Kotbah Ibadah Minggu, 26 September 2021
Tema:
HIDUP SEBAGAI KELUARGA ALLAH
Ev:Filemon 1:8-17
Ep: Hakim-hakim 14:1-4
Filemon 8-17 (TB)
1:8 Karena itu, sekalipun di dalam Kristus aku mempunyai kebebasan penuh untuk memerintahkan kepadamu apa yang harus engkau lakukan,
1:9 tetapi mengingat kasihmu itu, lebih baik aku memintanya dari padamu. Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, lagi pula sekarang dipenjarakan karena Kristus Yesus,
1:10 mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus
1:11 -- dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku.
1:12 Dia kusuruh kembali kepadamu -- dia, yaitu buah hatiku --.
1:13 Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan karena Injil,
1:14 tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan paksa, melainkan dengan sukarela.
1:15 Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya,
1:16 bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan.
1:17 Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri.
-----------------
Shalom, selamat hari minggu saudara-saudariku dalam Kristus Yesus. Senang rasanya masih bisa menyapa saudara meskipun di tengah-tengah kondisi fisik yang merosot masih bisa berbagi Firman Tuhan dengan saudara. Kiranya saudara semua selalu dalam lindungan Tuhan, dan dalam keadaan sehat walafiat. Jika ada yang sedang sakit kiranya Tuhan kuatkan dan sembuhkan dari segala macam penyakit tersebut.
SATU KELUARGA ATAU SATU TUBUH adalah ungkapan yang sangat akrab di kalangan Kekristenan. Kata “SAUDARA “ atau sapaan “SAUDARAKU” dan kadang kita sebutkan juga dalam bahasa Inggris “BROTHER” sering sekali kita ucapkan untuk mendekatkan diri kita dengan orang lain. Hal ini menjadi suatu kebiasaan yang baik yang sering kita lakukan atau rasakan. Namun apakah fakta antara ungkapan atau sapaan ini sesuai dengan realita sebenarnya? Ini mejadi perenungan bagi kita dalam kotbah minggu ini.
Firman Tuhan minggu ini diambil dari Kitab Filemon 8-17 dengan mengambil tema HIDUP SEBAGAI KELUARGA ALLAH. Kitab ini hanya satu pasal saja dan kalau kita baca, ini adalah surat pribadi Rasul Paulus kepada Filemon saudaranya di dalam Tuhan dan juga sebagai rekan sekerjanya dalam pemberitaan Injil. Kalau kita memaknai isi tulisan ini kita bisa melihat bahwa surat pribadi ini merupakan nasihat sekaligus permintaan Paulus kepada Filemon perihal Onesimus. Dari berbagai literatur Onesimus adalah budak atau hamba Filemon yang melarikan diri, lalu tertangkap dan akhirnya bertemu dengan Paulus di penjara. Lalu dia bertobat dan menerima injil dan banyak menolong Paulus dalam pelayanannya selama di penjara. Sedangkan Filemon adalah seorang Kristen terkemuka di Kolose. Paulus begitu mengapresiasi pelayanan Filemon di sana sebagaimana diungkapkan dalam suratnya ini.
Tentunya Filemon adalah buah pelayanan Paulus di Kolose. Hal ini jelas kita maknai dalam pernyataan Paulus di ayat 8 “Karena itu, sekalipun di dalam Kristus aku mempunyai kebebasan penuh untuk memerintahkan kepadamu apa yang harus engkau lakukan….” Menunjukkan bahwa sebagai pemimpin rohani (bapak rohani) Paulus bisa memerintahkan Filemon dalam melakukan permintaannya.
Namun menyangkut Onesimus ini Paulus menempatkan kata-kata yang sangat baik yang menunjukkan posisi dan kesamaan derajat di hadapan Tuhan sebagai orang-orang yang sudah ditebus dan menjadi sama dalam pemberitaan Injil. Paulus menunjukkan kerendahan hati dalam tulisannya kepada Filemon yang sekaligus menjadi nasihat dan tuntunan kepada Filemon bagaimana memperlakukan saudara-saudara seiman.
Yang pertama bagaimana pandangan Paulus kepada Onesimus seorang budak/hamba itu. Sejak Onesimus menerima Injil, bagi Paulus dia telah menjadi saudara. Bahkan lebih dari itu dalam perjalanan hubungan iman mereka Paulus telah menganggapnya menjadi buah hatinya (ayat 12). Perubahan Onesimus menjadi orang percaya memberikan perubahan hubungan antara Paulus dengan Onesimus. Demikian jugalah yang terjadi sejak Filemon juga menerima Injil ketika Paulus mengabarkannya di Kolose. Demikian jugalah yang terjadi dengan jemaat-jemaat lain sejak menerima Kristus sebagai Tuhan dan juruselamatnya. Semua menjadi satu di dalam Kristus, dan menjadi anggota tubuh Kristus. Paulus bahkan berkata menjadi kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah ( Efesus 2:19: Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah). Ini menunjukkan adanya persamaan status di hadapan Allah.
Begitulah pendekatan Paulus, Onesimus yang adalah hamba/budak Filemon yang melarikan diri diperlakukan Paulus sebagai saudara dan bahkan buah hatinya, mengisyaratkan kepada Filemon supaya memperlakukannya (Onesimus) demikian juga.
Yang kedua, Paulus rela berkorban bahkan mengorbankan diri buat Onesimus jika diperlukan. Hal itu disampaikannya kepada Filemon dalam ayat 18-19: “Dan kalau dia sudah merugikan engkau ataupun berhutang padamu, tanggungkanlah semuanya itu kepadaku --aku, Paulus, menjaminnya dengan tulisan tanganku sendiri: Aku akan membayarnya -- agar jangan kukatakan: "Tanggungkanlah semuanya itu kepadamu!" -- karena engkau berhutang padaku, yaitu dirimu sendiri.”.
Ini menunjukkan bahwa Paulus begitu konsisten menganggap hubungan persaudaraannya dengan Onesimus. Dia bahkan rela menjadi jaminan dan berkorban buat saudaranya ini. Paulus menghibur filemon dengan perkataaan bahwa larinya Onesimun dari Filemon harus disikapi secara positip. Mungkin ini adalah sebagai suatu jalan Tuhan untuk hal yang lebih baik ke depan dalam perkembangan pelayanan Filemon. Sebab Paulus sudah menyaksikan bahwa Onesimus demikian berguna bagi Paulus selama di penjara dalam hal pemberitaan Injil. Demikian juga pastinya bagi Filemon nantinya jika Onesimus sudah pulang kembali kepada Filemon. Onesimus pasti akan sangat banyak membantu dalam pelayanan Filemon kelak (ayat 11).
Saudara, apa yang bisa kita pelajari dan dapat dari nas Firman Tuhan hari ini?
Pelajaran yang pertama adalah bahwa di dalam Kristus yang namanya pengkasta-kastaan, penggolong-golongan status tidak boleh ada lagi. Fungsi boleh berbeda tetapi status semua adalah sama di hadapan Tuhan. Kita semua yang percaya adalah warga kerajaan Allah, satu keluarga di dalam Allah yang diikat oleh kasih damai sejahtera Kristus. Masih banyaknya perlakuan pilih kasih, pilih teman, pilih kelas diantara sesama orang percaya menunjukkan bahwa kita bukanlah pelaku Firman Allah yang sesungguhnya. Misalnya bergaul dekat hanya dengan satu komunitas kumpulan koor, atau satu kelompok sel, atau pemimpin rohani hanya dekat dengan jemaatnya yang tertentu saja, atau jenis pengkotak-kotakan yang lain. Sikap seperti ini menunjukkan bahwa kita sedang menyia-nyiakan kasih karunia yang Tuhan telah berikan kepada kita. Sebagai satu keluarga di dalam Tuhan di mana hal ini tidak boleh terjadi lagi.
Pelajaran yang kedua adalah bahwa harus ada keseimbangan antara slogan dan realitas. Slogan maksudnya pernyataan atau sapaan yanag sering kita ucapkan bahkan nyanyikan yaitu kata “SAUDARAKU” sebagaimana di pendahuluan di atas. Ketika muncul kata SAUDARA memang pengertiannya itu langsung merujuk kepada hubungan satu keluarga seayah-seibu. Ini memudahkan pemahaman kita. Memang ada perbedaan hubungan saudara dalam seayah-seibu dengan hubungan saudara di dalam Tuhan. Masing-masing memiliki kekuatan masing-masing. Namun benar bahwa di dalam Kristus kita semua bersaudara, Sebab sama-sama dilahirkan dari Roh yang sama yaitu Roh Kudus di dalam darah yang sama yaitu darah Yesus Kristus. Kita makan minum rohani dari santapan yang sama yaitu Firman Allah. Dan kelak kita akan pulung ke rumah yang sama yaitu rumah Bapa.
Karena itu sebagaimana Paulus memperlakukan Onesimus dan yang lainnya sebagai saudara demikianlah menjadi pelajaran bagi kita memperlakukan saudara seiman. Paulus tidak hanya berkata slogan “SAUDARA” tetapi dia membuktikannya selama di penjara, selama pelayanannya di jemaat-jemaat, baik dengan perkataan maupun dalam perbuatannya.
Bagaimana kita merealisasikan Firman Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari berhubungan dengan saudara-saudara seiman kita?. Kalau kita melihat sikap Rasul Paulus ini kita bisa melihat bahwa indikator pertama yang bisa kita gunakan apakah kita masih termasuk dalam kelompok saudara seiman atau satu keluarga di dalam Allah adalah HATI kita. Inilah yang pertama. Dalam keadaan dan situasi yang dialami saudara seiman kita, jika mereka berbahagia atau sukses apakah kita turut bahagia atau tidak. Jika mereka sedang mengalami dukacita, pencobaan atau ujian, apakah kita turut merasakannya atau tidak. Inilah menjadi indikator pertama yang bisa kita gunakan yaitu turut merasakan yang mereka rasakan yang selanjutnya membawa mereka dalam doa.
Yang kedua
adalah respon kita setelah mengetahui kabar atau keadaan mereka. Respon itu
adalah respon PERKATAAN atau LISAN yang bisa kita utarakan atau perdengarkan
kepada mereka. Kata-kata ini menunjukkan empati kita dan perasaan kita terhadap
mereka. Saat ini kata-kata ini bisa
dilakukan dengan verbal atau juga dengan
non verbal lewat media-media elektronik. Di jaman saat ini hal ini sangat
memungkinkan untuk dilakukan sebagai tanda turut merasakan apa yang dirasakan
saudara kita seiman yang bisa menguatkan, meneguhkan bahkan menyemangati mereka.
Yang ketiga adalah PERBUATAN nyata. Perbuatan ini bisa diwujudkan dengan pengorbanan dari sisi tenaga, atau materi yang mampu untuk diberikan sebagai tanda turut merasakan yang di rasakan sesama saudara. Hal inilah yang juga dilakukan oleh Rasul Paulus terhadap Onesimus. Dalam suratnya kepada Filemon dalam ayat 18-19 di atas, Paulus berkata jika Onesimus merugikan Filemon atau punya utang kepada Filemon biarlah itu ditanggungkan kepada Paulus.
Ketiga hal ini, perasaan, perkataan dan perbuatan adalah tiga hal yang sangat penting sebagai unsur dari seseorang yang menganggap saudara seiman adalah sebagai saudaranya. Memang ketiganya ini tidak harus selalu menjadi satu paket. Bisa saja seseorang hanya sanggup di level perasaan dan doanya, namun terhalang dalam hal perkataan dan perbuatan. Atau hanya bisa di level perasaan dan perkataan baik lisan atau tulisan, namun dalam hal perbuatan/pengorbanan tenaga atau materi belum sanggup. Ini semua tergantung bagaimana kondisi dan keadaan kita. Kalau memang memungkinkan untuk melakukan ketiga hal ini hendaklah kita melakukannya sesuai kemampuan kita masing-masing untuk menunjukkan bahwa kita memang satu sebagai keluarga Allah yang saling merasakan satu dengan yang lainnya. Apa yang mampu kita bagikan sebagai saudara, itulah yang kita lakukan sebagai wujud nyata pelaku Firman Allah.
Saudara, Penebusan Kristus dan Kelahiran Kembali oleh Roh Kudus menjadi dasar sebagai satu dalam keluarga Allah. Karena itu hendaklah kita hidup sebagai keluarga Allah. Semua orang bisa berkata “SAUDARA YANG SAYA KASIHI DALAM KRISTUS YESUS” termasuk saya sendiri, atau perkataan “SAUDARAKU”. Namun apakah selanjutnya kita tindak lanjuti sebagai saudara? Inilah renungan bagi kita semua tanpa kecuali supaya kita semua menjadi pelaku-pelaku Firman Allah, bukan hanya mudah atau kebiasaan berkata SAUDARAKU tetapi memang terbukti dalam realita. Kita merasakan dan mendoakan sesama saudara, dan berbuat semampu kita sesama saudara.
Hidup sebagai keluarga Allah tentunya kita harus saling menerima satu dengan yang lain, saling menguatkan, saling memaafkan, dan saling mendukung satu dengan yang lain.
Kita semua tentu akrab dengan petikan syair lagu Lagu keakraban yang berjudul “HARI INI KURASA BAHAGIA” di dalam didalamnya ada syair:
“BERGANDENGAN TANGAN DALAM KASIH DALAM SATU HATI
BERJALAN DALAM TERANG KASIH TUHAN,
KAU SAUDARAKU KAU SAUDARI KU
TIADA YANG DAPAT MEMISAHKAN KITA”
Sungguh indah semangat kekeluargaan dan persaudaraan yang terkandung di dalam lirik lagu ini. Kiranya Tuhan memampukan kita untuk hidup sebagai keluarga Allah di tengah-tengah dunia ini.
Tuhan Yesus memberkati saudara dan saya, Selamat hari minggu
Shalom.
Ev. Harles Lumbantobing
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya di Daftar... ARSIP..