Ibadah Minggu Adent I
Minggu, 28 November 2021
Tema:
MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN
Ep: Yeremia 33:14-16
Ev: 1 Tessalonika 3:9-13
Ev: 1 Tessalonika 3:9-13 (TB)
3:9 Sebab ucapan syukur apakah yang dapat kami persembahkan kepada Allah atas segala sukacita, yang kami peroleh karena kamu, di hadapan Allah kita?
3:10 Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh, supaya kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu.
3:11 Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita, membukakan kami jalan kepadamu.
3:12 Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu.
3:13 Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.
Shalom, Selamat hari minggu buat saudaraku semua dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus.
Banyak hal tidak bisa kita pahami dalam hidup masa saat ini bahkan di masa yang akan datang. Tetapi satu hal yang pasti kita ketahui bahwa Tuhan tidak akan pernah melepaskan tanganNya dari kita untuk menuntun dan membawa kita kepada kehendakNya. Dengan kekuatan dan kemampuan kita tidak mungkin kita bisa bertahan dalam mengikut Tuhan. Hidup kita yang masih terus bergumul dengan dosa, bergumul dengan dunia ini, bergumul dengan berbagai-bagai penyakit dan penderitaan, menyebabkan pegangan tangan kita akan kebenaran Firman dan kuasaNya bisa terlepas. Tetapi syukur kepada Tuhan, TanganNya yang perkasa tidak akan pernah melepaskan kita anak-anakNya dari peganganNya sekalipun pegangan kita kadang terlepas. Kasih Allah yang agung dan luar biasa bagi anak-anakNya menyebabkan semua itu.
Dalam Ibadah minggu Advent I minggu ini, Firman Tuhan berbicara kepada kita dari 1 Tessalonika 3:9-13 yang mengambil tema “MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN”. Tidak terasa tahun 2021 ini sudah mulai memasuki minggu-minggu penghujung tahun 2021 dan akan mengakhirnya. Dalam tahun gereja minggu-minggu ini disebut minggu-minggu Advent 1-4 yang artinya minggu-minggu perayaan menyambut kedatangan Yesus sang Juru Selamat. Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Tessalonika yang pertama ini kalau kita baca secara utuh merupakan surat sukacita yang menggembirakan yang dikirimkan kepada jemaat itu.
Mengapa hal ini menggembirakan? Sebab sebelumnya Rasul Paulus dan juga rekan-rekan sepelayanannya seperti Silwanus dan Timotius selalu memikirkan dan harap-harap cemas akan kondisi dan keadaan jemaat itu yang sedang mengalami begitu banyak penderitaan dan aniaya karena iman mereka kapada Yesus. Memang saat mereka menyampaikan dan mengajarkan Injil kepada jemaat itu, Paulus sudah memperingatkan mereka akan datangnya penderitaan dan penganiayaan kepada jemaat itu karena iman kepada Kristus. Hal itu akhirnya memang terbukti. Karena itu Paulus sangat ingin sekali melihat dan menjumpai jemaat itu tetapi belum ada kesempatan. Paulus dan kawan-kawan sangat kuatir dan cemas kalau-kalau jemaat itu jatuh dalam berbagai-bagai pencobaan itu sehingga apa yang mereka imani selama ini menjadi sia-sia dan segala usaha yang Paulus dan kawan-kawan lakukan juga menjadi sia-sia ( Pasal 9 ayat 5). Akhirnya dia mengutus Timotius untuk melihat langsung dan bertemu dengan jemaat itu untuk mengetahui keadaan mereka. Memang sebelumnya ia telah banyak mendengar kabar tentang keteguhan iman jemaat itu dan kasihnya yang semakin bertambah. Namun Paulus ingin membuktikan langsung kondisi mereka dengan mengutus Timotius.
Setelah Timotius melihat langsung kondisi mereka dan kembali kepada Paulus dan memberitahukannya semua keadaan jemaat itu kepada Paulus bahwa jemaat itu benar-benar bertumbuh dalam iman dan kasih, maka Paulus dan rekan-rekan sepelayanannya sangat bersukacita sehingga mereka mengirimkan surat ini kepada jemaat di Tessalonika.
Surat ini bukan sekedar surat sukacita dan penghargaan kepada jemaat itu karena iman dan kasih mereka, namun dalam surat ini juga terkandung nasihat-nasihat kepada jemaat itu yang bisa kita lihat dalam pasal 3 sampai pasal 5 kitab ini.
Dalam Nas Firman Tuhan hari ini dari pasal 3:9-13 ada beberapa hal yang Tuhan sampaikan kepada jemaat itu melalui Rasul Paulus, sekaligus juga bagi kita saat ini yang bisa kita lihat dan petik dalam kehidupan beriman kita saat memasuki advent I ini. Namun sebelum masuk ke nas ini, alangkah baiknya kita mundur satu ayat yaitu di ayat 8 sebagai dasar bagi kita untuk memasuki ayat 9-13 ini. Dalam ayat 8 ini dinasihatkan supaya jemaat itu tetap berdiri teguh di dalam Tuhan. Dengan demikian iman mereka terpelihara, dan sukacita akan meliputi Paulus dan rekan-rekan sepelayanan yang pernah melayani jemaat itu. Barangkali ayat 8 ini menjadi catatan khusus bagi setiap jemaat dimana saja dan setiap pelayan yang pernah melayaninya dan kiranya juga dalam kesempatan lain saya bisa membahasnya buat saudara semua. Jadi penting sekali berdiri teguh di dalam Tuhan di dalam menghadapi segala macam penderitaan dan pencobaan di dalam hidup ini.
Lalu dalam perikop ini kita melihat bahwa harapan Paulus sesungguhnya ingin bertemu kembali secara langsung dengan mereka, dan menguatkan iman mereka, serta mengajarkan kebenaran Firman Tuhan untuk semakin menambahkan iman mereka. Keinginan dan kerinduan ini begitu kuat terlihat dalam tulisan ini sehingga di ayat 11 dikatakan “Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita, membukakan kami jalan kepadamu”. Tetapi meskipun mereka belum berjumpa secara tatap muka, ada beberapa hal penting yang Paulus tekankan dan harapkan terjadi atas jemaat itu.
Yang pertama pertumbuhan iman (Ayat 10). Adalah sangat penting untuk memperhatikan kualitas iman yang dimiliki jemaat itu. Hal itupun sangat penting bagi kita saat ini. Sebab tidak ada gunanya kita mendengar atau membaca Firman Tuhan kalau tidak ada pertumbuhan iman di dalam hidup kita. Iman tidak dapat bertumbuh jika tidak mendengar Firman Tuhan. Iman juga tidak dapat bertumbuh jika mendengar Firman Tuhan tetapi tidak merenungkan dan memeliharanya di dalam kehidupannya. Jadi iman bertumbuh dari pendengaran ataupun pembacaan Firman Tuhan, dan terus memelihara dan merenungkannya siang dan malam sehingga bisa dilakukan di dalam perbuatannya sehari hari. Dari sinilah bisa diukur apakah imannya bertumbuh atau tidak. Karena itu penting sekali bagi Paulus untuk terus memperdengarkan Firman Tuhan kepada jemaat itu, sehingga mereka semakin banyak mendengar Firman Tuhan. Lalu kerinduannya dia akan melihat langsung Firman itu bekerja dan bertumbuh dalam kehidupan jemaat di Tessalonika serta sedapat mungkin dia bisa membimbing dan mengajar mereka dalam melakukan Firman Tuhan itu.
Yang kedua bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih terhadap sesama mereka dan kepada semua orang (Ayat 12). Perbuatan kasih kepada sesama manusia atas dasar kebenaran Firman Tuhan adalah penerapan dari iman yang telah bertumbuh itu. Paulus memang sudah mendengar dari banyak pihak tentang kasih jemaat ini yang melimpah kepada semua orang meskipun mereka teraniaya. Bahkan dia bersukacita atas itu. Namun bagi Paulus mereka harus terus melakukannya dan semakin meningkatkan atau menambahkan kadar kasih mereka dari hari ke hari sampai Tuhan datang kedua kali. Semakin bertumbuh iman seseorang maka semakin banyaklah dia melakukan perbuatan kasih.
Yang ketiga memiliki hati yang kuat atau teguh dalam menghadapi berbagai pencobaan dan aniaya (Ayat 13). Ketahanan dan keteguhan hati dalam menghadapi berbagai macam penderitaan, aniaya dan pencobaan juga adalah bukti daripada iman yang bertumbuh. Semakin bertumbuh iman seseorang maka daya tahannya terhadap berbagai pergumulan hidup, bahkan penderitaan juga akan semakin meningkat. Hal ini penting Paulus sampaikan kepada jemaat itu bahwa sebagaimana berulang-ulang dia ingatkan bahwa aniaya dan pencobaan akan terus menerus mereka alami karena Kristus, bahkan akan semakin meningkat. Namun dengan memiliki hati yang kuat atau teguh mereka akan mampu melewati semua itu sebab Kristus akan menyertai mereka dan Roh Kudus akan mengajar mereka apa yang harus dilakukan dan diperkatakan. Itu sebabnya di pasal 5:16-17 Paulus menasihati supaya jemaat itu bersukacita senantiasa (apapun kondisinya) dan tetap berdoa.
Memiliki hati yang kuat atau teguh itu berarti setia memelihara iman dalam segala godaan dan pencobaan. Menjaga perilaku hidup sangat penting dalam menjalani masa-masa kehidupan kita di dunia ini. Tantangan dan godaan untuk mengotori dan menajiskan tubuh dan roh kita selama di dunia ini sangatlah besar. Dunia ini, Iblis dan keinginan daging sepakat untuk menghancurkan iman orang-orang percaya, supaya dengan demikian orang percaya tersebut menjadi najis dan tidak layak lagi di hadapan Tuhan. Dengan demikian Tuhan akan dikecewakan, Roh Kudus akan berduka, dan sedapat mungkin membuat orang-orang percaya itu tidak lagi mengalami pertumbuhan, dan akhirnya tidak lagi bisa berbuah. Menghasilkan buah adalah tuntutan Firman Tuhan. Buah itu adalah buah yang manis dan buah yang tetap. Buah itu adalah buah Roh. Tetapi bagaimanakah lagi buah Roh itu bisa muncul kalau manusianya sudah kotor dan najis. Yang muncul bukan buah Roh, tetapi malah buah dosa. Ketika buah dosa yang muncul atau lahir dari manusia itu maka di situlah manusia itu didapati tidak lagi kudus dan telah cacat. Karena itu penting sekali menjaga kekudusan itu sebab kita tahu Yesus pasti akan kembali, namun kita tidak tahu kapan hal itu terjadi, tetapi kapanpun Dia kembali kita yang percaya kepadaNya yang memelihara diri kita supaya tetap kudus dan tidak bercacat sudah siap-sedia dan didapati setia saat kedatanganNya.
Saudaraku, memang ketiga hal ini adalah doa dan harapan Paulus bahwa kiranya Tuhanlah yang menambahkan kasih di hati jemaat itu, juga yang menguatkan hati jemaat itu. Tetapi tentunya ada bagian Allah dan ada juga bagian kita sebagai orang percaya yaitu sebagaimana saya jelaskan di atas.
Saudara, dalam minggu Advent ini tentunya bukan kelahiran bayi Yesus lagi yang kita akan sambut dan rayakan. Yesus sudah lahir, mati, bangkit dan naik ke sorga. Lalu Dia berjanji akan datang kembali ke dunia ini. Maka bukan kelahiran bayi itu lagi yang kita nantikan tetapi kelahiranNya sebagai Tuhan di dalam hati kita dan juga sekaligus menyambut kedatanganNya yang kedua kali yang tidak seorangpun tahu kapan Dia akan datang lagi.
Karena itu senantiasa memelihara pertumbuhan iman, meningkatkan perbuatan kasih kepada sesama manusia, hidup kuat dan teguh di dalam Tuhan menghadapi berbagai-bagai godaan dan pencobaan serta penderitaan karena iman kepada Kristus, dan konsisten di dalam melakukan Firman Tuhan akan membuat kita tetap hidup di dalam kekudusan dan tak bercacat di dalam menyambut kedatangan Tuhan kita. Kiranya renungan ini menolong kita semua untuk menjadi pelaku Firman Tuhan sampai Maranatha Tuhan Yesus datang kedua kali.
Selamat bertumbuh, selamat menabur kasih, selamat menyambut kedatangan Tuhan dalam kekudusan dan selamat hari minggu Tuhan Yesus memberkati.
Shalom,
Ev. Harles Lumbantobing
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya di Daftar... ARSIP..