Sabtu, 25 Juli 2020

KASIH SEBAGAI PERINTAH BARU

KASIH SEBAGAI PERINTAH BARU
Minggu VII setelah TRINITATIS


Evanggelium   : JOHANNES 13 : 31 - 35
Epistel              : IMAMAT 19:9 - 18


JOHANNES 13 : 31 - 35  (TB)

13:31 Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.
13:32 Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera.
13:33 Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu.
13:34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
13:35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."



.

Shalom, selamat hari minggu saudara/i  ku semuanya.  Semoga damai sejahtera senantiasa diam bersama saudara dan ditengah-tengah saudara.
Nas ini adalah perkataan Yesus kepada murid-muridnya setelah mereka mengadakan perjamuan malam. Yudas setelah menerima roti itu, pergi untuk menghianati Yesus (ayat 27). Lalu Yesus menyampaikan kepada mereka bahwa Yesus akan segera dipermuliakan oleh Bapa dan pergi ke tempat di mana tidak seorangpun bisa mengikutinya (ayat 33). Petrus yang begitu bersemangat berkata akan ikut kesana dan bahkan memberikan nyawanya demi Yesus, namun Yesus berkata bahwa sebelum ayam berkokok 3 kali Petrus sudah menyangkal Yesus 3 kali (ayat 37-38). Hal ini menunjukkan bahwa jalan dan tempat yang Yesus akan tempuh tidak seorangpun yang bisa melakukannya kecuali Yesus sendiri. Jalan ini adalah JALAN SALIB, dimana Allah telah menetapkan Yesus akan mati di kayu salib untuk menanggung dosa manusia, supaya manusia yang percaya kepadanya beroleh selamat. 

Yesus harus di depan dan merintis jalan ini, serta menghancurkan inti dari maut yaitu dosa. Dengan demikian para pengikutnya selanjutnya akan bisa mengikutiNya kesana. Itu sebabnya Yesus berkata  di ayat 33 itu: “…….ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu”.  Lalau selanjutnya ayat 36  berkata “Simon Petrus berkata kepada Yesus: "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?" Jawab Yesus: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku."

Artinya bahwa jalan yang Yesus tempuh itu selanjutnya nanti akan diikuti oleh murid-muridnya dan semua orang yang percaya kepadaNya.
Dalam tema minggu ini “KASIH SEBAGAI PERINTAH YANG BARU” sebagaimana disampaikan Yesus dalam ayat 34-35 : “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
13:35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
Mengajarkan kepada kita pola dan bentuk sebuah Kasih yang berbeda dengan sebelumnya yang pernah difahami dan dipraktekkan oleh bangsa Israel. Perintah yang baru ini akan menjadi kesaksian bagi dunia siapa Yesus dan pengikutNya. Dalam ayat 35 ini bermakna  sebagai indikator atau tanda daripada pengikut Kristus.
Perkataan “semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi”  jelas sekali memberi makna bahwa orang akan bisa membedakan siapa pengikut Yesus  dengan yang bukan pengikut Yesus melalui praktek Kasih yang dilakukan.
KASIH  harus membedakan Pengikut Kristus dengan yang bukan pengikut Kristus.
Saudaraku yang mengasihi Kristus, Apakah kasih yang kita praktekkan sekarang berbeda dengan kasih yang dipraktekkan dunia ini? Bisakah orang membedakan kita (pengikut Kristus) dengan orang lain (bukan pengikut Kristus)?
Kalau sama dengan dunia ini, Apakah kita pengikut Kristus?. Kalau berbeda dan perbedaan itu bukan sesuai ajaran Kristus Apakah kita juga pengikut kristus?. Mari renungkan dan evaluasi diri bersama.
Tetapi jika berbeda dengan kasih yang dipraktekkan dunia ini, dan perbedaan itu sesuai dengan ajaran Kristus maka kita adalah murid-murid Yesus.
Sebelum kita melihat pola kasih yang baru yang Yesus ajarkan, saya mengajak saudara untuk menyamakan pemahaman dulu bahwa “tidak ada cara lain untuk mengasihi Tuhan selain mengasihi sesama manusia”. Maksud saya yaitu bukti bahwa kita mengasihi Tuhan adalah dengan mengasihi sesama kita.

Para ahli-ahli taurat menunjukkan kepada orang-orang Yahudi/Israel bahwa merekalah yang paling mengasihi Tuhan, paling mengenal Tuhan, dan paling tahu Firman/hukum Tuhan. Namun kita melihat banyak sekali Yesus berbenturan dengan mereka bahkan akhirnya mereka berusaha untuk melenyapkan Yesus. Sebab mereka hanya menjadikan taurat sebagai tameng yang membuat mereka harus dihormati, dimuliakan, dan hanya memikirkan diri sendiri. Mereka menelantarkan umat itu, bahkan ketika kebenaran itu telah datang (Yesus) mereka berusaha melenyapkannya. Jadi apa yang mereka pelajari dan ajarkan berbeda dengan praktek hidup mereka sehari-hari. Mereka berkata bahwa mereka mengasihi Tuhan, tetapi orang lain (sesama) tidak mereka kasihi, hanya mengasihi diri mereka sendiri. 

Salah satu ciri Kasih Yesus adalah belas kasihan. Berbelas kasihan kepada siapa saja tanpa kecuali yang membutuhkan belaskasihan.
Siapakah sesama manusia? Yesus mengajarkannya dalam Lukas 10:29-37  yang isinya tentang perumpamaan seseorang yang jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang merampok dan menganiaya dia, dan kita tahu bersama dari tiga orang yang melintas melihat itu, yaitu seorang Imam, Seorang Lewi, dan seorang Samaria, bahwa yang menunjukkan belas kasihan kepada orang itu adalah orang yang ketiga yaitu orang samaria. Belas kasihan yang ditunjukkan orang samaria itu adalah belas kasihan yang tanpa pamrih, tidak terkait unsur, Suku, Agama, Ras, atau Golongan tertentu. Dia berbelas kasihan kepada siapapun yang membutuhkan belas kasihan.

Yesus juga mengajarkan bentuk perintah yang baru ini dengan ciri kasih yang berbeda dengan dunia ini. Dalam Matius 25 : 34-46 Yesus mengajarkan bentuk kasih yang selama ini tidak pernah dipraktekkan oleh pengakar-pengajar Yahudi sehingga umat itu juga tidak mereka dorong untuk melakukannya.

Matius 25:34-40: “Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”.

Inilah yang disebut mengasihi Tuhan dengan berbelas kasihan kepada sesama.
Saudara, sekarang adalah saat yang tepat untuk mempraktekkan KASIH ini, pada saat banyak manusia mengalami  pergumulan akibat dampak Pandemi Covid-19 ini. Dimana kita Tuhan kehendaki melakukan sesuatu kepada sesama kita. Bukan harus hal yang besar yang harus kita lakukan, tetapi hal terkecil sekalipun yang bisa kita lakukan sudah melampaui hal terbesar yang kita pikirkan.  Sekarang adalah saat yang tepat untuk mengabarkan kasih Kristus dimana dosa sudah semakin merajalela yang menarik dan membawa manusia semakin menjauh dari Tuhan dan akan membawa mereka bersama-sama di kematian yang kekal bersama dengan Iblis yaitu Neraka. Berbelas kasihan kepada mereka yang akan binasa di kekekalan Neraka adalah juga tanda mengasihi Tuhan sebagai perintah yang baru.

Kemudian Yesus juga berkata dalam Matius 5:43-44 “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”.
 Lalu dalanm ayat 46-47 berkata “Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?
Ini adalah KASIH YANG EKSTREM yang dilakukan murid-murid Yesus sebagaimana Yesus melakukannya dan memberi teladan kepada kita. Di kayu salib Yesus berkata tentang orang-orang yang menyalibkanNya "Ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat"  merupakan ungkapan luar biasa yang menenentang kebiasaan dunia, bahwa kita harus berdoa buat siapapu  yang menganiaya atau menyakit kita.
Selanjutnya Yesus mengajarkan dalam Yohanes  15:3 “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya”. Dan dalam Matius  20:28 ”sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Hal ini mau mengajarkan kasih yang berbeda dengan dunia ini kepada setiap murid-murid Kristus. Bahwa level kasih yang tertinggi adalah PENGORBANAN. Pengorbanan berarti memberikan apa yang kita miliki kepada orang lain sampai kepada nyawanya sendiri.  Apa yang Yesus ajarkan ini telah Yesus buktikan dalam karya penyelamatan yang Dia kerjakan. Menjadikan diri rugi oleh karena kasih kepada orang lain adalah bentuk Kasih yang  baru yang Yesus mau sampaikan kepada para murid-muridnya. Dan setiap orang yang mau kehilangan nyawa karena kasih kepada sesama atas dasar kasih kepada Kristus akan memprolehnya kembali.
Yohanes juga mengajarkan perintah yang baru ini yaitu perintah  Kasih dalam 1 Yohanes 2: 7-17: yang initinya bahwa para pengikut Kristus akan ada di dalam terang jika saling mengasihi saudaranya, dan barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan.

Hal ini semua menunjukkan perbuatan kepada sesama manusia. Banyak sekali Yesus mengajarkan di dalam Alkitab bagaimana harus hidup dan mengasihi sesama. Di Perjanjian lama terutama dalam kitab Taurat banyak sekali mengajarkan kepada bangsa Israel bagaimana mereka mengasihi Tuhan dengan membuat begitu banyak peraturan dan persyaratan di dalam menyembah, memuji dan mengasihi TUHAN Allah. Namun di di dalam Perjanjian Baru Yesus menyempurnakan ajaran itu dengan mengajarkan bagaimana caranya mengasihi Allah itu yaitu dengan cara mengasihi manusia. Jadi sempurnalah pengajaran PL dan PB bahwa Kasih kepada Tuhan harus disertai dan dibuktikan dengan kasih kepada sesama. 

Saudaraku, Apakah kita mengasihi Yesus? Apakah kita sudah menjadi murid-murid Yesus? Apa tandanya kita murid-muridNya? Mari renungkan Firman Tuhan hari ini, dan jadilah kita sebagai pelaku-pelaku FirmanNya yang mempraktekkan Firman yang kita dengar dan pelajari dalam kehidupan kita terhadap sesama kita manusia. Itulah perintah baru yang Yesus ajarkan yaitu SALING MENGASIHI SESAMA SAUDARA.

Shalom, Selamat hari Minggu, Tuhan Yesus memberkati.

Ev. Harles Lumabantobing



KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..

Minggu, 19 Juli 2020

PENYEMBAHAN DAN PERSEMBAHAN KEPADA TUHAN


PENYEMBAHAN DAN PERSEMBAHAN KEPADA TUHAN
 Minggu 6 setelah TRINITATIS
Evanggelium: Ulangan 16:13-17
Epistel: Markus 12:41-44

Ulangan 16:13-17 (TB)

16:13 Hari raya Pondok Daun haruslah kaurayakan tujuh hari lamanya, apabila engkau selesai mengumpulkan hasil tempat pengirikanmu dan tempat pemerasanmu.
16:14 Haruslah engkau bersukaria pada hari rayamu itu, engkau ini dan anakmu laki-laki serta anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan orang Lewi, orang asing, anak yatim dan janda yang di dalam tempatmu.
16:15 Tujuh hari lamanya harus engkau mengadakan perayaan bagi TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih TUHAN; sebab TUHAN, Allahmu, akan memberkati engkau dalam segala hasil tanahmu dan dalam segala usahamu, sehingga engkau dapat bersukaria dengan sungguh-sungguh.
16:16 Tiga kali setahun setiap orang laki-laki di antaramu harus menghadap hadirat TUHAN, Allahmu, ke tempat yang akan dipilih-Nya, yakni pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. Janganlah ia menghadap hadirat TUHAN dengan tangan hampa,
16:17 tetapi masing-masing dengan sekedar persembahan, sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu."

Shalom, selamat hari minggu saudara semuanya. Kiranya kasih Tuhan kita Yesus Kristus senantiasa terus melindungi dan menyertai kita.

Dalam ibadah minggu ini yaitu minggu ke enam setelah Trinitatis, mengambil tema: PENYEMBAHAN DAN PERSEMBAHAN KEPADA TUHAN.  Dalam Nas Firman Tuhan dalam perikop ini, Tuhan menyampaikan kepada umat Israel bagaimana mereka harus menyembah Tuhan dan bersyukur atas segala barkat dan karunia Tuhan bagi mereka atas segala hasil tanah dan usaha yang mereka kerjakan.  Tuhan memerintahkan mereka untuk menyembah Tuhan dan mempersembahkan persembahan mereka kepadaNya dari hasil bumi atau usaha yang mereka kerjakan.

Dalam perikop ini ada tiga perayaaan yang harus mereka lakukan sebagai ibadah penyembahannya kepada Tuhan dan juga sekaligus mempersembahkan persembahannya kepada Tuhan. Yaitu di ayat 16 yang menyatakan bahwa mereka harus tiga kali setahun melakukan perayaaan dan membawa persembahan yaitu hari raya Roti Tidak Beragi, hari raya Tujuh Minggu dan hari raya Pondok Daun. Dan pada hari raya pondok daun mereka harus merayakannya selama tujuh hari, semua lapisan masyarakat merayakannya dengan bersukaria, di tempat yang dipilih Tuhan. Dalam hal persembahan Tuhan mengatakan bahwa mereka tidak boleh datang dengan tangan hampa, tetapi boleh membawa sekedar persembahan yang takarannya sesuai dengan berkat yang diberikan Tuhan kepada mereka.

Tiga kali setahun setiap laki-laki dalam ketiga  perayaan itu harus menghadap hadirat Tuhan di tempat yang dipilih Tuhan. Sebagai umat pilihan Tuhah bangsa itu harus melakukannya dengan  bersukaria sebab itulah kehendak dan ketetapan Tuhan. Dalam setiap perayaan itu ada  penyembahan dan juga persembahan yang harus mereka berikan kepada Tuhan.

Ketiga perayaaan ini memang tidak lagi kita lakukan sebagaimana bangsa Israel melakukannya pada saat itu. tetapi pada saat ini saudara, kita umat Kristen juga paling tidak ada melakukan  5 kali perayaaan utama yaitu hari Natal, Kematian Yesus, Kebangkitan Yesus, Kenaikan Yesus, dan hari Pentakosta, dan mungkin ditambah beberapa perayaan-perayaan lain.

Tuhan tidak bertujuan untuk membebani dan merepotkan umatNya dengan perayaan dan persembahan itu sebab Tuhan sudah lebih dahulu memberkati hasil tanah dan usaha mereka sebelum mereka melakukan penyembahan dan persembahan. Hal tersebut bisa kita lihat dalam ayat 15 yang berbunyi: “Tujuh hari lamanya harus engkau mengadakan perayaan bagi TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih TUHAN; sebab TUHAN, Allahmu, akan memberkati engkau dalam segala hasil tanahmu dan dalam segala usahamu, sehingga engkau dapat bersukaria dengan sungguh-sungguh”.
Tuhan menggunakan kata sebab bukan sehingga. Dengan kata lain, Sebab Tuhan sudah memberkati segala hasil tanah dan segala usahamu maka kamu harus mengadakan perayaaan yang bertujuan menyembah Tuhan dan mempersembahkan persembahan kepada Tuhan.

Tuhan mau kita menyembahNa dan dia senang disembah. Bukan karena Tuhan menjadi kurang mulia jika kita tidak menyembahNya, atau menjadi miskin jika kita tidak memberikan persembahan kepadaNya, tetapi karena kita adalah ciptaanNya, milik kepunyaannya, semua bersumber daripadaNya, dan Dia mau hati kita hanya terpikat kepadaNya bukan kepada dunia ini dan segala pemberianNya. Dia  tidak ingin kita menyembah yang lain selain dari pada Dia, sebab diluar Dia tidak ada kebahagiaan sejati, keselamatan dan kehidupan yang kekal. Dan tidak ada yang patut dipuji dan disembah selain daripada Dia.

Manusia yang telah jatuh kedalam dosa sangat berpotensi untuk menyembah ilah lain selain Allah, bahkan cenderung untuk mencari  dan menemukan allah lain untuk disembahnya. Karena itu Allah menyatakan hukumNya untuk menyatakan kepada manusia bahwa tidak ada allah lain selain TUHAN yang layak dipuji dan disembah. Untuk itu Tuhan selalu memperkenalkan diriNya dengan berbagai cara mulai dari perjanjian lama sampai kepada kedatanganNya sendiri dalam diri Yesus Kristus dalam jaman perjanjian baru, supaya manusia mengenal siapa Tuhannya yang patut dipuji dan disembah.

Penyembahan - persembahan adalah serangkaian kata yang tidak terpisahkan di dalam beriman kepada Tuhan. Saat ada penyembahan disitu ada persembahan. Penyembahan muncul ketika seseorang sudah mengenal Tuhan lewat pengajaran yang benar tentang siapa Tuhan. Pengajaran adalah hal yang paling penting untuk memperkenalkan siapa Tuhan yang sebenarnya, apa kehendaknya, apa yang disukai dan tidak disukai Tuhan, bagaimana menyembahNya, apa kerinduanNya. Saudara tidak bisa menyembah Tuhan dengan benar jika saudara tidak mengenalNya. Kalaupun saudara sedang melakukan aktifitas penyembahan/ibadah kalau tidak disertai pengenalan yang benar akan Tuhan, maka penyembahan kita itu bisa salah alamat.

Dari mana kita bisa mengenalnya? Yah…tentunya dari Firman Tuhan (Alkitab) yang diajarkan dan disampaikan dengan benar oleh para pengajar-pengajarNya yaitu para hamba-hamba Tuhan baik lewat mimbar atau media-media yang lain. Pengajarnya harus lebih dahulu mengenal  siapa yang diajarkannya dengan benar sehingga dia bisa memperkenalkannya dengan benar orang yang mendengarkan pengajarannya. Jadi pengajaran dan pengenalan  yang benar akan mendorong dan menghasilkan penyembahan yang benar, dan akan diikuti dengan persembahan yang benar pula. Persembahan yang benar adalah sesuai dengan aturan Tuhan dalam ayat 15 ini yaitu sesuai dengan berkat yang diterima mereka dari Tuhan. Mari ingat tentang persembahan Kain dan Habil, bahwa Tuhan berkenan kepada persembahan Habil bukan karena banyaknya dan menolok persembahan kain bukan karena sedikitnya, tetapi berdasarkan siapa yang sudah memberikan sesuai dengan berkat yang diterimanya dari Tuhan. Di sini ada terkandung makna ketulusan, keikhlasan dan kejujuran di dalam memberikan persembahan.

Menyembah menunjukkan rasa hormat kita dan puji kita kepada Tuhan dan bersembah menunjukkan ketaatan dan pengakuan kita bahwa segala sesuatu adalah milik Tuhan, dari Tuhan dan untuk Tuhan.

Penyembahan yang hidup harus diikuti dengan persembahan. Persembahan ini bukan saja menyangkut materi yang Tuhan berikan, tetapi juga menyangkut hidup kita. Firman Tuhan berkata dalam Roma 12:1 “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati”. Tubuh hidup kita juga adalah persembahan yang paling indah yang bisa kita persembahkan kepada Tuhan. Sebab tubuh dan hidup kita ini adalah anugerah dan pemberian Tuhan yang harus kita kembalikan kepadaNya. Menjaga kekudusannya, memeliharanya, dan menggunakannya untuk kemuliaan Tuhan adalah persembahan yang harum bagi Tuhan.

Mari menyembah Tuhan dengan banar, dan mempersembahkan persembahan sesuai berkat karunia yang Tuhan berikan kepada kita, serta mempersembahkan tubuh kita untuk kemuliaan Tuhan.

Selamat Hari Minggu, Tuhan Yesus memberkati.

Ev. Harles Lumbantobing


KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..

Minggu, 12 Juli 2020

CINTAILAH PENDIDIKAN


Ibadah Minggu, 12 Juli 2020

CINTAILAH PENDIDIKAN

Evanggelium: Lukas 6: 39-42

Epistel : Amsal 4: 1-9





Lukas 6: 39-42 (TB)

6:39 Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang?

6:40 Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya.

6:41 Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?

6:42 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."



Shalom. Sel;amat hari minggu saudara/I ku semua.Semoga kita sama-sama mengimani bahwa hari ini kita semua ada dalam sukacita dan perlindungan Tuhan. Amin



Dalam ibadah hari ini, Firman Tuhan mau menyapa kita dengan pengajaran dan didikan  yang menjadi bekal bagi kehidupan kita.



Kebutaan adalah suatu keadaan hal yang sangat tidak diinginkan oleh siapapun. Sebab kebutaan itu memnyebabkan dirinya tidak bisa melihat apapun. Hanya gelap yang ada dihadapannya, dan hidupnya akan bergantung tuntunan atau bantuan dari orang lain.

Kebutaaan sebenarnya bukan hanya bersifat fisik tetapi juga kebutaan non-fisik. Kebutaan fisik bisa bawaan lahir dan bisa juga terjadi karena penyakit ataupun kecelakaan yang membuat fungsi mata jasmani seseorang tidak bisa digunakan. Sedangkan kebutaan non-fisik adalah menyangkut kerohanian, pengetahuan, karakter maupun sifat seseorang.

Bisakah kebutaan disembuhkan?

Kebutaan jiwa dan rohani ini hanya bisa disembuhkan dengan pendidikan. Yaitu jika mereka belajar dan diajar. Suatu daerah akan terus tertutup dan tidak akan pernah ada kemajuan jika penduduknya tetap terisolasi dan tidak mendapatkan pendidikan. Namun ketika pendidikan masuk, maka mata mereka akan terbuka luas dan kemajuan di berbagai bidang akan mulai mereka rasakan.

Selain kebutaan fisik ada banyak kebutaan yang sebenarnya dialami manusia. Seperti kebutaan rohani. Kebutaan rohani hanya bisa sembuh jika membaca dan merenungkan Firman Tuhan. Kebutaan Pengetahuan hanya bisa sembuh jika membaca buku-buku pengetahuan. Demikian juga halnya dengan kebutaan karakter, kebutaan etika, kebutaan sikap dan moral. Mata adalah jendela tubuh. Buku adalah jendela pengetahuan. Ketika mata kita buka lalu membaca buku-buku pengetahuan maka kita akan menjadi tahu tentang banyak hal dari yang sebelumya tidak pernah kita ketahui menjadi kita ketahui. Pengetahuan itu akan menuntun kita kepada sebuah tujuan akan sesuatu, cara menjalani sesuatu, cara melakukan sesuatu dan cara memperbaiki sesuatu.

Orang yang mencintai pendidikan akan menjadikan dirinya kaya akan didikan dan pengetahuan. Hal tersebut akan menolong dia meraih masa depannya,  menghadapi segala godaan dan cobaan,  dan membuat dia matang dalam berpikir dan bertindak. Orang yang membenci didikan adalah orang yang membutakan dirinya dan sedang membiarkan dirinya tersesat dan disesatkan. Operasi atau pencangkokan mata adalah solusi bagi orang yang buta jasmani, dan pengetahuan  adalah solusi buat orang yang buta rohani. Bahkan pengetahuan ini jugalah yang berperan dalam penyelesaian kebutaan jasmani tersebut.

Hal itulah yang mendorong banyak orangtua untuk menyekolahkan anak-anaknya setinggi-tingginya dengan harapan supaya anak-anaknya kaya akan pengetahuan yang akan menuntun mereka sampai masa tua mereka kelak.

Tetapi darimanakan sumber datangnya pengetahuan? Alkitab berkata dalam Amsal 1:7 “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan”. Jadi pengetahuan bersumber atau bermula dari ketakutan kita akan Tuhan sehingga kita menuruti  dan melakukan kehendakNya  yang menuntun kita kepada kebenaran, kehidupan  dan pengetahuan.

            Saudara, dalam tema minggu ini “CINTAILAH PENDIDIKAN”  mengajak kita untuk sama-sama menyepakati bahwa pendidikan itu sangat penting dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Baik pendidikan rohani (iman, karakter, sifat dan moral) maupun ilmu pengetahuan (akademis). Kedua pendidikan ini sangat penting dan tidak boleh timpang. Namun dalam kenyataan saat ini, banyak orang hanya mengutamakan pendidikan akademis dan meninggalkan atau tidak perduli dengan pendidikan rohani. Hal tersebut melahirkan orang yang kaya pengetahuan tetapi miskin moral, miskin karakter dan miskin iman. Pintar secara akademis tetapi bodoh rohani akan melahirkan penjahat-penjahat yang pintar, licik dan berbahaya. Bodoh secara akademis dan bodoh secara rohani akan melahirkan  penjahat yang brutal dan arogan. Intinya akan berdampak munculnya segala kejahatan. Tetapi orang yang terdidik secara akademis, dan terdidik secara spritual akan membawa kebahagiaan dan damai sejahtera dibumi, baik untuk dirinya sendiri, keluarga, gereja, dan masyarakat.

Saudara, mana yang lebih saudara utamakan seorang anak pintar secara akademiskah atau pintar secara spritual (rohani)?. Tentunya akan langsung dijawab dua-duanya. Tetapi pernahkan kita berpikir dan bertindak bahwa mengutamakan pendidikan spritual (iman, karakter, dll) itu lebih utama? Sehingga kita berusaha secara pribadi mengejar hal ini? Mendorong anak-anak kita atau keluarga kita untuk mendapatkan pengetahuan spritual ini, lewat pembimbingan rohani oleh rohaniawan. Mengapa untuk pengetahuan akademis kita rela setiap hari dalam seminggu itu untuk mengkursuskan anak-anak kesana-sini, dengan biaya yang besar bahkan sepertinya 7 hari seminggu itu kurang, namun untuk pendidikan yang utama dan terutama yaitu pendidikan spritual sangat minim sekali. Mengapa para orangtua tidak menjadi guru spritual bagi anak-anaknya? Atau kalau tidak mampu mengapa tidak membawa anaknya diajari oleh para pembimbing rohani, atau kursus/private les dirumah oleh para pembimbing rohani?. Mengapa diri sendiri susah untuk ikut dalam kelompok-kelompok pembinaan rohani atau penelaahan Alkitab, dan juga kenapa susah mendorong anak atau anggota keluarga untuk ikut dalam kelompok Penelaahan Alkitab?. Mengapa mengejar yang sia-sia dan bersifat sementara  kita begitu gigih, tetapi tidak dengan  yang berguna sampai kekekalan?

Mungkin ada yang akan menjawab karena mereka belum bertobat. Tetapi bagaimana mereka bisa bertobat kalau mereka tidak dibimbing dan diajar? Kalau mereka tidak diberi kesempatan dan didorong untuk mendengarkan pengajaran itu?. Pengetahuan/didikan itu adalah obat dari kebutaan.

Dalam Nas Firman Tuhan ini Yesus mau mengajarkan suatu didikan kepada kita yang akan sangat menolong kita dalam hidup bersama dengan orang lain.

Didikan yang pertama adalah dalam ayat 39: “Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang?” bahwa orang buta tidak bisa menuntun orang buta. Orang buta menuntun orang buta maka keduanya masuk lobang. Siapakah orang buta yang sebenarnya Yesus maksudkan? Dalam pasal 6 ini Yesus tidak saja dikerumuni oleh orang-orang yang mengikut dia karena haus akan pengajarannya, tetapi juga diikuti oleh orang-orang Farisi yang sebenarnya adalah pengajar dan penuntun orang-orang yang mengikuti Yesus itu, namun bukan karena haus akan ajaran Yesus tetapi sebaliknya yang sedang mencari-cari kesalahan Yesus. Itu sebabnya Yesus menyatakan bahwa orang-orang buta seperti orang farisi itu tidak akan bisa menuntun umat itu sampai kepada kebenaran karena kebutaan mereka akan kebenaran. Malah sebaliknya akan membawa umat itu beserta dengan dirinya sendiri kepada kegelapan yang paling gelap yaitu kematian dan penghukuman.

Apa yang terjadi pada masa Yesus itu juga masih terjadi pada masa sekarang ini. Sehingga kita harus hati-hati. Sebab ada banyak guru-guru palsu, nabi-nabi palsu, pembimbing-pembimbing palsu yang sesungguhnya buta yang bisa menyesatkan dan membawa kepada kematian. Yang menawarkan keselamatan padahal dirinya sendiri tersedia neraka kematian, yang menawarkan kelepasan padahal dirinya sendiri tidak lepas dari hukuman. Mari kita ikuti setiap ajaran yang menuntun kita kepada Yesus dimana yang mengajarkannya itu juga hidupnya seturut dengan ajaran Yesus yang diajarkannya. Dan bagi orang buta yang sedang menuntun orang buta itu tidak ada jalan lain baginya selain bertobat.

            Didikan yang kedua seperti dalam ayat 40: “Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya”

Ayat ini megajarkan prinsip keberhasilan seorang murid. Sebelum murid itu menamatkan pelajarannya maka tingkat pengetahuannya tidak akan pernah lebih tinggi dari gurunya, dan seorang guru dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan muridnya sudah sama dengan gurunya. Ada hal yang perlu dalam hal ini kita perhatikan. Saya pernah mendengar bahwa murid tidak boleh nilainya 100 harus dibawah seratus bahwa nilai 100 itu adalah milik guru. Saya tidak tahu apa motivasinya, tetapi Yesus mengajarkan bahwa guru harus mendidik muridnya sampai sama dengan dia baru meluluskannya, sebaliknya murid di dalam pembimbingan guru itu harus belajar keras menyamai gurunya baru dia bisa lulus. Namun Yesus berkata murid tidak akan pernah  lebih dari gurunya, tetapi hanya bisa sampai sama dengan gurunya. Yah meskipun gurunya nanti hanya sampai sarjana, tetapi si murid sudah sampai gelar doktor, namun tetapi si doktor itu adalah murid dari guru tadi, dan dia harus menghormatinya, dan kebanggaannya adalah ketika muridnya sukses.



Didikan yang ketiga adalah ayat 41-42: “ Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

Perkataan ini dikeluarkan langsung kepada para orang munafik pada jaman itu dan orang-orang munafik pada masa ini. Orang munafik adalah orang yang melihat dan mengungkit kesalahan orang lain sampai yang terkecil, bahkan memunculkan kesalahan baru padalah dirinya sendiri tidak lebih baik dari orang yang dia salahkan itu. Ada balok besar yang menghalangi matanya, tetapi dia tidak melihatnya, tetapi ada selumbar kecil kesalahan orang lantas dia besar-besarkan dan dia lihatin terus. Ayat ini merupakan teguran sekaligus didikan bagi orang-orang munafik, dan juga bagi semua orang supaya tidak menjadi orang munafik. Karena orang yang munafik adalah orang yang buta. Hal ini juga mau menjelaskan fakta bahwa orang munafik yang selalu menghakimi orang lain adalah orang yang sesungguhnya pantas dihakimi. Kalau mereka tidak bertobat maka akan dihakimi.

            Orang munafik adalah orang yang selalu membawa perpecahan, pertengkaran. Orang munafik akan merasa selalu paling benar meskipun di dalam hatinya dia sadar bahwa dia bukan paling benar. Tetapi ego yang lebih besar membuat dia harus membicarakan dan menguraikan kesalahan-kesalahan orang lain yang tujuannya adalah menutupi kesalahannya. Jadi orang yang munafik yang selalu mencari kesalahan orang lain adalah orang yang sedang menutupi kesalahan dan kekurangannya yang lebih besar.

            Pelajaran dan didikan ini penting bagi orang munafik supaya dia bertobat, dan kepada orang yang tidak munafik supaya bersabar dan merendahkan hati dan berdoa kiranya Tuhan yang adil menyatakan keadilannya. Dan dia tidak jatuh dalam dosa yang sama. Sebab Firman Tuhan dalam Matius 7:1-2 berkata” Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu”.

Kemudian dalam Roma 2:1 berkata “Karena itu, hai manusia, siapa pun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama”.

Menentang orang munafik dan membeberkan kesalahannya adalah menjadikan diri kita sama dengan mereka sehingga dua-duanya akan menjadi sama-sama buta dan akan terperosok kedalam lobang kematian. Tetapi mendoakan mereka adalah jalan terbaik, sebab seperti kata Firman Tuhan  ketika kejahatan dilawan dengan kebaikan itu artinya sedang menumpukkan bara api di atas kepala orang tersebut, artinya keadilan Tuhan sendirilah yang akan melawan orang tersebut.



Ketiga pengajaran atau didikan ini adalah hal yang penting dalam memelihara kerukunan dan kebersamaan dalam kehidupan manusia terkhusus orang percaya dilingkungan apapun, baik gereja, keluarga, lingkungan atau kelompok sekalipun.

Orang yang mencitai didikan akan senantiasa haus akan didikan, dan mencarinya senantiasa. Orang yang mencintai didikan akan bersukur jika ada orang lain yang menasihatinya, membimbingnya, menegor kesalahannya, dan berusaha memperbaikinya. Tidak demikian dengan orang yang benci didikan, hal sebaliknya menjadi prilaku dan responnya  terhadap didikan.

Dalam Epistel Amsal 4:1-9 bahwa didikan, hikmat atau pengetahuan itu berguna sebagai kehidupan, yang memberikan pengertian, ilmu yang akan memelihara, menjaga, yang bisa meningkatkan taraf hidup dan status seseorang dan menjadi mahkota  yang indah yang dikaruniakan. Sehingga Alkitab menkajarkan bahwa betapa pentingnya pendidikan atau pengetahuan  bagi manusia yaitu pendidikan akademis dan pendidikan Spritual.

Mari mencintai pendidikan dan pengetahuan serta mengejarnya karena takut akan Tuhan dan di dalam konsep melakukan kehendakNya.



Shalom, selamat hari minggu. TUHAN YESUS MEMBERKATI



Ev. Harles Lumbantobing


KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..