Selasa, 29 Oktober 2024

TUHAN SANGGUP MELAKUKAN SEGALA SESUATU

 IBADAH SEKTOR GKPI

Minggu IV Oktober 2024

Tema:

TUHAN SANGGUP MELAKUKAN SEGALA SESUATU

atau:

TUHAN MENDENGARKAN SERUAN ORANG YANG PERCAYA

 

Ev. Markus 10:46-52 (TB)

 10:46 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan.

10:47 Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"

10:48 Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"

10:49 Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau."

10:50 Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus.

10:51 Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!"

10:52 Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

 ooooooo000oooooooo


Shalom,

Salam sehat dan salam Damai Kristus buat saudara/i sekalian dan selamat beribadah pada ibadah sektor di manapun saudara berada.

 

Di dunia ini tidak ada yang bisa dibuat menjadi jaminan. Dunia ini hanya sementara, sifatnya bisa berubah kapan saja. Terkadang kita sangka besok kita akan beruntung, besok kita akan mendapat ini dan itu, tetapi bisa saja hal itu berubah dari perkiraan kita. Manusia berencana Tuhanlah yang menentukan. Di tahun ini manusia berpikir akan melakukan ini dan itu, akan mencapai ini dan itu, tetapi dalam sekejap hal tersebut bisa sirna dan berubah drastis menjadi sesuatu yang tidak bisa di duga dan tidak terkendali. Hanya TUHAN yang tetap setia dan konsisten. Bahwa apa yang ditabur manusia itu juga yang dituainya.

Jika kita menabur kepercayaan dan keyakinan maka kita akan menuai hasil dari kepercayaan itu. Jika kita menabur ketaatan dan kesetiaan maka kita akan menuai hasil dari ketaatan dan kesetiaan itu, dan hal sebaliknya juga berlaku. Di luar hukum ini  kita berjumpa dengan rahasia / misteri Allah.

 

Dalam nas Firman Tuhan minggu ini bertemakan “TUHAN SANGGUP MELAKUKAN SEGALA SESUATU”, dan dalam ibadah sektor minggu ini dari Markus 10:46-53 bisa juga kita ambil tema “TUHAN MENDENGARKAN SERUAN ORANG YANG PERCAYA”. Ada hal penting yang bisa kita pelajari dari kisah orang yang buta yang disembuhkan oleh Yesus dari kebutaannya dalam ibadah ini.

 

Yesus senantiasa berjalan dari satu kota ke kota lain, dari desa ke desa untuk memberitakan kabar keselamatan kepada manusia bahwa Nubuatan sudah digenapai yaitu Mesias sudah datang dan sedang bersama-sama dengan manusia. Demikian juga sampai pada saat ini Yesus senantiasa berjalan di tengah-tengah kita, di keluarga kita, di lingkungan kita, di pekerjaan kita, di dalam penderitaan dan pencobaan yang kita hadapi dan Dia akan terus  berjalan menyatakan diriNya.

 

Apa yang  membuat banyak orang Kristen tidak mendapatkan apa yang diserukan kepada Tuhan? Melalui nas hari ini kita bisa melihat ada  4 hal yang membuat banyak orang Kristen yang tidak mendapatkan apa yang diserukannya kepada Tuhan:

1.      Terlalu  sering manusia membuang kesempatan yang Tuhan sediakan untuk bertemu denganNya.

Seperti orang buta itu, ketika Yesus sedang lalu melewati Bartimeus, dia tidak mau membuang kesempatan itu. Bartimeus  punya keyakinan bahwa “Inilah saatnya” TUHAN  Anak Daud sedang datang, saya tidak mau Dia lewat begitu saja dan saya tidak mendapatkan apa-apa.  Lalu dia berseru “ TUHAN ANAK DAUD KASIHANILAH AKU".

Saya yakin dan percaya ketika Bartimeus mendengar ada seseorang yang disebut Nabi yang sebagian orang lain juga sebut sebagai Mesias, sebagai tabib,  guru,  dan lain-lain telah datang maka setiap hari dia tentu selalu memikirkan Yesus, merindukan kapan Yesus itu melewati tempatnya supaya bisa bertemu dengan Yesus. Bartimeus meyakini dengan kuat bahwa Yesus lah satu-satunya jawaban permasalahannya.

2.      Manusia merasa sudah tidak perlu lagi TUHAN

Pada jaman sekarang ini dengan kemajuan teknologi di semua bidang membuat manusia semakin sombong dan sepertinya tidak memerlukan Tuhan lagi. Manusia merasa serba bisa dan sepertinya Tuhan tidak bisa berbuat apa-apa dengan apa yang mereka inginkan dan butuhkan. Tuhan terlalu lambat untuk menjawab, tetapi dunia ini dan segala fasilitasnya bisa memenuhi semua yang mereka ingini. Sehingga ketika mereka mengalami suatu pergumulan dan kendala yang tidak bisa mereka hadapi mereka mencoba mencari Tuhan. Mencoba mencari Tuhan bukan karena percaya dan yakin akan Tuhan, mengasihi Tuhan dan membutuhkan Tuhan. Tetapi hanya mencoba siapa tahu Tuhan bisa memenuhi keinginannya. Tuhan menjadi SALAH SATU  alternatif bagi dia. Benar bahwa TUHAN adalah jalan keluar dari segala permasalahan hidup manusia bahkan alam semesta ini. Tetapi Tuhan tidak bisa diperlakukan manusia sesuka hatinya saja. Sehingga ketika mereka berdoa dan berseru kepada Tuhan maka Tuhan tidak mendengar mereka, dan berkata Aku tidak mengenal engkau.

3.      Banyak orang Kristen saat ini yang tidak mengenal Tuhan dengan baik

Kenallah Tuhan dengan baik supaya kita tahu bagaimana cinta dan kerinduanNya bagi kita. Lalu kita menyadari dengan benar siapa kita dan Siapa Tuhan. Ungkapan orang buta itu yang berkata "Tuhan anak Daud Kasihanilah aku" (Dalam kitab Markus dan Lukas  ditulis “Yesus Anak Daud”) adalah pernyataan iman yang luar biasa. Bartimeus buta, tentu  tidak pernah membaca dan kemungkinan tidak ada yang mengajarinya. Bahkan buta itu bagi masyarakat saat itu adalah penyakit akibat dosa.  Dia mungkin hanya pernah mendengar nubuatan-nubuatan yang berkata suatu saat bahwa Mesias akan datang, lalu mungkin mendengar ciri-ciri Mesias itu dari nubuatan-nubuatan yang diceritakan oleh orang tuanya atau orang di sekitarnya. Namun ketika Bartimeus mendengar langsung bahwa saat ini ada orang yang datang dengan kuasa seperti itu, seperti ciri-ciri itu,  dia langsung percaya itulah Dia (Mesias). Lalu ia menyebut dengan nama yang benar yaitu TUHAN dan juga ungkapan “Anak Daud” (sebutan untuk Mesias) juga merujuk kepada Tuhan sendiri.  Sehingga pernyataan iman dan pengenalan yang itu membuat Bartimeus mendapatkan apa yang ia minta. Jadi bagi Bartimeus Yesus yang sedang diperbincangkan banyak orang itu bukan hanya tabib, guru atau nabi tetapi MESIAS  dan TUHAN.

 

4.      Banyak orang tidak mau berjuang dan berusaha bahkan mudah menyerah.

Saat ini orang cenderung maunya  instan, tanpa usaha langsung dapat, atau maunya langsung mujizat saja. Kalau kita lihat Bartimeus bahwa tantangan menghadang, ejekan dan ocehan orang lain terus menghalangi dia untuk bertemu dengan Yesus (Matius 20:31). Namun dia semakin giat dan keras untuk berseru “TUHAN ANAK DAUD KASIHANILAH AKU”.

Ada hal menarik yang bisa kita lihat dalam renungan hari ini bahwa  orang buta itu tidak serta merta mendapatkan apa yang dia inginkan. Karena dia harus memiliki tekad yang kuat untuk bertemu dengan Yesus

Lalu Yesus mendengar itu lalu menyapanya dengan berkata “APA YANG KAMU KEHENDAKI SUPAYA AKU PERBUAT BAGIMU?”. Lalu Bartimeus meminta supaya Yesus membuatnya melihat. Dalam Matius 20 ayat 34 berkata “Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia menjamah mata mereka dan seketika itu juga mereka melihat lalu mengikuti Dia”. Namun dalam Markus 12:46 dikatakan bahwa imannya lah yang membuat dia selamat dan sembuh.

Bartimeus mendapatkan apa yang dia rindukan dan selanjutnya dia mengikut Yesus.

 

Judul kotbah hari ini “ ALLAH SANGGUP MELAKUKAN SEGALA SESUATU atau TUHAN MENDENGARKAN SERUAN ORANG PERCAYA” adalah tema yang kedengarannya sangat indah dan menyenangkan hati setiap yang membacanya. Namun sesungguhnya ada makna penting yang perlu kita fahami dan yakini dalam tema itu. Kita harus memahami betul kata “Orang Percaya” dalam tema ini.

Kepercayaan orang buta itu bukan kepercayaan seperti  yang dimiliki orang-orang disekitarnya. Di mana kalau orang berpikir bahwa: 

  • Kalau orang lain percaya Yesus bisa menyembuhkan maka Yesus adalah tabib
  • Kalau orang lain percaya Yesus bisa memberi kekuatan dan perlindungan  maka Yesus adalah Pahlawan
  • Kalau orang lain percaya Yesus bisa memberi kekayaan maka Yesus adalah dermawan
  • Kalau orang lain percaya Yesus bisa memberi jalan maka Yesus adalah penunjuk jalan
  • Kalau orang lain percaya Yesus bisa hiburan atau tontonan maka Yesus adalah Artis

Tetapi bagi Bartimeus orang buta itu dia percaya  YESUS ADALAH TUHAN, melebihi semua pandangan dan sebutan orang-orang disekitarnya. Bartimeus menabur kepercayaan maka dia menuai hasil kepercayaan itu.

 

Saudara-saudara sebagaimana pada masa itu Yesus terus berkeliling menyampaikan kabar baik itu kabar keselamatan itu, saat ini juga Yesus datang lewat FirmanNya kepada kita masing-masing apakah kita akan melewatkan begitu saja kesempatan itu untuk bertemu dengan Yesus dan menyampaikan permohonan kita?. Yesus berkata apa yang Engkau kehendaki supaya Aku perbuat bagimu? Saudara mintalah maka kamu akan diberi ketuklah maka pintu akan dibukakan carilah maka kamu akan mendapat. Tangan Tuhan selalu terbuka untuk memberikan berkat-berkatNya bagi anak-anakNya. Ingatlah TUHAN SANGGUP MELAKUKAN SEGALA SESUATU.

 

Tetapi mengapa banyak orang merasa bahwa Tuhan tidak mendengar doa mereka?. Tuhan bukan tidak mendengar keluhan-keluhan dan seruan dari pada anak-anaknya, tangan Tuhan bukan kurang panjang untuk menolong orang-orang yang dikasihiNya tetapi saudara, dosalah yang menjadi penghalang yang utama bagi seseorang untuk mendapatkan jawaban doa daripada Tuhan. Keempat hal yang dijelaskan di atas adalah dosa. Karena itu sebelum kita minta kepada Tuhan, sebelum kita memohon kepada Tuhan, sadarilah dan akuilah dosa-dosa kita. Kemudian ambillah sikap dan tekad untuk bertemu dengan Tuhan. Janganlah ingin bertemu dengan Tuhan hanya karena ketika kita mau meminta atau jika ada maunya baru datang. Tetapi rindukanlah Dia senantiasa. Kesalahan banyak orang saat ini adalah memanggil dan memerlukan Tuhan hanya ketika dia butuh, ketika ada perlu baru dia datang kepada Tuhan.

 

Saudara  ayat 46 berkata: “Ada orang buta yang duduk di pinggir jalan mendengar, bahwa Yesus lewat, lalu dia berseru: "Tuhan, Anak Daud, kasihanilah aku!".

Kata yang saya garis bawahi “Yesus lewat” menjadi harapan bagi kita. Seperti  lirik  lagu Kidung Jemaat no. 26 “MAMPIRLAH DENGAR DOAKU”

Mampirlah, dengar doaku, Yesus Penebus, Orang lain Kauhampiri, jangan jalan t’rus. Yesus, Tuhan, dengar doaku; Orang lain Kau hampiri, jangan jala t’rus.

Mari, ketika Yesus lewat rumah kita, lewat hati kita, lewat pekerjaan dan aktifitas kita atau saat ini ketika Yesus datang lewat Firmannya kepada kita, serukan dan katakanlah “YESUS TUHAN DENGAR DOAKU, ORANG LAIN KAU HAMPIRI JANGAN JALAN T’RUS atau sama dengan "YESUS ANAK DAUD KASIHANILAH AKU"

Amin 

Shalom, Tuhan Yesus memberkati.

Ev. Harles Lumbantobing


KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya 

di Daftar... ARSIP.......

 

Kamis, 24 Oktober 2024

IBADAH YANG SEJATI

 

 Renungan Minggu, 20 Oktober 2024

“IBADAH YANG SEJATI”

By: Ev.H.Lumbantobing

 


Roma 12:1-8( TB)

 

12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

12:3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.

12:4 Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,

12:5 demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.

12:6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.

12:7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;

12:8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

 

--------------

 

Shalom saudara-saudariku dalam Kristus Yesus. Kiranya saudara-saudari senantiasa tetap dalam lindungan Tuhan kita Yesus Kristus. Seperti apapun kondisi dan keadaan kita saat ini tetaplah bersyukur sebab Tuhan itu tetap baik kepada setiap umatNya.

Renungan Ibadah minggu 20 Oktober 2024 ini mengambil tema IBADAH YANG SEJATI yang didasarkan kepada Roma 12:1-8. Setelah begitu panjang Rasul Paulus mengajarkan  pokok-pokok pemahaman iman orang percaya kepada Allah mulai pasal 1, maka tiba saatnya dia menjelaskan dan mengajarkan kewajiban-kewajiban apa yang harus dilakukan oleh orang percaya dalam kehidupannya sebagai bukti dan praktek setelah mengalami kelahiran kembali, perubahan status dari hamba dosa menjadi hamba kebenaran, dari orang berdosa yang dijatuhi hukuman mati (kebinasaan) menjadi orang bebas merdeka karena pembenaran oleh darah Kristus yang menghidupkan.

Melihat pada tema ini tentang Ibadah  yang sejati, tentunya ada juga ibadah yang tidak sejati (palsu). Beberapa ibadah yang palsu ini terekam dalam Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian baru. Misalnya seperti apa yang disebutkan dalam  2 Timotius 4:3-4 (peribadahan yang hanya mengumpulkan guru-guru palsu yang mengenakkan telinganya saja, dan memalingkan diri dari kebenaran), atau seperti dalam Injil Matius 15:8-9 (Beribadah dan memuji Tuhan dengan bibirnya tetapi hatinya jauh dari Tuhan)

Kalau begitu seperti apakah yang disebut sebagai ibadah yang sejati itu menurut Roma 12:1-8 ini?

Saudaraku, kekristenan tidak hanya bicara tentang dogma atau pedoman-pedoman saja yang sifatnya sebatas pengetahuan yang teoritis, tetapi Kekristenan menjadi sempurna ketika  juga berbicara tentang hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-hari yang dapat mengatur pola hidup, sikap hidup, dan perilaku hidup yang benar sebagai pengikut Kristus.

Melakukan kewajiban-kewajiban ini sebagai hal yang praktis dalam kehidupan setiap orang percaya tidak terlepas (tidak boleh dipisahkan) dari hak istimewa (anak Allah, ahli waris kerajaan sorga, kemenangan atas dosa, hamba kebenaran) yang Tuhan sudah berikan kepada kita sejak kita beriman dan percaya kepadaNya. Justeru yang sudah mendapatkan hak-hak istimewa itulah yang berkewajiban melakukan segala hal yang diwajibkan kepadanya sebagai bentuk persembahan kita kepadaNya.

Ayat pertama dalam pasal 12 ini dimulai dengan nasihat dari Rasul Paulus yang menyatakan tentang persembahan yang Tuhan kehendaki dan ibadah yang Tuhan kehendaki. Satu-satunya tanda bakti kita yang Tuhan kehendaki ( tanda bakti=Ibadah yang sejati) adalah dengan mempersembahkan tubuh kita sebagai tiga hal yaiti: Yang Hidup, Yang Kudus, dan Yang Berkenan Kepada Allah. Tiga hal  ini menjadi patokan untuk mencapai ibadah yang sejati. Ketiga hal ini tidak bisa berdiri sendiri tetapi harus satu paket dalam kehidupan orang percaya.

Kita sudah ditebus dan harganya telah lunas dibayar lewat darah Kristus yang tercurah di Golgata ( 1 Korintus 6:20). Karena itu hidup kita bukan milik kita lagi tetapi milik Kristus (Galatia 2:20). Karena itu lewat nas Firman Tuhan ini kita diajarkan beberapa hal tentang bagaimana mempersembahkan tubuh itu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah yang disebut sebagai ibadah yang sejati.

Persembahan yang hidup bukanlah persembahan yang mati yang tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Tetapi selama masih ada detak jantung dan tiupan nafas kita, kita mempersembahkan tubuh kita untuk kemuliaan nama Tuhan. Jadi totalitas hidup kita sejak kita bangun tidur sampai akan tidur lagi semua kita lakukan dalam konsep  persembahan kepada Tuhan. Lalu tubuh jasmani berserta pikiran kita harus kita kuduskan dan tidak menyerahkannya kepada kecemaran.

Di jaman Perjanjian Lama, untuk bangsa Israel mempersembahkan korban binatang seperti sapi, domba dan lain sebagainya sebagai korban- korban persembahan mereka. Setelah binatang itu disembelih lalu darahnya dipercikkan ke mezbah dan selebihnya daging-dagingnya dibakar sebagai korban bakaran untuk penghapusan dosa. Begitulah seterusnya jika mereka mau mengadakan kurban penghapusan dosa.

Praktek ini terus berlangsung sampai Yesus datang dan mempersembahkan diriNya sebagai korban yang sempurna yang sekali berkorban sudah cukup sebagai korban penghapusan dosa seluruh umat manusia di masa yang lampau, sekarang dan masa yang akan datang. Dengan mempersembahkan diriNya, Yesus mati di kayu salib dan darahNya tercurah untuk menyucikan kita manusia dari dosa.

Namun sekarang Tuhan mengkehendaki kita yang percaya kepadaNya untuk mempersembahkan tubuh dan segenap hidup kita sebagai persembahan yang hidup kepadaNya. Bukan lagi persembahan yang mati atau harus dimatikan dulu, sebab ketika kita percaya dan beriman kepada Yesus kita sudah turut mati dan dibangkitkan bersama Kristus (Roma 6:2-5). Jadi persembahan yang hidup kepada Tuhan maksudnya bahwa hidup kita sekarang ini bukan lagi untuk diri kita sendiri tetapi hidup untuk Kristus (II Korintus  5:15 Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka).

Selanjutnya bagaimana  kita bisa mempersembahkan tubuh kita ini sebagai persembahan yang kudus? Dalam ayat 2-8 Nas ini berbicara beberapa hal tentang ini.

Yang pertama di ayat 2 adalah bahwa kita harus berani tampil beda dengan dunia ini. Untuk mencapai ini tidak mudah, sebab kita harus siap dan berani untuk melawan arus, siap untuk tidak populer, tidak disenangi, dan mungkin dihindari oleh orang banyak yang selalu ikut arus dunia ini.  Karena itu dalam nas ini kita diajarkan bahwa untuk menjadi tidak serupa dengan dunia ini kita harus berubah  oleh pembaharuan budi. Pembaharuan ini mengandung arti ber-transformasi yaitu perubahan yang sempurna. Yang sangat berbeda antara saat belum berubah dengan saat setelah berubah. Bahkan cenderung yang lama itu tidak nampak lagi. Mari ingat Firman Tuhan dalam 2 Korintus 5:17 yang berbunyi:

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”.

Manusia lama dengan sifat dan karakternya yang lama sudah berlalu  yaitu karakter dosa, dan muncullah sekarang  manusia baru dengan sifat dan karakter Kristus. Transformasi atau perubahan ini sangatlah perlu untuk tujuan supaya bisa membedakan kehendak Allah.

Kehendak Allah ini mencakup tiga hal juga yaitu apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempura. Ketiga hal ini tidak boleh dipisahkan dalam mencari dan mengetahui kehendak Allah, Sehingga apa yang baik belum tentu berkenan dan apa yang berkenan belum tentu sempurna. Sehingga yang sempurna itu pasti berkenan dan yang berkenan itu  pasti baik. Di sinilah perlunya kita memiliki perubahan oleh pembaharuan budi itu supaya kita tidak salah langkah atau salah memilih tujuan hidup. Tanpa kebenaran Alkitab, membaca dan  merenungkannya pembaharuan budi ini akan sulit terjadi. Sebab Firman Allah berkata dalam 2 Timotius 3:16 “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”.

          Yang kedua di ayat 3 adalah bahwa kita tidak boleh membiasakan diri untuk memikirkan hal-hal yang lebih tinggi daripada yang patut dipikirkan. Namun dikatakan supaya kita bisa berpikir sedemikian rupa. Artinya berpikir sewajarnya. Tidak menjadi penghayal, menjadi diri sendiri dan tidak selalu ingin menjadi orang lain. Tidak selalu mengurusi, atau memikirkan dan menginginkan karunia atau talenta orang lain tetapi yang ada pada dirinya sendiri yang menjadi bagiannya tidak pernah mau mengerjakannya.

Hal ini sangat perlu dilakukan untuk menjaga hati yang bersih dan kudus supaya bisa menguasai diri dalam segala hal dan tidak bertindak yang terlalu jauh melampaui apa yang dibebankan kepadanya. Jadi ukuran iman yang Tuhan karuniakan kepadanya itulah yang seharusnya dipikirkan dan dilakukan.

Yang ketiga di ayat 4-8 adalah bahwa setiap orang harus bisa saling menghargai karunia masing-masing yang dipercayakan kepadanya. Kita semua punya kedudukan yang sama di hadapan Tuhan. Bahwa kita semua adalah satu tubuh meski banyak anggota dan fungsi masing-masing. Kita semua diciptakan dengan berbagai maksud dan tujuan masing-masing. Lalu untuk mencapai tujuan dan maksud itu  masing-masing diperlengkapi dengan karunia yang berbeda-beda sesuai tujuannya. Namun kita semua adalah satu tubuh dan Kristus adalah kepalanya. Jadi antara yang satu dengan yang lain memiliki status yang sama yaitu sebagai anggota. Kepada masing-masing anggota diberikan fungsi masing-masing yang  sesuai dengan karunia yang diterimanya.

Karena itu sebagai mana anggota-anggota tubuh kita bahwa semua tindakan yang dilakukan oleh setiap fungsi-fungsi yang berbeda itu adalah untuk mencapai satu tujuan dari apa yang telah dipikirkan dan diputuskan oleh kepala, maka mari kita sesama anggota juga melakukan hal yang sama. Jika tidak demikian maka akan terjadi kekacauan dan ketidakwajaran apabila setiap anggota tubuh bertindak bukan dengan tujuan yang sama dan bukan dengan fungsi mereka masing-masing. Bayangkan jika mata ingin mengambil alih tugas kaki, dan mulut ingin mengambil alih tugas telinga, pasti akan terjadi kekacauan dan keributan.

Karena itu setiap kita yang percaya kepada Kristus juga adalah sesama anggota  antara yang satu dengan yang lain. Mari saling menghormati, menghargai, menjaga dan mengerjakan karunia masing-masing dengan demikian terjagalah kekudusan hidup kita, sebab iri hati, dengki dan cemburu atas karunia orang lain hanya akan menghasilkan perpecahan dan pertengkaran yang mencemarkan dan mengotori diri kita dan tubuh Kristus itu secara umum.

 

Itu sebabnya Rasul Paulus menasihatkan bahwa: jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita”. Artinya mari menjaga kekudusan hidup kita dengan melakukan kewajiban kita sesuai dengan karunia yang diberikan kepada kita masing-masing. Jangan ribut dan usil apalagi iri dengan karunia atau talenta orang lain.

Apa yang kita pelajari dari ayat 2-8 inilah yang membuat persembahan tubuh yang hidup itu kudus. Jadi mari layani Tuhan kita dengan mempersembahkan  hidup kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus serta konsisten melakukan apa yang menjadi bagian kita, maka itu menjadi persembahan yang sempurna. Inilah yang disebut dengan ibadah yang sejati.

Dari uraian di atas maka berikut ini menjadi poin-poin penting yang bisa kita pegang sebagai intisari dari renungan kita minggu ini yaitu:

  1. Persembahan tidak pernah terlepas dari penyembahan dan penyembahan akan benar jika kita mengenal Allah yang benar lewat pengajaran Firman yang kita terima.
  2. Hidup kita yang kita lakoni sehari-hari adalah sebuah persembahan yang hidup. Lakukan segala aktifitas kita dengan sebuah motivasi bahwa itu semua kita lakukan sebagai persembahan ucapan syukur kepada Tuhan yang telah menyelamatkan kita.
  3. Hal kecil apapun yang bisa kita lakukan maka lakukanlah demi untuk kemuliaan Tuhan.
  4. Semua ada porsi masing-masing, jangan memikirkan terlalu tinggi. Jika kita hanya bisa memberi tenaga maka berikanlah tenaga. Jika kita punya hikmat dan nasihat atau  ilmu maka berikanlah itu. Jika kita tidak punya  waktu dan tenaga maka berikanlah harta yang kita miliki. Jika kita tidak punya apapun berikanlah doa.
  5. Jadi maksudnya: sekarang apa yang ada pada kita persembahkanlah itu untuk Tuhan. Jangan berangan-angan misalnya jika saya punya banyak uang maka saya akan memberikan ini, itu, menyumbang ini, itu, dan seterusnya. Bisa-bisa saat kita memiliki harta itu semua malah sebaliknya kita sendiri akan dibawa semakin jauh dari Tuhan.
  6. Ibadah yang sejati dengan mempersembahkan tubuh kita adalah bahwa sekarang saatnya bagi orang yang sudah ditebus untuk mempersembahkan hidupnya, waktunya, tenaganya, ilmunya,  berkat-berkatnya untuk kemuliaan Tuhan.
  7. Itu bukan sebagai balasan supaya Tuhan senang karena sudah memberikan nyawanya untuk menebus kita, tetapi lebih dari itu, bahwa mempersembahkan semua itu adalah sebagai kewajiban bagi setiap orang yang sudah menjadi milik Kristus.
  8. Sebab harta sebanyak apa yang bisa kita berikan untuk membalas kasih Tuhan kepada kita, tenaga sekuat apa yang bisa kita berikan membalas semua keletihan, kesakitan dan darah yang tercurah ketika memikul salib di Golgota itu demi keselamatan kita? TIDAK ADA.
  9. Karena itu Tuhan hanya ingin kita mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepadaNya sebagai ibadah kita yang sejati.
  10. Jadi kalau selama ini kita sibuk memikirkan kepentingan diri kita sendiri, maka saatnya sekarang kita mengeluarkan segala potensi kita, talenta kita yang Tuhan telah karuniakan dan percayakan untuk membangun jemaat, membangun kerajaan Allah di dunia ini sesuai dengan karunia masing-masing. Ingatlah bahwa segala yang Tuhan percayakan bisa  Tuhan tarik kembali jika akhirnya kita tidak bisa dipercaya (Matius 25:26-30).

Kiraya Tuhan memberkati dan menolong  kita semua sampai Tuhan Yesus datang kedua kali. Amin.

Shalom,

Ev. Harles Lumbantobing



KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya 

di Daftar... ARSIP.......

 


Kamis, 17 Oktober 2024

ANTARA INJIL DAN IMAN

 

Draft/Outline Kotbah Ibadah Sektor Minggu II 2024

Tema:

ORANG BENAR AKAN HIDUP OLEH PERCAYANYA


Ep: Roma 1:16-17

1:16 Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.

1:17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."

 -------------------

  1. Penjelasan tentang dosa dan keadaan manusia yang terancam kebinasaan dan kematian oleh karena dosa
  2. Manusia tidak akan sanggup untuk menyelesaikan dosa walau terkecil sekalipun.
  3. Jadi masalah terbesar manusia adalah dosa.
  4. Tidak ada kekuatan apapun di alam semesta ini yang bisa melepaskan manusia dari akibat dosa ini. Roma 6:23
  5. Sehingga kematian akibat dosa ini adalah hal yang menakutkan  bagi manusia.
  6. Kalau begitu adakah jalan keluar yang dibuat manusia supaya tidak mengalami kematian kekal di api neraka?  Tidak ada, satu-satunya jalan keluar adalah dari Allah saja

Nas Firman Tuhan ini akan saya uraikan dalam bentuk tanya jawab untuk menjadi pembelajaranbagi kita. Ada beberapa pertanyaan yang harus terjawab dalam kehidupan beriman setiap orang Kristen tentang hubungan antara Injil dan Iman seperti berikut ini:

 

1.      Q: Apakah kekuatan Allah yang menyelamatkan itu?

A: Injil

2.      Q: Apakah Injil itu sehingga Injil bisa menyelamatkan?

A: Injil adalah Kabar baik tentang Allah yang telah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia dengan menebus manusia itu dari dosa dengan darahNya sendiri, sehingga manusia itu selamat dari kematian dan kebinasaan kekal.

3.      Q: Apakah artinya bahwa semua manusia sekarang tanpa kecuali sudah otomatis selamat dengan pengorbanan Yesus itu?

A: Tidak, hanya orang yang menerima Injil itu yang akan selamat, selainnya akan mati binasa.

4.      Q: Bagaimana Injil itu bisa diterima seseorang?

A: Injil itu diterima seseorang sebagai anugerah dan hanya bisa diterima dengan iman

5.      Q: Apakah ada jalan lain selain iman?

A: Tidak, manusia tidak bisa mengandalkan logika, pikiran, kekuatan, harta, atau apapun selain iman. Sebab semua itu sudah terkontaminasi dengan dosa,  dan natur manusia sudah menjadi berdosa. Jadi tidak mungkin logika, pikiran, dan pengetahuan manusia yang sudah tercemar itu sanggup dan bisa untuk menerima jalan keselamatan yang Tuhan telah kerjakan dan sediakan. Jadi tidak ada jalan selain iman.

6.      Q: Apa itu Iman?

A: Ibrani 11:1 “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat

7.      Q: Apakah maksudnya?

A: Artinya bahwa dasar kita untuk mempercayai itu  bukan karena melihat, memegang, atau mendengar, tetapi iman itu menjadi dasar kita mengharapkan sesuatu dengan yakin tentang sesuatu yang jauh di sana, dan iman tersebut membuat kita yakin dan percaya bahwa apa yang kita harapkan itu sudah terbukti  dan pasti terbukti walaupun kita belum melihatnya sekarang.

8.      Q: Dari manakah  datangnya iman?

A: Roma 10:17 berkata bahwa Iman muncul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Tuhan.

9.      Q: Jadi tergantung apakah pertumbuhan atau kadar iman seseorang itu?

A: Tergantung seberapa banyak dia mendengar Firman Tuhan dan memeliharanya. Jadi makin sedikit dia mendengar Firman Allah makin tipis atau kecil imannya. Sebaliknya semakin banyak dan sering dia mendengar firman Allah maka imannya akan semakin bertumbuh dan besar.

10.  Q: Bagaimana lewat iman Injil itu berkuasa menyelamatkan seseorang?

A: Roma 10:13. Ketika mendengar Injil dan menerimanya dengan Iman, maka seseorang akan berseru demi nama Tuhan dan dia akan diselamatkan.

11.  Q: Bagaimana  prosesnya sehingga seseorang itu sampai bisa oleh Injil  berseru dalam nama Tuhan?

A: Roma 10:13-15: Ada orang yang dengan rela mau di utus untuk memberitakan/mengabarkan Injil, lalu Dia memberitakannya, sehingga ada orang yang mendengarnya. Kemudian orang yang mendengar itu menjadi percaya (beriman terhadap Injil yang diberitakan itu). Setelah itu orang yang percaya itu akhirnya dengan iman dia bisa berseru kepada nama Tuhan sehingga dia diselamatkan.

12.  Q: Siapa sajakah yang bisa selamat oleh iman itu?

A: Roma 1:16 berkata bahwa setiap orang tanpa pandang bulu bisa diselamatkan oleh Injil itu asal dia percaya atau beriman kepada Injil yang diberitakan itu.

13.  Q: Jadi apa yang bisa kita pegang dan yakini melalui nas Firman Tuhan ini?

A: 1.Lihatlah betapa pentingnya pemberitaan Injil dan betapa pentingnya ada orang yang mau di utus dan dipakai oleh Tuhan untuk mengabarkan Injil itu. Karena itu ambil bagianlah

     2. Begitu juga betapa penting sekali  setiap orang yang mendengar kabar baik yaitu Injil yang menjadi kekuatan Allah yang menyelamatkan itu di dengar, dipercayai dan di imani, sehingga dengan demikian Allah akan menganugerahkan keselamatan yang dari padaNya kepada setiap orang yang percaya.

3. Jangan malu karena Injil. Jika kita malu itu sama artinya malu mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamatnya ( ingat Lukas 9:26). Beritakanlah  dan saksikanlah dalam kehidupan kita sehari-hari, sebab diri kita adalah kitab-kitab yang terbuka kepada semua orang dan yang menjadi kotbah-kotbah yang hidup bagi setiap orang yang melihatnya.

4. Iman kepada berita Injil yaitu Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan menuju keselamatan yaitu kehidupan yang kekal



Shalom,


Ev. Harles Lumbantobing



KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya 

di Daftar... ARSIP.......

 

ORANG BENAR AKAN HIDUP OLEH PERCAYANYA

Draft/Outline Kotbah  Ibadah Minggu, 13 Oktober 2024

Tema:

ORANG BENAR AKAN HIDUP OLEH PERCAYANYA


Ev: Habakuk 2:1-4

2:1 Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan dijawab-Nya atas pengaduanku.
2:2 Lalu TUHAN menjawab aku, demikian: "Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya.
2:3 Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.
2:4 Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.

Nas ini saya akan sajikan menjadi pembahasan ayat-per ayat untuk memudahkan dalam mempersiapkan kotbah minggu ini:

 

Pasal 2:1 Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan dijawab-Nya atas pengaduanku.

(Sikap kita di dalam doa  yaitu  siap-sedia dan penuh keyakinan (keoptimisan) bahwa Tuhan pasti akan datang dan berbicara kepada kita. Inilah sikap Komunikasi 2 arah dalam doa antara orang percaya dengan Tuhan. Dari sikap siap dan optimis ini kita melihat betapa keyakinannya akan Tuhan yang akan merespon dan menjawab doa permohonannya).

Demikian jugalah sikap dan keyakinan kita akan Tuhan. Tidak boleh goyah, ragu dan bersifat sementara. Tetapi ketika kita berdoa, mengadu kepada Tuhan harus disertai dengan sikap optimisme kepada Tuhan. Sikap ini tidak di akhir setelah mendapat jawaban, tetapi di awal sebelum kita menyampaikan segala doa dan keluh kesah kita kepada Tuhan.

 

Pasal 2:2 Lalu TUHAN menjawab aku, demikian: "Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya.

(Kita punya tugas  menulis dan mengukir = membuat jadi bisa dilihat dan dibaca oleh generasi manusia selanjutnya)

Dengan demikian apa yang dipesankan dan dinubuatkan oleh Tuhan tetap di baca, diketahui dan diingat oleh setiap orang yang membacanya. Inilah sesungguhnya tugas orang percaya yaitu mengabarkan kabar baik (injil) dan memastikannya bisa didengar oleh semua orang. Sebelum penghakiman akhir jaman terjadi. Supaya setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamatnya secara pribadi tidak ikut dihukum dalam neraka dengan perapian yang menyala-menyala itu.

Mengabarkan dan menyampaikan kabar baik (injil) adalah dengan perkataan dan juga dengan perbuatan (sikap hidup dan keteladanan) kita.

Orang akan bisa melihat dan membaca Tuhan Yesus  di dalam diri kita. Jadi diri kita sendiri adalah media menulis dan mengukir Firman Tuhan itu yang akan dibaca semua orang.

 

Pasal 2:3 Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.

(Semua yang Tuhan Firmankan dan nubuatkan pasti akan terjadi dan terlaksana. Jika sekiranya janji atau nubuat Tuhan itu terlihat bagi kita seperti melambat,  tetaplah nantikan sebab itu pasti akan terjadi. àitulah IMAN PERCAYA)

Secara pribadi setiap orang percaya harus memelihara imannya terhadap kedatangan Yesus kedua kali (Maranatha) yang tidak seorangpun tahu, dan sambil melaksanakan amanat Agung Tuhan Yesus (Matius 28:19-20)  sebagai tugas kita yang memaknai perintah Tuhan dalam Habakuk 2: 2 ini supaya menuliskan dan mengukir itu supaya semua orang bisa melihat dan membacanya.

Allah tidak bernah berdusta, jika kedatanganNya yang pertama yang sudah ribuan tahun dinubuatkan dalam Perjanjian Lama digenapi, maka pasti kedatanganNya kedua kali dan penghakiman di akhir jaman itu pasti akan terjadi juga. Inilah IMAN PERCAYA, dan setiap orang yang mengimani ini akan hidup.

 

Pasal 2:4 Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.

(Siapa yang hidup benar di atas iman percayanya itulah yang akan hidup dan melihat semua janji-janji Tuhan itu di dalam hidupnya.)

Tetapi orang yang merasa tidak memerlukan juru selamat, yang merasa bisa hidup dengan usaha dan kekuatannya sendiri, yang merasa usahanya untuk hidup baik, tidak mengganggu orang lain, tidak jahat,  rajin berderma, bisa melepaskannya dari penghakiman di akhir jaman adalah orang yang sombong. Di mana hanya orang sombonglah satu-satunya yang tidak akan selamat, sebab dia tidak membutuhkan Yesus Kristus sebagai juru selamatnya.

Namun siapa yang merendahkan dirinya di hadapan Tuhan, mengakui anugerah keselamatan yang sudah Yesus kerjakan dan menerimanya sebagai satu-satunya jalan keselamatan itulah yang akan hidup selama-lamanya.

 

Refleksi:

1.    Pergumulan sering sekali mencobai atau menguji setiap manusia  di dunia ini.  Pergumulan bisa membuat manusia itu semakin jatuh, berdosa, bahkan sampai mati sengsara dalam kematian kekal api neraka.

2.    Namun sebaliknya pergumulan hidup juga bisa membuat manusia menjadi semakin kuat, dan hidup selama-lamanya dalam kebahagiaan sorgawi.

3.    Satu-satunya yang bisa membuat pergumulan menjadi jalan bagi seseorang untuk hidup dan beroleh keselamatan adalah ketika seseorang mau datang kepada Tuhan dan menggantungkan harapannya kepada Tuhan serta dengan iman yang teguh kepada Tuhan selama menghadapi pergumulan itu.

4.    Ketika datang kepada Tuhan,  yakinlah, jangan ragu, percayalah bahwa Dia adalah Bapa yang selalu mendengar dan menjawab setiap doa dan permohonan anak-anakNya.

5.    Hidup kita adalah tulisan dan kitab terbuka yang akan dibaca oleh setiap orang. Ingat, tulis, dan ukirkanlah Firman Tuhan dalam kitab itu supaya setiap orang mengatahui jalan keselamatan itu dan diri kita menjadi kitab yang berisi tulisan yang menunjukkan arah dan jalan yang benar kepada setiap orang.

6.    Lakukanlah semua itu sebagai tugas dan bentuk keyakinan kita akan semua janji dan nubuatan Tuhan yang pasti akan digenapiNya. Dan Tuhan bersegera akan datang. Maranatha Tuhan Yesus datang kedua kali. Tuhan memesankannya kepada setiap kita yang percaya kepadaNya.

7.    Konsistensi Iman percaya kita kepada Tuhan dan pengharapan kita akan penggenapan janjiNya tentang kedatanganNya kedua kali dan penghakiman di akhir jaman akan menjamin hidup setip orang percaya sampai kekekalan.


Shalom

Ev. Harles Lumbantobing

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya 

di Daftar... ARSIP.......