Jumat, 26 November 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN

Ibadah Minggu Adent I

Minggu, 28 November 2021

Tema:

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN

Ep: Yeremia 33:14-16

Ev: 1 Tessalonika 3:9-13

 

Ev: 1 Tessalonika 3:9-13 (TB)

3:9 Sebab ucapan syukur apakah yang dapat kami persembahkan kepada Allah atas segala sukacita, yang kami peroleh karena kamu, di hadapan Allah kita?

3:10 Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh, supaya kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu.

3:11 Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita, membukakan kami jalan kepadamu.

3:12 Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu.

3:13 Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.

 

 

        Shalom, Selamat  hari minggu buat saudaraku semua dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus.

        Banyak hal tidak bisa kita pahami dalam hidup masa saat ini bahkan di masa yang akan datang. Tetapi satu hal yang pasti kita ketahui bahwa  Tuhan tidak akan pernah melepaskan tanganNya dari kita untuk menuntun dan membawa kita kepada kehendakNya. Dengan kekuatan dan kemampuan kita tidak mungkin kita bisa bertahan dalam mengikut Tuhan. Hidup kita yang masih terus bergumul dengan dosa, bergumul dengan dunia ini, bergumul dengan berbagai-bagai penyakit dan penderitaan, menyebabkan pegangan tangan kita akan kebenaran Firman dan kuasaNya bisa terlepas. Tetapi syukur kepada Tuhan, TanganNya yang perkasa  tidak akan pernah melepaskan kita anak-anakNya dari peganganNya sekalipun pegangan kita kadang terlepas.  Kasih Allah yang agung dan luar biasa bagi anak-anakNya menyebabkan semua itu. 

        Dalam Ibadah minggu Advent I minggu ini, Firman Tuhan berbicara kepada kita dari 1 Tessalonika 3:9-13  yang mengambil tema “MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN”. Tidak terasa tahun 2021 ini sudah mulai memasuki minggu-minggu penghujung tahun 2021 dan akan mengakhirnya. Dalam tahun gereja minggu-minggu ini disebut minggu-minggu Advent  1-4  yang artinya minggu-minggu perayaan menyambut kedatangan Yesus sang Juru Selamat. Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Tessalonika yang pertama  ini kalau kita baca secara utuh merupakan surat sukacita yang menggembirakan yang dikirimkan kepada jemaat itu.

        Mengapa hal ini menggembirakan? Sebab sebelumnya Rasul Paulus dan juga rekan-rekan sepelayanannya seperti Silwanus dan Timotius selalu memikirkan dan harap-harap cemas akan kondisi dan keadaan jemaat itu yang sedang mengalami begitu banyak penderitaan dan aniaya karena iman mereka kapada Yesus. Memang saat mereka menyampaikan dan mengajarkan Injil kepada jemaat itu, Paulus sudah memperingatkan mereka akan datangnya penderitaan dan penganiayaan kepada jemaat itu karena iman kepada  Kristus. Hal itu akhirnya memang terbukti. Karena itu Paulus sangat ingin sekali melihat dan menjumpai jemaat itu tetapi belum ada kesempatan. Paulus dan kawan-kawan sangat kuatir dan cemas kalau-kalau jemaat itu jatuh dalam berbagai-bagai pencobaan itu sehingga apa yang mereka imani selama ini menjadi sia-sia dan segala usaha yang Paulus dan kawan-kawan lakukan juga menjadi sia-sia ( Pasal 9 ayat 5). Akhirnya dia mengutus Timotius untuk melihat langsung dan bertemu dengan  jemaat itu untuk mengetahui keadaan mereka.  Memang sebelumnya ia telah banyak mendengar kabar tentang keteguhan iman jemaat itu dan kasihnya yang semakin bertambah. Namun Paulus ingin membuktikan langsung kondisi mereka dengan mengutus Timotius.

        Setelah Timotius melihat langsung kondisi mereka dan kembali kepada Paulus dan  memberitahukannya semua keadaan jemaat itu kepada Paulus bahwa jemaat itu benar-benar bertumbuh dalam iman dan kasih, maka Paulus dan rekan-rekan sepelayanannya sangat bersukacita sehingga mereka mengirimkan surat ini kepada jemaat di Tessalonika.

           Surat ini bukan sekedar surat sukacita dan penghargaan kepada jemaat itu karena iman dan kasih mereka, namun dalam surat ini juga  terkandung nasihat-nasihat kepada jemaat itu yang bisa kita lihat dalam pasal 3 sampai pasal 5 kitab ini.

        Dalam Nas Firman Tuhan hari ini dari pasal 3:9-13 ada beberapa hal  yang Tuhan sampaikan kepada jemaat itu melalui Rasul Paulus, sekaligus juga bagi kita saat ini yang bisa kita lihat dan petik dalam kehidupan beriman kita saat memasuki advent I ini. Namun sebelum masuk ke nas ini, alangkah baiknya kita mundur satu ayat yaitu di ayat 8 sebagai dasar bagi kita untuk memasuki ayat 9-13 ini. Dalam ayat 8 ini dinasihatkan supaya jemaat itu tetap berdiri teguh di dalam Tuhan. Dengan demikian iman mereka terpelihara, dan sukacita akan meliputi Paulus dan rekan-rekan sepelayanan yang pernah melayani jemaat itu. Barangkali ayat 8 ini menjadi catatan khusus bagi setiap jemaat dimana saja dan setiap pelayan yang pernah melayaninya dan kiranya juga dalam kesempatan lain saya bisa membahasnya buat saudara semua. Jadi penting sekali berdiri teguh di dalam Tuhan di dalam menghadapi segala macam penderitaan dan pencobaan di dalam hidup ini.

        Lalu dalam perikop ini kita melihat bahwa harapan Paulus sesungguhnya ingin bertemu kembali secara langsung dengan mereka, dan menguatkan iman mereka, serta mengajarkan kebenaran Firman Tuhan untuk semakin menambahkan iman mereka. Keinginan dan kerinduan  ini begitu kuat terlihat dalam tulisan ini sehingga di ayat 11 dikatakan “Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita, membukakan kami jalan kepadamu”. Tetapi meskipun mereka belum berjumpa secara tatap muka, ada beberapa hal penting yang Paulus tekankan dan harapkan terjadi atas jemaat itu.

Yang pertama pertumbuhan iman (Ayat 10). Adalah sangat penting untuk memperhatikan kualitas iman yang dimiliki jemaat itu. Hal itupun sangat penting bagi kita saat ini. Sebab tidak ada gunanya kita mendengar atau membaca Firman Tuhan kalau tidak ada pertumbuhan iman di dalam hidup kita. Iman tidak dapat bertumbuh jika tidak mendengar Firman Tuhan. Iman juga tidak dapat bertumbuh jika mendengar Firman Tuhan tetapi tidak merenungkan dan memeliharanya di dalam kehidupannya. Jadi iman bertumbuh dari pendengaran ataupun pembacaan Firman Tuhan, dan terus memelihara dan merenungkannya siang dan malam sehingga bisa dilakukan di dalam perbuatannya sehari hari. Dari sinilah bisa diukur apakah imannya bertumbuh atau tidak.  Karena itu penting sekali bagi Paulus untuk terus memperdengarkan Firman Tuhan kepada jemaat itu, sehingga mereka semakin banyak mendengar  Firman Tuhan. Lalu kerinduannya dia akan melihat langsung Firman itu bekerja dan bertumbuh dalam kehidupan jemaat di Tessalonika serta sedapat mungkin dia bisa membimbing dan mengajar mereka dalam melakukan Firman Tuhan itu.

Yang kedua bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih terhadap sesama mereka dan kepada semua orang (Ayat 12). Perbuatan kasih kepada sesama manusia atas dasar kebenaran Firman Tuhan adalah penerapan dari iman yang telah bertumbuh itu. Paulus memang sudah mendengar dari banyak pihak tentang kasih jemaat ini yang melimpah kepada semua orang meskipun mereka teraniaya. Bahkan dia bersukacita atas itu. Namun bagi Paulus mereka harus terus melakukannya dan semakin meningkatkan atau menambahkan  kadar kasih mereka dari hari ke hari sampai Tuhan datang kedua kali. Semakin bertumbuh iman seseorang maka semakin banyaklah dia melakukan perbuatan kasih.

Yang ketiga memiliki hati yang kuat atau teguh dalam menghadapi berbagai pencobaan dan aniaya (Ayat 13). Ketahanan dan keteguhan hati dalam menghadapi berbagai macam penderitaan, aniaya dan pencobaan juga adalah bukti daripada iman yang bertumbuh. Semakin bertumbuh iman seseorang maka daya tahannya terhadap berbagai pergumulan hidup, bahkan penderitaan juga akan semakin meningkat. Hal ini penting Paulus sampaikan kepada jemaat itu bahwa sebagaimana berulang-ulang dia ingatkan bahwa aniaya dan pencobaan akan terus menerus mereka alami karena Kristus, bahkan akan semakin meningkat. Namun dengan memiliki hati yang kuat atau teguh mereka akan mampu melewati semua itu sebab Kristus akan menyertai mereka dan Roh Kudus akan mengajar mereka apa yang harus dilakukan dan diperkatakan. Itu sebabnya di pasal 5:16-17 Paulus menasihati supaya jemaat itu bersukacita senantiasa (apapun kondisinya) dan tetap berdoa.

Memiliki hati yang kuat atau teguh itu berarti setia memelihara iman dalam segala godaan dan pencobaan. Menjaga perilaku hidup sangat penting dalam menjalani masa-masa kehidupan kita di dunia ini. Tantangan dan godaan untuk mengotori dan menajiskan tubuh dan roh kita selama di dunia ini sangatlah besar. Dunia ini, Iblis dan keinginan daging sepakat untuk menghancurkan iman orang-orang percaya, supaya dengan demikian orang percaya tersebut menjadi najis dan tidak layak lagi di hadapan Tuhan. Dengan demikian  Tuhan akan dikecewakan, Roh Kudus akan berduka, dan sedapat mungkin membuat orang-orang percaya itu tidak lagi mengalami pertumbuhan, dan akhirnya tidak lagi bisa berbuah. Menghasilkan buah adalah tuntutan Firman Tuhan. Buah itu adalah buah yang manis dan buah yang tetap. Buah itu adalah buah Roh.  Tetapi bagaimanakah lagi buah Roh itu bisa muncul kalau manusianya sudah kotor dan najis. Yang muncul bukan buah Roh, tetapi malah buah dosa. Ketika buah dosa yang muncul atau lahir dari manusia itu maka di situlah manusia itu didapati tidak lagi kudus dan telah cacat. Karena itu penting sekali menjaga kekudusan itu sebab kita tahu Yesus pasti akan kembali, namun kita tidak tahu kapan hal itu terjadi, tetapi kapanpun Dia kembali kita yang percaya kepadaNya yang memelihara diri kita supaya tetap kudus dan tidak bercacat sudah siap-sedia dan didapati setia saat kedatanganNya.

     Saudaraku, memang ketiga hal ini  adalah doa dan harapan Paulus bahwa kiranya Tuhanlah yang menambahkan kasih di hati jemaat itu, juga yang menguatkan hati jemaat itu. Tetapi tentunya ada bagian Allah dan ada juga bagian kita sebagai orang percaya yaitu sebagaimana saya jelaskan di atas.

            Saudara, dalam minggu Advent ini tentunya bukan kelahiran bayi Yesus lagi yang kita akan sambut dan rayakan. Yesus sudah lahir, mati, bangkit dan naik ke sorga. Lalu Dia berjanji akan datang kembali ke dunia ini. Maka bukan kelahiran bayi itu lagi yang kita nantikan tetapi kelahiranNya  sebagai Tuhan di dalam hati kita dan juga sekaligus menyambut kedatanganNya  yang kedua kali yang tidak seorangpun tahu kapan Dia akan datang lagi.

Karena itu senantiasa memelihara pertumbuhan iman, meningkatkan perbuatan kasih kepada sesama manusia, hidup kuat dan teguh di dalam Tuhan menghadapi berbagai-bagai godaan dan pencobaan serta penderitaan karena iman kepada Kristus, dan konsisten di dalam melakukan Firman Tuhan akan membuat kita tetap hidup di dalam kekudusan dan tak bercacat  di dalam menyambut kedatangan Tuhan kita. Kiranya renungan ini menolong kita semua untuk menjadi pelaku Firman Tuhan sampai Maranatha Tuhan Yesus datang kedua kali.

Selamat bertumbuh, selamat menabur kasih, selamat menyambut kedatangan Tuhan dalam kekudusan dan selamat hari minggu Tuhan Yesus memberkati.

 

 

Shalom,

 

Ev. Harles Lumbantobing

 

 

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..

 

Minggu, 21 November 2021

AJARLAH KAMI MENGHITUNG HARI-HARI KAMI

Ibadah minggu akhir tahun gereja

Tema:

AJARLAH KAMI MENGHITUNG HARI-HARI KAMI

 

Ev: Mazmur 90:1-12

Ep: Wahyu 1:4-8

 

Mazmur 90:1-12 (TB)

90:1 Doa Musa, abdi Allah. Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun.

90:2 Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.

90:3 Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: "Kembalilah, hai anak-anak manusia!"

90:4 Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.

90:5 Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh,

90:6 di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu.

90:7 Sungguh, kami habis lenyap karena murka-Mu, dan karena kehangatan amarah-Mu kami terkejut.

90:8 Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, dan dosa kami yang tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu.

90:9 Sungguh, segala hari kami berlalu karena gemas-Mu, kami menghabiskan tahun-tahun kami seperti keluh.

90:10 Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.

90:11 Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu?

90:12 Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

 

Shalom, Salam kasih dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus.

        Puji syukur minggu ini kita memasuki minggu tahun akhir gereja sekaligus minggu mengenang saudara-saudara kita, orangtua, keluarga dekat atau siapa saja kenalan kita yang telah lebih dahulu meninggal dunia mendahului kita. Mengenang kembali mereka bukanlah berarti bertujuan untuk mengungkit-ungkit duka dari setiap saudara-saudara yang alami dan rasakan di waktu-waktu yang lalu saat kepergian mereka, tetapi mengingatkan kembali kita yang masih hidup yang mereka tinggalkan untuk  semakin memiliki iman yang kuat selama masih hidup di dunia ini dan sekaligus memiliki pengharapan akan kehidupan kekal yang akan datang, ketika kita sudah meninggalkan dunia ini juga sama seperti mereka yang telah mendahului kita.

        Saudara, dalam ibadah minggu akhir tahun gereja ini mengambil tema “AJARLAH KAMI MENGHITUNG HARI-HARI KAMI” yang di dasarkan pada nas Firman Tuhan yang tertulis dalam  Mazmur 90:1-12. Mazmur ini merupakan doa Musa Abdi Allah yang telah membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir  yang juga sudah melihat kuasa dan kedasyatan Allah yang maha tinggi mulai dari saat Tuhan memperkenalkan diriNya kepada Musa sampai pada matinya. Segala tanda-tanda ajaib yang Tuhan lakukan di hadapan Musa dan bangsa Israel juga yang dirasakan semua bangsa-bangsa  di sekitar Israel membuat Musa benar-benar takjub akan Allah dan sekaligus takut dan hormat akan Allah.  Kuasa dan kebesaran Allah dan rapuhnya manusia atau kecil dan tak berdayanya manusia di hadapan Allah digambarkan Musa dalam doanya.

        Saudara dalam minggu akhir tahun gereja ini Tuhan mau memberikan kita pelajaran yang sangat penting melalui doa Musa dalam Mazmur 90 ini. Hal pertama yang mau kita pahami adalah bahwa manusia itu sangatlah rapuh. Manusia tidaklah sekuat yang dipikirkan atau ditampilkan dari luar oleh manusia itu. Manusia tidaklah sebesar perkataannya yang melebih-lebihkan atau sombong, atau bahkan merasa seperti Allah ketika dia memiliki banyak hal di dunia ini. Tetapi kita tahu dalam kesaksian Alkitab baru saja Nimrod (Kejadian 11) hendak mendirikan menara Babel yang  rencananya tingginya sampai ke langit sehingga dengan demikian ketika Tuhan datangkan lagi air bah,  manusia akan selamat dengan menara yang dia bangun itu, dan manusia tidak terserak-serak. Tetapi TERLALU MUDAH bagi Allah untuk menggagalkan kesombongan manusia itu. Allah cukup mengacaubalaukan bahasa mereka maka proyek pembangunan menara itu sudah gagal. Allah bahkan tidak perlu memarahi mereka dengan suara menggelegar dari langit. Atau petir yang menyambar, atau angin topan untuk menghancurkan menara itu. Allah cukup mengacaubalaukan bahasa mereka (membuat mereka berkata-kata dengan berbagai macam bahasa sehingga tidak saling mengerti) sehingga manusia itu terserak-serak menurut bahasa masing-masing. Barangkali Allah hanya mengatakan satu kata saja untuk melakukannya dan itu terlalu mudah buat Allah.

Kita juga masih ingat  perumpamaan Yesus tentang seorang kaya yang menimbun semua  hartanya, bahkan memperbanyak lumbung-lumbungnya, lalu berkata kepada jiwanya “Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah “. Baru saja dia berkata demikian lalu Allah berkata hai orang bodoh, malam ini juga nyawamu diambil dari padamu. (Lukas 12:16-20). Orang kaya ini hendak menggantungkan hidupnya kepada hartanya, menganggap bahwa jiwanya akan tenang, bahagia atau mungkin berkata “inilah sorga”, “aku tidak butuh apa-apa lagi bahkan tidak butuh Tuhan”. Mungkin dia sudah bekerja keras seumur hidupnya, bertahun-tahun bahkan berpuluh tahun untuk menumpuk hartanya. Tetapi hanya semalam saja Tuhan berkata nyawamu diambil dari padamu maka  orang kaya itupun mati, dan semua yang diperjuangkannya selama hidupnya menjadi sia-sia

Saudaraku, manusia sering sekali lupa diri akan siapa dirinya dan siapa pemilik hidupnya yang berkuasa penuh atas hidupnya. Firman Tuhan hari ini mengingatkan bahwa manusia itu berasal dari debu dan akan Tuhan kembalikan menjadi debu (ayat 3). Debu adalah bagian yang sangat kecil dari tanah. Debu itu sangat halus bahkan bisa diterbangkan angin. Sangat ringan hingga bisa beterbangan, dan manusia disamakan dengan debu itu. Selanjutnya ada beberapa gambaran yang disampaikan dalam doa Musa ini tentang betapa tidak ada apa-apanya manusia di hadapan Allah. Dikatakan bahwa umur manusia itupun 70 tahun, dan bila kuat 80 tahun. Jika hidup lebih dari 70 tahun maka itu adalah bonus dan anugerah dan manusia itu akan hidup dalam berbagai kelemahan fisik (ayat 10). Kita katakanlah 100 tahun karena ada orang yang masih berumur demikian meskipun sangat jarang saat ini. Perhitungan umur 100 tahun manusia sangatlah tidak sebanding dengan waktu Allah. Dikatakan bahwa 1000 tahun manusia = satu giliran jaga malam bagi Allah, artinya 100 tahun umur manusia sangatlah singkat sekali bagi Allah. Karena 1 hari bagi Allah sama dengan 1000 tahun bagi manusia (ayat 6 dan 2 Petrus 3:8). Manusia seperti mimpi (hanya sekejap saja, lalu terbangun), seperti rumput yang pagi hari kembang, sore harinya layu. Hidup manusia penuh dengan keluh kesah dan kesukaran, umur yang singkat manusia ini hanya mewariskan keluh kesah, kesukaran dan penderitaan.

Di sisi lain Allah itu adalah pencipta, yang sudah ada sebelum segala sesuatu ada dan yang akan terus ada sampai selama-lamanya, Maha hadir, maha kuasa, Maha kudus, Maha tahu. Dia adalah Allah Berkuasa dan berotoritas atas waktu, berkuasa atas hidup mati manusia, dan juga sebagai hakim di akhir jaman.  Manusia diciptakan oleh Allah, Allah berkuasa memberikan kehidupan ataupun mencabut nyawa manusia. Karena itu siapakah manusia sehingga manusia merasa lebih sanggup hidup sendiri tanpa Allah atau memiliki kuasa atas nyawanya sendiri?.

Kita manusia hidup hanya sebentar saja. 70 tahun itu sangatlah singkat. Saat ini apalagi di masa pandemi covid-19 ini meninggal dengan usia-usia muda sudah biasa kita lihat. Semakin sering kita mendengar kabar ada orang yang meninggal. Kadang sanak saudara, kenalan-kenalan atau publik figur dan lain sebagainya. Beragam cara meninggal mereka semua. Ada yang sakit, ada yang tanpa sakit. Ada yang kecelakaan, ada karena usia tua dan lain sebagainya. Sehingga kita melihat bahwa syarat kematian itu tidak harus sakit, tidak harus tua. Jika waktunya Tuhan panggil dan dikembalikan  kepada debu, maka manusia tidak bisa berbuat apa-apa.

Karena itu tidak ada sedikitpun yang perlu disombongkan manusia. Semua manusia lahir sama-sama tidak membawa apa-apa, lalu saat Tuhan panggil juga tidak akan membawa apa-apa. Baik kaya atau miskin, baik terhormat atau hina, baik pejabat atau rakyat jelata, baik rohaniawan atau jemaat biasa semua pasti akan meninggal. Walaupun dia memiliki rumah mewah sebesar gedung, tetapi tanah seluas1x2m sajalah menjadi tempatnya dikebumikan dan dengan peti kayu kurang lebih 80cm x 200cm  menjadi rumah terakhirnya yang akan didiami tubuhnya yang akan menjadi debu. Banyak orang hebat dan kaya raya matinya tragis dan sangat menderita. Tetapi banyak juga  orang miskin dan sederhana matinya damai dan tenang.

Manusia pasti meninggal dengan cara yang tidak seorangpun tahu, dan waktunya kapanpun  tidak seorang juga yang tahu. Karena itu apa yang harus kita lakukan selama kita hidup di dunia ini?.

1. Melalui renungan di minggu akhir tahun gerejawi ini, kita diingatkan bahwa kita tidak selamanya  hidup di dunia ini. Akan ada saatnya kita kembali kepada Sang Pencipta.

2. Singkatnya umur manusia  seharusnya membuat manusia itu bergegas untuk mempersiapkan diri. Ada beberapa hal yang perlu kita pastikan kita lakukan selama hidup di dunia ini:

  • Kepastian keselamatan. Artinya selama hidup di dunia yang singkat inilah kita punya kesempatan untuk memperoleh jaminan keselamatan atau tidak. Keselamatan hanya di dalam Kristus. Alkitab berkata 1 Yohanes 5:11-12 “Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. Jadi penting sekali keyakinan bahwa kita sudah memperoleh  anugerah keselamatan ini.  Jadi siapa yang sudah memiliki Anak (Yesus) maka ketika kematian menghampirinya maka kematian itu akan menjadi pintu masuk kepada kehidupan yang kekal bersama Yesus. Sebaliknya jika belum memiliki Anak (=belum menerima keselamatan) maka ketika kematian menghampirinya maka kematian itu akan menjadi pintu masuk kepada neraka yaitu kematian dan penderitaan kekal selamanya.
  • Karena itu milikilah  keyakinan bahwa jika sudah Tuhan katakan hidup kita selesai di bumi ini maka kebahagiaan sorgawi adalah menjadi milik kita atau ketika Allah suruh kita pulang maka kita pulang ke rumah Allah di sorga sebab kita adalah warga negara sorgawi.
  • Menyelesaikan segala tanggungjawab yang dipercayakan Tuhan selama di bumi. Jika saudara pekerja, jadilah pekerja yang setia dan jujur dalam pekerjaan. Jika sebagai pemimpin, jadilah pemimpin yang adil dan kasih kepada para bawahannya.  Jika sebagai orangtua jadilah orangtua yang bertanggungjawab. Jika sebagai pelayan Tuhan jadilah pelayan yang setia dan tulus dalam melayani, dan lain sebagainya.
  • Memiliki kesaksian hidup yang benar selama di bumi.  Sebab demikianlah hidup orang-orang yang sudah diselamatkan dan telah memiliki hidup yang kekal itu. Hal ini dilakukan bukan supaya memperoleh hidup yang kekal, tetapi sebagai ucapan syukur bahwa Tuhan sudah memberikannya hidup yang kekal di dalam Kristus Yesus
  • Menabung/mengumpulkan  harta-harta rohani di sorga sebanyak mungkin selama hidup di bumi ini=berinvestasi di sorga. (Matius 6:19-20). Bagaimana menabung di sorga ini? Yesus pernah mengingatkan kita dalam Matius 25;34-40  sebagai contoh cara untuk berinvestasi di sorga.  Ketika saatnya tiba kita akan menuai hasilnya dalam kerajaan Allah.
  • Semakin mengasihi Allah dan sesama manusia. Tambah hari kasih kita kepada Allah semakin bertambah demikian juga kasih kita kepada sesama manusia. Alkitab harus menjadi bacaan dan renungan utama kita setiap hari
  • Hiduplah seakan-akan besok kita mati. Dengan demikian prioritas hidup kita pasti akan berubah. Karena kita tahu sekarang bahwa mendahulukan kehendak Allah adalah lebih utama dari apapun juga (Matius 6:33), dan karena kepastian keselamatan kita sudah dijamin Kristus  maka  kita bisa berkeyakinan yang kuat sebagaimana Rasul Paulus berkata “Hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Filipi  1:21).

                Saudaraku, kalau kita berdoa meminta kepada Tuhan sebagaimana tema ini “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami” maka hal-hal di ataslah yang seharusnya kita lakukan dan pikirkan setelah mendapatkan pengajaran dari Tuhan tentang hari-hari yang kita lalui yang seperti hembusan angin saja.  Jangan takut terhadap kematian.  Yesus sudah mengalahkan kematian, sehingga kematian tidak lagi akan menakutkan bagi setiap pengikut Yesus.

        Kematian menjadi momok bagi manusia dari jaman ke jaman. Manusia begitu takutnya terhadap kematian sehingga segala cara dilakukan agar tidak mati atau meninggal. Padahal sebagaimana pengajaran di atas, kematianlah jalan menuju kehidupan. Memang pemahaman ini hanya berlaku bagi orang-orang yang percaya dan beriman kepada Yesus Kristus (memiliki hidup yang kekal). Sebaliknya adalah benar bahwa kematian itu  adalah sesuatu yang menakutkan dan pantas untuk ditakuti setiap orang yang belum memiliki hidup yang kekal. Sebab bagi mereka kematian itu adalah jalan kepada penderitaan tiada tara yang kekal selama-lamanya dalam siksaan api neraka.

         Akhirnya saudara, marilah berdoa dan memohon kepada Allah setiap saat kiranya Allah memberikan kita hikmat dan bijaksana di dalam meniti hari-demi hari yang masih Tuhan percayakan dan ijinkan kita jalani. Setiap satu hari yang Tuhan berikan bagi kita mari jalani dengan penuh  semangat, keyakinan, dan tanggungjawab sehingga hidup kita benar-benar berarti buat Tuhan sampai Tuhan kembali mengembalikan kita kepada debu, dan berkata: "Kembalilah, hai anak-anak manusia!".

Selamat menghitung hari, selamat menjalani hari dengan optimis, selamat berkomitmen bahwa “Hidup Adalah Kristus dan Mati Adalah Keuntungan” dan Selamat hari minggu.

Tuhan Yesus memberkati

 

Shalom,

 

Ev.Harles Lumbantobing

 

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..

 

 

Sabtu, 13 November 2021

WASPADALAH, JANGAN SESAT

 

Renungan Ibadah minggu 14 November 2021

Tema:

WASPADALAH, JANGAN SESAT

Ev: Markus 13:1-8

Ep: Daniel 12:1-9

 

Markus 13:1-8 (TB)

13:1 Ketika Yesus keluar dari Bait Allah, seorang murid-Nya berkata kepada-Nya: “Guru, lihatlah betapa kokohnya batu-batu itu dan betapa megahnya gedung-gedung itu!”

13:2 Lalu Yesus berkata kepadanya: “Kaulihat gedung-gedung yang hebat ini? Tidak satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan.”

13:3 Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, berhadapan dengan Bait Allah, Petrus, Yakobus, Yohanes dan Andreas bertanya sendirian kepada-Nya:

13:4 “Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi, dan apakah tandanya, kalau semuanya itu akan sampai kepada kesudahannya.”

13:5 Maka mulailah Yesus berkata kepada mereka: “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!

13:6 Akan datang banyak orang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.

13:7 Dan apabila kamu mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang, janganlah kamu gelisah. Semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya.

13:8 Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa bumi di berbagai tempat, dan akan ada kelaparan. Semua itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.

----------------

 

Shalom saudara-saudara dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat hari minggu dan selamat beribadah.  Bersyukur sekali masih bisa menyapa saudara-saudari dalam ibadah minggu ini. Kita bersyukur masih diberi kesempatan bisa bertemu dengan orang-orang yang kita kasihi. Kita bersyukur  bisa saling menyapa dengan berbagai cara dan media dengan saudara-saudara yang kita kasihi dan yang mengasihi kita. Terkhusus buat minggu ini masih bisa diberi kesempatan untuk beribadah dan mendengar atau membaca sabdaNya.

Dalam ibadah minggu ini Firman Tuhan berbicara kepada kita melalui tema “WASPADALAH, JANGAN SESAT” yang diambil dari nas Firman Tuhan Injil Markus 13:1-8.  Nas Firman Tuhan hari ini adalah bagian dari kotbah pengajaraan Yesus tentang akhir jaman. Yesus sedang menjawab pertanyaan empat orang murid-muridNya sekaligus mengajar mereka di bukit jaitun atas pertanyaan murid-murid tentang akhir jaman.  Pertanyaan murid-murid ini dilatarbelakangi oleh pernyataan Yesus bahwa bait suci yang sangat diagungkan bahkan dibanggakan oleh orang Yahudi itu akan hancur, bahkan tidak akan ada satu batupun yang berdiri di atas batu yang lain. Pernyataan Yesus di ayat 2 ini membuat murid-murid sangat penasaran sehingga mereka memberanikan diri bertanya tentang kapan hal itu akan terjadi.

            Dalam perikop ini Yesus tidak menjawab kapan tanggal dan bulannya peristiwa akhir jaman itu akan terjadi. Namun Yesus mengajarkan tentang tanda-tanda yang akan mendahului peristiwa akhir jaman.  Berdasarkan Markus 13:1-8 ini ada beberapa hal yang Yesus ajarkan kepada murid-murid sekaligus kepada kita saat ini tentang bagaimana tanda-tanda akhir jaman itu dan bagaimana sikap kita dalam menghadapinya.

 

A.  Seperti apa keadaan bumi saat terjadinya akhir jaman.

 

        Yesus pertama sekali mengajarkan bahwa di akhir jaman semua yang ada di dunia ini akan hancur. Tidak ada bangunan sekuat, sebesar, dan semegah apapun yang akan tetap berdiri kokoh. Termasuk bait suci yang dibanggakan orang-orang Yahudi termasuk murid-murid  Yesus. Itulah yang sebelumnya Yesus sampaikan di ayat 2. Sebagaimana pengajaran Yesus di kitab Markus ini, di bagian Alkitab yang lain juga mengajarkan dengan jelas bahwa langit dan bumi ini di akhir jaman akan lenyap  seperti dalam 2 Petrus 3: 10 berkata:

“Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap”.

 

Dan juga dalam wahyu 20:11 berkata:

“Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya”.

Inilah suatu kenyataan tentang akhir dari dunia ini yang pasti akan  terjadi di akhir jaman.

 

B. Tanda-tanda sebelum terjadi akhir jaman

 

Berikutnya Yesus mengajarkan tanda-tanda sebelum akhir jaman terjadi. Hal ini perlu diketahui oleh para murid-murid dan kita saat ini supaya ketika kita melihat tanda-tanda itu kita tahu bahwa saatnya sudah semakin dekat Yesus akan datang kedua kali dan akhir jaman  akan terjadi. Ketika melihat tanda-tanda ini maka kita harus semakin waspada lalu semakin tekun mengikut Tuhan, mempelajari Firmannya, dan melakukan kehendak Tuhan. Ada beberapa tanda-tanda yang disampaikan oleh Yesus yang dicatat oleh Rasul Markus yang juga paralel dengan yang di catat dalam Injil Matius pasal 24:

 

1. Akan datang penyesat-penyesat (ayat 5-6).

Mereka akan ada yang mengatasnamakan nama Yesus, menggunakan nama Yesus, bahkan akan ada  yang menyamar sebagai Mesias dan berkata bahwa dia adalah Yesus . Mereka semua adalah palsu. Bahkan Yesus berkata bahwa mesias-mesias palsu ini akan berhasil menarik banyak orang sebagai pengikutnya. Maksud Yesus di sini adalah supaya setiap orang yang percaya kepada Yesus tidak langsung gampang terhisap atau tertipu oleh pengajaran-pengajaran palsu mereka yang menyebut diri mesias padahal palsu. Yang menyebut diri Nabi atau rasul padahal palsu. Yang menyebut diri diutus oleh Yesus padahal bukan. Yang menyebut diri sudah bertemu langsung dengan Yesus padahal bukan, sudah pernah datang ke sorga dan sudah melihat sorga dan lain sebagainya yang digunakan untuk menyesatkan umat Allah.

        Maksud Yesus supaya murid-murid jangan lantas cepat percaya atas bujuk rayu mereka, atas ajakan mereka, namun ketika hal itu terjadi murid-murid harus sadar bahwa Akhir Jaman sudah semakin dekat. Sampai saat ini penyesat-penyesat ini semakin banyak dan semakin gencar melakukan penyesatannya sebab waktunya sudah semakin dekat. Pada jaman murid-murid hal itu sudah terjadi, di awal-awal jaman gereja, hingga pada saat ini hal ini masih terjadi dan akan semakin gencar mereka melakukannya.

 

2. Deru perang

Yesus berkata bahwa deru perang juga akan menjadi tanda akhir jaman akan semakin dekat. Memang sebelum Yesus datang deru perang sudah sering terjadi demikian juga setelah jaman Yesus hingga saat ini. Namun deru perang ini juga akan semakin memuncak. Tidak akan ada usaha manusia yang bisa menghentikan deru perang yang akan semakin dasyat ini.  Walaupun banyak negara-negara saat ini yang berusaha menciptakan perdamaian, namun faktanya saat ini semua negara berlomba-lomba memperkuat kekuatan perangnya termasuk persenjataan perangnya. Negara kita Indonesia juga dalam hal ini melakukan hal yang sama.  Alkitab menyaksikan sebagaimana dalam kitab wahyu bahwa suatu saat nanti akan terjadi perang hebat yang luar biasa yang melibatkan seluruh penduduk dunia (Wahyu 16:14 : Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.)

 

3. Gempa bumi

Hal ketiga yang Yesus sampaikan sebagai tanda-tanda akhir jaman atau menjelang permulaan jaman baru adalah gempa bumi. Kita tahu bahwa telah sering terjadi gempa bumi di dunia ini. Bahkan gempa-gempa bumi yang besar juga banyak tercatat dalam sejarah dunia. Namun nanti menjelang akhir jaman gempa bumi yang terjadi akan semakin sering dan semakin dasyat. Jadi tanda ini sudah terjadi sejak Yesus nubuatkan, masih terjadi hingga kini, dan masih akan terus  terjadi di masa yang akan datang bahkan semakin intens dan besar.

 

4. Kelaparan

 

Yang keempat yang dicatat Injil Markus dalam pasal 13:1-8 ini adalah peristiwa kelaparan. Peristiwa kelaparan ini juga akan semakin sering terjadi. Akan semakin susah manusia memperoleh makanan untuk penghidupannya. Pekerjaan yang semakin susah untuk di dapatkan karena lapangan pekerjaan yang semakin sedikit, krisis moneter, krisis ekonomi, krisis pangan akan terus menghantui setiap negara.  Banyak sejarah mencatat tentang peristiwa-peristiwa kelaparan yang terjadi di beberapa belahan dunia sejak dulu. Hal itu akan terus terjadi dan akan semakin meningkat sampai menjelang akhir jaman. Yesus berkata bahwa jika itu terjadi maka itu juga masih permulaan akan terjadinya akhir jaman.

Di dalam kitab yang paralel dengan Markus 13 ini yaitu Injil Matius 24 ditambahkan bahwa yang menjadi  tanda-tanda terakhir supaya terjadi masa kesudahannya adalah bahwa Ijil telah diberitakan di seluruh dunia. Matius 24:14 “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya."

Di sinilah rahasia mengapa penginjilan semakin gencar dan akan semakin gencar untuk menjangkau seluruh daerah, seluruh suku bangsa dan bahasa supaya semua orang pernah mendengar Injil. Roh Kudus terus-menerus mendorong dan menggerakkan orang-orang percaya sebagai penginjil-penginjil atau utusan-utusan injil sampai kebelahan dunia manapun untuk menjangkau yang tidak terjangkau, untuk memperdengarkan Injil kepada yang belum pernah mendengar.  Hal ini bisa kita lihat pada masa-masa jaman akhir ini. Pada masa revolusi industri 4.0 ini dan dengan semakin berkembangnya teknologi informasi hal ini sangat dimungkinkan. Perkembangan Media internet baik secara audio, visual, data yang bisa kita alami secara real time  dan pengembangan yang terus dilakukan akan semakin mempercepat nubuatan Yesus  ini bahwa Injil akan diberitakan di seluruh dunia. Artinya tidak ada lagi manusia yang tidak pernah mendengar Injil, yang tidak pernah mendengar bahwa jalan keselamatan satu-satunya adalah Yesus. Walaupun tidak semua yang telah mendengar itu  akhirnya mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamatnya pribadi.

 

Saudara-saudaraku di dalam kristus,

Sejarah telah mencatat begitu banyaknya perang yang telah terjadi, bahkan perang-perang besar termasuk perang dunia I dan perang dunia II. Begitu juga dengan peristiwa gempa bumi, dan juga masa kelaparan yang hebat.  Banyak manusia beranggapan ketika hal-hal itu terjadi bahwa akhir jaman sudah sedang terjadi. Tetapi dalam pengajaran Yesus hari ini berkata ketika hal itu terjadi Semua itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.  Barulah setelah Injil kerajaan Allah diberitakan di seluruh dunia maka akhir jaman akan berlangsung. Tetapi siapakah yang tahu  bahwa Injil sudah diberitakan di seluruh dunia? Atau semua orang sudah pernah mendengar Injil? Tidak ada yang tahu saudaraku. Yang penting adalah bahwa kita semua yang percaya harus terlibat di dalamnya sehingga dunia yang penuh penderitaan ini, dunia yang semakin rusak ini, dan dunia yang akan lenyap ini  segera digantikan oleh Tuhan dengan langit dan bumi yang baru di mana di sana tidak akan ada lagi penderitaan, tidak akan ada lagi kesakitan dan sakit penyakit, tidak ada lagi dukacita, tidak ada lagi air mata, tetapi semuanya akan berbahagia bersama dengan Allah sampai selama-lamanya. MAUKAH SAUDARA IKUT DI SANA? Mari segeralah terima YESUS  sebagai Tuhan dan juru selamat pribadi kita. Maka kita akan mendapat bagian di sorga kelak.

 

C. WASPADA terhadap PENYESAT

 

Saudara ketika Yesus mengajar murid-murid tentang peristiwa ini, Yesus memperingatkan mereka supaya WASPADA terhadap penyesat-penyesat. Sebab mereka akan segera datang sebagai tanda permulaan akhir jaman dan akan terus semakin gencar sampai akhir jaman. Demikian juga bagi kita saat ini. Kita harus waspada terhadap penyesat-penyesat itu. Peringatan Yesus ini sangat penting. Sebab apabila seseorang berhasil disesatkan maka dia kan tersesat dan kehilangan arah. Dampaknya setelah disesatkan maka seterusnya akan berpotensi menjadi penyesat juga. Karena itu jangan sampai disesatkan.

Karena itu tema hari ini berkata “WASPADALAH JANGAN SESAT” mau mengatakan bahwa penyesatan itu memang ada, dan si penyesat itu juga ada.  Bahwa seseorang bisa menjadi sesat adalah apabila dia berhasil disesatkan oleh si penyesat-penyesat itu. Lalu akhir dari dia yang disesatkan itu kalau bukan menjadi tersesat maka dia bisa menjadi penyesat itu sendiri.

Sampai pada jaman ini para penyesat ini masuk dari segala cara dan segala bidang. Terutama di dalam Kekristenan mereka masuk dan menyamar demikian lihainya. Bahkan sudah sangat licin  seperti belut sehingga sangat susah untuk dibedakan. Pengajaran-pengajaran mereka yang sesat dibungkus dengan ayat-ayat Firman Tuhan, bahkan seperti perkataan Yesus di ayat 6 ini bahwa akan datang BANYAK PENYESAT  yang memakai nama Yesus, memakai ajaran Yesus dengan cara diputar balikkan, melakukan tanda-tanda mujizat yang juga menggunakan nama Yesus, dengan demikian orang-orang  itu akan terhisap kepada mereka  dan  ajarannya, terikat, dan tidak bisa lepas lagi, dengan demikian mereka menjadi tersesat dan menjadi sesat. Dengan cara yang lihai dan licin banyak jemaat-jemaat yang tidak akan curiga sebab ajarannya mirip dengan yang asli dan sepertinya itu adalah asli padahal palsu. Dalam Matius 24:24 dikatakan: “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga”. Jelas sekali Yesus katakan bahwa mereka mampu membuat tanda-tanda dan mujizat yang dasyat.

Memang demikianlah yang palsu selalu lebih gencar, selalu lebih intensif promosinya, lebih banyak variasinya, lebih murah harganya, dan selalu lebih memikat dibandingkan dengan yang asli. Yang palsu selalu berkata akulah yang asli. Tetapi yang asli akan membuktikan  bahwa dialah yang asli meskipun tanpa kata-kata.

Bagaimana kita bisa membedakan mana yang asli dan mana yang palsu?. Tentunya seseorang tidak akan pernah tahu sesuatu itu palsu atau asli jika dia belum pernah melihat atau merasakan yang asli. Jika kita belum pernah merasakan hidup dengan Yesus yang benar yang Alkitab ceritakan, belum pernah mendengar berita Injil yang murni yang disampaikan hamba-hambaNya yang Tuhan utus, maka kita akan sangat mudah untuk menerima pengajaran-pengajaran palsu dari hamba-hamba palsu.

 

D. Apa yang kita lakukan supaya tidak tersesat bahkan menjadi penyesat?

 

1. Bertahan

Memang tidak mudah untuk berdiri kokoh dalam Yesus. Tidak mudah untuk memikul salib yang Tuhan berikan kepada kita. Tidak mudah untuk setia dalam Firman Allah dan mempertahankan iman dan keyakinan kita. Sebab dikatakan dunia membenci setiap orang yang percaya kepada Yesus. Dengan segala cara dunia akan menghancurkan para pengikut Yesus dengan cara menyesatkannya. Jika tidak dapat disesatkan maka akan dihancurkan.

Itu sebabnya dalam kitab Markus 13 ini Yesus berkata bahwa orang-orang percaya itu akan mengalami penderitaan yang hebat karena penganiayaan. Supaya dengan demikian mereka menyangkal iman mereka atau mengutuki Tuhan.  Tetapi Yesus berkata dalam ayat 13 Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat”. Yah, yang bertahan sampai kesudahannya itulah yang selamat. Bahkan dalam hal penderitaan inipun penyesat itu berusaha menyesatkan dengan theologia-teologia kemakmuran dan theologia sukses mereka yang berkata bahwa setiap orang yang mengikut Yesus tidak akan menderita, tidak akan miskin, tidak akan sakit. Mereka akan sukses, kaya, sehat dan berhasil dalam setiap yang diinginkan. Padahal Yesus tidak berkata demikian. Hal yang begitu menggiurkan ini begitu memikat banyak orang sehingga mereka bergabung dan menjadi tersesat.

 

2. Tingkatkan Iman

Teruslah bertumbuh dalam Firman Tuhan. Sebab iman akan timbul dan bertumbuh dari pendengaran akan Firman Tuhan. Roma  10:17:  Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus”. Semakin sering kita baca/dengar dan renungkan Firman Tuhan maka iman kita akan semakin bertumbuh. Kebutuhan pokok iman supaya bertumbuh hanyalah Firman Tuhan.

 

3. Lakukan Firman Tuhan yang di imani.

Iman tanpa perbuatan adalah mati. Yakobus  2;17: :”Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati”. Jadi supaya iman yang bertumbuh oleh Firman Tuhan tadi tidak mati maka iman itu harus disertai perbuatan sesuai dengan Firman yang di dengar.

 

4. Ujilah setiap roh

Dalam 1 Yohanes 4:1 berkata: “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia”. Menguji roh bisa dalam artian tidak langsung serta merta menerima setiap ajaran baru yang kita dengarkan. Meskipun ajaran itu disertai dengan mujizat-mujizat, atau disertai dengan janji-janji yang indah-indah, kata-kata yang manis-manis dan menggiurkan, namun kita harus waspada dan membandingkannya dengan kebenaran Firman Tuhan yang sebelumnya kita sudah pernah dengar dan imani. Atau setidaknya kalau kita tidak bisa membedakannya bisa berdiskusi atau bertanya kepada hamba-hamba Tuhan yang kita yakini memegang teguh ajaran yang benar. Dalam 1 Yohanes 4:1-6  ada diajarkan  beberapa cara bagaimana membedakan setiap roh.

 

5. Percaya dan yakinlah Allah tidak akan tinggal diam.

 

- Jangan kuatir

Dalam pengajaran Yesus di bukit jaitun bersama ke empat murid itu Yesus berkata bahwa ketika terjadi penganiayaan itu, bahkan sidang-sidang yang diadakan untuk menghakimi orang-orang percaya karena iman kepada Kristus, janganlah mereka kuatir dan takut. Hal itu dikatakan dalam Markus  13:11: “Dan jika kamu digiring dan diserahkan, janganlah kamu kuatir akan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus.

 

- Yakinlah bahwa Yesus tidak akan membiarkan kita yang percaya kepadaNya direbut dari tangan Bapa.

Yesus berkata dalam Yohanes 10:28-29 : “dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa”.

Komitmen Allah ini memberikan kita keyakinan dan jaminan penyertaan Tuhan kepada kita. Namun walaupun demikian Tuhan berpesan supaya kita tetap setia, bertahan, dan beriman teguh.

 

Saudara-saudaraku dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus, sebagaimana nubutan para nabi digenapi maka tentunya tidak ada hal apapun  yang meragukan  kita bahwa nubuatan Yesus tentang akhir jaman ini tidak digenapi. Kalau nubuatan yang menggunakan perantaraan  manusia saja yaitu para Nabi digenapi Tuhan, apalagi kalau Tuhan sendiri yang menubuatkan PASTI AKAN TERJADI. Tidak ada satupun dari perkataan Firman Allah yang tidak akan digenapi. Karena itu mari setia, tekun dan beriman teguh di dalam Tuhan supaya kita tidak sampai disesatkan dan menjadi sesat atau bahkan menjadi penyesat.  Supaya jika waktunya sudah tiba ketika kedatangan Yesus kedua kali kita di dapati setia, dan kita akan turut bersama-sama dengan Allah dalam kebahagian sorgawi yang kekal sampai selama-lamanya.

 

Kiranya Renungan ini memberkati. Selamat beribadah, selamat hari minggu, Tuhan Yesus memberkati.

 

Shalom,

 

Ev. Harles Lumbantobing

 

 

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..