Sabtu, 21 Oktober 2023

ANAK LEMBU EMAS

 

Kotbah Epistel Minggu 15 Oktober 2023

ANAK LEMBU EMAS

Keluaran 32:1-14

 

Shalom saudara/i  ku yang dikasihi Tuhan. Ibadah minggu ke 20 Setelah Trinitatis mengambil tema “BANYAK YANG DIPANGGIL, TETAPI SEDIKIT YANG DIPILIH” yang di dasarkan pada kitab Injil Matius 22:1-14. Untuk pendahuluan kotbah (Epistel) yang dibahas di ibadah rumah-rumah (sektor/weik) adalah Keluaran 32:1-14. Dalam kotbah evanggelium, Yesus membuat perumpamaan tentang banyaknya orang yang dipanggil untuk mengikuti pesta perjamuan itu tetapi hanya sedikit yang dipilih yaitu yang datang dengan berpakaian pesta.

Demikian juga dalam epistel ini bahwa Tuhan memanggil begitu banyak orang Israel keluar dari perbudakan Mesir untuk di bawa ke tanah perjanjian, tetapi akhirnya hanya sedikit yang sampai ke tanah perjanjian itu. Semua mati di padang gurun. Yang akhirnya masuk ke tanah perjanjian hanya Kaleb dan Yosua ditambah semua anak-anak yang lahir di padang gurun. Dalam nas epistel ini kita melihat bahwa diantara semua yang dipanggil keluar dari tanah Mesir itu, ada 3000 jiwa yang tereliminasi akibat dosa-dosa mereka. Mereka dipanggil keluar dari tanah Mesir menuju tanah perjanjian tetapi hanya sedikit yang terpilih yang boleh masuk ke tanah perjanjian itu.

Namun dalam pembahasan Kotbah Epistel ini,  kita melihat hal-hal penting lain selain dari tema minggu ini menyangkut panggilan dan pilihan. Peristiwa anak lembu emas ini sesungguhnya sarat pelajaran penting yang Tuhan berikan.

Jika kita melihat dalam ayat 1 yang berkata “Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan “ menunjukkan bahwa mereka menggunakan kacamata jasmani, tidak menyikapi secara rohani, dan tidak memiliki pikiran positif atau prasangka baik tentang kondisi Musa di atas gunung. Mereka meraba dan menebak tentang apa yang terjadi dengan Musa. Hal itu bisa saja terjadi dan wajar ketika mereka tahu bahwa sejak keluar dari perbudakan Mesir sampai di tempat mereka sekarang Musa-lah bagi mereka pemimpin dan penuntun arah, dan utusan Tuhan  untuk membawa mereka keluar dari perbudakan Mesir. Sekarang Musa sudah 40 hari 40 malam berada di atas gunung itu. Mereka tidak tahu apa lagi yang mereka harus lakukan, sampai  kapan mereka menunggu, dan beragam pikiran lainnya yang mungkin membuat mereka mengambil kesimpulan juga bahwa Musa barangkali sudah mati.

Pernyataan mereka yang berkata “Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami “ kita melihat bahwa dalam situasi itu, mereka sadar dan menyadari betapa perlunya bertuhan atau memiliki sembahan yang akan memimpin dan menolong mereka menjalani hidup ke depan. Kondisi mereka yang sudah diperbudak selama 400 tahun di Mesir membuat mereka terkontaminasi dengan berbagai sembahan  selain Allah yang benar seperti patung-patung, dewa-dewa dan beragam sembahan lainnya di Mesir. Dalam pikiran mereka bahwa Tuhan itu bisa dibuat dan diciptakan oleh manusia, dan identitas dan kuasanya bisa dibuat sesuai dengan keinginan manusia itu.

Sejak Musa datang, sesungguhnya mereka sudah melihat kuasa Tuhan dan perlindungan Tuhan bagi mereka sejak keluar dari tanah Mesir, bahkan sebelum keluar dari Mesir mereka sudah menyaksikan 10 tulah (keajaiban) yang hebat di Mesir yang diperbuat Allah yang disembah Musa yang dikenal dengan Allah Abraham, Ishak dan Yakub. 400 tahun di perbudak Mesir dipastikan mereka belum pernah melihat langsung kehebatan dan kedahsyatan allah lain seperti yang diperbuat Allah nenek moyang mereka yaitu Allah Abraham, Ishak dan Yakub yang datang menjumpai dan melepaskan mereka.

Tetapi saat ketakutan, keraguan, pikiran negatif, dan buruk sangka muncul di benak mereka akibat Musa belum turun dari Gunung Tuhan maka mereka tidak bisa melihat kebenaran yang sudah terpampang di hadapan mereka bahwa TUHAN-lah Allah yang benar dan satu-satunya Allah yang telah membawa mereka keluar dari perbudakan Mesir. Bukan allah lain apalagi allah buatan tangan manusia.

Sangat dimungkinkan sebenarnya mereka meminta Harun untuk memanggil Allah yang benar, tetapi mungkin karena Allah yang Musa perkenalkan kepada mereka tidak seperti allah-allah lain yang disembah di Mesir yang bisa dilihat oleh mata, bisa langsung berdoa berhadapan, bisa langsung meminta, bisa disentuh dan di cium tanda hormat, bahkan bisa dipertunjukkan kepada bangsa-bangsa lain, maka mereka menganggap Allah Israel yang Musa perkenalkan ini jauh, tidak tersentuh, tersembunyi, atau terlalu dahsyat, lambat mendengar, lambat menjawab, tidak terlihat sehingga tidak bisa dipuja dan sembah sesuai keinginan mereka. Karena itu mereka perlu allah yang sesuai konsep mereka.

 

Lewat Harun, mereka berhasil menciptakan allah yang mereka inginkan dan yang mereka mau sembah. Bahkan mereka memberikan atau menganugerahkan patung (anak lembu emas) itu predikat sebagai pembebas mereka dari perbudakan Mesir, lalu mereka memberikan penghormatan, korban bakaran dan korban keselamatan (persembahan) yang seharusnya diperuntukkan hanya kepada Allah yang hidup. Bahkan mereka mendirikan mezbah bagi patung itu dan merayakan hari raya Tuhan  kepada patung tuangan itu. Seharusnya itu semua adalah penghormatan dan persembahan bagi Tuhan. INI ADALAH KEKEJIAN bagi Tuhan yang dilakukan bangsa itu bersama Harun.

 

Harun adalah sosok yang muncul dalam proses penyelamatan bangsa Israel dari perbudakan Mesir  sebagai konsekuensi bagi Musa karena Musa mencoba menolak pengutusan Tuhan kepadanya untuk membawa bangsa Mesir keluar dari perbudakan Mesir. Dalam kemarahan dan Murka Tuhan kepada Musa maka Tuhan menghadirkan Harun.

Keluaran  4:14 (Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Musa dan Ia berfirman: "Bukankah di situ Harun, orang Lewi itu, kakakmu? Aku tahu, bahwa ia pandai bicara; lagipula ia telah berangkat menjumpai engkau, dan apabila ia melihat engkau, ia akan bersukacita dalam hatinya).  Musa berdalih bahwa dia tidak pandai bicara, padahal  karena dia tidak mau di utus pada saat itu. Akhirnya Tuhan berkata Harun akan menjadi juru bicara kepadanya.

Akhirnya dalam perjalanan sejarah Israel menuju tanah perjanjian Harun beberapa kali menjadi  pembawa masalah dalam pelayanan Musa.

 

(NB: Jika Tuhan sudah memanggil dan memilih kita atau menyuruh kita untuk melakukan sesuatu bagiNya, jangan banyak berdalih dan berusaha menolak Tuhan sebab Tuhan bisa saja akan menghadirkan Harun-Harun lain di dalam hidup kita.)

            Mari kita lihat bahwa:

Ø Melalui  Harun bangsa itu mendapatkan yang mereka inginkan yaitu menyembah tuhan buatan tangan manusia (buatan Harun) yang mereka anggap Tuhan bahkan yang mereka percayai yang membebaskan mereka dari perbudakan Mesir (ayat 4).

Ø  Melalui Harun bangsa itu rusak kelakuannya yaitu mereka menduakan Allah dengan berzinah dengan allah lain yaitu anak lembu emas buatan Harun (ayat 7).

Ø  Melalui Harun, bangsa Israel terancam di habisi dan dipunahkan kecuali Musa (ayat 10).

Ø  Melalui Harun, 3000 orang dari bangsa itu mati dalam satu hari (ayat 28)

Memang, kondisi ini  bukan sepenuhnya kesalahan Harun. Sebab melihat karakter bangsa Israel, tanpa Harun mau membuat anak lembu emas itu, bangsa itupun bisa saja akan membuat allah mereka sendiri dengan model yang berbeda. Tetapi Alkitab telah mencatat bahwa Harun sebagai orang nomor dua setelah Musa memiliki peran yang sangat besar dalam peristiwa ini. Barangkali akan berbeda jika Harun menolak, atau bahkan menegaskan kepada bangsa itu bahwa Tuhan akan marah dan menghukum jika mereka menyembah patung (ilah yang lain). Namun dalam kitab ini kita tidak menemukan itu, bahkan Harun berdalih menyalahkan bangsa itu dan dengan enteng berkata dalam ayat 24 “mereka memberikan perhiasannya kepadaku dan aku melemparkannya ke dalam api lalu keluarlah anak lembu ini”. Seakan-akan bahwa anak lembu emas itu muncul begitu saja tanpa dibentuk, dipahat, atau dibuat cetakannya dan diproses sedemikian rupa hingga terbentuk patung anak  lembu emas. Sebenarnya dia hanya mau cuci tangan atau  lepas tangan.

Saudara, dari kisah atau peristiwa ini, apa yang Tuhan mau sampaikan  kepada kita sebagai pelajaran yang dapat kita petik. Ada beberapa hal yang perlu kita simak sebagai pelajaran:

 

1.  Banyak orang saat ini yang tidak sabar dalam hidup, tidak sabar menanti Tuhan, tidak sabar dalam situasi yang sesungguhnya dia sendiripun tidak faham, namun terlalu terburu-buru mengambil suatu kesimpulan dan keputusan yang akhirnya merugikan dirinya sendiri.

2. Dalam situasi itu mereka seperti bangsa Israel ini tahu bahwa mereka perlu Tuhan, perlu sang Juru Selamat. Tetapi sering sekali mereka mempola dan membentuk tuhan mereka sendiri sesuai dengan konsep dan keinginan dirinya sendiri. Sehingga terbentuklah tuhan-tuhan yang lain di dalam dirinya, dan dia menganggap bahwa itulah Tuhan yang sebenarnya. Lalu dia percaya dan menyembah konsep allah yang ia bangun itu yang sesungguhnya bukan Allah.

3. Sama seperti Israel ini banyak orang merasa kalau menunggu Tuhan menjawab doa itu terlalu lama.  Atau berpikiran bahwa Tuhan itu jauh dan susah di hubungi. Bagi mereka Tuhan tidak pernah mau mengabulkan keinginan mereka, apalagi memaksa Tuhan harus turut kemauan mereka.

4. Akhirnya mereka akan jatuh kepada tuhan-tuhan yang palsu, ilah-ilah jaman, nafsu-nafsu duniawi, kuasa-kuasa kegelapan, yang bersedia memenuhi dan memuaskan segala keinginan mereka. Mereka rela memberikan hartanya yang paling berharga sekalipun (seperti bangsa Israel ini), memberikan waktunya, pikirannya, tenaganya bahkan menumbalkan keluarga dan anak-anaknya untuk tuhan yang palsu ini.

5. Dari kisah anak lembu emas ini kita belajar tentang pentingnya kesabaran,  pentingnya mengenal Allah dan seluruh karyaNya dalam hidup kita, serta mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepadNya, meskipun seakan-akan Allah sedang tidak menjawab kita, sedang tidak mendengar kita, seakan-akan tidak mau datang menjumpai kita atau seakan sedang meninggalkan kita, tetapi percayalah Allah tetap ada, tetap memperhatikan kita, dan Ia mampu membuat segala situasi dan kondisi yang terjadi demi kebaikan kita.

6.  Dari kisah anak lembu emas ini kita belajar bahwa kita tidak perlu tergiur dan tertarik akan segala kemudahan, penampilan, dan pancingan dunia ini yang mengkehendaki kita beralih atau berpaling dari Allah yang benar walau kita tidak bisa melihat Allah kita dengan mata jasmani kita, tidak bisa melihat cara kerjaNya, bahkan kehadiranNya selain dengan iman.

7.Jangan pernah menduakan Tuhan, bahkan berpaling dariNya sebab amarahNya seperti api yang menyala-nyala.

8. Jangan berkata bahwa apa yang kita peroleh apakah itu keberhasilan, usaha yang maju, rezeki, kelulusan dalam sebuah ujian, kenaikan jabatan, dan lain-lain adalah berkat dari  Tuhan, padahal kita tahu bahwa itu kita peroleh dengan cara yang Tuhan tidak kehendaki.  Jika itu kita teruskan bahkan kita umum-umumkan maka kita sedang sama dengan bangsa Israel  yang mengangkat-angkat anak lembu emas itu dan meninggikannya dan berkata itulah Tuhan yang telah membawa mereka keluar dari perbudakan Mesir. Padahal itu adalah kekejian bagi Tuhan dan akan tiba saatnya murka dan hukuman Tuhan akan dijalankan.

9. Kembalikan segala penghormatan, pujian, penyembahan, korban-korban ucapan syukur hanya kepada Allah yang benar yaitu Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah Israel yaitu Allah Tritunggal (Bapa, Anak dan Roh Kudus), tidak ada yang lain. Berikanlah persembahan kepadaNya, dan rayakanlah hari-hari perayaan Tuhan dengan benar dan penuh sukacita sebagaimana yang Tuhan kehendaki.

Kiranya renungan ini menolong dan menuntun kita kepada pengenalan yang lebih dalam akan Allah. Tuhan Yesus memberkati. 


Syalom, 

Ev. Harles Lumbantobing.


KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya 

di Daftar... ARSIP.......