Renungan Ibadah Minggu, 13 Pebruari 2022
Tema:
DIBERKATILAH ORANG YANG MENGANDALKAN TUHAN
Ev: Yeremia 17:5-10
Ep: Matius 4:23-25
17:5 Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
17:6 Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
17:8 Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
17:9 Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?
17:10 Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."
----------
Shalom, selamat hari minggu saudara/i ku di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Semoga sehat selalu jasmani dan rohani dan senantiasa dalam lindungan Tuhan yang Maha Kuasa.
Pernah ada suatu video viral di media sosial seorang ibu yang di razia polisi dan satpol PP sekitar setahun lalu yang ketika sedang dirazia dia malah melawan dan memarah-marahi petugas dan mengaku-ngaku suaminya adalah seorang jaksa. Dia melawan semua petugas dan dengan beraninya membawa-bawa nama suaminya seorang jaksa. Demikian beraninya dia dengan bermodalkan nama suaminya padahal tidak benar juga bahwa suaminya seorang jaksa. Seandainyapun benar seorang jaksa tetap dia sudah melanggar dan bahkan sudah mempermalukan suaminya tersebut. Akhirnya dia diproses di kepolisian dan jejak digitalnya terekam media sepanjang masa dan bisa disaksikan oleh siapa saja termasuk anak cucunya.
Ada juga kisah dua orang yang mengalami permasalahan di jalan raya. Si A yang begitu sombongnya membawa-bawa nama abangnya yang memiliki kuasa dengan harapan orang yang dengannya sedang bersengketa yaitu si B akan jera, ketakutan dan memelas minta ampun. Dia sebenarnya yang melakukan kesalahan namun karena kepongahannya dia memaki-maki habis-habisan orang tersebut dan meminta ganti rugi seraya selalu menyebut-nyebut nama abangnya. Dalam perdebatan itu abangnya di telepon dan datang. Karena merasa tertekan dan diintimidasi si B pun menelepon kenalannya. Tidak berselang lama kenalan si B datang dan saat itu juga abang si A ini ketakutan dan memelas-melas minta maaf sebab kenalan si B ini adalah atasan kenalan si A tadi. Si A dan abangnya pun menjadi takut dan malu.
Saudara, dalam menjalani pertarungan hidup kita di dunia ini, kita tidak bisa hidup sendiri dan menggantungkan harapan dan keyakinan atas diri sendiri. Untuk bertahan hidup di tanah yang sudah dikutuk Tuhan oleh karena dosa Adam dan Hawa ini harus ada yang kita andalkan supaya bisa bertahan hidup.
Karena itu sudah menjadi kebiasaan manusia dalam menghadapi berbagai persoalan selalu mengandalkan sesuatu untuk membela dirinya baik itu seseorang kenalan, barang, atau apa saja yang membuat orang lain mundur, merasa kalah, takut, atau menyerah ketika yang diandalkan itu disebutkan namanya atau diperlihatkan.
Saudaraku, Firman Tuhan hari ini adalah Firman yang begitu tegas dan jelas tentang kutuk dan berkat yang bisa dialami oleh manusia menyangkut siapa yang diandalkan di dalam hidupnya. Lawan kata “terkutuk” adalah “terberkati”. Yeremia 17:5-10 ini Tuhan sampaikan untuk menjadi peringatan keras bagi bangsa Yehuda yang sudah membangkang dan berpaling dari Tuhan. Tuhan mau katakan bahwa hanya ada dua pilihan diperhadapkan kepada mereka yaitu kalau bukan kutuk ya berkat. Keduanya memiliki hubungan sebab akibat. Bahwa mereka akan terkutuk jika melakukan apa, dan mereka akan diberkati jika melakukan apa.
Mari kita lihat apa yang Tuhan sampaikan tentang hubungan sebab akibat itu.
A. ”Terkutuklah”
Dalam ayat 5 dengan tegas dikatakan terkutuklah orang yang melakukan perbuatan yang mengandalkan manusia. Dalam hal ini bisa mengandalkan nama seseorang karena jabatannya, mengandalkan kekuatan fisiknya sendiri, mengandalkan harta yang dimilikinya, mengandalkan relasinya, mengandalkan benda-benda tertentu buatan manusia yang mungkin punya kuasa atau kekuatan, mengandalkan teknologi, peralatan perang, mengandalkan kekuatan pikiran, ilmu pengetahuan, yang artinya sama dengan menyingkirkan Tuhan dari urutan-urutan semua yang dimiliki manusia untuk diandalkan. Itulah yang disebut “yang hatinya menjauh daripada Tuhan”.
Kesombongan manusia muncul ketika dia merasa bisa menghadapi dunia ini dengan kekuatannya sendiri dan segala yang dimilikinya. Bahkan seakan-akan berkuasa atas dunia ini. Padahal sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa manusia itu menjadi lemah dan tidak berdaya. Semantara Iblis dan kejahatan adalah kekuatan yang besar yang tidak mungkin lagi bisa dikalahkan oleh manusia yang berdosa. Alkitab sudah berkata dalam 1 Yohanes 5:19 bahwa dunia berada dibawah kuasa si jahat yaitu Iblis. Yesus juga berkata dalam Yohanes 15:5 “di luar Aku (Yesus) kamu tidak dapat berbuat apa-apa”.
Karena itu adalah kebodohan dan bunuh diri ketika manusia mencoba mengandalkan manusia yaitu dirinya atau orang lain bahkan kekuatannya sendiri, apalagi mengandalkan kekuatan setan. Ketika Yesus berkata “di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” bukankah mengandalkan manusia dan dunia ini menjadi kebodohan?. Apakah yang akan dia peroleh sebagai hasil dari kebodohannya?. Ayat 6 berkata bahwa ia akan seperti semak bulus di padang belantara. Semak bulus di padang belantara hidup di tanah yang gersang, yang senantiasa mengalami kekeringan, panas terik, dan sebentar dia tumbuh sebentar lagi layu dan kering lalu ditiup angin. Tidak ada pohon-pohon hijau dan rindang disana yang bisa menaunginya. Panas terik akan menghantamnya dan dia tidak akan bertahan. Badai gurun akan menghantamnya dan dia tidak akan bertahan sebab akar-akarnya dangkal dan tidak kuat berpegang sampai dalam.
Penggambaran menjadi semak bulus di padang belantara ini menunjukkan bahwa betapa gersangnya kehidupan seseorang yang tidak mengandalkan Tuhan bahkan yang hatinya menjauh dari Tuhan. Sedikit saja datang pergumulan dan permasalahan hidup dia pasti akan jatuh. Hidupnya begitu rapuh, meskipun secara lahiriah nampaknya kokoh. Hidupnya dipenuhi kecemasan, kekuatiran dan ketakutan. Dia berdoa dan berusaha supaya umurnya panjang tetapi semakin panjang umurnya semakin takut hidupnya. Dia berdoa dan berusaha supaya semakin banyak hartanya, tetapi semakin banyak hartanya semaki takut dan kuatir dia, bahkan cenderung merasa miskin. Dia berdoa supaya karir dan jabatannya meningkat namun ketika jabatannya semakin meningkat kecemasan dan ketakutannya juga semakin meningkat atas jabatannya. Mereka memiliki tetapi tidak bisa menikmati. Mereka sampai kepada ambisi yang mereka tuju tetapi tidak bisa duduk dengan tenang. Mereka sampai dipuncak yang diperjuangkannya selama ini tetapi tidak bisa berdiri dengan tenang bahkan tidak bisa menatap apapun dari puncak itu.
Dalam Mazmur 1 dikatakan bahwa orang demikian adalah orang fasik yang seperti sekam yang ditiupkan angin. Mereka tidak akan tahan dalam penghakiman, dan dalam perkumpulan orang benar. Jalan mereka adalah jalan menuju kebinasaan. Inilah kutukan yang Tuhan katakan itu.
B. “Diberkatilah”
Lalu dengan adil Tuhan berkata bahwa jika kutukan ada maka berkat juga ada bagi orang yang layak menerimanya. Siapa yang layak menerima berkat itu?
Ayat 7 dalam nas ini berkata: “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN”. Orang yang mengandalkan Tuhan adalah orang yang menaruh harapannya kepada Tuhan. Tidak ada yang lebih tahu dan lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada Tuhan. Kenyataan ini diketahui semua orang tetapi tidak diyakini dan dilakukan semua orang. Pengaruh dan kekuatan Iblis sebagai penguasa dunia ini menyebabkan manusia diperdaya dan ditipu olehnya supaya manusia tidak mempercayai Tuhan dan kuasaNya. Bahkan manusia yang percaya ditarik supaya berpaling dari Tuhan. Sebab Iblis tidak mau manusia diberkati tetapi supaya dikutuk.
Iblis tahu jika manusia mengandalkan dirinya sendiri dan hatinya menjauh dari Tuhan maka manusia akan terkutuk. Sebaliknya jika manusia mengandalkan Tuhan dan menaruh harapannya kepada Tuhan maka manusia itu akan diberkati. Fakta inilah yang selalu disembunyikan dan diselewengkan si Iblis dari manusia sehingga kemarahan dan kekecewaannya kepada Tuhan serta dendamnya karena Tuhan telah menghukumnya akan terbalaskan dengan hancurnya manusia dan ikut sertanya manusia bersama Iblis di kematian kekal api neraka yang Tuhan sudah sediakan bagi Iblis dan para pengikutnya.
Orang yang mengandalkan Tuhan akan mengalami hari-hari yang penuh berkat dan buah. Ayat 8 nas ini menggambarkan bahwa orang yang mengandalkan Tuhan adalah seperti pohon yang ditanam di tepi air. Mari kita lihat bagaimana Pohon yang ditanam di tepi air ini hidup.
Pohon yang ditanam di tepi air akarnya merambat sampai ke tepi batang air. Maksudnya bahwa dia tidak akan pernah kekuarangan air. Supply air untuk kebutuhan dan pertumbuhannya akan selalu tercukupi. Panas terik akan datang dan dialami semua pohon-pohon termasuk pohon yang di tepi air ini. Namun dia tidak akan mengalami datangnya panas terik itu. Artinya dia tidak akan merasakan kepanasan bahkan sampai kering layu daunnya. Sebab air yang cukup akan memeliharanya dari panas terik itu. Karena itu daunnya tetap hijau. Kecukupan nutrisi membuatnya kuat dan tetap hijau meskipun musim panas dan tahun-tahun kering datang. Pohon-pohon lain akan mengalami kekeringan dan keguguran daun bahkan sampai berhenti berbuah. Tetapi pohon ini tidak kuatir dalam tahun kering dan tidak berhenti menghasilkan buah.
Jadi pohon ini mengalami segala tantangan sama seperti yang dialami pohon lainnya. Segala musim dialaminya, segala gangguan juga dialaminya. Tetapi yang membedakannya dengan semak bulus yang tumbuh di tanah angus atau pohon-pohon lain yang tidak tumbuh di tepi air adalah bahwa ia akan terus bertumbuh dan menghasilkan buah pada musimnya. Tidak ada kondisi cuaca atau iklim yang menghalanginya untuk berbuah.
Demikianlah orang yang mengandalkan Tuhan.
Saya pernah mendengar kesaksian seorang kenalan yang mengalami begitu banyak pergumulan dan penderitaan, tetapi dia berkata bahwa Tuhan itu begitu baik kepadanya, dan kasih setia Tuhan tidak berkesudahan di dalam hidupnya. Hal yang mungkin tidak biasa dan tidak masuk akal bagi sebagian orang. Bahwa kalau memang Allah itu begitu baik kepadanya mengapa dia tidak diberkati sebagaimana orang lain yang melimpah harta, sukses dalam karir, tubuh yang sehat sempurna, dan lain sebagainya seperti yang dikejar-kejar oleh manusia pada umumnya?. Mengapa dia harus mengalami banyak pergumulan hidup seperti itu?
Namun demikianlah bahwa mengatahui kehendak Allah, maksud dan rencana Allah bagi seseorang tidaklah mudah. Karena itu patokan untuk memahami berkat dan karunia Allah bagi seseorang tidak harus yang nampak oleh mata atau harus sesuai standart manusia. Akan tetapi sesuai standart dan kehendak Allah atas orang tersebut.
Anda boleh miskin, tidak diperhitungkan orang lain, anda boleh sakit-sakitan, tetapi jika benar hidup anda mengandalkan Tuhan dari semua kondisi yang saudara alami itu akan keluar damai sejahtera, keluar ucapan syukur, keluar nasihat-nasihat yang menguatkan, keluar kesaksian hidup yang luar biasa sehingga nama Tuhan dipermuliakan. Siapa menyangka bahwa janda miskin (Markus 12:42-44) yang hanya memasukkan 2 peser ke dalam peti persembahan itu sebagai persembahannya mendapat penghargaan dan hormat yang luar biasa dari Yesus dan bahkan kisahnya dibicarakan sepanjang masa sebab dia mampu memberikan dari kekurangannya bahkan semua yang dimilikinya. Sebab dia tahu bahwa hidupnya bukan tergantung kepada harta yang dimilikinya, usaha dan pekerjaan yang dimilikinya, tetapi tergantung kepada Allah yang disembahnya dimana dia saat itu beribadah. Itu menjadi pukulan telak dan cambukan bagi mereka-mereka saat itu yang memberikan persembahan itu dari berdasarkan kelebihan mereka. Karena itu dalam kondisi memprihatinkan sekalipun kalau kita dekat dengan Tuhan dan mengandalkanNya senantiasa maka kita akan tahu apa maksud dan rencana Allah bagi kita dengan keadaan itu. Jika tidak demikian semua itu akan menjadi kutuk di dalam hidup kita.
Di sisi lain, anda juga boleh kaya, sukses, boleh bertubuh kekar dan sehat tetapi jika benar anda mengandalkan Tuhan, hartamu akan menjadi berkat bagi semua orang, kesehatanmu akan menjadi berkat bagi semua orang, buah-buah yang saudara keluarkan akan dinikmati semua orang. Kita akan tahu maksud Allah menjadikan kita berlimpah harta dan kesehatan jika kita benar-benar dekat dengan Allah dan mengandalkanNya selalu, jika tidak semua itu akan menjadi kutuk.
Manusia tidak bisa bersembunyi dari keadilan Tuhan. Jika manusia bisa menyembunyikan niat dan maksud hatinya dari manusia yang lainnya, tidak demikian dengan Tuhan. Tuhan melihat hati manusia bahkan sampai yang terdalam sekalipun. Kelicikan bersumber dari dalam hati manusia. Bisa saja manusia bersandiwara dengan manusia yang lainnya dan seakan-akan yakin dan percaya akan Tuhan. Seakan-akan beriman, paling kudus, paling suci, paling tahu kebenaran, tetapi sesungguhnya dia hidup untuk dirinya sendiri dan mengandalkan dirinya sendiri dalam mencapai keinginannya. Hasrat dan keinginannya sebenarnya adalah harga diri, ketenaran, pengakuan dari orang lain terhadap dirinya.
Seberapa dalam dan rapinyapun dia menutupi segala kelicikan hatinya, Tuhan yang menyelidiki hati dan menguji batin manusia mengatahui itu semua sehingga Tuhan pasti akan memberikan ganjaran yang setimpal dengan perbuatannya.
Itulah yang dialami orang Yehuda dan bangsa Israel pada jaman Nabi Yeremia. Mereka masih beribadah tetapi hatinya sudah menjauh dari Allah yang benar yaitu Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Mereka sudah berpaling dari Tuhan dan mengandalkan kekuatan dunia ini dan kekuatan dewa-dewa kesia-siaan. Mereka masih umat Tuhan, tetapi tidak mengikut Tuhan. Mereka masih memberi persembahan tetapi bukan menyembah Tuhan.
Saudaraku tidak ada yang sepadan dengan Allah yang dapat kita andalkan di dunia dan akhirat. Namun justeru di sinilah letak permasalahannya bahwa terlalu banyak manusia yang hatinya menjauh dari Tuhan dan bersandar kepada dirinya sendiri, orang lain, dan kekuatan dunia ini. Karena hawa nafsu dan kedagingan manusia telah dibutakan oleh ilah jaman ini. Oleh Iblis sang penguasa dunia yang menginginkan manusia itu mendapat kutuk bukan berkat. Iblis menawarkan perlindungan yang semu, kekayaan yang semu, keselamatan yang semu, pembelaan yang semu, serta kepalsuan demi kepalsuan untuk menipu manusia sebab dia (Iblis) adalah bapa pendusta sejak dari semula.
Berkat Tuhan tidak bisa kita batasi atau persempit dengan hanya dalam bentuk kesuksesan, kekayaan, kesehatan, atau ketenaran. Sebab semuanya itu bisa juga diperoleh di dunia ini tanpa Tuhan. Tetapi orang yang mengandalkan Tuhan sehingga diberkati Tuhan itu adalah orang yang hidupnya tidak pernah berkesudahan menghasilkan buah apakah dalam situasi dan kondisi buruk maupun dalam situasi dan kondisi baik yang dialaminya. Sama seperti pohon yang di tanam di tepi air itu.
Sempitnya pemikiran manusia yang menganggap bahwa orang yang diberkati haruslah sukses, kaya, sehat jasmani, awet muda, berpakaian dan berpenampilan cantik, atau namanya terkenal membuat dia tidak bisa bersyukur atas hidupnya dan akhirnya tidak bisa menghasilkan buah yang tetap.
Oleh sebab itu tanda yang paling jelas dari seseorang yang diberkati Tuhan adalah jika seseorang itu konsisten mengikut Tuhan, beriman yang konsisten sekalipun dalam penderitaan, beriman konsisten sekalipun dalam masa kesuksesan atau kebahagaian, kokoh dalam menghadapi badai hidup, tidak pernah behenti untuk menjadi berkat bagi orang lain. Apakah dalam masa sulit atau masa bersukacita dia tetap menjadi berkat. Itulah yang dimaksud berbuah tiada henti meski musim silih berganti.
Saudara, apakah saat ini mengalami kesusahan? Apakah saat ini mengalami penderitaan? pergumulan berat? Kondisi ekonomi yang susah? Kondisi kesehatan yang menurun? Kondisi keluarga yang retak, kondisi pelayanan yang tidak baik, semangat yang menurun? Merasa kesepian? Firman Tuhan hari ini mengajak kita untuk mengandalkan Tuhan dalam segala situasi itu. Bahwa Tuhan mampu menjadikan segala kesulitan, segala penderitaan dan pergumulan menjadi berkat bagi orang yang percaya dan bersandar hanya kepada Tuhan. Jika Tuhan mampu merubah niat jahat saudara-saudara Yusuf ( Kejadian 50:20) yang hendak membunuhnya dan lalu menjualnya menjadi suatu rencana mulia dan menjadikan Yusuf berhasil di dalam hidupnya, maka Tuhan yang sama juga sanggup merubah semua kondisi dan musim di dalam hidup kita yang mungkin tidak menguntungkan menjadi berkat bagi kita dan kemuliaan bagi Tuhan.
Mari andalkanlah Tuhan dan jalanilah hidup dengan berani. Selamat hari minggu, selamat beribadah, Tuhan Yesus memberkati.
Shalom,
Ev. Harles Lumbantobing
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya di Daftar... ARSIP..
Terimakasih bang, tetaplah berkarya, supaya kami semakin mengandalkan Tuhan. Satu yg kupegang DILUAR TUHAN AKU TIDAK BISA BERBUAT APA
BalasHapusAmin
BalasHapusTerimakasih bang
BalasHapusTuhanlah keselamatanku, sumber kekuatanku dan sukacitaku
BalasHapus