Jumat, 25 Maret 2022

BERSUKACITA DAN BERSORAK-SORAK DI DALAM TUHAN

 

RENUNGAN IBADAH MINGGU 27 MARET 2022

Tema:

BERSUKACITA DAN BERSORAK-SORAK DI DALAM TUHAN

 

Ev: Mazmur 32:8-11

Ep: Lukas 15:1-7

 

Mazmur 32:8-11 (TB)

32:8 Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu.

32:9 Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau.

32:10 Banyak kesakitan diderita orang fasik, tetapi orang percaya kepada TUHAN dikelilingi-Nya dengan kasih setia.

32:11 Bersukacitalah dalam TUHAN dan bersorak-soraklah, hai orang-orang benar; bersorak-sorailah, hai orang-orang jujur!

---------------

 

Shalom, selamat hari minggu saudara-saudariku yang terkasih dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Terpujilah Tuhan kita yang senantiasa menyertai dan menolong kita menjalani hidup kita dari sehari ke seharinya. Tuhan itu baik. Tidak pernah Dia merancangkan yang jahat di dalam hidup kita. Tuhan itu setia tidak pernah Dia ingkar janji atas segala janji dan FirmanNya kepada kita.

Ibadah minggu ini dinamai minggu Letare yang artinya bersukacitalah.  Firman Tuhan yang berbicara kepada kita diambil dari kitab Mazmur 32:8-11 dengan tema “BERSUKACITA DAN BERSORAK-SORAK DI DALAM TUHAN”. Dalam Mazmur 32 ini yang merupakan nyanyian pengajaran dari raja Daud, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) membuat judul perikop “Kebahagiaan orang yang diampuni dosanya”.  Kalau kita membaca pasal 32 ini sangat jelas sekali pemazmur menyampaikan pengajaran yang sangat penting yang menyebabkan setiap kita semakin mengasihi Tuhan dan senantiasa hidup dalam sukacita dan sorak-sorai di dalam Tuhan.

Ada beberapa hal penting yang Tuhan mau ajarkan kepada kita lewat nas Firman Tuhan hari  ini yakni dari pasal 8-11.

Hal pertama adalah bahwa sikap dan isi hati Tuhan yang senantiasa ada di dalam hati Tuhan. Ada kerinduan hati Tuhan yang senantiasa ada buat setiap orang yang Tuhan kasihi dan yang mengasihi Tuhan. Hal ini disampaikan dalam ayat 8 dengan ungkapan  Aku hendak” yang disampaikan sebanyak dua kali. Secara terperinci kedua hal yang Tuhan rindukan ini disampaikan dengan perkataan “Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat”. Bahkan lebih dari itu Tuhan berkata bahwa “mata-Ku (Tuhan) tertuju kepadam (kita yang sudah percaya)”. Fakta dan kenyataan yang Tuhan sampaikan ini memberikan suatu ketenangan dan ketentraman batin bagi setiap orang yang setia percaya kepada-Nya.

            Hal kedua adalah bahwa orang percaya selalu Tuhan kelilingi dengan kasih setia. Kasih setia ini bukan dimaknai bahwa para pengikut Kristus tidak akan mengalami marabahaya lagi, dukacita, atau juga penderitaan. Namun kasih setia Tuhan yang mengelilingi orang percaya itu dimaknai sebagai jaminan penyertaan Tuhan dalam menghadapi segala keadaan. Baik dalam keadaan sukacita maupun dalam keadaan dukacita. Jikalau kita menghadapi masa kesulitan atau penderitaan maka Tuhan akan hadir mendapingi kita dan memberikan jalan keluar supaya kita bisa menghadapi situasi-situasi sulit yang sedang kita hadapi. Jikalau kita sedang mengalami sukacita dan keberhasilan, Tuhan juga akan melindungi dan menyertai kita supaya kita tidak sampai jatuh ke dalam kesombongan dan akhirnya jatuh dalam berbagai-bagi penderitaan sebagai konsekuensi atas dosa kesombongannya. Jadi kasih setia Tuhan yang mengelilingi kita memberikan kita damai sejahtera dan keoptimisan dalam meghadapi hidup.

            Hal yang ketiga adalah bahwa orang benar harus bersukacita dan bersorak sorai di dalam Tuhan. Hal ini sangat penting diekspresikan atau ditunjukkan oleh setiap orang percaya sebagai tanda sudah menjadi pengikut Yesus. Lagi pula Alkitab juga mengatakan bahwa hati yang gembira adalah obat (Amsal 17: 22 “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.). Kegembiraan bisa ditimbulkan atau dipicu oleh banyak hal. Namun sebaliknya ada banyak hal juga yang bisa memicu atau menimbulkan ketidak sukacitaan dalam hati seseorang.

            Seseorang bisa berbahagia dan bersorak-sorak jika cita-citanya tercapai, usahanya sukses, jabatannya meningkat, mendapat rezeki dan lain sebagainya. Namun sebaliknya juga jika terjadi hal-hal kebalikan dari hal-hal di atas maka sukacita yang ada itu bisa segera diganti dengan dukacita. Misalnya usaha gagal, kesehatan menurun, dipecat atau diturunkan dari jabatan, atau kondisi ekonomi yang sedang parah bisa segera mengganti sukacita itu menjadi dukacita dan kekecewaan.

Karena itu dalam Firman Tuhan hari ini hanya ada satu  hal yang bisa membuat manusia itu benar-benar bersukacita meskipun mengalami berbagai-bagai penderitaan atau pencobaan selama hidup di bumi yaitu ketika dia sudah menjadi orang benar. Bagaimana seseorang itu bisa menjadi orang benar?. Seseorang bisa menjadi orang benar adalah ketika dia memperoleh pembenaran dari Allah. Dalam pasal 32 ini dengan jelas disampaikan bagaimana seseorang itu bisa memperoleh pembenaran dari Allah sehingga dia menjadi orang benar.

Dalam Pasal 32:2 dikatakan demikian “Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN. Hal ini terjadi ketika semua kesalahan-kesalahannya sudah diampuni oleh Tuhan. Lalu bagaimana seseorang bisa mengalami pengampunan atas dosanya?. Dalam ayat 5 dijelaskan bahwa ketika seseorang dengan tulus datang kepada Tuhan mengakui dosa-dosanya dan tidak menyembunyikannya serta memohon pengampunan Tuhan maka Tuhan akan mengampuni dosa-dosanya. Dengan demikian dia akan dibenarkan oleh Tuhan sebab darah Kristus  yang menghapus dosa manusia berkuasa untuk melakukannya.

      Ketika hal ini terjadi maka seharusnyalah dan sepatutnyalah manusia yang bertobat dan dibenarkan itu akan bisa bersukacita dan bersorak-sorak di dalam hidupnya. Itulah sebabnya judul perikop Pasal 32 disebutkan Kebahagiaan orang yang diampuni dosanya.  Sukacita ini tidak bisa dipengaruhi oleh kendisi diluar dirinya seperti masalah ekonomi, masalah pergumulan hidup, penderitaan, saikit penyakit, ujian dan pencobaan. Dia tetap akan bisa bersukacita dan bersorak-sorai di dalam Tuhan. Imannya tidak akan terkondisi oleh beragam situasi yang terjadi sehingga sukacita dan sorak-sorainya juga tidak akan terkondisi.

Saudaraku, Bagaimanakah ketiga hal penting ini bisa tetap kita alami dan hidupi dalam kehidupan kita setiap hari?. Melalui ayat 8-11 ini kita menemukan bahwa untuk tetap mengalami seluruh kebaikan Allah dan senantiasa bisa bersorak sorai yang pertama adalah setia mendengar dan melakukan apa yang Tuhan  ajarkan serta nasihatkan melalui FirmanNya yang tertulis dalam Alkitab. Lalu yang kedua jangan seperti kuda atau keledai yang tidak berakal yang kegarangannya harus tergantung kepada tali kekang. Bagaimana memaknai kiasan kepada kuda atau bagal (keledai beban) ini dalam kaitannya sebagai orang percaya?

Saudara, penyebutan kuda serta bagal (keledai) dalam hal ini memberi kiasan  bahwa sebagaimana hewan ini yang sebenarnya memiliki kekuatan yang hebat serta kemampuan melakukan banyak hal, tetapi tidak punya inisiatif untuk berbuat untuk dirinya sendiri. Dia cenderung menunggu tali kekang untuk memerintah dan menggerakkannya. Kaitannya dengan manusia yang diberi nasihat dalam nas Firman Tuhan hari ini adalah bahwasanya masih banyak orang yang sebenarnya sudah mendapatkan pengampunan dosa dari Tuhan dan menjadi orang benar namun hidupnya masih seperti orang fasik. Artinya sudah tahu bahwa dirinya sudah dibenarkan Allah dan dihapuskan dosanya oleh darah Kristus tetapi hidupnya selalu diliputi kekuatiran, ketakutan, ketidakyakinan akan keselamatan sehingga hidupnya tidak berbuah dan pertumbuhan rohani yang sangat lambat. Padahal sejak dia meneriman Yesus  dalam hidupnya dan Roh Kudus bertahta di hatinya dia sudah punya kuasa untuk mengalahkan dosa dan kuasa-kuasa si jahat. Sehingga tidak ada alasan lagi sebenarnya untuk kuatir akan hidupnya. Sebaliknya dia akan senantiasa bersukacita dan bersorak di dalam Tuhan akan segala sesuatu yang terjadi di dalam hidupnya.

Tidak perlu lagilah sebenarnya dia harus disuruh dulu berbuat kasih baru mau berbuat kasih. Tidak perlu lagilah sebenarnya dia dinasihati atau diingatkan untuk jangan kuatir baru dia berhenti kuatir sebab Tuhan senantiasa mengelilinginya dengan kasih setia bahkan mata Tuhan tertuju kepadanya. Tidak perlu lagilah sebenarnya dia diminta untuk berani berdoa dan meminta kepada Bapa sebab jalan masuk kepada Bapa sudah Yesus sediakan dan kapan saja dia berdoa dan memohon kepada Bapa, Dia pasti akan menjawabnya.

Orang seperti ini juga sering memposisikan dirinya seperti orang fasik dengan berkata “kita kan masih hidup di dunia”,  orang lain juga berbuat begitu”, dan lain sebagainya. Atau sebaliknya dia selalu bersikap pasrah dan menunggu ada yang menggerakkan seperti kuda tadi lalu dia bergerak. Akibatnya dia akan mengalami hal-hal yang tidak sepatutnya dialami sebagai orang benar. Sebaliknya dia akan mengalami apa yang dialami oleh orang fasik sebagaimana disebutkan dalam ayat 10 “Banyak kesakitan diderita orang fasik

            Saudara yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus. Sekali lagi bahwa dalam Nas ini kita melihat jaminan penyertaan dan pemeliharaan Tuhan di dalam hidup orang yang percaya kepadaNya. Apa yang disampaikan dalam ayat 8 itu merupakan kerinduan Allah yang ingin selalu memberi nasihat kepada setiap orang yang percaya kepadaNya yaitu orang-orang yang sudah dibenarkan itu. Bahkan dikatakan bahwa mata Tuhan tertuju kepada orang-orang yang percaya kepadaNya itu. Karena itu menyadari bahwa kita telah diampuni dari dosa dan telah dibenarkan dengan cuma-cuma dan mata Tuhan yang selalu tertuju kepada kita yang percaya maka SEPATUTNYALAH KITA HARUS BERSUKACITA DAN BERSORAK-SORAI DI DALAM TUHAN. Inilah dasar yang benar untuk bersukacita dan bersorak-sorai.

            Sudahkah saudara mengalami sukacita dan sorak-sorai karena alasan ini di dalam hidup saudara?. Inginkah saudara mengalaminya?. Mari datanglah kepada Bapa dengan perantaraan anakNya Yesus Kristus senantiasa memohon pengampunan atas dosa-dosa kita. Selama hidup di dunia kita akan senantiasa bergumul dengan dosa namun tangan Tuhan juga senantiasa terbuka untuk menerima setiap kita yang berani datang dengan jujur dan terbuka mengaku dosa dan kesalahan kita kepadaNya.  I Yohanes  1:9 berkata “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”. Jika kita meyakini sudah menjadi orang benar karena dibenarkan oleh Allah, maka marilah kita  hidup sebagai orang benar.

            BERSUKACITA DAN BERSORAK-SORAK DI DALAM TUHAN sebab itulah yang Tuhan inginkan. Amin. Tuhan Yesus  memeberkati.

 

Shalom,

 

Ev. Harles Lumbantobing

  KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..

 

Sabtu, 19 Maret 2022

BERTOBAT SUPAYA TIDAK BINASA

Ibadah Minggu 20 Maret 2022

Tema:

BERTOBAT SUPAYA TIDAK BINASA

 

Ev.  Lukas 13:1-9

Ep. Yesaya 55: 6-9

 

Lukas 13:1-9 (tb)

13:1 Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan.

13:2 Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu?

13:3 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.

13:4 Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem?

13:5 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian."

13:6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.

13:7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!

13:8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,

13:9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"

---------------

 

Shalom saudara/i ku  yang terkasih dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus.  Selamat hari minggu dan selamat beribadah di manapun saudara saat ini berada. Senang rasanya masih bisa menyapa saudara melalui media ini. Apapun kondisi dan keadaan saudara saat ini, percayalah semua ada dalam kuasa dan rencana Allah. Rencana Allah selalu yang terbaik bagi setiap ciptaanNya.

Masuk dalam rencana Allah dan mengimaninya sebagai jalan hidup yang harus kita lalui membuat kita berdamai dengan Allah dan dengan diri sendiri sehingga kita menjalani segala sesuatu dalam hidup ini dengan damai dan tidak kuatir dan cemas akan hidup yang sedang kita jalani saat ini.

Saudaraku, dalam Ibadah minggu ini Firman Tuhan berbicara kepada kita lewat kitab Injil Lukas 13:1-9 dengan mengambil tema “BERTOBAT SUPAYA TIDAK BINASA”. Tema ini sangat sederhana dalam kata-kata dan mudah dimengerti namun menjadi suatu hal yang sangat penting dan menentukan bagi kehidupan seseorang dalam kekekalan.

Nas Firman hari ini mengisahkan pengajaran Yesus tentang dosa dan penderitaan dan dilanjutkan dengan perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah. Apa yang Yesus sampaikan dalam Nas Firman Tuhan hari ini memberikan poin-poin penting sebagai pegangan dalam hidup kita. Dalam kisah ini sepertinya ada berita yang  sedang viral di tengah-tengah masyarakat yang dibawa kepada Yesus dan diceritakan. Lalu kita melihat bagaimana respon Yesus tentang berita yang sedang viral itu.

Dari percakapan Yesus dengan orang-orang yang membawa kabar yang sedang viral  itu menyadarkan kita tentang  salah satu sifat manusia yang sering sekali terjadi yaitu bahwa manusia sering sekali  memiliki sifat yang cepat menilai atau mengambil kesimpulan tentang sesuatu. Kecenderungan ini banyak terjadi kita lihat dan saksikan di dalam kehidupan sehari-hari. Belum tau cerita sebenarnya atau kronologisnya sudah langsung disimpulkan atau dinilai bahwa kejadian itu sebagai akibat dari perbuatannya misalnya. Yah itulah sifat banyak orang yang terlalu cepat untuk disampaikan tanpa mengetahui dengan jelas duduk permasalahan sesuatu kejadian.

Namun memang penilaian Tuhan tidak sama dengan manusia. Apa yang dilihat manusia belum tentu itu yang dilihat Tuhan. Apa yang dinilai manusia belum tentu sama dengan apa yang dinilai Tuhan. Sebab penilaian dan penglihatan Allah jauh sampai hati yang terdalam dan sanggup  menembus ruang dan waktu. Memang demikianlah adanya. Kenyataan yang terjadi tidak selalu seperti yang kita lihat. Realitas yang Tuhan sedang jalankan dalam kehidupan sering sekali tidak seperti yang kita duga dan lihat dalam kenyataannya.

Ada suatu kisah illustrasi tentang dua malaikat yang sedang melakukan perjalanan kepada dua keluarga di bumi. Satu malaikat yang senior dan satu lagi yang masih junior. Ketika mereka tiba di sebuah rumah besar yang tentunya rumah orang kaya, mereka mengetok dan meminta ijin untuk menginap karena sudah malam. Orang kaya ini sebenarnya tidak suka diganggu dan menerima orang asing untuk masuk dan menginap di rumahnya. Dia  mencoba menolak, namun akhirnya mereka mempersilahkan kedua malaikat itu masuk dan menginap semalam di rumahnya. Tetapi mereka berkata bahwa tidak ada kamar untuk mereka menginap, sebab semua kamar sudah dipakai anggota keluarga. Satu-satunya tempat adalah di gudang bawah  tanah jika mereka mau. Besoknya setelah bangun mereka melanjutkan perjalanan lagi lalu setelah mulai malam mereka kembali menuju sebuah rumah yang sangat sederhana. Lalu mereka mengetuk dan pintu dibukakan. Lalu mereka menceritakan keadaan mereka dan membutuhkan tempat beristirahat mala itu. Keluarga itupun mengijinkan mareka masuk. Bapak Pemilik rumah itu berserta istrinya mempersilahkan mereka tidur di kamar mereka sebab kamar hanya satu. Lalu mereka berdua tidur di tikar di lantai ruang tamu bersama anak-anaknya.

Ketika pagi hari mereka bangun, terdengar suara tangisan yang memilukan dari keiuarga pemilik rumah itu. Setelah mereka lihat ternyata kerbau kesayangan dan satu-satunya ternak harapan mereka telah mati. Melihat itu sontak malaikat junior langsung marah kepada malaikat senior itu dan berkata:

“semalam kita menginap di rumah orang kaya yang sombong itu, kita dihina dan direndahkan tetapi kamu tidak melakukan apa-apa terhadap mereka. Tetapi keluarga ini begitu baik dan penuh kasih menerima dan menjamu kita, bahkan rela kamar tidurnya diberikan kepada kita, tetapi Engkau membiarkan musibah  ini terjadi bagi keluarga mereka MENGAPA?”

Lalu malaikat senior itu berkata: “tidak semua yang terjadi ini seperti yang engkau pikirkan”. Apa yang kau lihat saat ini tidak seperti yang engkau lihat sebenarnya”. Di malam yang lalu waktu kita menginap di rumah orang kaya yang sombong itu di bawah tanah, saya melihat  melalui sebuah lubang di dinding bawah tanah itu Nampak biji-biji emas yang sangat banyak yang jika ditambang akan bisa menghasilkan emas yang sangat banyak. Namun karena kesombongan mereka aku menutup lubang itu supaya mereka tidak tahu dan tidak akan pernah melihatnya”. Lalu tadi malam ketika malaikat maut datang hendak mengambil nyawa bapak pemilik rumah yang kita tempati untuk bermalam ini, saya berkata jangan diambil dulu nyawanya, sebab mereka begitu baik dan penuh kasih. Ambillah yang lain asal jangan istrinya ataupun anak-anaknya. Lalu melaikat maut itu memilih kerbau mereka itu. Itu sebabnya kerbau itu mati saat ini”.

Saudara, tidak semua yang terjadi adalah seperti yang kita pikirkan. Terlalu cepat menyimpulkan dan memutuskan  sesuatu peristiwa bisa membawa kerugian kepada kita dan mungkin juga orang lain. Barangkali begitulah yang sedang Yesus hadapi saat itu dengan orang-orang yang membawa berita yang sedang viral itu. Pertama  berita itu adalah peristiwa yang terjadi bahwa Pilatus mencampurkan darah orang-orang Galilea dengan darah korban yang sedang dipersembahkan. Mungkin kabar ini menjadi suatu kabar yang menghebohkan bahkan menakutkan bagi mereka. Dipikiran mereka bahwa kematian yang tragis yang dialami oleh orang-orang Galilea itu adalah karena dosa mereka. Tetapi Yesus berkata bahwa mereka mengalami itu bukan karena dosa mereka lebih besar dari dosa orang-orang Galilea yang lain.

Namun Yesus menekankan di ayat 3 bahwa barangsiapa tidak bertobat akan binasa. Demikian juga di ayat 5 menyangkut kematian orang-orang yang ditimpa menara dekat Siloam Yesus berkata hal yang sama kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian”. Yesus tidak menyoroti kesamaan peristiwa yang akan dialami oleh orang-orang yang tidak mau bertobat dari dosa-dosanya tetapi mau menyatakan bahwa akan ada hal yang tragis juga bahkan lebih menakutkan jika seseorang tidak bertobat dari dosanya. Yaitu kebinasaan. Kebinasaan bukan hanya sekedar mati secara jasmani dengan tragis tetapi penderitaan  kekal di Neraka setelah kematian di bumi.

Saudara ada memang musibah yang terjadi karena dosa dan kesalahan manusia di bumi. Jelas memang sejak dosa mula-mula semua kesulitan di dunia ini terjadi. Namun tidak semua malapetaka, atau penderitaan, atau musibah  yang dialami seseorang adalah diakibatkan oleh dosa dan kesalahan seseorang itu. Bisa juga karena imannya kepada Tuhan atau ada juga karena seseorang itu mengalami rencana khusus dari Tuhan yang sedang terjadi atas hidupnya.

Dalam perikop ini kita bisa menangkap bahwa musibah atau penderitaan atau malapetaka, atau kematian yang tragis  yang terjadi  sesungguhnya bukan puncak hukuman yang sesungguhnya atas dosa manusia jika kejadian itu memang karena dosa. Hukuman yang sesungguhnya adalah KEBINASAAN. Dua kali Yesus berkata dalam ayat 3 dan ayat 5 bahwa akibat tidak bertobat dari dosa maka akibatnya adalah KEBINASAAN. Kebinasaan ini merujuk kepada kematian yang kekal di neraka dengan penderitaan kekal yang tiada habisnya  yang tidak sebanding dengan penderitaan dan kesakitan yang paling mengerikan yang mungkin pernah terjadi di bumi.

Kematian tragis orang-orang Galilea yang darahnya dicampur Pilatus dengan korban persembahan mereka dan juga ke delapan belas orang  yang ditimpa menara dekat  Siloam tidak sebanding dengan kengerian di  tempat kebinasaan  yang Yesus katakan jika seseorang tidak bertobat. Sepertinya Yesus mau mengatakan bahwa kehebohan atau berita viral yang sedang kalian dengarkan ini  tidak ada apa-apanya dangan apa yang akan terjadi esok bagi setiap kalian yang tidak bertobat. Mereka yang mengalami musibah itu belum tentu masuk ke dalam kebinasaan esok di neraka. Tetapi setiap orang yang tidak bertobat pasti akan mengalaminya.

Kalau kita mengatakan kematian itu menakutkan, inilah sesungguhyang yang membuat seseorang itu takut kalau mengalami kematian. Sebab dia tidak memiliki keyakinan akan keselamatan jiwanya jika dia meninggal kelak. Belum lagi kalau dia sadar memiliki dosa atau sebagai orang berdosa dia pasti akan semakin ketakutan jika mengalami suatu peristiwa yang mengarah  dengan kematian.

Namun di tengah-tengah kehebohan berita itu dan ketakutan manusia akan kematian, Yesus datang membawa kabar baik bahwa jika seseorang bertobat dari dosanya maka dia tidak akan mengalami kebinasaan kekal itu. Sehingga baik hidup ataupun mati jiwanya akan tentram. Bahkan jika menghadapi beragam jenis kematian tragis sekalipun dia tidak akan takut. Kita mungkin mengingat Stefanus yang mati martir yang matinya juga tragis  karena imannya kepada Yesus. Namun sampai ajalnya tiba hatinya diliputi sukacita sambil melihat Yesus yang menyambutnya.

Akhir hidup seseorang di bumi ini terjadi dalam banyak cara. Itu ibarat kendaraan yang digunakan menuju suatu tempat bisa lewat berbagai cara, laut, darat, udara, atau yang lainnya. Di darat juga bisa lewat berbagai cara bisa naik sepeda, motor, mobil, kereta api dan lain-lain.  Tetapi yang menjadi hal yang utama dan patut dipikirkan adalah apakah akhir dari perjalanan dengan naik kendaraan  itu kita yang sedang di dalamnya sampai kepada tujuan yang Tuhan kehendaki. Cara mati setiap orang berbeda-beda. Bisa karena sakit, musibah, bencana alam, dibunuh, bahkan saat tidur. Namun yang paling penting adalah kemanakah seseorang itu kalau dia sudah mati/meninggal dunia.

Yesus selalu merujuk tempat perhentian terakhir kita adalah RUMAH BAPA (Sorga) Yohanes 14:2. Dalam Filipi 3:20 juga dikatakan bahwa kewarganegaraan kita adalah di dalam sorga. Namun hal ini hanya berlaku bagi setiap orang yang bertobat. Orang yang tidak bertobat tidak akan sampai kepada tempat  perhentiaan ini yaitu sorga. Sebaliknya mereka akan masuk ke dalam kebinasaan dan penderitaan yang jauh melebihi kengerian yang dialami orang-orang Galilea itu dan juga ke delapan belas orang yang ditimpa menara itu yaitu Neraka kekal.

Allah tidak menginginkan kita binasa dan masuk ke dalam Neraka kekal ini (Yohanes 3:16). Karena itulah Allah mengaruniakan anakNya yang tunggal Yesus Kristus menjadi jalan keselamatan satu-satunya supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa. Dalam kotbah ini Yesus menekankan pentingnya pertobatan dari dosa supaya selamat. Sebab dosalah yang menjadi penghalang seseorang bisa kembali ke rumah Bapa di sorga. Semua kejahatan yang terjadi di bumi adalah dosa kepada Allah. Karena itu, untuk tidak mengalami kebinasaan itu seseorang harus mengaku dosanya kepada Tuhan.

Bertobat berarti sadar akan dosa-dosa yang dilakukannya lalu mengaku dihadapan Tuhan serta  memohon pengampunanNya. Lalu mengaku dengan mulutnya bahwa Yesus adalah Tuhan di dalam hidupnya serta percaya dan menerima Yesus di dalam hatinya sebagai Tuhan dan juru selamatnya pribadi (Roma 10:9). Tentunya setelah itu dia jangan berbuat dosa lagi (Yohanes 8:11).

Ketika saat ini manusia masih bisa hidup di dunia ini dengan segala dinamikanya, bersekolah, bekerja, menikah, membesarkan anak, bersosial, berorganisasi, berpolitik, piknik atau rekreasi, beribadah, dan lain sebagainya adalah menunjukkan masih adanya masa kemurahan Tuhan yang menunggu manusia bertobat supaya tidak binasa. Namun masa ini ada batasnya. Dalam ayat 6-9 nas Firman hari ini menunjukkan bahwa saat ini adalah saat perkenanan itu. Tuhan masih memberi kesempatan untuk bertobat bagi setiap orang yang tidak bertobat supaya dia selamat. Ketika musim berbuah tiba, petani mengharapkan pohon  itu untuk berbuah, Jika tidak berbuah-buah juga maka pohon itu akan ditebang lalu dicampakkan ke dalam api. Demikian juga dengan kehidupan manusia. Allah mengharapkan manusia itu berbuah sebagai naturnya manusia yang diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Karena itu kalau manusia itu tidak berbuah maka manusia itu akan binasa.

Sebenarnya kalau dilihat dari kehidapan manusia yang tambah hari tambah jahat sudah sepantasnya semua binasa. Namun Allah begitu mengasihi manusia yang berdosa. Dalam kitab Yehezkiel  33:11 dikatakan “Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?. Ini menunjukkan bahwa Tuhan masih memberikan kesempatan bagi manusia untuk bertobat.

Namun melalu kotbah hari ini kita melihat bahwa waktu perkenanan atau kesempatan ini sifatnya terbatas. Batas kesempatan ini tidak ada seorangpun yang tau dan kapan pastinya perakhir. Tetapi Menebang pohon  ara yang tidak berbuah itu sudah pasti akan dilakukan jika batas waktu yang sudah ditentukan buat pohon itu supaya berbuah tidak kunjung berbuah juga. Inilah yang menjadi perhatian penting  bagi semua umat manusia.

Lampu kuning yang masih Tuhan berikan sifatnya hanya sebentar dan hanya sebentar saja dia akan segera menjadi lampu merah. Sekali lagi saat perkenanan ini adalah saat yang sangat penting. Sebagaimana tukang kebun itu berkata kepada tuannya supaya diberi kesempatan untuk mengurus pohon itu sebentar lagi, maka mari urus kembali kehidupan rohani kita. Mari perduli atas keselamatan jiwa. Melalui kotbah ini diserukan kepada setiap orang yang belum percaya dan bertobat untuk bertobat segera supaya tidak binasa. Kalau kita bijak melihat kondisi jaman sekarang ini maka jangan menunda-nunda waktu untuk melakukannya. Sebab jika ajal sudah tiba maka tidak akan ada lagi kesempatan untuk bertobat.

Melalui kotbah ini juga bagi kita yang sudah yakin dan percaya telah menjadi pohon yang berbuah itu, artinya yang sudah bertobat dan menikmati hidup dengan Kristus, mari berdoa buat saudara-saudara kita yang lain yang masih belum bertobat, menceritakan kabar baik pertobatan ini supaya mereka juga mendapatkan kesempatan untuk hidup selama-lamanya bersama dengan Yesus di rumah Bapa di Sorga.

 

Semua kengerian, tragedi, musibah, malapetaka yang terjadi di dunia ini tidak akan sebanding dengan kengerian yang terjadi di tempat penghukuman kekal itu yaitu neraka. Itulah kebinasaan. Itu adalah tempat orang-orang yang tidak berbuah. Apakah saudara sudah berbuah? Jika belum BERTOBATLAH. Jika sudah BERITAKANLAH.

Kiranya Tuhan memberkati kita semua. Amin

 

Shalom,

Ev. Harles Lumbantobing

 

 KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..