Sabtu, 28 Agustus 2021

TUHAN MENGETAHUI ISI HATIMU

 

Ibadah Minggu  Trinitatis 29 Agustus 2021

Tema:

TUHAN MENGETAHUI ISI HATIMU

Ev:Markus 7:17-23

Ep:Kidung Agung 2:8-13

 

Markus 7:17-23 (TB)

7:17 Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu.

7:18 Maka jawab-Nya: "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya,

7:19 karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?" Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal.

7:20 Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya,

7:21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,

7:22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.

7:23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."

 

-----------------

Shalom, selamat hari minggu. Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah Bapa, dan AnakNya Yesus Kristus dan Roh Kudus, Ketiganya yang Esa, yang senantiasa menyertai kita hingga saat ini ditengah-tengah kondisi dunia yang semakin penuh dengan tantangan dan pergumulan. Syukur kita memiliki Allah seperti Dia, yang senantiasa beserta kita dan menjadi gembala kita yang baik yang akan memelihara, menjaga dan melindungi kita dari segala tipu muslihat Iblis dan godaan dunia ini.

Dalam ibadah minggu ini yaitu minggu XIII seterlah Trinitatis mengambil tema “TUHAN MENGETAHUI ISI HATIMU” yang didasarkan pada kitab Markus 7:17-23. Apa yang mau Tuhan katakan melalui Nas ini bagi kita dalam ibadah kali ini saudaraku? Marilah kita sama-sama merenungkannya.

Salah satu sifat Allah adalah MAHA TAHU. Tidak ada yang tersembunyi dari hadapanNya. Kemanapun manusia bersembunyi bahkan sampai ke ujung bumi yang paling jauh, atau jurang yang terdalam, bahkan sampai di dalam perut bumi, Allah tetap bisa melihat dan mengetahui keberadaan manusia itu. Tetapi tidak hanya keberadaannya secara fisik tetapi juga Allah mengetahui isi hati manusia itu dimana tidak seorangpun manusia mengetahui atau melihat isi hati manusia yang lain. Bagi Tuhan tidak ada yang bisa disembunyikan bahkan isi hati sekalipun.

            Nats Firman Tuhan dalam Markus 7:17-23 ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ayat-ayat sebelumnya yang mengisahkan tentang perkataan  Yesus kepada rombongan Farisi dan ahli-ahli taurat serta murid-muridNya. Dimana mereka menegor Yesus dengan cara bertanya tentang perilaku murid-murid Yesus yang makan dengan tangan yang najis karena tidak membasuh tangannya. Keyakinan dan pemahaman mereka sesuai tradisi Yahudi bahwa  jika makan dengan tangan yang tidak dibasuh akan menajiskan seseorang. Dengan demikian mereka mau menyatakan bahwa murid-murid Yesus sudah najis.

            Tetapi Yesus malah menegor mereka dan menyatakan kepada mereka bahwa mereka adalah orang munafik yang sok suci dan kudus secara lahirian tetapi sesungguhnya dari dalam yaitu hati mereka jauh lebih kotor dan najis. Sehingga Yesus berkata kepada mereka di ayat 15:  

Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."

 Perkataan dalam ayat 15 inilah selanjutnya yang dipertanyakan murid-murid kepada Yesus tentang makna atau arti dari perkataan ini.

            Lalu Yesus membawa mereka (murid-murid) menyingkir ke suatu rumah dan mengajar mereka dengan berkata  bahwa semua yang masuk dari luar melalui mulut seseorang tidak akan pernah menajiskan seseorang. Yesus malah berkata sebab semua yang masuk dari mulut itu akan masuk ke dalam perut, lalu dibuang di jamban. Sehingga apapun makanannya tidak akan menajiskan seseorang atau dengan perlataan lain semua makanan halal. Yang membuat seseorang itu najis atau kotor adalah apa yang keluar dari dirinya. Yang Yesus maksudkan bukanlah sesuatu benda yang keluar dari tubuh seseorang tetapi Yesus merincinya dengan sebutan dari dalam yaitu hati manusia  (bukan hati/lever secara organ). Bahwa  apa yang timbul dari dalam hati yang akhirnya direalisasikan lewat pikiran, perkataan  dan perbuatan itulah yang bisa menajiskannya.  Jadi ada tiga realisasi (output) dari hati yaitu pikiran, perkataan, dan perbuatan. Ketiga hal inilah yang akan menunjukkan isi hati seseorang. Dengan demikian seseorang itu dikatakan seorang yang najis atau tidak, tergantung dari apakah hatinya  bersih atau hatinya najis (kotor).

            Yesus berkata dalam ayat 21-22 bahwa  dari dalam hati orang, timbul segala pikiran jahat. Pikiran-pikiran yang jahat itu menyebabkan seseorang melakukan percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Lalu ditegaskan kembali dalam ayat 23:

Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."

            Semua pikiran-pikiran yang jahat ini tentunya hanya dihasilkan oleh hati  yang berisi hal-hal yang jahat dan juga najis. Lukas 6:45 Yesus berkata : 

Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.

Sehingga orang yang hatinya kudus, hatinya bersih tentunya akan menghasilkan pikiran yang bersih, perkataan yang memberkati dan perbuatan yang baik.

Kemahatahuan Allah membuat diriNya tidak bisa dibatasi untuk mengetahui isi hati manusia. Bahkan sebelum manusia itu berbuatpun Allah sudah tahu. Jadi karena Tuhan mengetahui isi hati kita dengan baik, tanpa bisa kita sembunyikan, maka sepantasnyalah kita menjaga hati kita untuk hal-hal yang kudus dan yang berkenan kepada Allah. Kita tidak akan mungkin bisa membohongi Allah. Manusia mungkin bisa tertipu sebagaimana orang-orang Farisi dan Ahli-ahli taurat bisa menipu dan membohong orang-orang lain, tetapi Yesus tidak bisa mereka bohongi. Itu sebabnya Yesus begitu keras  menegur mereka bahkan berkata mereka itu munafik dan ular beludak. Demikian juga kita tidak akan bisa menipu dan membohongi Allah dengan sikap dan perbuatan yang sepertinya baik dilihat orang tetapi dibaliknya ada niat dan maksud jahat yang bersumber dari hati yang jahat.

Karena itu sebagai orang-orang percaya yang sudah dibenarkan oleh Tuhan lewat darah anakNya Yesus Kristus, marilah hidup kita lurus. Bahwa apa yang ada di hati kita itulah yang kita keluarkan. Lalu untuk menjamin yang keluar itu adalah buah yang baik dan benar tetaplah menjaga hati kita dengan baik. Seperti tertulis dalam Amsal  4:23 berkata

Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan”.

Jadi pancaran hati adalah kehidupan tentunya jika bersumber dari hati yang dijaga dengan segala kewaspadaan tadi. Namun jika sebaliknya hati yang selalu dikotori dengan rupa-rupa kenajisan tentunya yang terpancar bukan kehidupan tetapi buah yang busuk dan bau yang mematikan. Dengan demikian kita sebagai orang-orang yang sudah diselamatkan janganlah kita mempermalukan Tuhan kita, bahkan mendukakan Roh Kudus dengan mengeluarkan  buah yang najis tetapi sebaliknya berusahalah untuk menghasilkan buah yang baik dari perbendaharaan hati kita yang baik.

Tidak ada tempat bagi kita untuk bersembunyi dari Allah. Bahkan Ia menyelidiki hati kita dan batin kita dan memberi ganjaran yang sesuai dengan perbuatan kita yang dihasilkan oleh hati kita. Hal ini Tuhan tegaskan dalam Yeremia  17:10 yang berbunyi: 

Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.

Pasrahkan dan yakinkanlah hidup kita kepada Tuhan sebab Ia tahu yang terbaik bagi kita. Dia mengetahui segalanya tentang kita. Apabila kita berdiri maupun berjalan, apabila kita dalam kesesakan ataupun kesukaran Dia tahu, Dia mengerti dan Dia perduli kepada kita.

            Saudara, Tuhan mengetahui isi hatimu, hatiku dan hati kita semua. Pikiran, ucapan dan perbuatan kita tidak akan mampu membohongi Tuhan. Semuanya itu dihasilkan oleh hati kita. Bagaimana kita mengisi hati kita? Dengan apa kita mengisi hati kita?. Isilah hati kita dengan segala kebenaran Allah. Minta kebenaran Allah senantiasa menguduskan dan menguji hati kita. Sebagaimana dalam Mazmur 26:2 berkata:

Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku”.

Maka kebenaran itu akan menuntun hati kita untuk menimbulkan  yang baik dan yang berkenan kepada Allah. Buah kebenaran itu akan keluar dan dinyatakan dalam  pikiran kita, dalam perkataan kita dan juga dalam  perbuatan kita. Ketiga penyataan inilah yang akan menentukan seseorang najis atau kudus.

            Akhirnya selamat terbuka  di hadapan Tuhan, selamat menjadi pelaku Firman Tuhan, dan selamat hari minggu.

TUHAN YESUS MEMBERKATI

 

Shalom,

 

Ev. Harles Lumbantobing

 

 KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..

 

Baca Juga topik ini:  TUHAN MENGENALMU......(silahkan klik) 

 

Sabtu, 21 Agustus 2021

ORANG BENAR DI MATA TUHAN

Ibadah Minggu XII Setelah Trinitatis

tema:

ORANG BENAR DI MATA TUHAN

Ev: Mazmur 34:12-18

Ep:  Roma 12:17-21


 

Ev: Mazmur 34:12-18 (TB)

34:12 Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan TUHAN akan kuajarkan kepadamu!

34:13 Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?

34:14 Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu;

34:15 jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya!

34:16 Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong;

34:17 wajah TUHAN menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan kepada mereka dari muka bumi.

34:18 Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya.

 

------------

Shalom, selamat hari minggu buat saudaraku sekalian yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus.  Bahagia  rasanya di dalam Tuhan masih bisa menyapa saudara di minggu ini. Kiranya kita semua dalam keadaan sehat baik jasmani maupun rohani.  Tidak lupa saya juga menyapa saudara yang saat ini lagi terbaring sakit baik yang di rumah, ataupun yang di rumah sakit, Tuhan kiranya menolong saudara untuk bisa menang terhadap setiap penyakit yang saudara hadapi saat ini. Tuhan berkati obat dan paramedis yang menangani, sehingga saudara semakin lekas  sembuh. Tetap semangat dan terus berpengharapan.

Dalam ibadah minggu ini, Firman Tuhan menyapa kita dengan sebuah tema “ORANG BENAR DI MATA TUHAN” yang di dasarkan kepada kitab Mazmur 34:12-18. Marilah bersama  kita merenungkan Firman Tuhan minggu ini untuk  mengetahui apa yang Tuhan mau katakan kepada kita lewat nats minggu ini.

Ketika membaca tema ini beberapa pertanyaan yang mungkin langsung muncul di pikiran kita adalah:

“seperti apa orang benar di mata Tuhan? Bagaimana hidupnya”,  atau

Bagaimana supaya menjadi orang benar di mata Tuhan?” atau

“Apa untungnya menjadi orang benar di mata Tuhan?”.

            Saudaraku, Mazmur Daud ini ditulisnya ketika ia terlepas dari Raja Abimelkh(Mazmur 34:1- gelar Raja Filistin di Gad) yaitu Raja Akhis ( 1Samuel 21:10-15). Pada peristiwa itu Daud berpura-pura tidak waras  supaya dia terlepas dari tangan raja Gad orang Filistin ketika dia melarikan diri dari kejaran Raja Saul yang ingin membunuhnya. Setelah Raja Akhis (Abimelekh) mengusirnya karena dianggap  orang tidak waras, Daud selanjutnya melarikan diri ke gua Andulam.  Dalam Mazmur 34 ini kita melihat bagaimana Daud bersaksi bahwa Tuhan akan menyertai, melepaskan bahkan melindungi orang yang dikasihiNya.

Kita melihat dalam Mazmur 34 ini kriteria orang-orang yang Tuhan akan lindungi dan selamatkan dari berbagai pergumulan hidup yaitu mereka-mereka yang dia sebut sebagai:

  • Orang-orang yang rendah hati (ayat 3)
  • Orang yang mencari Tuhan (ayat 5, 11)
  • Orang yang takut akan Tuhan(ayat 8,10, 12)
  • Orang-orang benar (ayat 16,18, 20)

Dalam kotbah minggu ini kita akan membahas tentang kriteria yang terakhir yaitu ‘ORANG BENAR”.

            Bagaimana Firman Tuhan berbicara bagi kita tentang orang benar ini dalam Nats Firman Tuhan  hari ini dari ayat 12-18?. Kalau kita mengikuti alur nats ini kita mendapati bahwa perikop ini merupakan sebuah ajaran dari seorang yang sangat berpengalaman dengan Allah dalam hubungannya secara pribadi dengan Allah. Di sini Raja Daud sedang memberikan pelajaran tantang takut akan Tuhan. Kalau ayat 13 ini (Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?) dipertanyakan kepada kita, tentunya kita semua pasti akan menjawabnya ‘saya!’.  Tetapi tunggu dulu, setiap orang yang menjawab ‘saya’  harus mengikuti  ayat selanjutnya  sebagai syarat untuk mendapatkan apa yang ditanyakan di ayat 13 tersebut. Ayat selanjutnya 14-15 mengajarkan kepada setiap orang yang berkata ‘saya’ bagaimana supaya bisa menyukai hidup, berumur panjang dan menikmati umur panjang itu. Diajarkan di  sana bahwa orang tersebut harus menjaga lidah terhadap yang jahat, menjaga bibir terhadap ucapan-ucapan menipu, menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik,  serta mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya. Keempat syarat ini sekaligus merupakan tanda-tanda atau indikasi dari orang benar.

            Apa yang disampaikan Raja Daud ini merupakan impian semua orang selama hidup di dunia.  Berumur panjang dan bisa menikmati hidup itu. Ada orang berumur panjang tetapi tidak  tidak bisa menikmati umurnya yang panjang itu. Dia tidak pernah mengalami sukacita dan kebahagiaan yang sesungguhnya meskipun dia berlimpah harta, punya jabatan tinggi, dan status sosial yang tinggi. Ada orang berumur panjang namun terus menerus diperbudak dosa, ada yang terus menerus diterpa masalah dan pergumulan berat, ada yang umurnya panjang tetapi dirundung dukacita melihat keturunannya yang  tidak damai dan  terus menerus berantam, ada yang berumur panjang tetapi selalu sakit-sakitan dan menjadi beban keluarga, dan lain sebagainya yang bisa kita lihat di dunia nyata saat ini. Tetapi itulah realita. Jalan hidup setiap orang tidak selalu sama, namun harapan semua orang bisa saja sama yaitu menikmati hidup yaitu dengan menikmati segala yang baik dari hidup itu.

            Namun saya melihat ke-empat syarat di atas yang disampaikan Raja Daud di ayat 13-14  sangat tepat bagi setiap orang yang mau menikmati hidup selama hidup di dunia. Tentunya bagaimana seeorang bisa menikmati hidupnya jika lidahnya selalu melakukan yang jahat, bibirnya selalu mengeluarkan ucapan-ucapan menipu, hidup dalam kejahatan, dan tidak suka hidup damai malah selalu membuat keonaran. Tentunya hidupnya akan selalu dibenci orang, dan akan menuai akibat dari segala perbuatannya baik di usianya yang singkat ataupun sampai dimasa tuanya jika umurnya panjang.

            Tidak demikian dengan orang benar. Mazmur ini mengajarkan bagaimana hidup dan kehidupan orang benar, dan bagaimana sikap Tuhan terhadap orang benar. Yang pertama yang harus kita ketahui dari nats ini bahwa “mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar” (ayat 16). Ini artinya bahwa orang benar menjadi pusat perhatian Allah. Atau  bisa kita katakan orang benar menjadi fokus dari aktifitas Allah di dunia dan di akhirat. Tuhan selalu mengawasi dan memperhatikan bagaimana keadaan dan hidup dari orang benar itu. Orang benar tidak akan luput dari pengawasan Allah. Dia tidak bisa bersembunyi dimanapun dan kemanapun dan tidak ada yang bisa menghalangi pandangan Allah dari orang benar.

Hal kedua dikatakan di ayat 16 bahwa Telinga Tuhan  terarah kepada teriakan orang benar.  Jadi seruan orang benar selalu Tuhan responi. Hal tersebutlah yang meyakinkan pemazmur  untuk menyaksikan bahwa Tuhan akan mendengar ketika orang benar itu berseru-seru kepada Tuhan. Apakah ketika dia berada dalam kesesakan, penderitaan, penindasan, atau marabahaya sekalipun. Dalam Mazmur 34 ini begitu jelasnya pemazmur menyatakan bahwa Allah itu konsisten membela dan melindungi orang benar itu.

-          Ketika Tuhan dicari, Tuhan menunjukkan diri (ayat 5),

-          Ketika Dia dipanggil Dia menjawab (ayat 7, 18),

-          Ketika hidup menakutkan, malaikatNya disuruhNya untuk berkemah di sekeliling orang yang takut akan Dia (ayat 8),

-          Ketika terjadi masa kelaparan, orang benar tidak dibiarkanNya berkekurangan (ayat 11)

-          Ketika ada yang mau berbuat jahat, wajah Tuhan menentang mereka (ayat 17)

-          Ketika hidup begitu susah, dan kepahitan hidup sedang melanda, Tuhan melepaskan orang benar itu dari segala kesesakan ( Ayat 18)

-          Bahkan ketika terjadi patah hati, dan remuk jiwa, bahkan sudah terjatuh sekalipun, Tuhan akan menyelamatkan orang benar itu sebagaimana kisah hidup yang dialami Raja Daud sendiri. (ayat 19)

-          Ketika orang benar mengalami kemalangan, Tuhan melepaskannya dan kemalangan itu tidak akan bisa mencelakakannya (ayat 20)

Demikianlah hidup orang benar diperlakukan oleh Tuhan. Tetapi kita jangan lupa bagaimana orang benar  itu harus hidup dan berperilaku di dalam kehidupannya harus sesuai dengan Firman Tuhan . Hidup yang penuh dengan pujian kepada Tuhan, dan mempersembahkan hidup yang selalu memuliakan Allah lewat lidah, bibir atau ucapan, tingkah laku, keinginan hidup,  takut akan Tuhan dan disertai ambisi yang terus-menerus untuk mencari kehendak Tuhan.

Banyak orang yang meragukan kedelapan perlakuan Allah kepada orang benar di atas. Mereka akan berkata “ah masa benar demikian?”. “Saya kok mengalami yang sebaliknya”. Sampai sekarang aku tetap berada di masalahku yang tidak beres-beres ini”. “ Keadaanku makin hari semakin buruk saya rasa”. “Kondisi ekonomi kami semakin hari semakin parah”  dan lain sebagainya.  Benarkah demikian? Apa yang menyebabkannya demikian?

Saudara, menjadi orang benar tidak menjamin kita lepas dari masalah, bahkan kadang justru setelah menjadi orang benar tantangan hidup semakin besar. Firman Tuhan dengan jujur sudah mengatakan dalam Mazmur 34: 20-21 demikian:

Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu; Ia melindungi segala tulangnya, tidak satu pun yang patah.

Ha ini menunjukkan bahwa memang pernyataan Tuhan dengan fakta di kehidupan nyata adalah benar adanya. Orang benar tidak menjaminnya terbebas dari berbagai kemalangan dan persoalan hidup. Kalau begitu apa untungnya menjadi orang benar? Dari penjelasan di atas dan poin-poin yang Tuhan katakan di pembahasan di atas adalah merupakan kebenaran yang tidak bisa dibantah yang dialami dan didapatkan oleh setiap orang benar. Raja Daud sudah mengalaminya dan menyaksikannya, dan saya sendiri juga sudah mengalami bagaimana pembelaan Allah, perlindungan Allah, cara Allah melepaskan dari berbagai persoalan hidup dan bagaimana cara Allah memelihara hidup saya dan keluarga pada masa kesesakan.

Ukuran kasih dan pemeliharaan Allah tidak bisa diukur atau dibandingkan dengan ada tidaknya pergumulan yang kita hadapi, maju tidaknya usaha yang sedang kita rintis, apakah keadaan sehat atau sakit yang kita alami saat ini,  kondisi ekonomi kita, atau  apa yang kita miliki yang tidak sebanding dengan orang lain. Jika demikian kita hanya akan bersyukur dan memuji Tuhan jika keadaan menguntungkan kita dan sebaliknya jika keadaan tidak menguntungkan kita kita akan berkata Tuhan itu jauh Tuhan itu tidak mendengar, Tuhan itu tidak adil dan lain sebagainya. Padahal dalam mazmur 34 ini kita melihat Daud tetap mengandalkan Tuhan, memuji Tuhan, berseru kepada Tuhan meskipun dia sedang mengalami berbagi pergumulan yang berat. Bahkan saat dia mengalami kemenangan, kelepasan dan keselamatan atas musuh dan pergumulan dia juga tetap konsisten  memuji Tuhan. Inilah tanda dan ciri-ciri orang benar di mata Tuhan.

Sangat menolong sekali jika kita menyimak syair lagu Kidung Jemaat  439 yang berjudul “BILA TOPAN KRAS MELANDA HIDUPMU” di bawah ini.

1. Bila topan k’ras melanda hidupmu, bila putus asa dan letih lesu,

berkat Tuhan satu-satu hitunglah, kau niscaya kagum oleh kasihNya.

Berkat Tuhan, mari hitunglah, kau ‘kan kagum oleh kasihNya.

Berkat Tuhan mari hitunglah, kau niscaya kagum oleh kasihNya.

 

2. Adakah beban membuat kau penat, salib yang kaupikul menekan berat?

Hitunglah berkatNya, pasti kau lega dan bernyanyi t’rus penuh bahagia!

Berkat Tuhan, mari hitunglah, kau ‘kan kagum oleh kasihNya.

Berkat Tuhan mari hitunglah, kau niscaya kagum oleh kasihNya.

 

3. Bila kau memandang harta orang lain, ingat janji Kristus yang lebih permai;

hitunglah berkat yang tidak terbeli milikmu di sorga tiada terperi.

Berkat Tuhan, mari hitunglah, kau ‘kan kagum oleh kasihNya.

Berkat Tuhan mari hitunglah, kau niscaya kagum oleh kasihNya.

 

4. Dalam pergumulanmu di dunia janganlah kuatir, Tuhan adalah!

Hitunglah berkat sepanjang hidupmu, yakinlah, malaikat meyertaimu!

Berkat Tuhan, mari hitunglah, kau ‘kan kagum oleh kasihNya.

Berkat Tuhan mari hitunglah, kau niscaya kagum oleh kasihNya

 

Luar biasa bukan?. Kita manusia yang memang sering sekali salah memahami Tuhan, salah mengerti rencana dan maksudNya, dan salah menilai berkat-berkatNya. Fokus kita berbeda dengan fokus Tuhan sehingga penilaian kita juga berbeda.  

Pertanyaan yang paling besar yang sebenarnya harus kita jawab adalah “APAKAH SAYA ORANG BENAR?” dengan demikian Nats Firman Tuhan hari ini berlaku kepada saya dan saudara.

Secara pribadi saya akan menjawab bahwa “saya orang benar” Mengapa bisa? Sedangkan Alkitab berkata “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak” (Roma 3:10). Iya benar tetapi tidak berhenti sampai di situ. Selanjutnya dalam Roma 3:23-24 dilanjutkan bahwa :

Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus”.

Jadi kebenaran yang saya miliki bukanlah hasil karya saya, atau saya merebutnya, atau karena kebaikan saya sehingga saya diperhitungkan Tuhan sebagai orang benar. BUKAN. Tetapi hasil pembenaran oleh darah Kristus yang dicurahkannya untuk menebus saya dari dosa dan kematian. Dari status saya sebagai orang bersalah, orang jahat dan orang berdosa. Jadi saudara, kebenaran orang benar (orang percaya) adalah hasil pembenaran. Pembenaran ini terjadi ketika kita merendahkan hati, bertobat dan membuka hati kita untuk Kristus masuk dalam hati kita sehingga Roh Kudus dimeteraikan dalam hati kita sebagai jaminan bahwa kita sudah menjadi anak-anakNya atau sama dengan orang-orang benar, dan ini mutlak karunia Allah. Selanjutnya kita akan hidup sebagai orang-orang benar, berkelakukan sebagai orang-orang benar yang hidupnya senantiasa bergantung kepada Tuhan dan menjalani hidup sebagai panggilan untuk memuliakan Tuhan.

Itulah yang senantiasa dilakukan oleh Raja Daud. Ketika dia dipilih oleh Allah dan dibenarkan Allah maka kita bisa melihat bagaimana selanjutnya kualitas hidup Daud yang begitu akrab dengan Allah. Penyerahan total dan ketergantungan total terhadap Allah begitu nyata dalam kehidupan Raja Daud. Karena itu kita melihat bagaimana Allah senantiasa menuntun dan melindunginya dalam setiap pergumulannya, serta memberikan kemenangan kepadanya. Pasang surut kehidupan Raja Daud tidak mempengaruhi hubungannya dengan Tuhan, dan tidak mempengaruhi iman dan kepercayaanNya kepada Tuhan. Bahkan saat-saat krisis sekalipun dan saat sepertinya Tuhan meninggalkanya, Daud tetap berkeyakinan bahwa Tuhan pasti akan menjawab seruannya indah pada waktunya.

Saudaraku, bagaimana dengan kita? Saya dan saudara. Yakinkah saudara bahwa saudara sudah dibenarkan oleh Tuhan? dan menjadi orang benar?. Hal ini sangat penting sekali sebagai dasar bagi kita apakah Firman Tuhan hari ini berlaku kepada kita atau tidak. Segala tindakan dan perlakuan Tuhan kepada orang benar sebagaimana dijabarkan di atas terjadi atas kita atau tidak, sangat bergantung kepada status kita sebagai orang benar atau tidak. Jika saudara benar-benar mengimani bahwa saudara sudah menjadi orang benar ( dan itulah harapan saya  sesungguhnya) maka berbahagialah kita bahwa mata Tuhan tertuju kepada kita dan Dia senantiasa mendengar seruan kita.

Kalaupun kita sedang mengalami atau akan mengalami penderitaan dan pergumulan hidup sebagaimana dialami Raja Daud sebagai orang-orang benar, janganlah sampai luntur iman dan percaya kita terhadap kebenaran Firman Tuhan ini.  Janganlah kita berhenti beriman dan berharap jika seandainya kita dapati hidup kita mengalami tekanan dan beban berat yang sepertinya tidak kunjung habis. Sebab Allah kita yang membenarkan kita tidak akan tinggal diam dan tutup mata, Dia akan segera menolong tepat pada waktunya. Orang yang setia menantikan Tuhan itulah yang akan melihat dan menyaksikan karya dan pertolongan Tuhan. Itulah yang akan bisa menikmati hidup bahkan sampai masa lanjut umurnya dia akan tetap bisa menikmati hidup meskipun dikelilingi berbagai tantangan.

Baik orang benar maupun orang fasik dua-duanya sama-sama diterpa kemalangan dan badai hidup. Tetapi apakah yang menjadi perbedaannya? Perbedaannya adalah bahwa Allah berpihak kepada orang benar itu dan akan memasang badan bagi orang benar itu. Sedangkan orang fasik dikatakan dalam Mazmur 34: 22:

“Kemalangan akan mematikan orang fasik, dan siapa yang membenci orang benar akan menanggung hukuman”.

Puji Tuhan hidup orang benar berharga dan berarti di mata Tuhan. Dengan demikian ketiga pertanyaan di awal renungan ini terjawab sudah yaitu: “seperti apa orang benar di mata Tuhan? Bagaimana hidupnya”,  atau “Bagaimana supaya menjadi orang benar di mata Tuhan?” atau “Apa untungnya menjadi orang benar di mata Tuhan?”.  

Saudaraku  tidak ada yang memisahkan orang benar dari kasih Allah. Karena itu:

 

selamat menjadi orang benar,

selamat hidup benar,

dan selamat hari Minggu,

 

Tuhan Yesus memberkati kita semua.

 

 

Shalom,

 

Ev. Harles Lumbantobing

 

 KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..

Minggu, 15 Agustus 2021

ALLAH YANG MEMERDEKAKAN

 

Ibadah minggu ke-11 Setelah Trinitatis

Minggu, 15 Agustus 2021

Tema:

ALLAH YANG MEMERDEKAKAN

 

Ev: Yohanes 8:30-36

Ep: Keluaran 4:18-23

 

8:30 Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya.

8:31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku

8:32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."

8:33 Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?"

8:34 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.

8:35 Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah.

8:36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka."

 

Shalom, selamat hari minggu saudara-saudaraku sekalian. Tuhan yang maha baik dan pemurah kiranya senantiasa memberkati dan menyertai kita dalam segala situasi dan keadaan kita.  Dalam masa pandemi ini tentunya banyak orang semakin takut dan kuatir , bahkan sama sekali tidak berani membayangkan tentang apa yang akan terjadi di depan. Tetapi bagi setiap  orang yang percaya dan berharap kepadaNya, tidak ada sesungguhnya yang bisa menggoyahkan iman kita akan jaminan penyertaan Tuhan dalam hidup kita. Mari ingat Firman Tuhan dalam Roma 8:38-39  yang berkata:

Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,  atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”.

Jika Tuhan di pihak kita siapakah lawan kita? (Roma 8:31b)

Dalam ibadah minggu ini Tuhan kembali berbicara kepada kita hal penting yang harus kita ketahui yaitu tentang perhambaan dan kemerdekaan. Khotbah hari ini diambil dari Yohanes  8:30-36 dengan tema “ALLAH YANG MEMERDEKAAN”.  Merujuk kepada kata ‘merdeka’ tentunya tidak bisa dilepaskan dari kata ‘penjajahan’ atau ‘perhambaan’.  Bulan Agustus ini adalah bulan peringatan akan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan. Dalam pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia itu sesungguhnya adalah rahmat Tuhan yang Maha Kuasa. Allahlah sesunguhnya merancangkan kemerdekaan itu sehingga Indonesia memproklamirkannya pada tanggal 17 Agustus 1945.

            Kemerdekaan yang akan kita bahas dalam khotbah minggu ini bukan berbicara tentang kemerdekaan dari penjajahan atau perhambaan suatu bangsa. Tetapi kemerdekaan dari perhambaan dosa. Perhambaan dosa itu sesunguhnya sungguh menyakitkan dan membinasakan. Baik yang memperhamba(Iblis)  maupun yang diperhamba (manusia berdosa) akhir dari kehidupan mereka keduanya akan masuk dalam penghukuman kekal dan kematian yang kekal.

            Mari kita melihat Firman Tuhan hari ini yang akan menolong kita memahami tentang kemerdekaan yang Allah berikan.

Saudara  setiap orang yang percaya kepada Yesus tidaklah langsung mengerti dan memahami perkataan yang Yesus sampaikan dan ajarkan pada saat itu. Kalau kita melihat Nats Firman Tuhan hari ini setelah orang banyak itu percaya kepada Yesus mereka tidak serta merta memahami akan kebenaran yang Yesus ajarkan. Seperti di ayat 33 mereka langsung membantah perkataan Yesus ketika Yesus mengatakan bahwa mereka akan merdeka jika  mereka benar-benar menjadi murid Yesus dan sudah mengetahui kebenaran. Lalu Yesus harus mengajar mereka lagi kembali tentang kebenaran.

Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa setiap orang yang sudah percaya dan bertobat haruslah dengan sungguh-sungguh tinggal dalam Firman Allah dan dengan tekun belajar FirmanNya. Inilah yang Yesus katakan bahwa dia sudah menjadi benar-benar menjadi murid Yesus. Ada banyak orang menyatakan diri percaya kepada Yesus dan menjadi muridNya namun malas untuk membaca, mendengar, menggali dan mempelajari Firman Tuhan untuk bisa dilakukannya dalam kehidupannya sehari-hari. Ini artinya tinggal di dalam Firman.

Istilah ‘MURID’ mengisyaratkan kepada kita kata ‘belajar’. Tidak ada seorangpun bisa disebut murid kalau dia tidak pernah belajar kepada gurunya. Kita tahu prinsip belajar bahwa semakin kita belajar, semakin banyak pula yang kita tidak ketahui.  Apalagi jika kita menjadi murid Guru yang agung itu yaitu Yesus Kristus. Sebab kekayaan akan hikmat dan kebenaran Allah tidak terbatas.

Perkataan Yesus dalam Yohanes 14:6 “ AKULAH KEBENARAN” menunjukkan bahwa di luar Yesus hanyalah kepalsuan dan kebohongan. Di luar Allah adalah Iblis. Kalau kita teruskan baca pasal 8 ini di ayat 44 akan kita temukan  kenyataan bahwa di luar kebenaran hanya ada dusta. Dikatakan di situ bahwa Iblis adalah bapa segala dusta. Di dalam Iblis tidak ada kebenaran. Jadi jika ada Kebenaran maka ada dusta. Jika ada bapa segala kebenaran maka ada bapa segala dusta. Maka dari itu jika ada hamba kebenaran maka ada juga hamba dosa (Roma 6:15-23).

Kebenaran yang ada di dalam Yesus di mana Yesus sendiri adalah kebenaran itu tidak serta merta dipahami dan dimengerti dengan mudah. Karena itu butuh hati seorang murid yang mau tunduk dan setia untuk belajar kebenaran Firman Tuhan dengan baik. Itulah  makna yang terkandung dalam perkataan Yesus di ayat 31-32 yang berkata

Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”

          Saudara bagaimana kita memahami tentang perhambaan dan kemerdekaan dari nats hari in?.  

Ketika Yesus mengajar kepada orang Yahudi di pasal 8 ini, kita melihat ada dua kelompok Yahudi yang mendengar pengajaran Yesus dan keduanya mengambil keputusan yang berbeda. Dalam pasal 8 di ayat-ayat  sebelum Nats ini Yesus memberitahukan bahwa Yesus adalah terang dunia, barang siapa mengikuti Yesus dia akan hidup dalam terang sebab kegelapan tidak ada lagi di dalam dia. Lalu Yesus menyampaikan bahwa diriNya bukan berasal dari dunia tetapi dari sorga. Dalam pengajaran itu Yesus berkata pula: dalam pasal  8:24

“Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."

Dari pengajaran ini Yesus mendapat dua respon yang berbeda dari para pendengar. Kelompok pertama yaitu Farisi. Meskipun Yesus sudah mengajarkan tentang siapa diriNya dan bagaimana supaya orang-orang yang mendengar pengajaranNya bisa hidup mereka tetap saja tidak bisa menerima bahwa Yesus adalah terang dunia yang datang dari sorga. Bahwa setiap yang percaya kepadanya akan berpindah dari gelap  kepada terang sehingga dia tidak mati lagi karena dosanya, tetapi akan hidup karena Kristus. Kelompok kedua adalah orang-orang Yahudi yang percaya selain orang-orang Farisi ini.  Dalam ayat 30 dikatakan bahwa banyak orang Yahudi yang akhirnya percaya akan perkataan Yesus.

Mengapa kelompok pertama ini tetap bersikeras untuk menolak pengajaran Yesus? Yang artinya juga menolak pribadi Yesus sebagai terang dunia yang akan membebaskan mereka dari kegelapan?. Saudara hal tersebut terjadi karena mereka mengeraskan hati. Sehingga mereka terus diperhamba oleh dosa. Mereka diikat dan dikendalikan serta diperintah oleh si Iblis untuk terus melakukan dosa dan menentang kebenaran. Sehingga mereka sudah menjadi alat-alat setan untuk melawan Kristus.

Kelompok kedua juga pada awalnya hidup dalam kegelapan dan menjadi hamba dosa. Tetapi ketika mereka mendengar pengajaran Yesus dan siapa Yesus sesungguhnya, mereka mau percaya dan tidak mengeraskan hati. Sehingga kepada mereka Yesus memberikan pengajaran selanjutnya.

Dalam renungan ini saya tidak akan meneruskan penggalian tentang kelanjutan orang yang percaya tersebut bagaimana mereka selanjutnya kalau kita baca pasal ini secara keseluruhan. Namun ada beberapa pengajaran penting yang Yesus mau sampaikan kepada kita dalam renungan minggu ini.

Yang pertama bahwa seseorang akan benar-benar menjadi murid Yesus adalah jika dia tetap hidup dalam Firman yang Yesus ajarkan (Ayat 31) . Seperti saya jelaskan di atas kata ‘murid’ mengisyaratkan adanya pembelajaran, adanya proses belajar mengajar, penggalian, pendalaman pemahaman bahkan ujian sehingga seseorang itu bisa naik tingkat.

Yang kedua adalah bahwa murid-murid Kristus yang setia akan mengetahui kebenaran (ayat 32a). Saudara dalam proses sebagai murid itu kita akan tahu banyak hal tentang Allah, rahasia Allah, rencana dan karya agung  Allah,  kuasa dan penyertaan Allah, juga kasih dan keadilan Allah di dalam Yesus Kristus. Itulah kebenaran itu. Ini penting sekali dengan demikian kita akan mengetahui dengan baik kebenaran itu.

Yang ketiga bahwa kebenaran  itu akan memerdekakan setiap murid-murid Kristus (ayat 32b). kalau kita ikutkan sebagaimana pertanyaan orang-orang Yahudi yang percaya Yesus itu yang menyatakan “Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka? padahal kami bukan diperhamba siapapun?”(ayat 33).  Maka dari penjelasan Yesus di ayat selanjutnya kita bisa melihat bahwa yang dimaksud  Yesus adalah merdeka dari perhambaan dosa yang sama dengan perhambaan Setan. Dari sini kita bisa melihat bahwa ketika Allah mengaruniakan kepada seseorang untuk percaya dan beriman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamatnya pribadi maka di dalam dia ada Yesus yang adalah kebenaran itu sendiri, Lalu kebenaran itu  akan memerdekakan dia pertama dari perbudakan dosa. Kedua kebenaran itu akan memerdekakan dia untuk bebas (dapat jalan masuk) untuk belajar kebenaran-kebenaran hidup yang terkandung di dalam Kebenaran sejati itu. Sehingga dia juga akan dimerdekakan dari banyak hal. Misalnya merdeka untuk berbuat baik. Saat setia menjadi murid Kristus dia akan tahu dan belajar kebaikan seperti apa yang Tuhan kehendaki. Merdeka dari kekuatiran, merdeka dari ketakutan dan kecemasan, merdeka untuk melayani Tuhan, merdeka untuk melepaskan pengampunan kepada orang lain, merdeka untuk menderita bagi Kristus, merdeka  atas keinginan daging, dan lain sebagainya  yang tentunya ini dimengerti dan didapatkan  seiring proses menjadi murid tersebut.

Yang keempat bahwa Hamba dosa adalah setiap orang yang berbuat dosa (ayat 34). Apa yang diajarkan Yesus ini sangatlah jelas yang mau menyatakan bahwa hamba dosa itu pikiran dan keinginannya hanyalah berbuat dosa sesuai dengan kehendak Iblis. Dia diikat oleh dosa dan kecenderungan hatinya hanya melakukan dosa. Tetapi hamba kebenaran pikiran dan perbuatannya selalu didasari kebenaran karena firman Allah. Karena itu Yohanes menulis dalam kitab 1 Yohanes 3:8-9 yang berbunyi:

3:8 barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.

3:9: Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah”.

 

Yang kelima adalah bahwa tempat seorang hamba adalah di luar rumah, sedangkan anak (anak tuan rumah) ada di dalam rumah (ayat 35). Yesus mau mengatakan kepada mereka yang baru percaya itu dan juga kepada kita saat ini bahwa kalau kita menjadi hamba kebenaran maka kita adalah anak-anak Allah dan kita akan tinggal di rumah Allah bersama-sama dengan Allah. Sedangkan yang bukan hamba kebenaran yaitu hamba dosa akan tinggal di luar kediaman Allah. Tempat yang ada di luar kediaman Allah hanyalah Neraka.  Jadi setiap orang yang menjadi hamba dosa akan tinggal di luar kediaman Allah yaitu neraka. Karena itu Yesus menyatakan dengan tegas kepada mereka semua dalam pasal 8: 24:

Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."

 

Saudara ketika Allah melalui AnakNya Yesus Kristus  memerdekakan kita atas kuasa maut dan dosa maka kita benar-benar merdeka (ayat 36). Ada banyak manusia sadar akan hidupnya yang diperbudak oleh dosa namun mereka tidak bisa melepaskan diri. Dari hati yang terdalam mereka ingin lepas. Mereka berontak dan tersiksa atas perbudakan itu namun mereka tidak mampu untuk keluar. Dosa yang begitu kuat mengikat mereka tidak akan mungkin bisa dikalahkan sebab seorang budak atau hamba akan benar benar merdeka atau lepas dari perhambaan itu yang pertama jika tuannya memberikan kebebasan kepadanya serta surat kebebasan sebagai tanda orang bebas. Kalau tidak dia  akan diperbudak tuan yang lain yang sama dengan tuan sebelumnya. Kedua jika ada pihak lain yang mau dan rela untuk menebusnya dari tuan yang memperhambanya tersebut dan kepadanya dianugerahkan kebebasan dengan surat jaminan atau meterai kebebasan. Karena itu tidak mungkin dia bisa membebaskan dirinya sendiri. Kalaupun dia lari dari tuan yang satu dia akan tertangkap oleh tuan-tuan yang lain dan akan memperbudaknya kembali sebab dia adalah budak (hamba) yang tidak memiliki hak bebas (merdeka).

Syukur kepada Tuhan saudaraku, bahwa Allah mengaruniakan AnakNya yang Tunggal yaitu Tuhan Yesus Kristus sebagai korban untuk menebus kita dari perbudakan dosa. Dan kepada kita yang sudah ditebus diberikan tanda atau meterai yaitu Roh Kudus (Efesus 1:13), sehingga tidak ada seorangpun yang bisa menangkap kita atau mengklaim kita sebagai hambanya dan menjadikan kita kembali budaknya sebab di dalam hati kita telah ada meterai kebebasan yaitu Roh Kudus yang tidak bisa diganggu gugat siapapun, sebab harganya telah luas dibayar oleh darah  Kristus. (I Korintus  6:20 “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!).  

Saudaraku keadaan sebelum ditebus Allah itulah (cap sebagai budak) yang membuat seseorang yang masih diperhamba dosa itu tidak pernah menemukan kebahagiaan sejati. Kita bisa melihat beberapa tanda-tanda dari orang yang diperbudak dosa itu seperti:

  1. Tidak mau sama sekali mendengar Firman Tuhan
  2. Selalu menentang dan melawan Tuhan dan menganggap Tuhan itu tidak ada
  3. Ada yang ingin mendengar Firman tetapi tetap tidak mau percaya
  4. Kalaupun percaya Firman yang didengarnya itu tetapi dia tidak mau melakukan
  5. Gairah untuk beribadah dan mendengar Firman Tuhan tidak ada
  6. Tidak bisa berdoa dengan tenang dan benar
  7. Suka dan mudah percaya hal-hal yang sifatnya tahyul dan okultisme
  8. Cenderung mudah melakukan dosa dan keinginan daging dibanding keinginan Roh Kudus (Firman)
  9. Kekuatiran hidup tinggi baik masalah keamanan, keselamatan, ekonomi, masa depan, dan lain sebagainya.
  10. Selalu hidup dalam ketakutan serta Takut kematian
  11. Tidak pernah puas akan hidup
  12. Tinggi hati dan tidak mau mengampuni

Biasanya tanda-tanda ini sifatnya permanen atau terus menerus dilakukan oleh orang-orang yang sudah diperbudak dosa  tersebut.

Tentu saja setiap orang percaya dan murid Kristus masih ada mengalami beberapa hal di atas meski tidak seluruhnya. Tetapi seiring perjalanan imannya sebagai murid Kristus yang mau untuk diajar dan belajar dia akan benar-benar bisa dimerdekakan dari semua itu sehingga dia benar-benar merdeka. Itulah sebabnya Yesus berkata kepada yang sudah percaya itu “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu”.

Saudaraku, saya tidak tahu bagaimana pergumulan saudara semua saat ini. Saya juga tidak tahu satu persatu di posisi mana saudara saat ini, apakah sebagai hamba dosa atau hamba kebenaran. Apakah saudara sedang mengalami tanda-tanda di atas atau tidak. Tetapi besar kerinduan saya kita semua adalah hamba-hamba Allah, hamba-hamba kebenaran, yang walaupun mengalami banyak  pergumulan dan naik turunnya kualitas iman kita karena keadaan jaman ini, marilah kita tetap tinggal dalam Firman Tuhan dan tetap setia sebagai muridNya yang terus menerus mau belajar dan diajar oleh kebenaran Firman Tuhan.

Jikapun ada dari saudara yang membaca renungan ini merasa masih terikat oleh perhambaan dosa itu, belum lepas dari kuasa dosa itu saya mengajak saudara untuk meresponi perkataan Yesus sebagaimana saya sebutkan di atas dalam ayat 24 bahwa jika saudara percaya bahwa Yesus adalah terang dunia itu, dan Dia adalah satu-satunya yang turun dari Sorga untuk menyelamatkan hidup saudara dengan cara mengorbankan dirinya untuk menebus saudara dari perbudakan dosa maka saudara akan terbebas dan akan dihidupkan karena percaya. Lalu saudara akan menjadi orang merdeka.

Kiranya renungan ini menjadi berkat bagi kita semua, dipermuliakanlah Allah dalam setiap kehidupan kita yang dimerdekakan. Selamat hari minggu, Tuhan Yesus memberkati.

 

MERDEKA !

 

Shalom

 

 

Ev. Harles Lumbantobing

 KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..