Minggu, 26 Maret 2023

LAKUKANLAH KEADILAN DAN KEBENARAN

Ibadah minggu 26 Maret 2023

Tema:

LAKUKANLAH KEADILAN DAN KEBENARAN

Ev: Yehezkiel  45: 9-17

Ep: Kisah Para Rasul 6:1-7

 

Yehezkiel  45: 9-17 (TB)

45:9 Beginilah firman Tuhan ALLAH: "Cukuplah itu, hai raja-raja Israel, jauhkanlah kekerasan dan aniaya, tetapi lakukanlah keadilan dan kebenaran; hentikanlah kekerasanmu yang mengusir umat-Ku dari tanah miliknya, demikianlah firman Tuhan ALLAH.

45:10 Neraca yang betul, efa yang betul dan bat yang betullah patut ada padamu.

45:11 Sepatutnyalah efa dan bat mempunyai ukuran yang sama yang ditera, sehingga satu bat isinya sepersepuluh homer, dan satu efa ialah sepersepuluh homer juga; jadi menurut homerlah ukuran-ukuran itu ditera.

45:12 Bagi kamu satu syikal sepatutnya sama dengan dua puluh gera, lima syikal, ya lima syikal dan sepuluh syikal, ya sepuluh syikal, dan lima puluh syikal adalah satu mina.

45:13 Inilah persembahan khusus yang kamu harus persembahkan: seperenam efa dari sehomer gandum dan seperenam efa dari sehomer jelai.

45:14 Tentang ketetapan mengenai minyak: sepersepuluh bat dari satu kor; satu kor adalah sama dengan sepuluh bat.

45:15 Seekor anak domba dari setiap dua ratus ekor milik sesuatu kaum keluarga Israel. Semuanya itu untuk korban sajian, korban bakaran dan korban keselamatan untuk mengadakan pendamaian bagi mereka, demikianlah firman Tuhan ALLAH.

45:16 Seluruh penduduk negeri harus mempersembahkan persembahan khusus ini kepada raja di Israel.

45:17 Dan rajalah yang bertanggung jawab mengenai korban bakaran, korban sajian, korban curahan pada hari-hari raya, bulan-bulan baru, hari-hari Sabat dan pada setiap perayaan kaum Israel. Ialah yang akan mengolah korban penghapus dosa, korban sajian, korban bakaran dan korban keselamatan untuk mengadakan pendamaian bagi kaum Israel."

 

----------------

 

Shalom, selamat hari minggu dan selamat bersukacita saudaraku di dalam Tuhan. Bahagia rasanya bisa kembali menyapa saudara lewat renungan minggu ini yang bertemakan  “LAKUKANLAH KEADILAN DAN KEBENARAN” yang di dasarkan pada kitab Yehezkiel 45:9-17.  Kalau kita membaca perikop ini, kita seakan diberitahukan tentang kemarahan dan kecaman Tuhan atas perilaku raja-raja Israel. Sepertinya Tuhan sudah tidak tahan dengan tindakan tidak adil yang dilakukan raja-raja Israel kepada umat Tuhan (rakyat Israel). Dalam nas ini juga diceritakan tentang praktek korupsi para raja-raja dalam mempersembahkan persembahan yang rakyat hantarkan kepada Tuhan. Belum lagi tugas tanggungjawab raja yang seharusnya dilakukan raja menjadi dilakukan oleh orang lain untuk mengelak dari tanggungjawab.

Perilaku semena-mena dan semua praktek ketidakadilan itu telah menyebabkan kegeraman pada Tuhan dan yang mengalami kerugian adalah rakyat sendiri. Hukuman-hukuman selama ini Tuhan jatuhkan atas segala pelanggaran bangsa Israel rata-rata terjadi karena ketidaktaatan pemimpin-pemimpin atau raja-raja Israel.

Dalam konteks perikop hari ini, kita melihat bahwa raja yang seharusnya mengayomi rakyatnya malah mengusir rakyatnya dari tanahnya sendiri, memperdaya rakyatnya bahkan menipu rakyatnya demi kepentingan pribadi. Praktek eksploitasi rakyat demi keuntungan pribadi ini tentunya sangat menyakiti hati Tuhan. Kepercayaan yang Tuhan berikan kepada mereka untuk mengayomi rakyat, melayani dan memakmurkan rakyat malah tidak dikerjakan dengan benar.

Karena itu Tuhan menegur para pemimpin atau raja-raja itu. Selama ini Tuhan sudah memberi waktu, menahan diri, supaya mereka sadar dan tidak melakukannya. Tetapi mereka terus menerus melakukannya. Hal ini memberikan pelajaran bagi kita bahwa Tuhan itu tidak tidur, tidak berdiam diri atas segala perlakuan dan ketidakadilan yang dialami seseorang di dalam hidupnya. Sesungguhnya Tuhan perduli dan tidak tutup mata atas segala hal yang dilakukan manusia. Penipuan dan ketidakadilan yang tersembunyi sekalipun dari hadapan manusia Tuhan bisa lihat. Karena itu Tuhan tidak bisa ditipu dan diperdaya oleh siapapun. Jika waktu Tuhan sudah tiba maka kebenaran dan keadilan akan muncul dan tidak seorangpun bisa menghambatnya.

Saudara, hancur dan runtuhnya suatu keadilan dalam suatu negara atau kerajaan, perkumpulan atau organisasi, gereja, lembaga dan sebagainya sering sekali akibat pemimpin yang tidak mengedepankan prinsip keadilan dan kebenaran. Keadilan mendorong memperlakukaan semua anggota sama rata dalam hak dan kewajiban dan kebenaran dalam hal  penerapan prinsip hubungan gembala degan domba-dombanya, dimana orientasi gembala adalah menjaga, merawat, dan memastikan domba-dombanya bertumbuh dengan sehat dan makmur, bukan sebaliknya rakyat ditindas pemimpin makmur.

Dalam nas firman Tuhan hari ini, praktek yang dilakukan raja-raja Israel itu bertentangan dengan prinsip di atas. Karena penyimpangan yang dilakukan raja-raja itu Tuhan berkata dengan tegas ’cukuplah itu’. Artinya jangan teruskan lagi perbuatan itu kalau mau hidup yang lebih baik dan masa depan yang penuh harapan. Tiga hal pertama yang Tuhan minta dan tegaskan kepada mereka yaitu: pertama menjauhkan kekerasan dan aniaya kepada rakyat, kedua melakukan keadilan dan kebenaran, ketiga jangan mengusir umat Tuhan dari tanahnya sendiri. Tiga hal ini merupakan praktek ketidakadilan yang mereka lakukan kepada rakyatnya.

Tetapi ada satu hal lagi yang Tuhan tegur kepada raja-raja itu tentang praktek persembahan dan mengelola persembahan itu kepada Tuhan. Tuhan mengatakan bahwa semua alat ukur mereka harus ditera ulang (dilakukan standarisasi) supaya ukuran di alat ukur harus sama dengan bahan yang diukur. Misalnya kalau alat timbangan terbaca 1 kg maka beras yang ditimbangpun harus benar-benar 1 kg, bukan terbaca 1 kg tapi faktanya hanya 9 ons. Atau terbaca 1kg ternyata sudah lebih 1 kg. Praktek penipuan dan korupsi juga terjadi dalam alat-alat ukur yang mereka pakai demi memperkaya diri sendiri. Ada kewajiban rakyat itu untuk memberikan persembahan mereka kepada Tuhan dengan menghantarkan persembahan-persembahan lewat kerajaan. Tetapi ketika mereka misalnya diminta memberikan 1kg beras, maka di alat timbangan kerajaan terbaca 9 ons saja atau lebih sedikit sehingga rakyat harus menambahinya kembali supaya terbaca 1kg. Demikian seterusnya praktek pemerasan itu.

Tetapi bagian untuk dipersembahkan untuk Tuhan juga mereka korupsi. Mereka tidak memberikan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, malah mengorupsi apa yang seharusnya menjadi bagian Tuhan. Jadi korupsi terhadap rakyat dan juga korupsi terhadap Tuhan. Hal-hal ini lah yang menyakiti hati Tuhan sehingga Tuhan memberikan peringatan keras dan perintah supaya mereka berubah dan tidak melakukannya kembali. Dalam hal ini Tuhan mau mengatakan supaya memberikan persembahan kepada Tuhan dengan timbangan dan ukuran yang benar. Tera kembali semua alat ukur supaya tidak terjadi kecurangan dan ketidakadilan.

Penyalahgunaan jabatan selama ini juga Tuhan koreksi. Bahwasanya mulai saat ini Raja sebagai pemimpin bangsa itu yang sudah diberi tugas untuk menanggungjawabi semua praktek persembahan supaya melakukannya dengan benar. Hal ini disampaikan dalam ayat 17 perikop ini. Persembahan-penyembahan harus dikembalikan kepada porsinya yang benar. Peran serta raja harus dikembalikan kepada yang sebenarnya.

Saudaraku, kalau kepala rusak maka rusaklah semua tubuh. Kalau pemimmpin atau raja rusak maka rusaklah rakyatnya. Ikan busuk dimulai dengan kepala lalu sampai kepada ekor. Demikian juga dalam segala kepeminpinan yang ada. Perlunya pemimpin yang adil dan berjalan dalam kebenaran. Apakah itu di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan, lembaga, gereja, bahkan negara. Apapun kondisi dan perilaku  pemimpin akan menunjukkan kondisi dan keadaan rakyatnya. Karena itu penting sekali menjaga marwah kepemimpinan di segala bidang.

Bagaimana supaya seseorang bisa menjadi pemimpin yang amanah dalam kepemimpinannya?. Prinsip keadilan tidak didapat secara spontan. Tetapi seorang sukses di dalam kepemipinan  ketika dia sendiri berdiri diatas keadilan yang paling mendasar. Keadilan yang paling mendasar ini maksud saya adalah bahwa keadilan tidak hanya menyangkut hal-hal lahiriah saja, tetapi juga hal-hal rohaniah.

Kita terdiri atas unsur jasmani (tubuh fisik) dan rohani (jiwa dan roh). Ketidakseimbangan yang jasmani dengan yang rohani akan menimbulkan banyak masalah dalam kehidupan seseorang. Sering sekali seseorang bersusah payah mengejar kebutuhan yang  jasmani bahkan tidak megenal waktu, cuaca, dan situasi. Namun tidak bergiat dan berniat untuk memperhatikan kebutuhan yang rohani. Mengutamakan kebutuhan tubuh yang satu dan mengabaikan kebutuhan tubuh yang lain. Yesus pernah berkata bahwa manusia bukan hidup dari roti saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah (Matius 4:4). Artinya kebutuhan jasmani memang perlu tetapi kita hidup bukan dari situ saja tetapi juga dari Firman Allah. Hal ini menegaskan bahwa yang rohani mendorong  yang jasmani, yang rohani menginspirasi yang jasmani dan yang rohani menghidupkan yang jasmani.

Karena itu adillah kepada diri sendiri, dengan demikian kita akan memperoleh kekuatan dan kemampuan untuk menjadi adil bagi suami/istri, bagi anak-anak, gembala gereja dengan jemaatnya, pemimpin pemerintahan dengan rakyatnya, pemimpin perusahaan dengan karyawan dan bawahannya bahkan juga adil terhadap Tuhan kita. Jangan kita berkata Tuhan di dalam mulut tetapi dalam praktek Dia (Tuhan) tidak menjadi tuan dalam kehidupan kita.

               Di jaman saat ini terlalu banyak praktek ketidakadilan yang kita lakukan dalam kehidupan kita dengan orang-orang di sekitar kita. Ada suami/istri  yang ramah dan lembut bertutur sapa dengan istri/suami orang lain tetapi dengan pasangannya sendiri selalu kasar dalam perkataan dan jauh dari kata mesra. Ada suami yang royal kepada teman-teman dan sahabat-sahabatnya di luaran sana, tetapi kepada istri dan anak-anaknya banyak pertimbangan. Ada anak-anak yang hormat kepada orangtua yang lain, tetapi kepada ayah/ibu nya selalu kasar dalam menjawab, sebaliknya ada orangtua yang tidak memberikan hak anaknya untuk mengenal Tuhan lewat ibadah sekolah minggu tetapi tidak mau mengantarkannya ke gereja dengan banyak dalil dan alasan. Anak-anak yang perlu mendapatkan pembinaan iman dalam masa remaja atau pemuda tetapi tidak diarahkan dan diperhatikan. Mereka punya hak mendapat kasih sayang seorang ayah atau ibu tetapi tidak diberikan malah waktu orangtuanya habis untuk dunia luar. Jemaat yang butuh diperhatikan dalam banyak hal pergumulan namun tidak diberikan dan digembalakan dengan baik. Pilih-pilih kasih terhadap jemaat dalam suatu gereja, anak-anak dalam keluarga, anggota-anggota dalam organisasi dan banyak lagi praktek ketidakadilan disekitar kita  yang harus kita koreksi dan perhatikan sebagai pengikut-pengikut Kristus.

             Saudara dalam minggu JUDIKA hari ini yang berarti “Berilah keadilan kepadaku ya Allah” dengan tema: LAKUKANLAH KEADILAN DAN KEBENARAN mengajarkan kita 5 hal: 

  1. Ketika kita mengalami praktek ketidakadilan dalam hidup kita percayalah Allah maha melihat dan perduli. Pada waktunya Tuhan akan datang bersegera untuk menolong kita. Hal utama yang perlu kita lakukan yang menjadi bagian kita adalah kekonsistenan iman dan kepercayaan kita kepadaNya. Jangan ada kuasa lain atau kekuatan lain yang kita andalkan di dunia ini dalam menghadapi semua pergumulan itu. 
  2. Sebagai seorang pemimpin dalam konteks apa saja (pemimpin atas diri sendiri, pemimpin rumahtangga, gereja, dan lain sebagainya) ingatlah tetaplah bersikap adil terhadap semua yang dipimpin dan jangan memperalat dan menganiaya mereka demi kepentingan sendiri sebab Tuhan tidak tidur dan dia akan menjadi lawan kepada setiap pemimpin yang tidak adil. Berilah apa yang menjadi hak mereka dan jangan menuntut mereka lebih dari kewajiban mereka.  
  3. Tidak hanya pemimpin, rakyat atau yang dipimpinpun perlu berlaku adil kepada semua yang memimpin mereka. Berilah penghormatan kepada para pemimpin, dan patuhilah mereka. Sebab jika kita mengharapkan hak kita sebagai yang dipimpin maka kita juga wajib memberikan kewajiban-kewajiban kita sebagai anggota. Dengan demikian prinsip keadilan akan terpelihara dengan baik.  
  4. Selain menerapkan prinsip keadilan dan kebenaran kepada orang lain, adil kepada diri sendiri (keseimbangan jasmani dan rohani) merupakan dasar dari praktek keadilan kepada orang lain. 
  5. Demikian juga keadilan kepada Tuhan dalam hal penyembahan-persembahan yang seharusnya dan sepantasnya harus kita berikan kepada Tuhan di dalam kebenaran. Jangan menipu Tuhan dengan persembahan yang curang, persembahan yang tidak tulus, tidak pantas, dan bukan yang terbaik. Belajar dari kisah Kain dan Habil menolong kita untuk adil di dalam memberikan persembahan kepada Tuhan.

Kiranya renungan ini menolong dan memberkati kita semua untuk menjadi pelaku-pelaku firmanNya di tengah-tengah kehidupan kita. Selamat hari minggu, Selamat berjalan bersama Tuhan dan Tuhan Yesus memberkati.

 

Shalom,

 

Ev. Harles Lumbantobing


KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya 

di Daftar... ARSIP.......

 

Sabtu, 18 Maret 2023

BERSUKACITA KARENA PERCAYA

 

Renungan Ibadah Minggu, 19 Maret 2023

Tema:

BERSUKACITA KARENA PERCAYA


Ev: Yohanes 9:35-41

Ep: Mazmur 5: 8-13

 

Yohanes 9:35-41 (TB)

9:35 Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?"

9:36 Jawabnya: "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya."

9:37 Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!"

9:38 Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya.

9:39 Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta."

9:40 Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: "Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?"

9:41 Jawab Yesus kepada mereka: "Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu."

 

 

-----------------

 

Shalom, saudara-saudari  yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus. Puji syukur tetap kita panjatkan kepada Tuhan kita Yesus Kristus yang oleh perkenananNya kita semua bisa melewati hari demi hari yang sudah kita lalui dengan segala kondisi yang kita rasakan saat ini. Setelah seminggu kita bergelut dengan tugas dan profesi kita masing-masing kembali minggu ini  Tuhan memanggil kita untuk beribadah kepadaNya dalam ibadah raya di gereja atau tempat kita masing-masing beribadah.

Dalam ibadah minggu Letare (Bersukacitalah senantiasa) saat ini, Tuhan mengajak kita merenungkan FirmanNya yang diambil dari Yohanes 9:35-41 dengan mengambil tema BERSUKACITA KARENA PERCAYA.  Berdasarkan ceritanya ayat 35-41 ini merupakan satu bagian yang utuh dari pasal 9 ini. Yaitu tentang Yesus menyembuhkan seorang yang buta sejak lahir.

Sadaraku, apa yang Tuhan sampaikan kepada kita sebagai renungan melalui kisah dalam nas hari ini?. Berikut renungan yang bisa saya bagikan buat kita semua.

Saudara, semua orang pasti senang dan bahagia jika permasalahan utama dalam hidupnya terselesaikan. Kalau orang buta tadi memiliki masalah utama dan pergumulan yang tiada henti tentang kebutaannya. Tidak ada seorang buta pada masa itu yang hidupnya dihargai orang, berkecukupan, bisa mandiri, dan bergaul dengan orang lain dengan bebas. Mayoritas mereka adalah sebagai orang hina di hadapan masyarakat dan menjadi pengemis. Demikian juga dengan kita masing-masing juga pasti punya persoalan-persoalan yang menurut kita sebagai persoalan yang berat  atau persoalan utama yang sehari-hari kita bergumul atasnya. Kita ingin hidup tanpa persoalan, atau jikapun ada persoalan maunya segera selesai dan tidak mengganggu kita lagi. Ketika persoalan itu selesai maka kita akan merasakan sukacita dan hidup kita menjadi ringan terasa. Meskipun masih ada persoalan-persoalan yang lain yang masih harus kita hadapi. Tetapi terangkatnya persoalan utama ini memberikan kelegaan dan sukacita bagi siapa saja.

Saudara, seperti kisah dalam nas ini, Yesus bertemu dengan seseorang saat meninggalkan bait Allah ketika Yesus hendak dilempari dengan batu oleh orang-orang Yahudi. Masalah utama seseorang itu adalah kebutaannya yang sejak lahir. Tidak ada komunikasi antara Yesus dengan orang buta ini, juga tidak ada permintaan dari orang buta ini untuk disembuhkan Yesus. Yang ada adalah diskusi antara Yesus dan murid-muridNya tentang dosa siapakah yang menyebabkan orang tersebut menjadi buta. Tetapi Yesus  menghampirinya dan membuat matanya bisa melihat seperti manusia normal. Dalam tradisi Yahudi  seseorang mejadi buta adalah karena dosa orangtuanya atau dosa dirinya sendiri (Yohanes 9:2). Namun Yesus berkata bahwa kebutaan orang buta ini bukan karena dosa siapa-siapa tetapi keberadaannya adalah supaya maksud dan rencana Allah dinyatakan melalui dia.

Tidak ada satupun yang terjadi dalam hidup kita tanpa sebab dan tanpa tujuan. Kalimat lain menyebutnya “bahwa tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini”. Selalu ada maksud dan rencana Allah dalam setiap kehidupan kita. Mengerti rencana Allah dalam hidup kita, memasrahkan hidup kita dalam rencana dan kehendakNya itu, lalu mengalaminya, serta menjalaninya, akan membawa kita kepada  kehidupan yang sesungguhnya dan penuh arti buat Allah sang perancang hidup kita. Demikian juga dengan seorang buta ini. Yesus berkenan memberikan kesembuhan kepadanya dan memerintahkannya melakukan suatu hal supaya dia benar-benar sembuh. Si buta ini tidak mengenal Yesus, namun menurut kabar yang ia dengar orang yang sedang mengoles tanah ke matanya dan menyuruhnya untuk membasuh dirinya ke kolam Siloam  tersebut bernama Yesus.

Pada umumnya seseorang akan melakukan anjuran atau  perkataan seseorang yang memberikan jalan baginya untuk keluar dari permasalahan hidup yang sedang ia alami seperti penyakit, kebangkrutan dan persoalan hidup yang lain. Mungkin demikianlah hati dan sikap si buta ini ketika Yesus menyuruhnya membasuh dirinya ke kolam Siloam supaya bisa melihat. Ketika Yesus  yang tidak dia kenal itu berkata demikian kepadanya maka respon si buta ini ialah  percaya. Kepercayaannya atas perkataan Yesus dan menuruti perintahNya membuat dia sembuh dari buta sejak lahirnya. Dalam kisah penyembuhan orang buta di pasal 9 ini, kepercayaan melakukan perintah Yesus ini adalah TAHAP PERTAMA bagi si buta untuk masuk ke dalam rencana Allah yang sebelumnya dia sendiri tidak  kenal dan tidak tahu.

Saudaraku, semua yang kita alami di dunia ini ada alasannya. Tidak semuanya akibat dosa kita atau kesalahan leluhur kita, tetapi memang ada yang karena dosa dan kesalah kita atau leluhur kita.  Tetapi untuk semua yang terjadi dalam hidup ini, apakah kejadian karena kehendak Tuhan, atau karena seijin Tuhan atau yang sepengetahuan Tuhan, selalu ada hal mulia yang Tuhan sedang persiapkan bagi setiap kita yang dikasihiNya. Semuanya Tuhan ijinkan terjadi karena ada maksud dan rencana Allah bagi kita secara pribadi. Berbahagialah setiap kita yang mengimani bahwa selalu ada rencana Allah yang terbaik dibalik setiap peristiwa yang kita alami.

Tanpa kepercayaan dan keyakinan, konsep ini tidak akan pernah bisa kita  terima dan imani. Sering sekali kalau hasilnya baik dan menguntungkan bagi kita, kita katakan bahwa inilah rencana Allah. Tetapi ketika hasilnya di luar kehendak kita atau tidak seperti yang kita harapkan maka kadang kita berkata “di mana Tuhan?, atau kenapa jadi begini Tuhan?”.  Mempercayai Tuhan sebagai tahap pertama bagi kita untuk masuk dalam rencana Tuhan akan membawa kita ke dalam program Tuhan sebagaimana dalam Yeremia 29:11 itu.

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11)

Ketika kepercayaan itu membawa kita kepada kehendak Allah maka ijinkanlah Allah melakukan rencanaNya, bebaskan Allah bekerja, terimalah, dan percayailah. Dengan demikian kita sudah masuk ke dalam rencana Allah dan disitulah letak kebahagiaan atau sukacita kita. Kepercayaan si Buta ini membuat dia keluar dari permasalahan utama hidupnya dan bisa melihat seperti manusia normal, dan dia akhirnya bersukacita.

Perubahan ajaib tidak hanya terjadi secara fisik bagi si buta ini. Tetapi dari segi mental dan kekuatan rohnya juga mengalami perubahan. Sukacita  Si buta ini membuat dia berani bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi. Si orang buta ini rela dan siap untuk dikatakan apapun tentang dirinya bahkan di usir demi menyatakan dan menyaksikan yang benar soal kesembuhannya dan siapa penyembuhnya. Dia rela dan siap menanggung resiko itu meskipun dia akhirnya di usir.

Tetapi saudaraku, Pekerjaan Allah kita tidak sampai di situ. Ketika si buta yang sudah bisa melihat ini di usir Yesus kembali datang menjumpai dia kedua kali untuk memperkenalkan diri Yesus sesungguhnya kepada si orang buta itu. Kedatangan Yesus ini untuk menjumpai dia adalah supaya kepercayaan si buta ini tidak sia-sia dan tidak mempercayai yang tidak dia kenal. Allah tidak mau bekerja setengah-setengah dalam menyelesaikan perkara orang-orang kepada siapa Dia berbelas kasihan. Selanjutnya Yesus memberikan penantangan iman kepadanya apakah dia mau percaya bahwa Yesus adalah Anak Manusia (dalam terjemahan lain disebut Anak Allah, anak manusia yang disuruh Allah). Hal yang luar biasa terjadi bahwa orang buta itu mengaku percaya, bahkan menyebut Yesus Tuhan lalu sujud menyembah Yesus.

Inilah  tahap kedua yaitu untuk berjalan dalam rencana Allah yang sudah dia kenal. Sejak dia kenal Yesus dan mengakuinya sebagai Tuhan dan penyembuhnya maka tentunya dia mengalami perubahan hidup sejak saat itu dan sampai seterusnya.

Saudara, tidak ada gunanya percaya kepada  Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat jika tidak disertai dengan sujud menyembah. Kalau hanya sekedar percaya, Iblis juga percaya kepada Yesus (Yakobus 2:19), tetapi dia tidak mau menyembah, justru sebaliknya dia (Iblis) sendiri yang ingin disembah sebagai tuhan. Sujud menyembah ini mengandung arti bahwa tidak ada selain Tuhan yang menjadi Tuhan dalam kehidupan kita. Dialah kepala, tuan, nahkoda, pilot, yang harus kita ikuti dan percayai. Sebab ada orang berkata percaya kepada Tuhan dan menyembahNya tetapi tidak pernah keinginan Tuhan dia laksanakan tetapi hanya keinginan dirinya sendiri. Kalaupun mengikuti keinginan Tuhan itu hanya jika sesuai dengan keinginannya saja. Ini artinya bahwa patokan atau rujukannya tetap dirinya sendiri bukan Tuhan.

Percaya dan beriman kepada Tuhan sangatlah penting. Ketika si buta tadi percaya maka dia sembuh, ketika dia sembuh maka dia bersukacita lalu berani bersaksi dan selanjutnya mempercayakan hidupnya kepada Yesus. Sukacita bukan selalu ditunjukkan dengan kondisi kita tertawa bahagia, tanpa masalah, tanpa tantangan, tetapi sukacita karena suatu keyakinan juga ditunjukkan oleh komitmen dan keberanian kita untuk menyatakan kebenaran dan mempercayai Tuhan yang kita sembah walaupun di tengah-tengah kesulitan dan tantangan.

Saudaraku, apa yang menjadi masalah saudara saat ini yang mungkin tidak selesai-selesai juga hingga saat ini? Adakah masalah itu terus menerus membebani saudara?. Berjalan bersama Yesus menghadapi hidup ini merupakan suatu hal yang paling utama dan penting selama kita masih diberi kesempatan hidup di bumi ini. Persoalan manusia yang paling besar dan tidak mungkin diselesaikan manusia adalah dosa, dan dosa ini telah diselesaikan Yesus lewat kematianNya. Kemudian hal yang paling menakutkan manusia adalah kematian, dan kematian ini sudah dikalahkan Yesus lewat kebangkitanNya. Jadi mari, percayakan hidupmu kepada Yesus. Setiap saat Yesus selalu menawarkan pembebasan, keselamatan, kesembuhan, pertolongan atas segala masalah hidup kita. Jadilah seperti orang buta itu yang mempercayai dan melakukan perkataan Yesus maka dia sembuh. Selanjutnya dia mengakui Yesus  sebagai Tuhannya dan menyembahNya.

Setiap saat seperti saat ini, bagi saudara yang belum pernah atau belum sungguh-sungguh percaya dan mengakui Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat pribadi, bahwa melalui setiap FirmanNya Yesus datang kepada saudara memperkenalkan diri dan hendak memasukkan saudara ke dalam rencanaNya yang agung.  Maukah saudara percaya dan menuruti perintahNya?. Bagi saudara yang sudah pernah menerimanya dan percaya kepadanya, tetapi saat ini mengalami pergumulan hidup berat yang tidak kunjung habis, dan iman saudara sudah mulai goyah, mari percayalah sungguh-sungguh bahwa Yesus pasti akan menolong. Mungkin saudara masih di tahap satu seperti pembahasan di atas, barangkali akan ada tahap kedua atau ketiga. Tetaplah setia dan berharap. Kalau saudara berkata  Ya dan Amin, BERSUKACITALAH, dan berjalanlah bersama Yesus.

Selamat hari minggu, selamat  percaya dan selamat bersukacita. Tuhan Yesus memberkati. Amin

 

Shalom,

 

Ev. Harles Lumbantobing.

 

 

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya 

di Daftar... ARSIP.......