita juga tidak tahu bagaimana strateginya. Ada KEYAKINAN. Dan keyakinan itu akan membuat kita mengangkat muka kita  berjalan memasuki daerah atau waktu (tahun yang baru) tersebut dengan optimis dan penuh keberanian.

Saudaraku, bagaimana kita yakin bahwa Allah akan berada di pihak kita? Apa yang menjadi pegangan kita bahwa Allah akan dipihak kita dalam menjalani tahun yang baru ini?
Firman Tuhan adalah kebenaran, Allah tidak pernah berdusta sebab Dia kudus, bahwa jika kita yang percaya kepadaNya adalah anak-anakNya maka Allah pasti akan melakukan firmanNya. Itu sebabnya Allah menegaskan kembali di ayat 32  bahwa AnakNya (Yesus Kristus) sendiri saja, yang satu-satunya diberikan kepada kita apalagilah hanya penyertaan, pertolongan, perlindungan, jalan keluar dan lain sebagainya pastilah Tuhan akan berikan. Keyakinan inilah yang perlu kita pegang teguh, dan ayat ini mau berkata kepada kita “tenanglah…. apalagi rupanya yang tidak bisa kuberikan kepadamu?”. Dari pernyataan ini kita barangkali sontak berkata “oh masih banyak Tuhan, hutangku belum lunas, pembangunan rumahku belum juga rampung masih butuh banyak dana, saya belum ketemu jodoh (yg belum menikah), sampai sekarang kami belum punya anak (yang belum punya anak), tahun depan kami tidak tahu makan apa, dan lain sebagainya. Tetapi hal ini mau kita fahami demikian bahwa jika yang terbesar dalam kerajaan sorga saja sudah diberi apalagi hal-hal duniawi dan yang kecil-kecil dibandingkan Yesus, masakan Tuhan tidak bisa memenuhinya. Jika seseorang rela memberikan hartanya yang paling berharga misalnya rumah mewahnya berharga milyaran kepada sahabatnya, bagaimana mungkin dia tidak rela memberikan kalau hanya diminta sebuah celana yang harganya sekitar rp. 150.000,- oleh sahabatnya itu?. Kita harus ingat perkataan Yesus dalam Matius 6:33 itu. Saya kira di dalam pembahasan mengenai  topik “Doa” kita semua bisa memahami hal ini.

Tuhanlah pemilik waktu, pemilik tahun-tahun dunia, pemilik masa depan.  Jika kita bersama dengan Tuhan bahkan dikatakan Tuhan berada dipihak kita, bagaimana mungkin kita takut lagi tentang masa depan? Tentang tahun-tahun yang akan kita hadapi? Sebelum kita sampai di tahun itu Tuhan sudah lebih dahulu ada di tahun itu, bahkan Dia pemilik dan perancang tahun itu. Bagaimana mungkin Dia merancangkan yang tidak baik atau kecelakaan kepada anak-anakNya? Bagaimana mungkin Dia membiarkan anak-anakNya menghadapi sendiri tantangan dan pergumulan hidup yang bisa membinasakan anak-anakNya itu?.

Hal yang kedua yang pasti kita akan bawa dan ikut bersama kita di tahun yang baru ini adalah bahwa kita semua punya impian, cita-cita dan rencana di tahun yang baru tersebut. Yah pasti kita semua sudah memikirkan dan merencanakannya. Walaupun kita semua pasti sepakat bahwa tidak ada seorangpun yang tau tentang masa depan selain Tuhan. Termasuk impian, rencana dan cita-cita kita itu. Sebab kita tidak mungkin bisa mendahului Tuhan, kecuali Tuhan berkenan menubuatkan secara khusus kepada kita. Di luar itu, semua hanya ramalan dan spekulasi semata yang tidak mengandung kebenaran.

Karena kita tidak tahu akan masa depan kita, apakah rencana dan cita-cita itu akan sesuai dengan impian kita, apakah kita bisa mencapai dan meraihnya atau tidak, maka kita perlu melakukan hal-hal berikut yaitu: 
  1. Merenung, memikirkan jalan-jalan Tuhan, karyaNya dan Mengingat perbuatan dan janji-Janji Allah.  
  2. Memegang teguh Janji Tuhan seperti dalam Yeremia 29:11 “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”.  Rancangan berarti belum terjadi tetapi Tuhan sudah merancang dan menentukannya untuk kita, yaitu rancangan damai sejahtera, kita hanya perlu beriman dan menyakininya.  
  3. Mengandalkan Tuhan dan menaruh harapan kepada Tuhan (Yeremia 17:7-8). Dengan demikian kita akan diberkati (Itu janji Tuhan). Dampaknya adalah bahwa orang yang demikian akan seperti pohon di tepi air. Meskipun pohon itu mengalami semua tantangan dan musim yang dialami pohon yang lain, tetapi Pohon itu akan tetap tumbuh dengan subur, dan berbuah terus menerus.  Demikian juga orang percaya, meskipun nantinya mengalami pergumulan atau penderitaan (musim kering), atau mengalami berkat-berkat melimpah (musim hujan) dia tetap akan bisa kuat dan mampu melewatinya, serta konsisten bertumbuh tanpa dipengaruhi musim itu. Kemudian dia akan terus-menerus membuahkan kesaksian hidup yang bisa dinikmati banyak orang, sebab dia mengandalkan Tuhan.
Rasul Paulus dalam kitab Roma 8: 33-39 ini kemudian melanjutkan suratnya kepada  jemaat di Roma dan kepada kita saat ini untuk meneguhkan Keyakinan iman ini.  Bahwa sesungguhnya ketika kita semua sudah dipilih, dibenarkan dan diselamatkanNya, maka tidak ada lagi yang bisa menggugatnya (sebab Allah sendiri adalah kebenaran), atau menuntutnya (sebab Yesus sendiri adalah pembela kita). Hal ini ditegaskan kembali oleh ayat 35, 38-39  bahwa segala potensi diluar kita (dalam hal ini Allah bersama dengan kita) yaitu Penindasan, kesesakan, penganiayaan, kelaparan,  ketelanjangan, bahaya, pedang, maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, TIDAK MUNGKIN  memisahkan kita dari kasih Allah dalam Kristus Yesus.

Wow… luar biasa sempurna sekali janji dan perlindungan yang Tuhan berikan kepada kita. Bukan kah itu semua persoalan yang dihadapi manusia? Penindasan, kesesakan, penganiaayaan dan lain sebagainya itu? Dan Firman Tuhan  berkata bahwa semua itu tidak akan memisahkan kita dariNya? “JIKA ALLAH DIPIHAK KITA” Siapa atau apakah lawan kita?
Karena itu  saudaraku semua, diperlukan iman yang diyakini dan pengharapan yang didasari oleh iman dalam menghadapi dua hal di depan yang kita belum tahu itu. sebab iman itu akan membawa kita kepada pengharapan akan sesuatu yang kita belum lihat, bahkan terus berharap  kepada Tuhan bahwa bersama Tuhan kita akan menang dan menggapai harapan itu.

Jika kita berpikir dan berkata dalam hati kita bahwa tidak ada spesialnya ditahun yang akan datang, akan sama saja seperti dulu dua tahun atau tiga tahun yang lalu, sehingga saudara tidak punya pengharapan dan berkata “ya sudah mengalir saja”, begini-begini sajanya hidup ini, maka Firman Tuhan tidak berkata demikian. Di depan selalu ada harapan dan selalu ada yang baru bersama dengan Kristus, serta tanggungjawab kita sebagi orang percaya akan semakin besar seiring pertambahan tahun.

Jika saudara saat ini galau dan gundah gulana untuk memasuki tahun depan dan berpikir dan berkata dalam hati  “yah bagaimana memasukinya? Memikirkannya saja berat, tahun ini saja bebannya sudah berat, tunggakan semakin banyak, utang meningkat, kalau bisa waktu ini berhenti supaya tidak jatuh tempo”, atau karena pergumulan yang lain, maka saudara perlu merenung dengan khusuk/dalam seperti pemazmur dalam Mazmur 77:6-16 itu, atau buka di http://hartob.blogspot.com/2019/12/mengingat-perbuatan-tuhan.html bahwa saudara akan menemukan begitu banyaknya kasih karunia yang saudara alami dalam setahun ini yang selama ini ternyata mungkin tidak masuk dalam daftar saudara. Sehingga dengan demikian sudut pandang saudara dalam menghadapi tahun-tahun di depan akan berbeda.

“Allah dipihak kita”. Bagaimana perasaan kita, bagaimana keyakinan kita meninggalkan tahun 2019 dan memasuki tahun 2020 ini. Kiranya kita semua diliputi sukacita dan damai sejahtera dalam menyambut tahun yang baru. Kristus lebih besar dari semua masalah di masa lalu dan juga lebih besar dari semua masalah di masa yang akan datang. Hidup dan masa depan kita anak-anakNya ada di tangan Tuhan, karena itu percayakanlah kepadaNya.
Selamat menyambut tahun baru 1 Januari 2020 Tuhan Yesus memberkati.

Shalom,
Ev. Harles Lumbantobing

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  
Daftar... ARSIP...

Senin, 30 Desember 2019

MENGINGAT PERBUATAN TUHAN


MENGINGAT PERBUATAN TUHAN
Mazmur 77:6-16
(Kotbah Minggu 29 Desember 2019)

 Mazmur 77:6-16 (TB)
77:6 Aku memikir-mikir hari-hari zaman purbakala, tahun-tahun zaman dahulu aku ingat.
77:7 Aku sebut-sebut pada waktu malam dalam hatiku, aku merenung, dan rohku mencari-cari:
77:8 "Untuk selamanyakah Tuhan menolak dan tidak kembali bermurah hati lagi?
77:9 Sudah lenyapkah untuk seterusnya kasih setia-Nya, telah berakhirkah janji itu berlaku turun-temurun?
77:10 Sudah lupakah Allah menaruh kasihan, atau ditutup-Nyakah rahmat-Nya karena murka-Nya?" S e l a
77:11 Maka kataku: "Inilah yang menikam hatiku, bahwa tangan kanan Yang Mahatinggi berubah."
77:12 Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala.
77:13 Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu.
77:14 Ya Allah, jalan-Mu adalah kudus! Allah manakah yang begitu besar seperti Allah kami?
77:15 Engkaulah Allah yang melakukan keajaiban; Engkau telah menyatakan kuasa-Mu di antara bangsa-bangsa.
77:16 Dengan lengan-Mu Engkau telah menebus umat-Mu, bani Yakub dan bani Yusuf. S e l a

=============
Saudaraku yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus, Shalom.

Minggu ini adalah minggu pertama setelah Natal. Dan merupakan minggu terakhir di tahun ini. Saya juga mengucapkan selamat Natal buat saudaraku sekalian. Perayaan Natal sudah kita lewati dengan  berbagai kemeriahan dan berbagai cara atau model yang mengekspresikan sukacita kita bahwa Allah telah menjadi manusia di dalam Yesus Kristus. Yesus telah lahir. KelahiranNya mengakhiri penantian selama berabad-abad bahkan ribuan tahun yang akan membebaskan manusia dari dosa dan memperdamaikannya kembali dengan Bapa. Sehingga setiap orang yang percaya kepada Yesus akan diselamatkan.



Sudahkah saudara percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat pribadi? Amin, Saya berharap demikian.

Dalam Nas Firman Tuhan dari Mazmur 77:6-16 minggu  ini, mengambil tema “Mengingat Perbuatan Tuhan”. Dalam teks Firman Tuhan ini, ada satu hal yang pemazmur ajarkan kepada kita di dalam minggu terakhir tahun ini, dan yang sebentar  lagi kita mengakhiri tahun 2019 dan memasuki tahun 2020. Satu hal yang diajarkan yang penting kitya lakukan adalah ”MERENUNG”. Mengambil waktu sejenak untuk berdiam diri dan memikirkan segala sesuatu yang Tuhan telah lakukan bagi kita dalam hidup kita terkhusus di tahun 2019 ini.

Tentunya tidak mudah bagi setiap orang untuk menghadapi setiap pergumulan. Apalagi apabila pergumulan itu terus menerus hadir dan tak kunjung selesai. Bahkan ada yang susul menyusul artinya habis pergumulan satu muncul pergumulan yang lain.

Hal tersebut tentunya bisa menyebabkan seseorang sepertinya habis harapan, bahkan ada yang sampai putus asa.



Pada perikop ini,  dari ayat 6-11 dalam perenungannya pemazmur menemukan bahwa sepertinya Tuhan itu sudah meninggalkan umatNya. Tuhan kok sedemikian kejamya membiarkan  umatNya dalam keadaan menderita, Apakah  Tuhan tidak mau lagi bermurah hati dan mengampuni serta memulihkan kembali keadaan umatNya?

Bahkan dia berkata lagi bahwa apakah Tuhan sudah lupa akan janjiNya selama turun temurun, dan sudah berubah setia?



Ketika dia melakukan perenungan dan memikir-mikirkan apa yang terjadi selama ini maka dia menemukan fakta-akta di atas. Dalam perenungan itu, pikirannya terarah kepada persoalan  dan beban yang sedang dihadapi umatnya yang tidak kunjung selesai.



Selanjutnya pada ayat 12-13 Pemazmur meneruskan renungannya lebih dalam lagi. Dalam perenungan nya ini pemazmur menemukan fakta dan kesimpulan baru yang merubah cara pandangnya terhadap Tuhan dan bagaimana akhirnya dia mengakui bahwa Tuhan itu Allah yang kudus, maha besar, yang melakukan banyak keajaiban, berkuasa atas bangsa-bangsa dan juga berkuasa menyelamatkan umatNya.



Pemazmur menyadari benar bahwa meskipun umat itu mengalami berbagai penderitaan dan pergumulan, namun Allah sesungguhnya memperhatikan bahkan menyelamatkan mereka. Allah-lah yang membebaskan mereka dari perbudakan, Allahlah yang berkasa atas segala bangsa-bangsa sehingga semua yang dialami umat itu sesungguhnya ada dalam kuasa dan tidak lepas dari kasih Tuhan.

Saudaraku, Pemazmur mengajarkan kita saat ini bahwa dalam menghadapi segala pergumulan hidup ini kita perlu mengambil waktu untuk merenung. Merenungkan segala perbuatan Allah kepada kita.



Dengan merenung kita bisa memandang segala persoalan hidup dan juga perjalanan hidup yang sudah kita lewati dengan jelas, sehingga kita mampu mengambil kesimpulan yang benar tentang semuanya itu.  Akhirnya kita mampu bersyukur kepada Tuhan bahwasanya dalam segala sesuatu yang kita telah lalui Allah Turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang percaya kepadaNya. (Roma 8:28).



Pengajaran tentang merenung ini penting. Sebab ada banyak orang selalu mengeluh dalam hidupnya. Ada orang yang tidak pernah bersyukur dalam hidupnya. Akibatnya dia menjadi takut dan kuatir dalam menghadapi hari-hari ataupun tahun-tahunnya ke depan. Dia akhirnya pesimis dan bahkan putus asa menghadapi masa depannya. Walaupun ada juga orang yang mencoba merenung tentang hidupnya tetapi kesimpulan yang dia peroleh tidak seperti apa yang diajarkan pemazmur ini. Mengapa demikian?

Hal itu bisa terjadi karena dia tidak melakukan perenungan dengan benar. Perenungannya hanya fokus terhadap persoalan hidup, sehingga dia menemukan persoalan itu begitu besarnya dan mungkin hingga saat ini juga masih dihadapi. Dengan demikian dia hanya akan melihat persoalan atau pergumulan itulah yang besar, dan dia akan berkata “di manakah Tuhan”?. Sama seperti pemazmur ini di ayat 6-11 (jika berhenti sampai disitu). Misalnya jika di tahun 2019 ini sebuah keluarga bergumul tentang ekonomi keluarga yang sedang jatuh. Mereka telah berusaha dan berdoa tetapi belum mengalami pembaharuan. Kemudian dalam perenungannya dia  melihat dan menemukan kenyataan itu sehingga dia berkesimpulan “bahwa Tuhan tidak mendengar doanya?”.



Namun jika dia merenung dengan benar dan lebih dalam lagi, serta mengingat-igat segala perbuatan Tuhan mulai dari awal hidupnya sebagaimana pemazmur ini maka dia pasti akan melihat bagaimana Tuhan bekerja dalam keluarganya. Seharusnya dia melihat bagaimana Tuhan memelihara hidup mereka hingga sampai saat dia merenung itu. Dia masih bisa bernafas dan hidup,  mereka semua sekeluarga tidak ada yang sakit, selama setahun ini Tuhan pelihara kesehatan mereka. Anak-anak masih bisa bersekolah, mereka masih bisa makan tanpa harus meminta-minta makanan, Selama ini hubungan suami istri dan anak-anak baik-baik saja walaupun ekonomi belum bangkit.  Anak-anak masih bisa bersekolah, dan lain sebagainya. Kalau menghitung semua berkat-berkat Tuhan yang tidak ternilai itu dalam perenungan itu maka kita akan menarik kersimpulan seperti pemazmur itu bahwa Tuhan itu Luar biasa, Maha besar, maha kuasa dan senantiasa memelihara hidup kita.



Merenung dengan cara sebagaimana pemazmur ajarkan ini akan membuat kita bisa  MENGINGAT segala PERBUATAN TUHAN dalam kehidupan kita di masa lalu. Kalaupun dalam perenungan itu kita ada mengingat segala persoalan dan pergumulan hidup, itu bukan semata-mata mau menyimpulkan bahwa Tuhan itu tidak ada dan tidak menolong, tetapi dalam setiap pergumulan itu sesungguhnya Tuhan hadir bersama kita dalam melewatinya, dan salah satu buktinya adalah bahwa Tuhan memimpin kita untuk melakukan perenungan itu.



Saudaraku, kadang-kadang kita tidak menyangka bahwa dengan segala pergumulan yang kita alami selama ini ternyata kita masih bisa bertahan hingga saat ini. Kita masih bisa berdiri, masih bisa bekerja, melayani dan lain sebagainya. Semua itu bukan karena kekuatan, kemampuan, atau kehebatan kita. Tetapi semuanya karena anugrah Tuhan bagi kita.

Bisa saja di awal ataupun pertengahan perjalanan di tahun 2019 ini kita berpikir tentang pergumulan atau persoalan yang kita hadapi itu “bagaimanakah saya melewati ini?”, “sanggupkah aku memikulnya?”, “bisakah aku bertahan melewatinya?”.



Saudaraku lihatlah sampai saudara membaca tulisan ini ternyata Tuhan masih memampukan saudara untuk bisa membaca, bisa berdiri dan menghadapi permasalahan itu, dan sampai saat ini kekuatan saudara masih terus Tuhan tambahkan untuk mampu memikul permasalahan itu. Artinya betapa sesungguhnya Allah itu baik, dan kebaikannya tidak berkesudahan, bahkan jika kita menghadapi pergumulan sekalipun itu sebenarnya masuk dalam konsep kebaikan Allah. Kita tentunya mengingat  Ibrani 12:6 yang berbunyi: “karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Dan juga Yakobus 1:12 yang mengatakan: “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.”



Perenungan yang benar ini akan membawa kita kepada mengingat lebih dalam akan Tuhan bukan kepada masalah/persoalan hidup kita. Dengan jelas kita akan melihat bahwa Tuhan mengatasi segala persoalan, dan dia telah menyelamatkan dan memampukan kita menghadapi permasalahan itu.



Saudaraku, bagaimana dengan menghadapi tahun yang baru di 2020 nanti? Saya yakin dan percaya jika Tuhan sudah menolong dan menyertai kita dalam menghadapi tahun 2019 maka di tahun yang baru nantipun Tuhan tidak akan berubah. Dia akan tetap menyertai dan menolong setiap orang yang percaya dan beriman kepadaNya.



Lakukanlah perenungan, ambil saat teduh, atau waktu khusus, Jadikan masa lalu yang saudara renungkan itu menjadi sejarah yang memberi pelajaran berharga kedepan yang akan menolong dalam menghadapi masa depan yang kita semua tidak tahu keadannya.

Selamat Natal, dan selamat Merenung.



Shalom,
 Ev. Harles Lumbantobing

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  
Daftar... ARSIP...