Minggu, 25 April 2021

MENURUTI PERINTAH ALLAH

 

Minggu Jubilate, 25 April 2021

Tema:

MENURUTI PERINTAH ALLAH

Ev: 1 Yohanes 3:19-24

Ep: Yosua 1:5-8

 

1 Yohanes 3:19-24 (TB)

 

3:19 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah,

3:20 sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu.

3:21 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,

3:22 dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.

3:23 Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.

3:24 Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.

 

---------------

 

 

Shalom, selamat hari minggu buat saudara-saudari ku semua dimanapun berada. Senang dan bersyukur rasanya masih bisa menyapa saudara lewat renungan minggu ini dalam segala suasana yang tentunya berbeda bagi setiap orang. Apakah suasana bahagia, suasana cemas, suasana duka, suasana kuatir, takut, atau suasana tidak menentu sekalipun kiranya Firman Tuhan hari ini boleh membawa kita kepada satu suasana yaitu suasana penuh ucapan syukur. Sebab kita tahu bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang hidup yang senantiasa menyertai kita yang percaya kepadaNya dalam segala situasi dan suasana, dan senantiasa merancangkan yang baik dalam kehidupan umatNya.

Saudaraku, sebelum melanjutkan membaca dan merenugkan renungan ini, ada beberapa pertanyaan yang perlu kita jawab dalam hati kita secara pribadi. Pertanyaan itu adalah demikian:

Pertanyaaan I:  Apakah saya sudah percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat pribadi?

Pertanyaan II: Apakah saya mengaku bahwa saya adalah orang berdosa?

Pertanyaan III: Sudahkah saya mengasihi sesama saudara sebagaimana yang Yesus kehendaki?

Pertanyaan IV: Adakah saya sudah pernah membunuh manusia?

Pertanyaan V: Dalam Alkitab hanya ada dua golongan manusia di dunia ini: yang pertama golongan anak-anak Allah dan yang kedua golongan anak-anak Iblis. Apakah saya termasuk golongan anak-anak Allah?.  Kelima pertanyaan ini bisa kita jawab di dalam hati masing-masing.

Saudar yang terkasih dalam Yesus Kristus, Renungan minggu ini  dalam minggu Jubilate  yang artinya bersorak-sorailah bagi Allah hai seluruh bumi  dengan mengambil tema MENURUTI PERINTAH ALLAH, yang didasarkan pada Nas Firman Tuhan dalam 1 Yohanes 3:19-24. Firman Tuhan dalam 1 Yohanes 2: 7 berkata: “Saudara-saudara yang kekasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar.” Dan dalam  renungan minggu ini ditegaskan bahwa perintah itu adalah perintah untuk percaya dalam nama Yesus dan saling mengasihi. Hal ini bisa kita lihat dalam 1 Yoh 3:23. Perintah itu yaitu perintah untuk percaya dan saling mengasihi adalah perintah yang tidak bisa dipisahkan, atau bisa kita katakan perintah satu paket yang saling mendukung dan menguatkan satu dengan yang lainnya. Percaya harus diikuti mengasihi, atau dibuktikan dengan mengasihi lalu mengasihi juga harus berdasarkan percaya atau karena percaya.

                Saudara, bagaimana Firman Tuhan dalam 1 Yohanes ini menerangkan bagi kita tentang menuruti perintah Allah ini. Dalam 1 Yohanes 3:23 ini menyatakan bagi kita supaya kita percaya dalam nama Yesus. Dalam surat 1 Yohanes ini, dampaknya bagi seseorang yang percaya dalam nama Yesus adalah yang pertama dalam 1 Yohanes 3:1 dijelaskan bahwa kita yang percaya dibuatNya  menjadi anak-anak Allah. Juga disebutkan sebagai anak-anak terang ( 1 Yoh 2:9), tidak berbuat dosa lagi (1 Yoh 3:6-9). Menerima dan percaya kepada Yesus Kristus memberikan status baru sebagai anak-anak Allah dan anak-anak Terang bagi yang melakukannya. Status ini sifatnya karunia dan Tuhan inginkan setiap orang yang menerimanya hidup di dalamnya (hidup dalam kasih karunia itu). Hidup di dalam kasih karunia itu maksudnya adalah bahwa hidup yang dihidupi sekarang (setelah percaya dan menerima Yesus) bukanlah hidupnya lagi tetapi Kristuslah yang hidup di dalamnya. Demikian jugalah Rasul Paulus juga mengimaninya setelah percaya Yesus dalam Galatia 2:20: “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku”.

Kemudian perintah percaya dalam nama Yesus diikuti dengan  perintah saling mengasihi.  Perintah saling mengasihi dijelaskan dan dituliskan Yohanes dalam kitab 1 Yohanes ini  begitu intens dan terus menerus. Bahkan dalam 1 Yohanes 3:10 menjadi disebutkan sebagai penanda antara anak-anak Allah dengan anak-anak Iblis. Orang yang tidak berbuat kebenaran yang sama dengan tidak mengasihi saudaranya disebutkan sebagai anak-anak Iblis.

                Kalau kita perhatikan ayat-ayat sebelum Nas Firman hari ini,  maka kita menemukan tuntunan pengajaran kasih yang penting kita terapkan sebagai orang yang sudah percaya kepada Yesus. Misalnya dalam 1 Yohanes 3:14-18 dikatakan supaya saing mengasihi sesama saudara (14),  tidak membenci saudaranya (15), kasih yang berkorban (16), kasih yang berbagi (17), kasih yang berbuat bukan sekedar  berkata-kata (18). Dari ayat 12 sampai ayat 15 menyampaikan tentang membenci dan membunuh. Firman Tuhan ini menyamakan orang yang membenci saudaranya sebagai pembunuh saudaranya itu, dan sangat tegas sekali dikatakan dalam ayat 15 itu bahwa orang yang membenci saudaranya adalah pembunuh manusia. Bagaimana mungkin kasih ada dalam orang yang membenci?. Secara sadar tidak sadar manusia sering telah masuk dalam jebakan si Iblis untuk menjadi pembunuh-pembunuh manusia dengan cara membenci. Iblis sering sekali menutupi kebenaran ini dan seakan menyatakan hanya membunuh secara fisiklah yang menjadi dosa membunuh. Memang di dalam pengadilan dan hukum dunia itulah yang kuta lihat disidangkan dan dijatuhi hukuman. Tetapi dalam hukum Allah, ternyata membenci itu juga adalah membunuh (ay 15) dan kasih Allah tidak ada di dalam dia atau sama dengan hidup di dalam kegelapan ( 1 Yoh 2:11),  dan ia tetap berada di dalam maut (ay 14).

Karena itu saudara, Jika kita sampai saat ini masih membenci saudara kita, dan terus menerus menghakiminya,  siapapun dia,  maka kita adalah pembunuh dan kebenaran tidak ada di dalam kita.

Kain dan Habil dua yang berbeda dalam 1 Yoh 3:12, yang satu (Kain) dikatakan berasal dari si jahat, dan sati lagi berasal dari Allah (Habil). Sebab Kain sudah dua kali membunuh Habil, yaitu dengan membencinya dan dengan membunuh tubuh Habil. Si jahat (Iblis) menelurkan benih dosa dan kebencian di hati Kain, sehingga kain membenci dan membunuh Habil.

Apabila setiap orang siapapun dia, kecil atau besar, tua atau muda, pintar atau tidak, pelayan-pelayan Tuhan atau jemaat biasa, Jika kita membangkitkan kebencian dihati saudara kita yang lain terhadap seseorang, dengan pernyataan-pernyataan, atau tulisan-tulisan yang membongkar aib saudaranya, atau membuka kelemahan-kelemahan dan kesalahannya, atau membengkitkan kecemburuan di hati saudaranya dengan saudaranya yang lain,  DENGAN SIAPAKAH DIA DISAMAKAN?  Masih mungkinkah ada kebenaran dan kasih Kristus di dalam hati  kita?.

Karena itu Firman ini mengajarkan kepada kita supaya kita benar-benar hidup di dalam Kristus dengan cara mengasihi. Menuruti perintah Allah ini akan membawa kita kepada kebenaran bahwa kita adalah anak-anak Allah yang telah berpindah (dipindahkan) dari maut kepada kehidupan yang kekal oleh iman percaya kepada anakNya Yesus Kristus.

                Selanjutnya dalam Nas hari ini 1 Yoh 3;19-24, menegaskan dan menyelidiki kebenaran tentang status hidup orang percaya apakah benar-benar sudah menjadi pelaku Firman Allah atau bukan. Hati nurani kita dipakai Tuhan sebagai indikator sekaligus penuntut di dalam menuruti perintah Allah. Siapakah  saudara sesungguhnya dan diposisi atau pihak mana? Hati nuranimu akan menjadi indikator yang tidak bisa berbohong. Ketika kenyataan dan fakta tentang diri saudara sudah terungkap, maka tidak ada jalan selamat bagi saudara selain di dalam Yesus.

Hati akan terus berbicara bahkan menuduh si pemilik hati untuk hidup sesuai dengan kebenaran. Dalam 1 Yohanes 3:19 dikatakan bahwa hati tidak akan tenang (akan terus menuduh dan mengingatkan) sampai kita meninggalkan dosa dan kefasikan dan kita benar-benar telah hidup dalam kebenaran. Sebab Tuhan melihat hati sampai yang terdalam sekalipun, sehingga hati manusia tidak bisa bersembunyi dan menyembunyikan apapun dari hadapan Tuhan. Itu sebabnya dalam Amsal 16:2 dikatakan : “Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi TUHANlah yang menguji hati”. Hati tidak bisa berbohong, meskipun mulut kita berbohong.  Karena itu, Jika hati kita menuduh kita bahwa kita berdosa dan tidak melakukan kebenaran, maka ingatlah bahwa Kasih setia Tuhan lebih besar dan cukup untuk kita (ayat 20). 1 Yohanes 1:9 berkata: “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”  Namun jika hati kita tidak menuduh kita lagi, dan kita  telah hidup dalam kebenaran, maka kita beroleh keberanian untuk percaya dan mendekati Allah (ayat 21).

Kita tidak bisa berkata bahwa kita telah percaya kepada Yesus tetapi kita tidak mengasihi. Hati kita akan langsung menuduh bahwa kita tidak benar telah  menuruti perintah Allah. Hati tidak bisa dibohongi. Jika hati kita masih bersuara hingga saat ini, maka dengarkanlah sebelum terlambat dan akhirnya nanti dia tidak akan bersuara lagi untuk mengingatkan dosa dan kesalahan kita, sehingga kita ada dalam ancaman maut.

Saudaraku, marilah turutilah perintah Allah. Mari lakukan FirmanNya untuk percaya dan mengasihi. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah, dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya (ay 22-23).

Selamat hari minggu,

Selamat percaya,

Selamat mengasihi, dan

Selamat menuruti Perintah Allah.

 

Shalom

 

Ev. Harles Lumbantobing

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..

 

 

Minggu, 18 April 2021

HIDUP DALAM KASIH SETIA TUHAN

 

Ibadah Minggu Misericordias Domini, Minggu 18 April 2021

tema

HIDUP DALAM KASIH SETIA TUHAN

 

Ev: Mazmur 106:1-5

Ep: Kisah Para Rasul 3:12-19

 

Mazmur 106:1-5 (TB)

106:1 Haleluya! Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

106:2 Siapakah yang dapat memberitahukan keperkasaan TUHAN, memperdengarkan segala pujian kepada-Nya?

106:3 Berbahagialah orang-orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di segala waktu!

106:4 Ingatlah aku, ya TUHAN, demi kemurahan terhadap umat-Mu, perhatikanlah aku, demi keselamatan dari pada-Mu,

106:5 supaya aku melihat kebaikan pada orang-orang pilihan-Mu, supaya aku bersukacita dalam sukacita umat-Mu, dan supaya aku bermegah bersama-sama milik-Mu sendiri.

 

------------------

        Shalom,  selamat hari minggu saudaraku semua di dalam Yesus Kristus. Kita bersyukur kepada Tuhan kita yang senantiasa memberikan kesehatan, kekuatan dalam menghadapi segala hal dalam kehidupan kita terkhusus dalam masa-masa pandemi saat ini kita masih bisa berkumpul dalam rumah Tuhan baik secara onsite ataupun secara online di rumah masing-masing adalah karena kasih dan kemurahan Tuhan. Minggu ini adalah minggu Misericordias Domini yang artinya  Bumi penuh kasih setia Tuhan dan tema dalam ibadah minggu ini adalah hidup dalam kasih setia tuhan.

Sudara, Mazmur 106:1-5 ini adalah merupakan suatu mazmur atau nyanyian dari Raja Daud yang menyatakan bahwa kita harus selalu syukur kepada Tuhan sebab kasih setia  Tuhan itu adalah kekal sampai selama-lamanya. Bagaimana kita hidup dalam kasih setia Tuhan dan mengapa kita hidup dalam kasih setia Tuhan.  Benarkan kasih Tuhan itu  setia adanya?

Kita harus mengenal  Allah yang  kita percaya.  Setelah kita mengenal disitulah kita meyakini mau menyerahkan hidup kita kepadanya. Allah kita adalah Allah yang Maha hadir, Maha Kuasa, dan Maha tahu. Allah yang berkuasa di langit dan di bumi, Pencipta segala yang ada yang kekal sampai selama-lamanya. Allah yang tidak bermula dan tidak berujung yang tidak akan meninggalkan ciptaanNya. Oleh karena kasihNya kepada ciptaanNya dia rela mengorbankan anakNya satu-satunya yaitu Allah yang menjadi manusia dalam Yesus Kristus supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh 3:16).

Allah kita berbeda dengan allah-alah lain yang disembah orang-orang di dunia ini. Dia adalah Allah yang bersedia untuk memperkenalkan diriNya kepada manusia hingga manusia yang merupakan ciptaan itu mengenal  siapa dia  Allah yang sesungguhnya.

Kalau Allah yang kita kenal dan percayai adalah demikian adanya, alangkah tenang dan tenteramnya jiwa kita berjalan bersamaNya menghadapi dunia ini sebelum kita kembali kepadaNya.

Saudara, kalau dari sisi Allah tidak perlulah kita ragukan. Ia adalah Allah yang setia dengan FirmanNya. Kita manusialah yang sesungguhnya tidak setia, suka berubah-ubah, dan tidak benar mengenal Allah yang sudah memperkenalkan diriNya itu. Setiap saat Allah selalu mencurahkan berkat dan kasihNya kepada manusia. Tetapi manusia ada yang melihat dan merasakannya, ada juga yang tidak. Bahkan sebaliknya ada manusia yang menyatakan bahwa Allah itu tidak perduli, tidak sayang, tidak kasih bahkan Allah itu tidak ada. Hal tersebut terjadi karena manusia itu hanya memposisikan Allah yang akan memberikan segala yang diingini hatinya, dan Allah yang hanya melayaninya, menjaganya, dan tidak mungkin membiarkannya hidup dalam pergumulan dan permasalahan. Padahal segala sesuatu (baik sukacita maupun dukacita/pergumulan) Tuhan pakai untuk kebaikan kita (Roma 8:28).

Untuk hidup dalam kasih setia Tuhan maka kita harus bisa melihat, merasakan,  meyakini serta mengimani kasih setia Tuhan tersebut dalam segala situasi. Hidup berjalan bersama Tuhan dalam segala keadaan dan tantangan  yang ada akan membawa kita kepada iman yang kokoh serta membawa kita kepada keberanian untuk HIDUP DALAM KASIH SETIA TUHAN.

Hidup dalam kasih setia Tuhan menjadikan kita menjadi kristen yang setia mengikut Yesus, menunjukkan Kristus melalui segala perbuatan dan tindak tanduk kita.  Hidup dalam kasih setia Tuhan menjadikan kita manusia yang sepenuhnya bergantung kepada Tuhan bahwa kita yang dulunya bukan apa-apa dan selayaknya mendapat hukuman karena dosa dan pelanggaran kita telah dibuatnya menjadi milik kesayanganNya oleh kematian dan kebangkitan anakNya Yesus Kristus.

Hidup dalam kasih setia Tuhan menjadikan kita menjadi orang yang senantiasa bersyukur dan berkomitmen tidak menyianyiakan kasih setia Tuhan yang dicurahkanNya kepada kita serta berjuang untuk tidak mengecewakan Tuhan dalam segala perbuatan kita.

Hidup dalam kasih setia Tuhan juga mendorong kita untuk tidak menyianyiakan kesempatan untuk menjadi anakNya sehingga kita semua menjadi citra Allah (benar-benar menjadi gambar dan rupa Allah) yang nampak oleh semua orang. Dengan demikian Allah akan dimuliakan dalam setiap perilaku kita.

Kapankah saudara merasakan  kasih setia Tuhan atau masihkah saudara merasakan kasih setia Tuhan hingga saat ini?. Kalau kita mau jujur kepada diri sendiri bahwa sesungguhnya segala yang kita rasakan dalam kehidupan kita   adalah kasih setia Tuhan. Hanya saja  kita tidak pernah melihatnya dengan mata rohani kita bahwa Tuhan terus-menerus mengasihi kita dan kita hidup di bawah kasih karuniaNya.

Manusia sering dibutakan oleh dosa dan dunia ini sehingga tidak pernah melihat kasih setia Tuhan yang terus-menerus mengalir  dalam hidupnya.  Oleh karena itu ia  hanya hidup berfokus pada diri sendiri,  dia hidup dalam hawa nafsu kedagingan dan terus menerus digoda dan disesatkan oleh si Iblis sehingga membutakan mata rohaninya dari segala kebenaran.

Nas ini dimulai dengan perkataan Bersyukurlah. Alasannya adalah karena Tuhan itu baik. Kebaikan Tuhan bukan tergantung manusia, tergantung pandangan dan pendapat manusia, tetapi Tuhan itu baik karena Dia memang mutlak baik. Lalu dilanjutkan dengan pernyataan “bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya”.

Ayat kedua dilanjutkan dengan pertanyaan yaitu:  Siapakah yang dapat memberitahukan keperkasaan TUHAN, memperdengarkan segala pujian kepada-Nya?”, lalu di ayat ketika dijawab degan perkataan : “Berbahagialah orang-orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di segala waktu!

Dari sini kita melihat bahwa setiap orang yang  berpegang kepada hukum dan melakukan keadilan disegala waktu adalah mereka yang bisa memberitahukan keperkasaan Tuhan dan memperdengarkan segala pujian kepada Tuhan. Dengan demikian mereka akan berbahagia. Orang yang berpegang pada hukum dan melakukan keadilan dimaknai sebagai orang yang disebutkan dalam Mazmur 1:1-3 (“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil”.)yang intinya seseorang yang kesukaannya adalah taurat Tuhan dan yang merenungkannya siang malam (artinya di segala waktu). Merekalah yang mampu melakukan keadilan dan mampu berpegang pada hukum dan Firman Allah.

Saudaraku, melalui Nas Firman Tuhan hari ini, marilah kita senantiasa bersyukur akan kasih setia Tuhan yang kekal sampai selama-lamanya yang telah memperjuangkan kita demikian sulitnya sampai Golgota supaya kita beroleh selamat. Selanjutnya marilah menjalani hidup ini dengan setia dan taat kepada FirmanNya dengan demikian nyata kepada semua orang bahwa kita hanya hidup dalam kasih setia Tuhan.

Selamat hari minggu, selamat beribadah, dan selamat hidup dalam kasih setia Tuhan.

 

Shalom

 

Ev. Harles Lumbantobing

 

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..

 

 

Minggu, 11 April 2021

MEMBANGUN PERSEKUTUAN YANG SALING MENGASIHI

 

Ibadah Minggu Quasimodogeniti

Minggu, 11 April 2021

tema:

MEMBANGUN PERSEKUTUAN YANG SALING MENGASIHI

 

Ev: Kisah Para Rasul 4:32-37

Ep: Amsal 17:17-20

 

4:32 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.

4:33 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.

4:34 Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa

4:35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.

4:36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.

4:37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.

 

---------------------

 

Shalom, selamat hari Minggu saudara-i ku di dalam Tuhan.  Minggu ini adalah minggu pertama setelah Paskah, yaitu minggu Quasimodogeniti yang artinya seperti bayi yang baru lahir.  Dimana setiap orang yang percaya dan menerima pengorbanan Yesus di kayu salib, serta kebangkitanNya, maka sepatutnyalah dia seperti bayi yang baru lahir akan selalu haus dan rindu akan air susu yang murni. Firman Tuhan adalah air kehidupan, yang akan terus menghidupi kita yang percaya, serta memberi pertumbuhan yang baik, sehat dan kuat di dalam menjalani hidup ini dan didalam melaksanakan  tuntutan Firman Tuhan di dalam hidup kita.

Kerinduan atau tuntutan Firman Tuhan bagi kita minggu ini  diramu dalam satu tema MEMBANGUN PERSEKUTUAN YANG SALING MENGASIHI yang di dasarkan pada nas Firman Tuhan dari kitab Kisah Para Rasul 4:32-37. Memang untuk melaksanakan atau menjadikan nyata tema ini dalam kehidupan beriman dan bersekutu banyak dituliskan dalam Alkitab terkhusus surat-surat Rasul Paulus kepada jemaat-jemaat yang dilayaninya. Namun minggu ini kita khusus mempelajarinya dari kitab Kisah Para rasul 4:32-37 ini dengan teladan jemaat mula-mula. Nas ini berisikan gaya beriman, gaya hidup, dan gaya bersekutu dari pada jemaat mula-mula setelah mendengarkan pemberitaan Rasul-Rasul tentang Yesus Anak Allah yang telah mati lalu bangkit lagi.

Saudaraku, Pokok Utama pemberitaan Injil adalah bahwa Yesus Telah bangkit, dari pokok ini maka selanjutnya terbuka dan tersingkaplah karya penyelamatan Allah yang telah dinubuatkan berabad-abad lamanya, yaitu siapa Yesus, bagaimana pelayananNya, untuk apa Dia datang, seperti apa pengorbananNya, kebangkitanNya dan untuk apa Dia naik ke sorga, dan tentang kedatanganNya kembali. Hal ini bisa kita lihat dalam Ayat 33 yang menyebutkan bahwa Yesus yang bangkit menjadi pokok pengajaran Rasul-Rasul. Dalam setiap pertemuan mereka menyingkapkan tentang Yesus dan karya terbesar Allah yang menyertainya.

Pemberitaan ini memberikan pemahaman dan arah yang jelas kepada jemaat mengapa mereka bersekutu, apa tujuan mereka bersekutu, dan  apa inti persekutuan itu. Pertemuan yang intens dan berkelanjutan, serta pengajaran yang murni tentang kebenaran membuat jemaat mula-mula itu memiliki pemahaman dan pengetahuan yang jelas akan berita Injil yang mereka telah terima.

Saudaraku, kalau kita melihat perikop ini terkhusus dalam ayat 33 ini, ini adalah merupakan ayat kunci yang akhirnya mempengaruhi dan menjadikan jemaat mula-mula itu menjadi jemaat yang hidup, penuh dengan kasih kudus dan kesaksian mereka menjadikan banyak orang menyukai mereka dan mengikuti mereka untuk percaya kepada Yesus. Kata kunci itu adalah BERITA  dan YANG MEMBERITAKAN. Berita itu adalah Yesus Kristus sebagai inti, yang merupakan perwujudan Allah yang datang menjadi manusia, mati dan bangkit kembali untuk menebus manusia dari dosa.  Yang memberitakan itu adalah MURID-MURID/PARA RASUL yang penuh dengan  kuasa yang besar. Kita ingat di kotbah minggu lalu dalam Ibadah Paskah I dalam Markus 16:9-18, khusus dalam ayat 17-18 disebutkan bahwa Yesus telah memberikan mereka kuasa dan kemampuan untuk membuat tanda-tanda yang menyertai penginjilan mereka kepada segala mahluk.

Jadi ketika Kristus menjadi pusat pemberitaan, dan para pemberita Injil itu adalah mereka-mereka  yang benar-benar merima kuasa untuk memberitakannya, maka setiap orang yang mereka layani dan ajarkan Firman Tuhan itu mengalami  pertumbuhan iman yang luar biasa yang dipraktekkan dan diekspresikan dalam kehidupan nyata mereka setelah didengarkan.

Hal ini menjadi perhatian pertama sebelum berhasil mewujudkan persekutuan orang-orang percaya yang saling mengasihi.  Benarkah si-Pemberita itu memberitakan hanya Kristus yang mati dan bangkit?, benarkah dia diberi kuasa oleh Tuhan untuk memberitakanNya?  Atau kalau diberi kuasa apakah benar-benar dia menggunakan kuasa itu dan mengandalkannya dalam pemberitaannya?. Setiakah dia mengajarkannya dengan benar dan berkesinambungan? Ibarat seorang bayi, bahwa bayi yang baru lahir harus benar-benar minum dari susu yang murni dan berkualitas, dan yang bersumber dari  ibunya sendiri, barulah pertumbuhannya akan baik.

Jadi pertumbuhan akan mengikut setelah diberikan makanan yang sehat dan murni dan dari sumber yang benar dan terpercaya. Karena itu sebagaimana jemaat mula-mula ini mengalami pertumbuhan yang pesat dan kemampuan berbuat kasih yang luar biasa sebagaimana diungkapkan dalam Nas Firman Tuhan ini, tidaklah lepas dari pengajaran yang benar, dan pengajar-pengajar yang penuh kuasa.  

Dampak dari semuanya itu persekutuan jemaat mula-mula itu benar-benar hidup dan menjadi teladan bagi semua orang bahkan sampai hari ini keteladanan mereka menjadi kerinduan dan cita-cita semua gereja.  Sampai hari ini Gereja terus mengalami kesulitan dalam meniru atau meneladani model gereja mulai-mula ini. Banyak Faktor yang menyebabkannya.  Namun apapun faktor penyebab itu, dan bagaimanapun  kuatnya dunia ini dan Iblis untuk memecah belah persekutuan orang percaya dan juga kesatuan gereja-gereja itu, Kalau dua hal pertama ini ini bisa konsiten melakukannya maka niscaya gereja bisa melakukannya. Dua hal pertama itu adalah yang tadi yaitu Inti pemberitaan dan si pemberita itu sendiri. Dengan demikian maka jemaat akan mampu menerjemahkan itu semua dalam wujud persekutuan yang hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan.

Jika kita melihat tema ini, maka kata membangun  menunjukkan kata kerja yang mengharapkan kita semua yang percaya mengambil bagian dalam mewujudkan apa yang akan dibangun. Setelah memiliki pokok inti pemberitaan dan para pemberita-pemberita yang bisa dipercaya serta  memiliki kuasa, maka seluruh jemaat harus bisa memulai dan mewujudkan pembangunan  ini dengan pengawasan, tuntunan dan panduan dari para Pemberita-pemberita itu.

Bagaimanakah persekutuan yang hidup itu dibangun?. Saudara dalam  persekutuan kita dengan orang lain sebagai gereja yang kudus dan am, maka Inti persekutuan kita itu haruslah Kristus (sebab Kristuslah menjadi kepala), dan tali atau rantai  yang mengikatnya adalah KASIH (AGAPE).

Dalam jemaat mula-mula itu kita melihat bahwa karena Kristus, maka setiap orang rela mengasihi saudaranya yang lain dengan kasih Agape, yang mengandung arti, “meskipun”. Artinya meskipun saya dan dia tidak seibu sebapa, tetapi  aku tetap mengasihinya sebagai saudara, dan milikku adalah miliknya juga. Meskipun aku juga butuh, gak apa-apalah kudahulukan mereka sebab mereka lebih butuh daripada aku, Meskipun hanya aku yang berkorban dalam perskutuan ini tidak apa-apalah asalkan kami bisa saling mengasihi satu dengan yang lain. Begitu seterusnya dengan “meskipun-meskipun” yang lain. Saudara, itulah wujud kasih yang mereka tunjukkan. Dan dalam melakukan semuanya itu mereka tidak berkekurangan. Pola inilah yang Tuhan kehendaki hendak kita lakukan terus-menerus dalam jaman ini sebagai umat percaya yang telah Tuhan satukan dalam persekutuan.

Lalu wujud dari KASIH yang mengikat itu adalah PERBUATAN yang BERKORBAN, kemudian diikuti dengan PENGAKUAN. Pengakuan itu adalah prinsip yang dipegang dan diakui bahwa segala sesuatu yang mereka miliki bersumber dari satu sumber (TUHAN)  dan dengan tujuan yang sama (MENJADI BERKAT BAGI SEMUA), dan dengan status yang sama (TITIPAN)  dan dengan sifat yang sama(DIPERCAYAKAN) (ay 32). Dengan membangun  pemahaman ini maka tentunya persekutuan itu dengan sendirinya akan mulai bergerak kepada keinginan Firman Tuhan, yaitu menuju  pola dan sifat persekutuan yang saling mengasihi tu.

Dalam hal ini peran serta Roh Kudus sangatlah penting dan merupakan key succes dalam pencapaian kehidupan persekutuan yang saling mengasihi ini. Nas Firman hari ini membukakan kondisi dan keadaan jemaat mula-mula yang menunjukkan respon dan tindaklanjut dari keyakinan dan kepercayaan mereka kepada Kristus. Kuasa Roh Kudus yang mereka terima setelah mereka percaya dan dibabtis memampukan mereka untuk melakukan hal itu.

Demikiankah dari sisi Inti berita (Kristus), dan dari sisi si Pemberita Injil yang harus benar-benar dipastikan kebenarannya,  lalu selanjutnya adalah respon dari para jemaat setelah dilayani, diajar dan dibawa kepada pengenalan akan Kristus. Karena itu hendalah respon dari jemaat yang sudah  mendengar berita tentang Kristus itu adalah sebagai berikut:

  1. Senantiasa melihat karya dan perbuatan Allah terhadap hidup kita.  Allah tidak pernah berhenti berkarya dalam hidup kita pribadi lepas pribadi, dengan demikian kita selalu bersyukur, dan semakin mengasihi Allah. Kita Jangan lupa saudara bahwa cara mengasihi Allah adalah dengan mengasihi yang Allah kasihi yaitu manusia.
  2.  Meresponi ajakan Tuhan untuk bertobat, lalu bersekutu bersama untuk memuji Tuhan bersama-sama dengan  orang-orang yang berdosa yang telah diselamatkkan sama seperti kita.
  3.  Merelakan diri kita  untuk dipimpin Roh Kudus. Hidup kita bukan lagi hidup kita, tetapi harus menjadi milik Kristus. 
  4. Sebagaimana engkau telah dihidupkan dan diperbaharui Tuhan, demikian juga hendaknya engkau memberitakan dan mengajak orang lain untuk mengalami hal yang sama 
  5. Dengan bertambah dan berkumpulnya orang-orang percaya  yang memiliki iman dan kasih yang sama seperti saudara mulailah untuk hidup bersekutu seperti model jemaat mula-mula itu, itulah yang TUHAN kehendaki. 
  6. Lalu sebagaimana saya sampaikan diatas, wujudnyatakanlah PERBUATAN yang BERKORBAN, kemudian diikuti dengan PENGAKUAN  bahwa segala sesuatu yang mereka miliki bersumber dari satu sumber (TUHAN)  dan dengan tujuan yang sama (MENJADI BERKAT BAGI SEMUA), dan dengan memahami bahwa semua yang kita miliki  adalah TITIPAN  yang sifatnya DIPERCAYAKAN. Hal inilah yang membuat jemaat mula-mula itu akhirnya menjadi jemaat yang begitu gigih dan kuat mempraktekkan Firman Tuhan untuk saling mengasihi, serta disukai banyak orang.

Saudaraku, di dalam Tuhan kita Yesus Kristus, Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan (Roma 1:16), dan persekutuan antar orang percaya adalah dampak dan bukti dari kekuatan Injil itu. Mari kita bangun persekutuan yang saling mengasihi dengan kekuatan Injil, mari para Pemberita Injil sungguh-sungguh mengajarkan kebenaran disertai dengan kuasa Roh kudus, dan semua jemaat yang telah menerimanya  meresponiya dengan ketaatan yang berkorban dengan Kasih yang Agape. Tunjukkanlah kekuatan Injil itu dalam persekutuan kasih satu dengan yang lain, sehingga banyak orang lain yang melihat dan tertarik untuk datang bergabung dengan persekutuan kasih itu.

Saudaraku, masihkah bisa model jemaat mula-mula itu kita wujudkan kembali  dalam jaman ini? Apakah itu hanya menjadi kenangan dan hanya sebagai mimpi gereja sekarang ini? Jawabannya bisa, kalau mereka bisa mengapa kita tidak? tentu kalau kita memiliki pemahaman yang sama dan bekerja sama maka itu masih bisa terwujud.  Sebab Injil dan Tuhan yang yang mereka terima adalah sama seperti yang kita terima dan yakini, dan Roh Kudus yang bekerja di dalam mereka adalah Roh Kudus yang sama yang bisa bekerja diantara kita. Memang benar bahwa model persekutuan yang saling mengasihi di dalam Alkitab tidak hanya bentuk kerelaan untuk menjual semua harta milik kita dan membagi-bagikannya seperti jemaat mula-mula itu. Demikian juga dengan prinsip bahwa harta yang dimiliki adalah harta bersama. Namun kekuatan Injil yang mereka telah terima setidaknya telah memampukan mereka untuk mengalahkan tantangan  dan godaan terbesar manusia yaitu kecintaan kepada harta dan kekayaan dan keserakahan.  Itulah titik lemah dan kegagalan seorang muda yang kaya yang telah melakukan seluruh hukum taurat sejak mudanya ketika berjumpa dengan Yesus dan bertanya perbuatan apa yang harus dilakukannya supaya dia mendapatkan hidup yang kekal. Lalu Yesus berkata tinggal satu lagi, juallah hartamu, bagi-bagikan kepada orang miskin lalu mengikut Aku (Yesus) (Lukas 19:16-24). Tetapi orang muda itu tidak sanggup karena hartanya banyak. Lalu Yesus berkata “Alangkah sukarnya orang kaya masuk dalam kerajaan sorga, adalah lebih mudah seekor  unta masuk ke dalam kubang jarum daripada  seorang kaya masuk ke dalam kerajaan sorga.

Akhir kata, selamat membangun persekutuan kasih, selamat memakan makanan rohani yang murni dan bergizi lewat mendengarkan ajaran Firman yang sehat dari para HambaNya yang diutus, Selamat  saliing mengasihi satu dengan yang lain di dalam Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

 

Shalom,

 

 

Ev. Harles Lumabntobing

 

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..