Sabtu, 26 Februari 2022

FIRMAN TUHAN SUMBER KEKUATAN UNTUK MELAKUKAN PEKERJAAN-NYA

Ibadah Minggu, 27 Pebruari 2022-02-27

Tema:

FIRMAN TUHAN SUMBER KEKUATAN UNTUK MELAKUKAN PEKERJAAN-NYA

 

Ev: Yesaya 55:10-13

Ep: Matius 13:18-23

 

Yesaya 55:10-13 (TB)

55:10 Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan,

55:11 demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.

55:12 Sungguh, kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai; gunung-gunung serta bukit-bukit akan bergembira dan bersorak-sorai di depanmu, dan segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan.

55:13 Sebagai ganti semak duri akan tumbuh pohon sanobar, dan sebagai ganti kecubung akan tumbuh pohon murad, dan itu akan terjadi sebagai kemasyhuran bagi TUHAN, sebagai tanda abadi yang tidak akan lenyap.

 

---------------------

              Shalom, selamat hari minggu saudara-saudaraiku yang terkasih dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus.  Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan kita Yesus Kristus yang senantiasa melindungi kita dari segala marabahaya dan masih memberikan kita kesempatan untuk menikmati hari-hari kita di tengah-tengah situasi dunia yang semakin sulit menjelang akhir jaman ini. Tingkatkan iman dan imun tubuh, berusahalah untuk bersukacita dan berbahagia dalam situasi apapun sebab hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah keringkan tulang (mematahkan semangat).

              Dalam ibadah minggu kali ini Firman Tuhan berbicara bagi kita lewat kitab Yesaya 55:10-13 dengan tema FIRMAN TUHAN SUMBER KEKUATAN UNTUK MELAKUKAN PEKERJAAN-NYA. Nas Firman Tuhan kali ini merupakan Firman yang meneguhkan sekaligus menghibur kita untuk tetap mengandalkan Tuhan lewat FirmanNya dan kuasaNya. Mulai ayat 10 Tuhan membawa kita kepada suatu kiasan tentang hujan dan salju sebagai pembanding Firman Allah untuk mempermudah kita  mengerti tentang kuasa Firman Allah. Dikatakan bahwa hujan dan salju itu kalau sudah turun tidak akan naik lagi. Bahkan ia akan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan.

            Demikianlah dikatakan Firman Allah. Bahwa Firman Allah tidak akan pernah diturunkan atau disampaikan dengan sia-sia, bahkan tidak akan kembali dengan sia-sia. Apa saja yang dikehendakinya akan berhasil (ayat 11). Karena itu sebagai umat Tuhan yang percaya kepadaNya tugas kita adalah mempercayai Firman itu dan melakukan apa yang dikehendaki Allah dengan FirmanNya.

Mengapa banyak orang tidak mau taat melakukan Firman Allah? Bahkan merasa begitu berat dalam melakukannya? Hal tersebut disebabkan karena mereka membayangkan atau tidak menyadari bahwa Firman Allah itu adalah hidup dan memiliki kekuatan. Karena Dia hidup maka Firman itu akan bekerja dan melakukan apa yang dikehendakiNya. Kita manusia hanyalah sarana atau alat yang hendak dipakai oleh Allah dalam menyampaikan FirmanNya. Karena itu tugas kita hanya memberitakan dan menyampaikan. Allah sendiri yang akan bekerja di dalam Firman itu dengan kuasaNya.

Dalam epistel Matius 13:18-23 disebutkan perumpamaan tentang benih yang ditabur. Ada yang ditabur di penggir jalan, di atas batu, di semak duri dan juga di tanah yang subur.  Hal ini menunjukkan bahwa benih itu bisa saja ditabur di semua media seperti keempat media di atas. Namun respon dari  setiap media itu akan menentukan bagaimana benih itu bertumbuh dan sampai menghasilkan buah.  Kita bisa melihat dengan jelas gambaran di perumpamaan ini bahwa yang ditabur di tanah yang suburlah benih itu bisa tumbuh dan berbuah sampai berlipat ganda. Jika benih itu adalah Firman Tuhan, maka tentunya media yaitu manusia akan sangat menentukan apakah  hidupnya  akan berbuah atau tidak setelah menerima Firman itu. Jadi benih itu atau Firman itu adalah benih yang baik, Firman yg hidup dan yang berkuasa bagi setiap orang yang mengimani dan percaya akan Firman itu. Itulah tanah yang baik dan subur.

Dalam Yohanes 1: 1 dikatakan “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Menunjukkan dengan jelas siapa Firman itu. Artinya bahwa setiap perkataan Allah (Firman Allah) adalah manifestasi kehadiran Allah sendiri. Karena itu kita tidak bisa sembarangan jika berhadapan dengan Firman Allah. Ada beberapa hal yang kita harus lakukan sebagai a sikap kita jika berhadapan dengan Firman Allah:

1. Sopan  dan hormat. Sikap ini sebagai tanda tunduk kepada Allah yang telah memberikan kita hidup dan Dia adalah di atas segala-galanya. Ada banyak orang memandang sepele dengan Firman Allah yang disampaikan. Bahkan ketika Firman Allah itu diberitakan ada beragam sikap orang yang tidak sepatutnya dalam mendengar dan menyikapinya, misalnya pada saat kotbah atau membaca Alkitab.

2. Jangan perlakukan Firman Allah sebagai benda bahkan melecehkan atau mempergunakan Firman Allah untuk sekedar lelucon. Firman Allah bukan sesuatu barang atau benda yang bisa dipermain-mainkan, atau bahan guyonan untuk sekedar lucu-lucuan.

3. Jangan memperalat Firman Tuhan dengan tujuan yang tidak benar. Ada banyak kalangan yang sering juga memanfaatkan Firman Tuhan untuk tujuan penipuan, memperkaya diri sendiri, untuk menghasut orang lain, atau menakut-nakuti orang lain dengan tujuan tidak benar.

Karena itu sikap tunduk dan hormat dan menempatkan Firman Allah pada posisi yang tepat dalam hidup kita adalah hal yang sepatutnya kita lakukan sebagai orang percaya dan pengikut Kristus. Kita hanya disuruh Allah untuk menyampaikan dan melakukan Firman Allah sesuai dengan kehendakNya. Ketika kita mendengar ungkapan: “BERFIRMAN LAH ALLAH”  maka tentunya kita harus tunduk dan hormat atas Firman yang disampaikan itu.

            Firman Allah itu seperti pedang bermata dua. Dalam Ibrani  4:12 “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita”. Karena itu kita tidak bisa sembarangan dan bersikap tidak sepantasnya  terhadap Firman Allah. Baik ketika menyampaikan maupun ketika mendengarkan. Firman Tuhan akan berbicara tepat kepada yang mendengarkan tetapi juga kepada yang menyampaikan. Karena Firman Allah pasti berhasil dan tidak akan kembali dengan sia-sia (ayat 11) maka hendaklah kita patuh dan takut saat menyampaikan atau mendengarnya.

            Mengingat Yohanes 1:1  bahwa Firman itu adalah Allah sendiri yaitu Yesus Kristus, maka tentulah hanya Dia yang telah turun dari sorga dan Dia berhasil melakukan apa yang menjadi tugasNya dengan sempurna. Itulah sebabnya segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini dalam mengerjakan FirmanNya , kita hanya mengandalkan Yesus sebagi sumber kekuatan dan pertolongan kita. Karena itu Pemazmur berkata dalam mazmur 119:105 bahwa Firman Allah adalah pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita.

Oleh Firman kita ditebus, oleh Firman kita diselamatkan, dipilih dan diperlengkapi untuk melakukan pekerjaan-Nya  yaitu keselamatan bagi manusia yang berdosa. Inilah pekerjaan baik sebagaimana dalam Efesus 2:10 dikatakan: Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya”. Firman Tuhan memerintahkan kita untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berkenan kepadaNya. Firman itu juga yang akan memperlengkapi dan memberi kekuatan kepada kita  untuk melakukannya.

Saudaraku, keinginan Tuhan bahwa setiap orang yang percaya kepadaNya pada saatnya nanti akan menikmati hidup dengan sukacita (Ayat 12-13). Kata ‘akan’ dalam Ayat 12 mengisyaratkan bahwa suatu saat nanti akan terjadi. Ini menjadi pengharapan dan kekuatan di dalam menghadapai masa-masa sulit dalam kehidupan kita.  Sebab di dalam melaksanakan Firman Allah itu kita juga akan mengalami banyak penderitaan. Tanpa pengharapan maka kita semua akan lemah dan patah semangat dalam menjalani hidup ini. Dengan jelas Tuhan mengajarkan dalam ayat 13 sebagai kiasan yang menolong kita memahami maksud dan rencana Allah dalam hidup kita. Kalimat “sebagai ganti semak duri akan tumbuh pohon sanobar, dan sebagai ganti kecubung akan tumbuh pohon murad”. Pembadingan semak duri dengan sanobar menunjukkan bahwa bisa saja saat ini kita mengalami kesakitan, hidup yang susah dan berat, terhimpit oleh masalah ekonomi, keamanan atau yang lainnya, terjepit oleh beragam hal-hal yang menyakitkan, tetapi oleh Firman Tuhan yang kita percayai kelak kita akan bisa menikmati hidup dan kebahagiaan. Air mata akan digantikan dengan tertawa, penderitaan dan himpitan pergumulan sebagaimana semak duri akan diganti dengan sukacita dan kebahagiaan bersama Kristus. Demikian juga dengan pembadingan kecubung dengan pohon murad menunjukkan bahwa Ancaman-ancaman kematian yang menakutkan akan diganti dengan kebenaran, ketenangan dan keyakinan berjalan bersama Tuhan. Ini semua hanya dimungkinkan terjadi jika Firman Allah itu hidup dan sumber kekuatan bagi setiap orang yang percaya.

Di atas semuanya itu akan apa yang terjadi dalam hidup kita mulai kita dilahirkan di dunia ini, hidup dan bertumbuh dan sampai akhirnya nanti kembali kepada Tuhan semuanya dikerjakan oleh Firman Tuhan dan untuk kemuliaan dan kemasyuran nama Tuhan (ayat 13). Dengan jelas sekali Firman Tuhan menyatakannya dalam kitab Roma 11:36 “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!”.

            Kiranya renungan hari ini menguatkan kita dan menolong kita untuk berjalan bersama Tuhan dalam setiap aktifitas dan juga setiap pekerjaan dan pelayanan  dalam sia waktu yang kita miliki. Selamat mengandalkan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

 

Shalom,

 

 

Ev. Harles Lumbantobing

 

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..

 

 

Sabtu, 19 Februari 2022

MEMBALAS KEJAHATAN DENGAN KEBAIKAN

Ibadah Minggu 20 Februari 2022

Tema:

MEMBALAS KEJAHATAN DENGAN KEBAIKAN

Ev: Lukas 6:27-37

Ep: Kejadian 45: 3-16

 

Lukas 6:27-37 (TB)

6:27 "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;

6:28 mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.

6:29 Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.

6:30 Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu.

6:31 Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.

6:32 Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.

6:33 Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian.

6:34 Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.

6:35 Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.

6:36 Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."

6:37 "Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni

-------------

Shalom saudara-saudariku yang terkasih dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Hidup yang sudah kita lewati hari bersama Tuhan, tentunya penuh suka dan duka. Beragam suasana telah kita alami  dan puji syukur masih Tuhan beri kita kesempatan untuk hidup dan melihat  serta berkomunikasi dengan orang-orang yang mengasihi dan kita kasihi saat ini.

Saudaraku dalam minggu Sexagesima saat ini yang artinya minggu 90 hari sebelum kebangkitan Kristus. Firman Tuhan berbicara kepada kita lewat kitab Injil Lukas 6:27-37 dengan tema MEMBALAS KEJAHATAN DENGAN KEBAIKAN. Nas Firman Tuhan hari ini merupakan berita injil yang bobot pengajarannya tidak mudah namun hampir semua orang yang  mengatakan dirinya beragama kristen tahu tentang hal ini. Namun tidak semudah mengatakan dan mengetahuinya  dalam mempraktekkannya  dalam kehidupan sehari-hari.

Menjadi pengikut Yesus tidaklah mudah sebab ada musuh kuat yang sangat berperan besar dalam menghambat dan menghalagi kita untuk  setia mengikut Yesus. Musuh pertama adalah Iblis. Dia yang sejak dari mulanya tidak pernah mendukung manusia apalagi mengasihi manusia. Walau sering sekali seakan-akan  Iblis sering menjadi penolong manusia, pelindung manusia, pemberi  kesuksesan, memberi yang kita inginkan, namun itu semua adalah kebohongan yang ditutupi dengan kesan perbuatan baik atau pemberi jalan keluar. Iblis tetap menginginkan manusia ikut bersama-sama dengan dia masuk ke dalam api neraka penghukuman yang kekal bagi Iblis dan para pengikutnya. Tetapi Tuhan Yesus menginginkan manusia kembali kepada pangkuan Bapa di sorga. Bahkan ketika Yesus naik ke sorga Dia berpesan bahwa kenaikanNya ke sorga adalah untuk menyiapkan tempat bagi setiap orang yang percaya kepadaNya dan mengasihiNya. Ketika tempat itu sudah selesai maka Yesus akan datang kembali menjemput setiap orang yang setia dan percaya kepadaNya.  Iblis akan berkata dan mendoktrin dalam hati dan pikiran manusia bahwa adalah suatu kebodohan melakukan seperti apa yang tertulis dalam Nas Lukas 6:27-37 ini.

Musuh yang kedua adalah musuh yang sangat dekat dengan kita, bisa kita sebut musuh dalam selimut yaitu DIRI KITA SENDIRI. Banyak orang yang bisa menaklukan musuh-musuh yang hebat, yang kuat dan terkenal tetapi menaklukkan diri sendiri siapakah yang berhasil melakukannya?. Diri sendiri tidak mudah ditaklukkan.  Hal ini disebabkan sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa, hatinya telah terkontaminasi oleh dosa. Hasrat dan keinginan hatinya cenderung melakukan dosa dan mengingininya. Musuh dalam selimut ini  menjadi  berkuasa dan mendominasi adalah karena sikap keegoisan manusia, keinginan daging, dan hati yang sudah dinodai dan dirusak oleh dosa itu. Akibatnya manusia  cenderung menolak Firman Tuhan. Kalaupun tidak menolak maka manusia seperti ini akan susah melakukan bahkan tidak punya keingin melakukannya. Jadi dia tidak menolak tetapi juga tidak melakukannya.

Karena itu bisa saja dalam prakteknya akibat hati yang terkontaminasi dengan dosa ini tidak diperlukan lagi peran si Iblis untuk membuat manusia itu melakukan dosa atau menolak melakukan Firman Tuhan  seperti Nas hari ini. Yah mungkin ada kalanya Iblis berpangku tangan saja dan hanya menyaksikan manusia ini melakukan dosa dan kejahatan tanpa dia (Iblis) tuntun lagi. Bahkan tindakan manusia bisa lebih jahat kepada manusia yang lain dibandingkan si jahat yaitu Iblis itu sendiri. Hawa nafsu dan keinginan daging manusia menyebabkan demikian. Inilah musuh dalam selimut yang bisa mencegah dan menghalangi seseorang yang menaruh percaya kepada Tuhan. Karena itu mengikut Tuhan dengan melakukan FirmanNya seperti nas hari ini menjadi sesuatu yang berat bahkan sangat berat  bagi seseorang untuk menjalaninya.

Susahnya mengikut Yesus ini Tuhan katakan sebagai jalan yang sempit dan sesak dan tidak semua orang bisa melaluinya. Namun jalan inilah jalan menuju kehidupan. Sebaliknya mudahnya mengikuti hawa nafsu dan  keinginan daging serta keinginan setan disebutkan sebagai jalan yang lebar, mulus, mudah dan luas. Namun jalan ini adalah jalan menuju kebinasaan. Hal ini dikatakan Yesus dalam Matius 7:13-14: Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.". Itulah sebabnya Yesus mengatakan dalam Matius 16:24 bahwa ada dua langkah dulu yang harus dilakukan kalau mau mengikut Dia.

Langkah yang pertama adalah menyangkal diri. Menyangkal diri  bisa berarti mematikan keakuan atau keegoisan. Mematikan hawa hafsu dan keinginan daging.  barang siapa mau mengikut Dia maka seseorang itu harus lebih dahulu  menyangkal dirinya. Orang yang demikian adalah orang yang tidak mementingkan dan mengutamakan dirinya lagi dibandingkan dengan  melakukan kehendak Tuhan. Dia akan menjadi orang yang siap mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan bahkan kerugian bagi dirinya sendiri karena melakukan kehendak Tuhan.

Setelah ini maka langkah yang kedua adalah memikul salib. Memikul salib atau beban yang Tuhan telah tempatkan dan pasangkan kepada dirinya. Hal ini juga tidak akan bisa dilakukan jika langkah yang pertama tidak bisa dia lakukan yaitu menaklukkan diri sendiri (menyangkal diri). Akibatnya jika seseorang belum bisa menyangkal diri maka dia akan cenderung marah dan bersungut-sungut kepada Tuhan tentang beban atau salib yang dipikulkan kepadanya. Dia akan sering berkata mengapa bebanku tidak seperti si Anu. Mengapa aku rajin beribadah dan lebih setia dari si Anu mengikut Engkau  bahkan melayani Engkau tetapi hidupku seperti ini. Ekonomiku seperti ini, keluargaku seperti ini. Mengapa si Anu itu yang hidupnya tidak karuan, tidak pernah beribadah, tidak setia tetapi hidupnya bahagia, hartanya melimpah dan lain sebagainya. Seakan dia mau berkata kepada Tuhan “cabutlah Tuhan salib ku ini dan gantikan dengan salib si Anu yang kaya itu,  atau si Anu yang selalu happy itu”. Dia akan selalu berkata bahwa bebannyalah yang paling berat, melebihi kekuatannya. Tuhan pilih kasih kepada si Anu beban yang dipasangkan kepadanya ringan, tetapi padaku berat.

Apakah benar demikan?. Tentu tidak, sebab Yesus berkata dalam Matius 11:28-30: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan." Artinya Tuhan tidak pernah menempatkan kuk ataupun salib kepada seseorang di luar kemampuannya. Bahkan kepada orang yang mau datang dan bersandar kepada Tuhan  akan diberi kelegaan dalam menanggung beban yang sedang dipikulnya itu. Karena itu Yesus berkata bahwa kita harus memikul salib yang telah dibebankan kepada kita, dan salib itu sesungguhnya adalah salib yang paling cocok dan pas buat kita. Kalau kita setia dan tekun memikulnya maka Tuhan sendirilah yang akan menolong kita dalam memikulnya sampai ke tujuan.

Setelah langkah yang pertama menyangkal diri dan langkah yang kedua memikul salib maka selanjutnya adalah mengikuti Yesus atau menjadi pengikut Yesus. Matius 16:24 itu berkata demikian : “Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”. Karena itulah Firman Tuhan hari ini sesunggunya hanya bisa dilakukan oleh pengikut Yesus yang setia.

Saudaraku, Jalan yang Yesus ajarkan untuk menjadi pengikutNya sering sekali diluar kebiasaan dan tidak masuk akal. Apa iya? bahwa :

  •  kalau orang memusuhi kita kita malah harus mengasihinya?
  • Kalau orang membenci kita kita malah harus berbuat baik?
  • Kalau orang mengutuk dan mencaci-maki kita kita malah mendoakan mereka dan meminta berkat dari Tuhan kepada mereka?
  • Kalau orang menampar pipi kiri kita lalu kita mengasi lagi pipi kanan kita?
  • Kalau orang mengambil jubah kita lalu kita juga akan mengasih baju kita?
  • Kalau ada orang yang meminjam uang kita kita jangan berharap untuk mereka mengembalikannya?
  • Kalau orang mengambil kepunyaan kita maka kita jangan memintanya kembali?

Pikiran kita yang tercemar akan segera berkata rugi sekali, bodoh sekali, enak sekali dia, oh tunggu dulu tidak semudah itu kalau dia tidak merasakan seperti yang kurasakan maka tidak betul itu. Dia harus menerima balasan atas  kejahatannya. Penghinaan dan caci maki yang dia katakan kepadaku harus juga dia rasakan biar 1-1. Enak saja saya yang capek kerja dia enak-enaknya saja mengambil milikku. Dan lain sebagainya peperangan dalam pikiran dan hati manusia sehingga tidak bisa melakukan apa yang Yesus ajarkan.

Seorang yang disebut hamba Tuhan sekalipun belum tentu bisa melakukan tuntutan Firman Tuhan ini. Mungkin dia bisa melakukan yang satu tetapi melanggar yang lainnya.  Sebab hal ini tidak mudah apalagi dilakukan oleh jemaat-jemaat biasa yang bukan golongan hamba-hamba Tuhan (pelayan jemaat). Inilah jalan yang sempit dan sesak itu tetapi inilah jalan menuju kehidupan itu.

Saya jadi teringat sebuah video komedi batak di media youtube yang menggunakan ayat-ayat Firman Tuhan ini di dalam melakukan  niat jahatnya. Alkisah di sebuah rumah diadakan ibadah sektor oleh sebuah gereja di malam hari. Kebetulan Nas ini adalah topik yang dibicarakan.  Lalu seorang jemaat yang kurang senang dengan hamba Tuhan yang sedang berkotbah ini berdiri dan mendekati pengkotbah itu. Mungkin saja selama ini kotbahnya dia rasa sering menyintil atau menegor pribadinya.  merasa mendapat kesempatan untuk meluapkan ketidak senangannya kepada hamba Tuhan ini. Lalu dia berdiri dan segera menampar pipi kiri Hamba Tuhan ini. Lalu Hamba Tuhan ini mulai marah, wajahnya merah dan hendak marah namun si penampar ini berkata “ Heit.. stop bukanlah Firman Tuhan berkata jika seseorang menampar pipi kirimu berikan juga pipi kananmu?  Sini berikan pipi kananmu. Lalu ditamparnya kembali. Setelah itu dia duduk dengan puas. Hamba Tuhan ini terdiam dengan wajah merah, lalu dia mendatangi jemaat tadi dan segera menampir pipi kirinya. Sontak jemaat ini berdiri dan marah dan berkata “kenapa bapak membalas? Kemudian Hamba Tuhan ini berkata: “aku tidak membalas, tidak sedang melawan ayat 29 tadi, tetapi saya sedang menggenapi Firman Tuhan di ayat 31 itu bahwa sebagaimana kamu kehendaki orang lain perbuat kepadamu perbuat jugalah demikian. Inikan yang kamu kehendaki? Lagian ada juga tertulis dalam Galatia  6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Jadi yang kamu tuai sekarang adalah hasil dari yang kamu tabur. Jemaat itupun terdiam dan duduk. Mungkin dalam hati dia berkata 1-1 bah.

            Yang saya maksud adalah bahwa biarpun  dalam suasana peribadahan, suasana  tenang dan damai, atau kondisi seseorang sebagai pelayan Tuhan atau jemaat biasa, potensi untuk mengabaikan atau melanggar Firman Tuhan ini selalu saja ada.  Bahkan kita melihat dalam cerita video komedi di atas Firman Tuhan bisa disalahgunakan atau dipakai untuk membalaskan sakit hati atau dendam kepada seseorang. Itu sebabnya ada orang yang tahu Firman Tuhan bahwa kita tidak boleh membalas kejahatan orang dengan kejahatan bahkan kita harus mendoakan mereka. Namun di dalam doanyapun dia tetap berusaha membalas  kejahatan itu hanya saja dia minta Tuhan yang melakukannya. Barangkali dia berdoa demikian. “Tuhan Engkau tahu bahwa kejahatannya kepadaku demikian pedihnya. Hujatan, caci, maki, bahkan kekerasan yang dia lakukan demikian kejamnya. Karena itu sebagai pengikutMu aku tidak akan membalasnya tetapi biarlah Engkau yang membalasnya sebagaimana FirmanMu bahwa pembalasan adalah hakMu ya Tuhan. Hukumlah dia ya Tuhan dengan sekeras-kerasnya setimpal dengan perbuatannya. Biarlah dia mengalami penderitaan yang melebihi apa yang kurasakan ini dalam namamu aku berdoa  Amin”. Doa seperti ini bukanlah doa yang Yesus inginkan ketika dikatakan jangan membalas kejahatan dengan kejahatan atau doakanlah orang yang menganiaya dan mencaci maki kamu. Ini bukan doa pengikut Yesus.

Saudaraku,  meskipun demikian beratnya ajaran ini mengingat kedagingan manusia itu,  tetapi inilah Firman Tuhan dan ajaran Yesus yang dialamatkan kepada semua pengikutNya baik jemaat biasa ataupun golongan pelayan-pelayan jemaat. Sebab hal-hal yang disebutkan dalam Firman ini adalah  ciri khas atau ciri khusus yang dimiliki oleh pengikut Yesus. Di sinilah letak perbedaan, kelebihan dan keunikan kekristenan yang sesungguhnya dibandingkan dengan agama atau aliran yang lain.

Barangkali kita akan berkata atau bertanya adakah orang yang bisa melakukan ini? Tentu saja ada. Sebab seperti yang saya sampaikan di atas bahwa hal ini hanya bisa dilakukan oleh pengikut Tuhan yang setia. Tentunya kita masih ingat dengan raja Daud yang berulangkali hendak dibunuh oleh Raja Saul namun lolos. Lalu dia melarikan diri dan dikejar-kejar Raja Saul dan pasukannya.  Namun suatu ketika Daud mendapat kesempatan untuk membunuh Raja Saul ketika Raja itu sedang tidur. Daud ada disampingnya dan prajuritnya berkata  bahwa Tuhan telah menyerahkan musuhnya kepada Daud. Tetapi Daud tidak membunuh Raja Saul tetapi hanya memotong sedikit dari jubahnya sebagai tanda. Ketika hari terang Daud berseru kepada Raja Saul bahwa kesempatan untuk membunuhnya sudah ada tetapi jauhlah kiranya daripada Daud untuk menjamah atau membunuh raja yang diurapi Tuhan (maksudnya Raja Saul). Lalu Daud menunjukkan sobekan jubah Saul yang diambilnya ketika Raja Saul tidur.

Demikian juga dengan Yusuf dalam Epsitel kita hari ini dalam Kejadian 45:3-16. Kita tahu betapa jahatnya saudara-saudara Yusuf kepadanya sehingga mereka berniat membunuh Yusuf, lalu membuangnya ke dalam sumur namun selanjutnya menjual Yusuf kepada orang Mesir. Sedangkan kepada ayahnya Yakub diberi kabar bahwa Yusuf telah meninggal dimangsa oleh binatang buas.  Tetapi kita melihat sikap Yusuf kepada saudaranya itu.  Dia bahkan berkata dalam ayat 8 “Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir”. Seharusnya inilah kesempatan buat Yusuf untuk balas dendam tetapi tidak dilakukannya. Bahkan dalam kata-katanya dia tidak berkata mereka menjual Yusuf ke Mesir, tetapi mengganti kalimatnya dengan bukan kamu yang menyuruh aku ke Mesir. Padahal faktanya saudara-saudaranyalah yang menjualnya ke Mesir. Bahkan juga dalam Kejadian 50:20 Yusuf katakan : “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar”

Tentunya Yesus sendiri dalam kemanusiaanNya menjadi teladan bagi kita. Kepadanya yang ditimpakan hukuman berat, cambukan, penaniayaan, hinaan, caci-maki, mahkota duri, pukulan, tamparan bahkan juga diludahi, dan aniaya fisik yang luar biasa sampai-sampai kitab Yesaya menggambarkannya sebagai seseorang yang tidak dikenali lagi karena hancurnya tubuhnya akibat penganiayaan ini. Tetapi dari atas kayu salib Yesus berkata “ Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan. Semua ini menjadi sesuatu yang diajarkan Yesus selama hidupnya dan juga dilakukan/dipraktekkan Yesus dengan setia sampai akhir.

Bagaimana dengan kehidupan saat ini masih adakah orang yang bisa melakukan ini selain tokoh-tokoh dalam Alkitab?. Ya tentu. Ajaran Yesus ini berlaku kepada siapa saya yang mau melakukannya dengan tulus dan setia. Saya mengenal seorang ibu yang diawal hidupnya berumah tangga dan memiliki anak yang kecil-kecil  dia dibenci dan tidak disukai oleh sebagian besar keluarga suaminya. Sebab suaminya menikah lagi dengan wanita lain. Bahkan keluarga suaminya berusaha bagaimana supaya mereka disingkirkan. Secara psikologis mereka juga dianiaya dan mengalami banyak tekanan. Namun selang puluhan tahun sesudah itu semua berbalik. Mereka kembali dikasihi, diperlukan, diperhitungkan, oleh keluarga besar itu.

Suatu ketika saya merasakan ada sikap yang tidak baik oleh seorang kenalan. Sikapnya sering sekali hendak melecehkan saya. Saya semakin mencium gelagatnya yang tidak menyukai saya dalam beberapa kali pertemuan. Suatu ketika ada situasi ketika dia membutuhkan pertolongan. Ketika semua teman-teman di minta untuk membantu tidak ada yang bersedia. Lalu saya segera menawarkan diri dan saya membantunya sampai selesai. Sejak saat itu sikap dia berubah derastis dan hubungan kami semakin baik.  Selain itu tentunya kita pernah juga membaca atau mendengar kesaksian-kesaksian berbagai orang yang Tuhan pakai sebagai saksi-saksi pelaku FirmanNya.

Beberapa waktu yang lalu ada seorang pencuri datang ke rumah kami dan mengambil sebuah laptop dan Handphone. Tetapi ada orang lain yang tidak kami sangka yang memberitahukan bahwa ada orang mencurigakan keluar dari rumah dan membawa laptop dan memasukkannya ke dalam bajunya dan pergi dengan angkutan umum. Lalu kami mengejarnya dengan orang tersebut. Lalu kami berhasil menyusulnya dan dia kita keluarkan dari bus, dan kita bawa ke pinggir  jalan dan membuat situasi  untuk tidak menarik perhatian masyarakat. Singkat cerita kita ambil laptopnya namun tidak menduga handphone juga turut dia curi.  Saya berkata bahwa jika saya bukan kristen maka nasibnya tidak akan seperti itu. Lalu saya katakan pergilah dan bertobatlah selagi masih ada waktu. Saudara tidak mudah untuk melakukan tetapi itulah tugas kita dalam memikul salib itu. Kadang kita berhasil kadang kita gagal. tetapi yang penting komitmenkita untuk berjuang menjadi pengikut Kristus yang setia.

Saudara, ada dua yang diselamatkan jika seseorang tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Yang pertama adalah  dirinya sendiri. Jika dia tidak membalas dengan kejahatan, maka tentunya jiwanya akan tenang sehingga dia bisa berdoa. Ketika pengampunan dilepaskan maka ada damai sejahtera. Lagi pula seandainya yang jahat itu tidak diampuni malah dibalas kejahatannya maka kita akan berhadapan dengan Allah sebagai seteru. Kenapa tidak?  Bahkan doa-doa kita akan ditolak oleh Tuhan. Yesus pernah berkata Markus  11:25 Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.". Karena itu sebelum kita mengampuni maka sia-sialah doa permohonan kita kepada Tuhan untuk minta kesehatan, minta berkatnya, minta anak-anak kita diberkati, dan segudang permintaan-permintaan kita kepada Tuhan yang sering kita doakan. Semua doa itu tidak akan pernah Tuhan jawab. Dia akan selalu berkata “sana pergi dulu berdamai atau ampuni dulu saudaramu itu baru datanglah berdoa kepadaKu”. Jadi kalau kita tidak membalas kejahatan dengan kejahatan maka bisa saja kita akan diuntungkan.

Yang kedua yang diselamatkan adalah orang yang jahat kepada kita itu. Orang yang jahat ini bisa saja orang yang tidak kita kenal, bisa juga orang-orang yang sebelumnya kita kenal, dekat dan akrab dengan kita. Ketika kita mengampuninya, tidak membalas kejahatan yang dia lakukan serta kita doakan dia untuk pertobatannya, memohon kepada Tuhan supaya Tuhan merubahnya dan menyelamatkannya, maka kita akan mendapatkannya kembali. Kalau itu adalah saudara kita maka kita akan mendapatkan saudara kita kembali, kalau itu istri atau suami kita maka kita akan mendapatkannya kembali. Kalau itu orangtua kita atau anak-anak kita maka kita akan mendapatkan mereka kembali. Kalau itu sahabat kita maka kita akan mandapatkan sahabat kita itu kembali dan memperbaiki hubungan kita lagi. Kalau dia seorang penjahat yang tidak kita kenal maka perubahan dan pertobatannya akan mandatangkan kebaikan bagi masyarakat dan dirinya sendiri. Intinya orang lain itu yang telah melakukan kejahatan atau tindakan membenci, menganiaya, atau mencaci maki kita itu selain mendapatkan hubungan yang baik kembali dengan kita mereka juga lepas dari masalah yang lebih besar lagi. Jika tidak maka keadilan Tuhan akan berlaku kepada dia.

Jadi jika kita rela untuk mengampuni yang bersalah kepada kita, atau mendoakan mereka yang berbuat jahat kepada kita maka hal tersebut  tentunya akan menguntungkan bagi diri sendiri dengan yang bersengketa, orang lain, rumah tangga, masyarakat,  bahkan bangsa dan negara.

Sebaliknya ada dua yang dikorbankan oleh orang  yang membalas kejahatan dengan kejahatan. Yang pertama adalah dirinya sendiri, dimana dia akan menjadi seteru dengan Allah sebab Allah membenci orang yang membenci orang lain dan tidak mengampuninya sekalipun musuhnya. Dengan kondisi demikian bagaimanakan dia akan berdoa kepada Tuhan dan memohon berkatNya?. Ditambah lagi kemungkinan kita lepas kendali dan sampai melakukan tindak kriminal kepada orang tersebut bisa saja terjadi dan akhirnya kita bisa masuk penjara dan menjadi seorang penjahat. Atau paling tidak permusuhan akan semakin tajam yang bisa berdampak kepada orang-orang yang dekat dengan kita atau keluarga kita. Bagaimana kalau orang tersebut adalah orang yang satu rumah dengan kita atau tetangga kita? Tentunya kerugian juga akan kita alami. Damai sejahtera akan hilang lalu seandainya terjadi apa-apa dengan kita siapakan yang akan lebih dahulu memperhatikan atau melihat kita kalau bukan orang yang serumah dengan kita atau tetangga kita?. Korban yang kedua adalah orang yang berbuat jahat kepada kita itu. Atau orang yang membenci, mencaci maki kita, atau melakukan kesalahan kepada kita itu. Dia juga akan menjadi seteru Tuhan karena kejahatannya, sikap dan perbuatannya bisa saja semakin jahat dan semakin memakan banyak korban termasuk diri kita sendiri.

Saudara, apakah Yesus menginginkan kita untuk melakukan apa yang tertulis dalam ayat  27-35 di atas secara harfiah? Dan apa mungkin kita manusia bisa melakukannya secara harfiah?. Ya,  kalau memang harus harfiah maka tentunya para pengikut Yesus bisa melakukannya. Namun lebih dari situ ada beberapa poin penting yang  ditekankan dan ditegaskan Yesus dalam Nas Firman hari ini. Dalam ayat 36-37 di sinilah kita menemukan arah pembicaraan Yesus yang sesunguhnya kepada setiap orang yang mau mengikut Dia.

Yang pertama adalah: Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." Murah hati dalam memberi, dalam mengampuni, dalam mengasihi. Orang yang melakukan seperti apa yang Yesus katakan ini di ayat 27-35  adalah orang yang murah hati.

Yang kedua adalah Janganlah menghakimi, dan janganlah menghukum. Dalam kitab Roma 12;19 juga dikatakan bahwa Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Hal ini selaras dengan apa yang Yesus katakan dalam memperlakukan orang yang memusihi kita, mencacimaki, atau orang yang berbuat jahat terhadap kita. Selanjutnya dalam ayat 20 dalam Roma 12 juga dikatakan “Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.  Tentunya hal ini bisa kita fahami demikian bahwa seandainya kita membalas kejahatan yang orang lain lakukan pembalasan model apakah yang bisa kita lakukan?. Bisa saja pembalasan yang kita lakukan akan semakin memperuncing keadaan, memperluas pertengkaran, ditambah lagi keuntungan dan kerugian yang akan dialami kedua belah pihak bahkan pihak yang lain sebagaimana saya tuliskan di atas. Mungkin hanya akan memuaskan diri kita sebentar saja, lalu sebentar lagi kepuasan itu akan sirna, sebab sebentar lagi akan datang lagi balasan, dan terjadi;ah dendam yang tiada habisnya. Namun jika semuanya itu kita serahkan kepada Tuhan  maka akan membuat semuanya indah pada waktunya. Pembalasan yang dari pada Tuhan selalu tepat waktu dan berdampak baik bagi semua. Bukankah itu yang terjadi kepada Yusuf?.  Dari Firman Tuhan hari ini kita menemukan bahwa kalaupun harus membalas, balaslah dengan kebaikan.

Yang ketiga adalah: “Mengampunilah”. Yesus berkata dari kayu salib: “ Bapa ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”.  Juga dalam Markus 11:25 dikatakan : “Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.". Sebab kedatangan Yesus ke bumi ini adalah membawa pengampunan bagi manusia yang berdosa. Tanpa pengampunan tidak ada keselamatan. Karena itu Tuhan menginginkan kita semua untuk saling mengampuni satu dengan yang lain, Dari Markus 11;25 ini kita fahami bahwa tidak akan ada gunanya kita datang berdoa kepada Bapa di sorga jika kita tidak lebih dahulu mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Kalau kita masih menyimpan benci, dendam atau amarah kepada orang lain maka jangan harap ada doa kita yang akan diterima Tuhan. Kita berdoa mohon kesehatan, mohon perlindungan, mohon berkat bagi anak-anak, bagi orang tua dan segudang permohanan lain kepada Tuhan, sangka kita bahwa Tuhan akan mengabulkannya? Tidak saudaraku. Rumus mendapat pengampunan dalam doa Bapa kami itu sangat jelas sekali “ ampunilah kami seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami”. Karena itu semakin cepat kita mengampuni orang lain dan berdamai dengan mereka maka itu semakin baik, sebab doa adalah nafas hidup orang percaya.

Ketiga hal inilah sebagai pegangan bagi kita dalam bersikap kepada orang yang bebuat jahat kepada kita. Yaitu murah hati, tidak menghakimi atau menghukum, dan mengampuni.  Ketiga sikap ini jika kita gunakan sebagai pegangan akan membuat suatu persengketaan segera berakhir dan hati kita akan segera pulih dan damai sejahtera.

Apa yang kita tabur itu juga yang akan kita tuai. Tidak selamanya kita bisa hidup lurus dan benar. Mungkin akan ada suatu masa atau situasi bahwa kita bisa saja jahat kepada orang lain, bisa saja karena situasi kita meminta sesuatu kepada orang lain, meminjam uang atau barang kepada orang lain, atau menyakiti hati orang lain. Hidup ini seperti roda yang  berputar, kadang di atas kadang di bawah. Suatu saat mungkin bukan kita tetapi bisa saja anak-anak kita atau orang-orang yang kita kasihi jatuh dalam dosa dan melakukan hal yang jahat kepada orang lain. Tentunya kit juga berharap mereka memaafkan kita tidak menghakimi kita tau anak-anak kita. Kita pasti mengharapkan orang lain mau berbuat baik kepada kita meskipun kita terlanjur berbuah jahat kepada mereka. Karena itu dengan jelas Yesus berkata dalam ayat 31: “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. Sebab sebagaimana dalam galatia 6:7 itu bahwa prinsip tabur-tuai itu masih tetap berlaku di dalam hidup dan hubungan kita degan orang lain.

Saudaraku, Firman Tuhan hari ini yang memang dari segi kemanusiaan berat melakukannya dan sepertinya  kta rugi jika melakukannya adalah merupakan suatu Firman yang hidup yang menjadi identitas bagi setiap orang percaya atau pengikut Kristus. Pernyataan Yesus dalam ayat 32-34 bahwa kita tidak ada lebihnya sedikitpun dari orang yang tidak percaya jika hanya mengasihi orang yang mengasihi kita, berbuat baik kepada orang yang baik kepada kita, atau meminjamkah sesuatu kepada orang lain karena ada yang kita harapkan daripadanya, menunjukkan bahwa para pengikut Yesus yaitu orang yang menyatakan dirinya orang Kristen atau orang percaya memiliki kasih yang ekstra ordinary (di luar kebiasaan), kebaikan yang ekstra ordinary. Mampu melebihi kebiasaan manusia pada umumnya sebab di dalam hatinya ada Yesus, ada Firman yang menjadi sumber kekuatan. Mampu melebihi manusia umumnya dalam hal mengasihi, memberi, dan mengampuni. Kalau hal ini tidak dimiliki tentunya kekristenannya dipertanyakan.

Firman Tuhan hari ini mengarahkan kita kepada hal ini yaitu identitas Kristiani kita yang harus semakin jelas dari hari ke hari. Dengan demikian nama Tuhan dipermuliakan. Sikap hidup, dam kesaksian hidup kita yang ekstra seperti di atas menjadi simbol atau tanda yang terus menerus kita kenakan atau bawa dalam setiap gerak hidup kita di dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Kiranya Tuhan menolong kita didalam melakukannya. Shalom Tuhan Yesus memberkati.

 

 

Salam sehat,

 

 Ev. Harles Lumbantobing

 

 

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..