Sabtu, 18 Desember 2021

IMANUEL, ALLAH BESERTA KITA

Ibadah Minggu Adven IV, 19 Desember 2021

Tema:

IMANUEL, ALLAH BESERTA KITA

Ev: Yesaya 7: 10-16

Ep: Roma 15:7-13

 

Yesaya 7: 10-16 (TB)

7:10 TUHAN melanjutkan firman-Nya kepada Ahas, kata-Nya:

7:11 "Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu, biarlah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas."

7:12 Tetapi Ahas menjawab: "Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai TUHAN."

7:13 Lalu berkatalah nabi Yesaya: "Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga?

7:14 Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.

7:15 Ia akan makan dadih dan madu sampai ia tahu menolak yang jahat dan memilih yang baik,

7:16 sebab sebelum anak itu tahu menolak yang jahat dan memilih yang baik, maka negeri yang kedua rajanya engkau takuti akan ditinggalkan kosong.

 

-----------

 

Shalom, selamat hari minggu buat saudara-saudaraku di dalam Tuhan kita Yesus Kristus.  Puji Syukur kita panjatkan atas kesempatan dan kesehatan yang Tuhan berikan bagi kita saat ini, di mana kita  masih bisa sampai ke bulan Desember ini, bulan terakhir dalam tahun 2021 ini, dan sekaligus memasuki minggu Advent ke IV.  Saya berharap kita semua tetap setia di jalan Tuhan dan moment-moment merayakan Natal di bulan ini menjadi motivasi bagi kita untuk semakin hidup dalam kebenaran Tuhan dan pastinya Juru selamat yang lahir 2000-an tahun yang lalu juga telah lahir di hati kita masing-masing.

Dalam Ibadah minggu Advent IV minggu ini, Firman Tuhan berbicara bagi kita dari kitab Yesaya 7:10-16 dengan mengambil tema: IMANUEL, ALLAH BESERTA KITA.  Nas ini merupakan nubuatan Nabi Yesaya pada masa pemerintahan Raja Ahas kurang lebiuh tahun 732-715 SM, yang kemudian digenapi kira-kira 700-an tahun sesudahnya pada masa kelahiran Yesus. Hal ini digenapi dalam kitab Matius 1:23 yang berbunyi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita

Nubuatan-demi nubuatan terus Tuhan sampaikan mulai dari peristiwa kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa sampai kepada zaman demi zaman, Raja demi raja, Nabi demi Nabi,  hingga akhirnya digenapi  di zaman perjanjian baru pada masa kelahiran Yesus. 14 keturunan mulai dari Abraham sampai Daud, 14 keturunan dari Daud sampai pembuangan Babel, dan 14 keturunan dari pembuangan babel sampai Yesus Lahir. Demikian lamanya kelahiranNya dalam kurun waktu manusia, namun Tuhan tidak pernah lupa dan lalai menepati janjiNya, meskipun manusia sudah melupakannya. Melalui Nabi-nabiNya Tuhan selalu mengingatkannya sejak zaman purbakala hingga nubuatan itu digenapi.

        Kalau kelahirannya sudah digenapi maka kepastian kedatanganNya yang kedua kali pun pasti akan digenapi juga. Karena itu hendaklah kita setia sampai kedatanganNya kembali. Dalam penantian kedatanganNya kedua kali  sampai akhir zaman Yesus pernah berjanji sebelum Dia naik ke surga dengan berkata : “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” adalah janji yang mulia yang menjamin semua yang percaya kepadaNya akan menerima penggenapan janji itu. Untuk menjamin janjiNya tergenapi maka sejak seseorang menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamatnya pribadi, maka Allah menjadi beserta manusia itu selamanya . Itulah Imanuel. Allah Roh Kudus  yang berdiam di dalam hati manusia yang percaya menjadi jaminannya sampai akhir zaman (Efesus  1:14 : Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya”).

Saudaraku, sejak Allah beserta kita, bagaimanakah penyertaan Allah itu bagi kita?.  

 Di suatu malam, ada seorang anak mahasiswi di salah satu negara bagian Amerika yang bernama Diana yang pulang kemalaman dari rumah temannya karena mengerjakan tugas kuliahnya. Dia harus melewati satu gang yang sepi dan sering terjadi tindak kejahatan di sana. Sebenarnya Dia sudah berusaha supaya tidak terlalu larut  malam, tetapi tidak terkejar juga. Akhirnya dia harus melewati gang itu. Pas di tengah gang itu, di melihat di ujung sana sudah ada dua laki-laki yang sangar dan nampaknya jahat sedang menunggu dia. Diana berdoa dan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Lalu dia berjalan dengan diliputi kegentaran dan sambil melihat wajah kedua laki-laki itu  Diana berjalan terus sampai melewati gang itu. Ternyata tidak terjadi apa-apa dan Diana sampai di rumahnya dengan selamat. Dia bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan. Besok paginya Diana mendengar  kabar di televisi bahwa telah terjadi tidak kejahatan dan pembunuhan terhadap seseorang di gang yang sama dengan selisih waktu hanya 10 menit saat Diana melewati gang itu. Dianapun terkejut dan jantungnya berdetak cepat sambil mulutnya berucap syukur kepada Tuhan bahwa Tuhan telah meluputkannya.   Lalu Polisi bergerak cepat dan menangkap beberapa yang dicurigai sebagai pelaku kejahatan, dan meminta kepada siapapun saksi mata yang bisa mengenali pelaku. Setelah bergumul Diana datang ke kantor polisi dan berkata bahwa mungkin dia bisa mengenali ciri-ciri pelaku. Lalu dia diijinkan dan melalui kaca satu arah Diana berkata : “kedua pria yang di sana ada di gang itu semalam di  jam yang sama”.  Lalu Polisi melepaskan yang lain dan membawa ke dua laki-laki itu ke sel. Namun Diana berkata ke polisi “ Pak saya bisa bertemu sebentar dengan kedua orang itu?” Setelah melalui perbincangan dan pertimbangan, Polisi mengijinkannya. Lalu Diana berkata kepada kedua Laki-laki itu.

 

Diana: “Semalam saya melewati kalian di jam itu. Tetapi mengapa kalian tidak melakukan apa-apa terhadap aku?”

Penjahat: “Saat anda lewat kami melihat ada beberapa orang bersamamu yang tegap-tegap dan kekar yang menyertaimu, sehingga kami tidak berani berbuat apa-apa kepadamu”

Diana: “ Ok pak terima kasih” Lalu Diana pulang

Saudara apa yang bisa kita petik dari cerita ini? Bahwasanya sejak Allah Imanuel di hati kita maka penyertaan Allah itu sesungguhnya sempurna. Penyerahan total kita kepada Tuhan dan kesadaran kita bahwa Tuhan beserta kita akan memberikan kita ketenteraman dan kedamaian dalam menghadapi berbagai persoalan dan pergumulan hidup. Sebenarnya kalau kita sadar jika yang menyertai kita adalah yang lebih besar dari segala sesuatu tidak ada lagi sebenarnya alasan bagi kita untuk kuatir. Namun itulah manusia yang begitu mudah disesatkan dan lebih percaya kepada apa yang dilihat mata jasmani.

Kehadiran Tuhan beserta umatNya adalah sebagai bentuk komitmen Tuhan di dalam menolong, menyertai, memberi jalan keluar bagi umatNya dalam menjalani hidup  di dunia.  Cara Tuhan menyertai dan bentuk penyertaan Tuhan tidak harus selalu diketahui dan dilihat manusia itu. Namun secara rohani sesungguhnya  kita bisa merasakan bagaimana Allah beserta kita.  Dalam 2 Raja 6:15-17 disebutkan bagaimana pembantu Elisa begitu ketakutan melihat banyaknya pasukan raja Aram yang mengelilingi mereka dan hendak menangkap dan membunuh mereka. Namun dalam ketakutannya Elisa berkata “"Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka." Lalu Elisa meminta Tuhan membuka mata pembantunya untuk melihat bahwa lebih banyak tentara Tuhan dengan kereta berapi mengelilingi mereka dibanding tentara raja Aram itu.

Meskipun mata jasmani kita tidak melihat kehadiran Allah, tetapi yakinlah bahwa Tuhan selalu beserta orang-orang yang dikasihiNya. Malaikat-malaikat Tuhan  yang tidak terhitung banyaknya senantiasa Tuhan pakai untuk menjaga dan melindungi kita umatNya. Karena itu kelahiranNya ke dunia merupakan penggenapan janjiNya untuk Imanuel di tengah-tengah manusia.

Kalau kita bisa hidup atau melewati semua kesulitan di masa Pandemi ini, tentunya ini bukan karena kekuatan dan kehebatan kita. Sebab Covid-19 ini tidak bisa kita lihat dengan mata, dan tidak tahu kapan dia bisa menginfeksi kita. Dari bentuk dan cara kita mengikuti protokol kesehatan yang cenderung sepele sangat memungkinkan kita semua untuk terkena virus covid ini. Artinya siapakah kita sehingga kita sampai saat ini masih Tuhan lindungi dan ijinkan hidup di bulan Desember ini? Apakah karena kita displin dan ketat menerapkan protokol kesehatan?  Bukan. Tetapi mutlak karena penyertaan Tuhan yang ada diantara kita.

Sehingga ditengah-tengah sisi negatif  pendemi yang begitu banyak dialami dunia, kita orang percaya akhirnya bisa melihat banyaknya sisi positif  dan hikmah yang bisa kita petik ketika datangnya pandemi ini. Mengapa hal ini bisa terjadi? Tentunya di dalam ke-Imanuel-an Allah, Allah juga turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yang mengasihiNya. (Roma 8:28). Sehingga ditengah-tengah kesusahan dunia akibat pendemi ini kita juga bisa memetik sisi-sisi positif dari pandemi ini.

Kalau begitu, apakah jika Allah beserta kita lalu kita tidak akan mengalami masalah dalam hidup?. Tentu saja tidak saudaraku. Memang jika Allah beserta kita tidak serta merta tidak ada lagi pencobaan, pergumulan, mara bahaya dan lain sebagainya. Justru bersama Allah kita akan menghadapi banyak tantangan dan pencobaan terlebih dari Iblis yang tidak akan pernah tinggal diam melihat anak-anak Allah hidup berdamai dengan Allah.  Tetapi di dalam ke-Imanuel-an Allah di situlah terletak ketenangan dan keyakinan kita bahwa apapun yang terjadi  baik suka maupun duka dan semua tantangan hidup tidaklah akan membuat kita yang mengasihiNya terlepas atau terbuang dari kasih dan perlindungan Allah. Sebab Allah telah berjanji demikian dalam Roma 8:38-39. Sekali Dia berjanji maka Dia akan menepatinya.

Lalu, kalau Allah beserta kita lantas  apa yang terjadi di dalam perjalanan hidup setiap orang yang percaya sebelum kembali meninggalkan dunia ini?. Firman Allah berkata bahwa ada jaminan yang diberikan kepada setiap yang percaya kepadaNya sejak Allah bersama-sama dengan kita.

1. Jaminan keselamatan ( 1 Yohanes 5:11-12): Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.

2. Jaminan jawaban doa ( Yohanes 15:7; 16:24): Jikalau kamu  tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.  Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.

3. Jaminan Kemenangan ( 1 Korintus 10:13): Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

4. Jaminan Pengampunan ( 1 Yohanes 1:9): Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

5. Jaminan bimbingan Tuhan (Amsal 3:5-6): Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.

Dengan demikian sesungguhnya tenteramlah jiwa kita walaupun hidup yang  kita jalani tidak mudah. Tetapi jaminan yang Tuhan berikan memberikan kita semangat dan kekuatan di dalam menjalaninya. Dalam ke-Imanuel-anNya Tuhan akan selalu menjaga dan melindungi kita. Jika seandainyapun menurut perasaan atau pikiran kita bahwa Allah meninggalkan kita, tetaplah setia dan  jangan berpaling dari Allah. Sebab Allah tahu kapan tepatnya untuk menolong, kapan tepatnya untuk bertindak kasih dan bertindak adil.

Karena itu, di dalam minggu I-IV yang sudah kita jalani ini apa yang Tuhan harapkan dari kita umatNya yang percaya kepadaNya. Dari Adven I-II Tuhan mengharapkan kita menyambut kedatangan Juru selamat dengan pertobatan, lalu adven III-IV Tuhan mengharapkan kita untuk bersukacita dan menyadari bahwa Allah ada diantara kita dan beserta dengan kita. Ke empat minggu Adven ini bisa kita simpulkan bahwa Tuhan mengharapkan adanya perubahan hidup dari setiap anak-anakNya. Tanpa adanya perubahan setelah kita bertobat, dan menerima keselamatan dan menyadari bahwa Allah beserta kita maka itu sama saja kita telah berdusta dan menipu diri sendiri.

Ketika kita sadar Allah beserta kita maka berubahlah para suami dari cara hidup yang salah, cara bekerja mencari nafkah yang salah, cara menghadapi istri yang salah, menghadapi dan mendidik anak yang salah.  

Ketika kita sadar Allah beserta kita maka berubahlah para istri dari cara hidup yang salah, cara memperlakukan suami yang salah, mendidik dan memperhatikan anak yang salah, sifat dan karakter yang salah.

Ketika kita sadar Allah beserta kita maka berubahlah para anak-anak, pemuda-pemudi dari cara hidup yang salah selama ini. Cara menghormati dan menaati orang tua yang salah, sifat pemberontakan, sifat melawan dan beragam sifat dan karakter yang salah.

Ketika kita sadar Allah beserta kita dalam rumah tangga kita maka berubahlah setiap keluarga yang selama ini tidak saling perduli satu sama lain, satu rumah tetapi tidak lagi saling menyapa, satu bahtera tetapi tidak satu tujuan. Berubahlah dari kesaksian hidup keluarga yang tidak baik di lingkungan sekitar.  Hadirkan perubahan, jadilah berarti di tengah-tengah masyarakat, setidaknya jika belum bisa berbuat apa-apa atau memberi sumbangsih kepada lingkungan, paling tidak jangan sampai menimbulkan kerugian orang lain. Kehadiran Allah beserta kita harus nyata bagi kita sendiri, keluarga kita, pekerjaan, gereja dan masyarakat.

 

Refleksi:

        Saudaraku, banyak orang menyadari dan merasakan bahwa sesunguhnya ada sesuatu di dalam dirinya  yang sebenarnya dia tidak suka. Saya tidak tahu apakah saudara termasuk di dalamnya. Kondisi ini membuat dia sesungguhnya kecewa. Dia ingin berubah dan membuangnya tetapi tidak bisa. Kondisi ini adalah SIFAT atau KARAKTER  yang orang lain tidak suka dan dia sendiripun sesunggunya tidak suka. Misalnya sifat gampang marah, Emosi, suka iri, cemburuan, pemalas, suka menunda-nunda waktu, keras kepala, selalu minder dan rendah diri atau sensitif dan mudah tersinggung. Kadang kalau orang menegurnya dia bisa langsung marah atau membela diri dan biasanya karena hal itu benar adanya. Tetapi sifat dan karakternya membuat dia tidak bisa menerima teguran atau nasihat itu. Dia ingin lepas dari sifat itu, berontak dari sifat itu tetapi selalu gagal.

        Suatu hari dia berjanji untuk berubah. Bisa saja hari itu saat dia berulang tahun, atau saat minggu-minggu advent seperti ini, atau saat Natal, atau saat tahun baru. Dia berjanji akan berubah. Dia komitmen dan berjuang untuk berubah, satu minggu berhasil, satu bulan berhasil, setengah tahun berhasil. Ada yang setahun berhasil, tetapi kemudian kembali lagi ke sifat dan karakter yang lama. Berulang lagi, berjanji lagi, diingkari lagi, demikian seterusnya.

Pernahkan saudara mengalaminya? Atau  malah saat ini sedang mengalaminya?.

        Mengapa hal itu demikian?. Hal itu terjadi karena ada kekuatan besar di luar kita yang turut ambil bagian mempengaruhi kita yaitu dosa. Dosa ini begitu kuatnya. Daya tarik dan hisapannya begitu dasyat sehingga tidak satupun manusia bisa mengatasinya dan berhasil keluar darinya.  Inilah masalah terbesar manusia yang tidak mungkin bisa diselesaikan oleh manusia itu sendiri. Bahkan banyak orang sudah tidak malu lagi melakukan dosa, bahkan bangga menceritakan dosa yang telah dilakukannya.

        Jika saudara mengalami pergumulan dengan sifat dan karakter ini, saya mau katakan bahwa saudara tidak sendiri. Saya juga pernah mengalaminya dulu. Demikianlah saya yang dulu. Tetapi syukur kepada Tuhan ada jalan keluar atas semua itu. Jalan keluar itu bukan sosiolog, psikiater, motivator, atau apapun yang ditawarkan dunia yang berdosa ini. Jalan keluar itu adalah Firman Allah. Yaitu Firman yang menjadi daging yaitu Yesus, Allah yang menjadi manusia, pencipta yang menjadi manusia. Sebab Dialah yang merancang, membentuk dan menciptakan kita sehingga hanya Dia yang benar-benar mengerti dan  mengetahui kita dengan sempurna. Hanya oleh  Dia dan di dalam Dia kuasa dosa dihancurkan dan dikalahkan.  Karena itu ada perubahan ajaib di dalam diri saya sejak Yesus di hati saya. Setiap orang akan menemukan perubahan jika ada Yesus di hatinya. Indah sekali lagu Pelengkap Kidung Jemaat no. 239 yang berbunyi:

Perubahan besar di kehidupanku sejak Yesus di hatiku;

di jiwaku bersinar terang yang cerlang sejak Yesus di hatiku.

Reff: Sejak Yesus di hatiku, sejak Yesus di hatiku,

jiwaku bergemar bagai ombak besar, sejak Yesus di hatiku

 

Ada perubahan ajaib, perubahan besar, dan sukacita besar sejak Yesus di hati kita yang artinya Tuhan beserta kita.

Saudaraku, sudah ada banyak orang-orang yang telah berubah sejak Yesus di hatinya dan akhirnya dia berhasil menjadi suami dan ayah yang dibanggakan, istri dan ibu yang disayangi dan dibanggakan, anak-anak yang berhasil dan sukses serta kebanggaan orangtuanya sejak Yesus ada bersama dengan dia. Sudah banyak hubungan mertua dan menantu yang diperbaiki sejak Yesus diam diantara mereka, rumah tangga yang tidak pernah ada damai dan ketenangan menjadi rumah tangga bahagia penuh damai sejahtera. Sebaliknya banyak yang tetap bergumul di masalah yang sama, kegagalan yang sama, rumah tangga yang tetap kacau, hubungan yang tetap retak, hilangnya damai sejahtera, dan kegagalan hidup ketika menolak Yesus hadir di dalam hidupnya, menolak Imanuel di dalam hatinya, di dalam keluarganya, dan  di dalam pekerjaannya.

Karena itu saudaraku, melalui Adven IV ini Firman Tuhan menyerukan kepada kita  supaya kita sadar bahwa  Allah merindukan kita untuk menerima kedatanganya bagi yang belum menerimanya, bertobat dan mau untuk diubahkan dari sifat dan karakter lama yang telah rusak oleh dosa. Bagi yang telah menerimanya terus mengalami pembaharuan supaya selanjutnya akan mampu menghasilkan buah yaitu buah Roh sebagai tanda Imanuel, Allah beserta kita. Maukah saudara berubah? Maka terimalah dan teruslah hidupi?

Amin. Tuhan Yesus memberkati

 

Shalom,

 

 

Ev. Harles Lumbantobing

 

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..

Jumat, 26 November 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN

Ibadah Minggu Adent I

Minggu, 28 November 2021

Tema:

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN

Ep: Yeremia 33:14-16

Ev: 1 Tessalonika 3:9-13

 

Ev: 1 Tessalonika 3:9-13 (TB)

3:9 Sebab ucapan syukur apakah yang dapat kami persembahkan kepada Allah atas segala sukacita, yang kami peroleh karena kamu, di hadapan Allah kita?

3:10 Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh, supaya kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu.

3:11 Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita, membukakan kami jalan kepadamu.

3:12 Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu.

3:13 Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.

 

 

        Shalom, Selamat  hari minggu buat saudaraku semua dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus.

        Banyak hal tidak bisa kita pahami dalam hidup masa saat ini bahkan di masa yang akan datang. Tetapi satu hal yang pasti kita ketahui bahwa  Tuhan tidak akan pernah melepaskan tanganNya dari kita untuk menuntun dan membawa kita kepada kehendakNya. Dengan kekuatan dan kemampuan kita tidak mungkin kita bisa bertahan dalam mengikut Tuhan. Hidup kita yang masih terus bergumul dengan dosa, bergumul dengan dunia ini, bergumul dengan berbagai-bagai penyakit dan penderitaan, menyebabkan pegangan tangan kita akan kebenaran Firman dan kuasaNya bisa terlepas. Tetapi syukur kepada Tuhan, TanganNya yang perkasa  tidak akan pernah melepaskan kita anak-anakNya dari peganganNya sekalipun pegangan kita kadang terlepas.  Kasih Allah yang agung dan luar biasa bagi anak-anakNya menyebabkan semua itu. 

        Dalam Ibadah minggu Advent I minggu ini, Firman Tuhan berbicara kepada kita dari 1 Tessalonika 3:9-13  yang mengambil tema “MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN”. Tidak terasa tahun 2021 ini sudah mulai memasuki minggu-minggu penghujung tahun 2021 dan akan mengakhirnya. Dalam tahun gereja minggu-minggu ini disebut minggu-minggu Advent  1-4  yang artinya minggu-minggu perayaan menyambut kedatangan Yesus sang Juru Selamat. Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Tessalonika yang pertama  ini kalau kita baca secara utuh merupakan surat sukacita yang menggembirakan yang dikirimkan kepada jemaat itu.

        Mengapa hal ini menggembirakan? Sebab sebelumnya Rasul Paulus dan juga rekan-rekan sepelayanannya seperti Silwanus dan Timotius selalu memikirkan dan harap-harap cemas akan kondisi dan keadaan jemaat itu yang sedang mengalami begitu banyak penderitaan dan aniaya karena iman mereka kapada Yesus. Memang saat mereka menyampaikan dan mengajarkan Injil kepada jemaat itu, Paulus sudah memperingatkan mereka akan datangnya penderitaan dan penganiayaan kepada jemaat itu karena iman kepada  Kristus. Hal itu akhirnya memang terbukti. Karena itu Paulus sangat ingin sekali melihat dan menjumpai jemaat itu tetapi belum ada kesempatan. Paulus dan kawan-kawan sangat kuatir dan cemas kalau-kalau jemaat itu jatuh dalam berbagai-bagai pencobaan itu sehingga apa yang mereka imani selama ini menjadi sia-sia dan segala usaha yang Paulus dan kawan-kawan lakukan juga menjadi sia-sia ( Pasal 9 ayat 5). Akhirnya dia mengutus Timotius untuk melihat langsung dan bertemu dengan  jemaat itu untuk mengetahui keadaan mereka.  Memang sebelumnya ia telah banyak mendengar kabar tentang keteguhan iman jemaat itu dan kasihnya yang semakin bertambah. Namun Paulus ingin membuktikan langsung kondisi mereka dengan mengutus Timotius.

        Setelah Timotius melihat langsung kondisi mereka dan kembali kepada Paulus dan  memberitahukannya semua keadaan jemaat itu kepada Paulus bahwa jemaat itu benar-benar bertumbuh dalam iman dan kasih, maka Paulus dan rekan-rekan sepelayanannya sangat bersukacita sehingga mereka mengirimkan surat ini kepada jemaat di Tessalonika.

           Surat ini bukan sekedar surat sukacita dan penghargaan kepada jemaat itu karena iman dan kasih mereka, namun dalam surat ini juga  terkandung nasihat-nasihat kepada jemaat itu yang bisa kita lihat dalam pasal 3 sampai pasal 5 kitab ini.

        Dalam Nas Firman Tuhan hari ini dari pasal 3:9-13 ada beberapa hal  yang Tuhan sampaikan kepada jemaat itu melalui Rasul Paulus, sekaligus juga bagi kita saat ini yang bisa kita lihat dan petik dalam kehidupan beriman kita saat memasuki advent I ini. Namun sebelum masuk ke nas ini, alangkah baiknya kita mundur satu ayat yaitu di ayat 8 sebagai dasar bagi kita untuk memasuki ayat 9-13 ini. Dalam ayat 8 ini dinasihatkan supaya jemaat itu tetap berdiri teguh di dalam Tuhan. Dengan demikian iman mereka terpelihara, dan sukacita akan meliputi Paulus dan rekan-rekan sepelayanan yang pernah melayani jemaat itu. Barangkali ayat 8 ini menjadi catatan khusus bagi setiap jemaat dimana saja dan setiap pelayan yang pernah melayaninya dan kiranya juga dalam kesempatan lain saya bisa membahasnya buat saudara semua. Jadi penting sekali berdiri teguh di dalam Tuhan di dalam menghadapi segala macam penderitaan dan pencobaan di dalam hidup ini.

        Lalu dalam perikop ini kita melihat bahwa harapan Paulus sesungguhnya ingin bertemu kembali secara langsung dengan mereka, dan menguatkan iman mereka, serta mengajarkan kebenaran Firman Tuhan untuk semakin menambahkan iman mereka. Keinginan dan kerinduan  ini begitu kuat terlihat dalam tulisan ini sehingga di ayat 11 dikatakan “Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita, membukakan kami jalan kepadamu”. Tetapi meskipun mereka belum berjumpa secara tatap muka, ada beberapa hal penting yang Paulus tekankan dan harapkan terjadi atas jemaat itu.

Yang pertama pertumbuhan iman (Ayat 10). Adalah sangat penting untuk memperhatikan kualitas iman yang dimiliki jemaat itu. Hal itupun sangat penting bagi kita saat ini. Sebab tidak ada gunanya kita mendengar atau membaca Firman Tuhan kalau tidak ada pertumbuhan iman di dalam hidup kita. Iman tidak dapat bertumbuh jika tidak mendengar Firman Tuhan. Iman juga tidak dapat bertumbuh jika mendengar Firman Tuhan tetapi tidak merenungkan dan memeliharanya di dalam kehidupannya. Jadi iman bertumbuh dari pendengaran ataupun pembacaan Firman Tuhan, dan terus memelihara dan merenungkannya siang dan malam sehingga bisa dilakukan di dalam perbuatannya sehari hari. Dari sinilah bisa diukur apakah imannya bertumbuh atau tidak.  Karena itu penting sekali bagi Paulus untuk terus memperdengarkan Firman Tuhan kepada jemaat itu, sehingga mereka semakin banyak mendengar  Firman Tuhan. Lalu kerinduannya dia akan melihat langsung Firman itu bekerja dan bertumbuh dalam kehidupan jemaat di Tessalonika serta sedapat mungkin dia bisa membimbing dan mengajar mereka dalam melakukan Firman Tuhan itu.

Yang kedua bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih terhadap sesama mereka dan kepada semua orang (Ayat 12). Perbuatan kasih kepada sesama manusia atas dasar kebenaran Firman Tuhan adalah penerapan dari iman yang telah bertumbuh itu. Paulus memang sudah mendengar dari banyak pihak tentang kasih jemaat ini yang melimpah kepada semua orang meskipun mereka teraniaya. Bahkan dia bersukacita atas itu. Namun bagi Paulus mereka harus terus melakukannya dan semakin meningkatkan atau menambahkan  kadar kasih mereka dari hari ke hari sampai Tuhan datang kedua kali. Semakin bertumbuh iman seseorang maka semakin banyaklah dia melakukan perbuatan kasih.

Yang ketiga memiliki hati yang kuat atau teguh dalam menghadapi berbagai pencobaan dan aniaya (Ayat 13). Ketahanan dan keteguhan hati dalam menghadapi berbagai macam penderitaan, aniaya dan pencobaan juga adalah bukti daripada iman yang bertumbuh. Semakin bertumbuh iman seseorang maka daya tahannya terhadap berbagai pergumulan hidup, bahkan penderitaan juga akan semakin meningkat. Hal ini penting Paulus sampaikan kepada jemaat itu bahwa sebagaimana berulang-ulang dia ingatkan bahwa aniaya dan pencobaan akan terus menerus mereka alami karena Kristus, bahkan akan semakin meningkat. Namun dengan memiliki hati yang kuat atau teguh mereka akan mampu melewati semua itu sebab Kristus akan menyertai mereka dan Roh Kudus akan mengajar mereka apa yang harus dilakukan dan diperkatakan. Itu sebabnya di pasal 5:16-17 Paulus menasihati supaya jemaat itu bersukacita senantiasa (apapun kondisinya) dan tetap berdoa.

Memiliki hati yang kuat atau teguh itu berarti setia memelihara iman dalam segala godaan dan pencobaan. Menjaga perilaku hidup sangat penting dalam menjalani masa-masa kehidupan kita di dunia ini. Tantangan dan godaan untuk mengotori dan menajiskan tubuh dan roh kita selama di dunia ini sangatlah besar. Dunia ini, Iblis dan keinginan daging sepakat untuk menghancurkan iman orang-orang percaya, supaya dengan demikian orang percaya tersebut menjadi najis dan tidak layak lagi di hadapan Tuhan. Dengan demikian  Tuhan akan dikecewakan, Roh Kudus akan berduka, dan sedapat mungkin membuat orang-orang percaya itu tidak lagi mengalami pertumbuhan, dan akhirnya tidak lagi bisa berbuah. Menghasilkan buah adalah tuntutan Firman Tuhan. Buah itu adalah buah yang manis dan buah yang tetap. Buah itu adalah buah Roh.  Tetapi bagaimanakah lagi buah Roh itu bisa muncul kalau manusianya sudah kotor dan najis. Yang muncul bukan buah Roh, tetapi malah buah dosa. Ketika buah dosa yang muncul atau lahir dari manusia itu maka di situlah manusia itu didapati tidak lagi kudus dan telah cacat. Karena itu penting sekali menjaga kekudusan itu sebab kita tahu Yesus pasti akan kembali, namun kita tidak tahu kapan hal itu terjadi, tetapi kapanpun Dia kembali kita yang percaya kepadaNya yang memelihara diri kita supaya tetap kudus dan tidak bercacat sudah siap-sedia dan didapati setia saat kedatanganNya.

     Saudaraku, memang ketiga hal ini  adalah doa dan harapan Paulus bahwa kiranya Tuhanlah yang menambahkan kasih di hati jemaat itu, juga yang menguatkan hati jemaat itu. Tetapi tentunya ada bagian Allah dan ada juga bagian kita sebagai orang percaya yaitu sebagaimana saya jelaskan di atas.

            Saudara, dalam minggu Advent ini tentunya bukan kelahiran bayi Yesus lagi yang kita akan sambut dan rayakan. Yesus sudah lahir, mati, bangkit dan naik ke sorga. Lalu Dia berjanji akan datang kembali ke dunia ini. Maka bukan kelahiran bayi itu lagi yang kita nantikan tetapi kelahiranNya  sebagai Tuhan di dalam hati kita dan juga sekaligus menyambut kedatanganNya  yang kedua kali yang tidak seorangpun tahu kapan Dia akan datang lagi.

Karena itu senantiasa memelihara pertumbuhan iman, meningkatkan perbuatan kasih kepada sesama manusia, hidup kuat dan teguh di dalam Tuhan menghadapi berbagai-bagai godaan dan pencobaan serta penderitaan karena iman kepada Kristus, dan konsisten di dalam melakukan Firman Tuhan akan membuat kita tetap hidup di dalam kekudusan dan tak bercacat  di dalam menyambut kedatangan Tuhan kita. Kiranya renungan ini menolong kita semua untuk menjadi pelaku Firman Tuhan sampai Maranatha Tuhan Yesus datang kedua kali.

Selamat bertumbuh, selamat menabur kasih, selamat menyambut kedatangan Tuhan dalam kekudusan dan selamat hari minggu Tuhan Yesus memberkati.

 

 

Shalom,

 

Ev. Harles Lumbantobing

 

 

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..