Selasa, 06 Agustus 2019

KUAT MAKAN

Image result for makan nasi 



Dalam pelayanan di sebuah Gereja di sebuah desa dengan jumlah jemaat  sekitar duapuluhan KK di minggu yang lalu, ada sebuah pelajaran yang bisa saya petik dari sebuah kebiasaan  sederhana yang kita alami/lihat sehari-hari. Setelah ibadah di gereja selesai, kembali saya melayani selanjutnya dalam ibadah keluarga (ibadah sektor)  di rumah jemaat.  Karena jumlah jemaatnya yang sedikit mereka hanya membagi sektor dalam  satu sektor saja. Jadi rata-rata yang hadir ibadah minggu di gereja hadir juga dalam ibadah sektor itu.



Setelah  ibadah selesai, tuan rumah  menghidangkan makan siang bersama. Yah wajar saja sebagai ucapan syukur mereka atas ibadah di rumah mereka, mereka menjamu tamu yang datang dengan makan siang dengan menu sesuai kemampuan mereka. Walau tidak ada patokan harus menghidangkan makan siang.  Lagi pula setelah selesai ibadah memang sudah waktunya makan siang.


Satu hal yang menarik perhatian saya adalah porsi makan yang banyak-banyak. Semua bergembira dengan makan yang lahap, seperti halnya juga semua bergembira atas makanan Rohani (Firman Tuhan) yang mereka nikmati. Saya mengamati:  sudah porsi yang banyak,  tambah pula dengan banyak. Sejenak saya berpikir Wow…? Namuan segera saya menyadari dan berbicara dalam hati “memang begitulah seharusnya, mereka kan bekerja kuat di sawah/ladang dengan aktifitas fisik yang banyak. Jadi untuk itu  perlu banyak asupan makanan untuk mendukung aktifitas fisik yang kuat bekerja itu”.


Di perjalanan pulang saya merenungkan hal tersebut bahwa keadaan untuk tubuh jasmani itu juga berlaku untuk tubuh rohani kita. Sehari kemudian istri saya yang saya ajak pelayanan juga menyatakan demikian, “kuat-kuat ya mereka makan”. Sebab memang sudah jarang kita lihat yang seperti itu. Di kota misalnya porsi makan sedikit-sedikit baik Ibu-Ibu maupun bapak-bapak. Alasannya beragam, mulai dari karena mengidap penyakit tertentu, diet, pandangan terhadap makan banyak bisa menimbulkan banyak penyakit, menjaga harga diri supaya tidak dibilang rakus,  dll.


Saya merenungkan bahwa semakin banyak aktifitas yang melibatkan pikiran dan kerohanian kita maka sesungguhnya tubuh rohani kita akan semakin butuh banyak makanan (rohani), supaya tetap kuat, tidak sakit  dan kecukupan nutrisinya terpenuhi, bila perlu tambah dan tambah sampai kenyang. Makanan jasmani sifatnya jasmani, makanan rohani sifatnya rohani.  Untuk tetap kuat, bertumbuh dan bertenaga jasmani kita perlu makanan jasmani, dan untuk terus hidup dia perlu oksigen untuk bernafas.  Makanan rohani kita adalah Firman Tuhan untuk memberikan kita pertumbuhan, kekuatan dan daya menghadapai semua peperangan dan pergumulan rohani. Sekaligus untuk kita bagikan kepada orang lain. Untuk tetap hidup kerohanian kita harus bernafas dan nafas kehidupannya adalah Doa (hubungan pribadi/komunikasi) yang tiada putusnya.




Di sinilah letak permasalahan yang sering dialami banyak manusia pada umumnya. Sering sekali kita mengabaikan pentingnya makanan (rohani) yang tercukupi untuk kerohanian kita. Kecenderungan manusia pada masa ini adalah hanya memikirkan kebutuhan jasmani dan mengabaikan kebutuhan rohani. Ada banyak manusia saat ini  tidak sadar bahwa di dalam dirinya ada dua kebutuhan yang  harus dicukupi. Ada dua tubuh sebenarnya yang menyatu sebagai satu kesatuan di dalam diri seseorang. Kedua tubuh ini harus dijaga dan dirawat dengan baik dan diseimbangkan, dan kebutuhannya dicukupi dengan baik. Tuhan menciptakannya demikian. Jadi tidak hanya untuk jasmani saja kita perlu KUAT MAKAN (dan cari makan), tetapi juga untuk kerohanian kita perlu KUAT MAKAN (dan cari makanan rohani).




Dalam kenyataannya segala sesuatu peristiwa dan keadaan yang dialami manusia  apakah itu kondisi baik atau kondisi buruk, sifat baik atau sifat jahat  bukanlah disebabkan oleh faktor kebutuhan jasmani. Walau  pada umumnya manusia memandangnya hanya  karena faktor kebutuhan atau keperluan jasmani. Tetapi sesungguhnya  keadaan itu dipicu atau ditentukan oleh kondisi kerohanian seseorang. Kelaparan rohani akan memunculkan  penyakit-penyakit rohani. Penyakit-penyakit rohani ini akan mendorong dan menginspirasi tubuh jasmani untuk bertindak sesuai dengan keinginan jasmani (duniawi) dengan tidak terkendali. Sehingga tubuh jasmani dikendalikan dan diarahkan oleh tubuh jasmani. Tubuh Rohani menjadi tali kekang terhadap tubuh jasmani. Dalam Matius 6:31-33 Tuhan berkata: “Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Artinya bagaimana kita mengutamakan yang rohani daripada yang jasmani. Mengutamakan Tuhan  daripada semua pemberian dan berkat Tuhan yang diperlukan jasmani.




Dalam Yohanes 6: 26-27 Firman Tuhan: Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."

Firman ini mau mengatakan bahwa kecenderungan manusia adalah memikirkan (mengutamakan) yang jasmani  melebihi yang rohani yang akan membawa mereka kepada kebinasaan. Sementara makanan rohani (yang bertahan sampai kehidupan yang kekal) akan membawa kepada kehidupan yang kekal.



Contoh sederhana bisa kita lihat dalam kenyataan yang pernah terjadi bahwa dalam sebuah perkumpulan/pesta dimana akan diadakan jamuan makan, ketika seseorang tidak mendapat makan apakah karena kurang, atau karena tidak diberikan kepada dia, maka dia bisa marah-marah, bisa terjadi perpecahan, bahkan  sampai bunuh-bunuhan. Itu penyebabnya bukan sekedar karena kelaparan jasmani  tetapi karena kelaparan rohani. Seandainya kerohaniannya  kenyang (baik kondisi rohaninya) maka meskipun dia tidak dapat makanan jasmani dia pasti bisa tenang,sabar  dan menahan diri dan mencari alternatif lain untuk makan. Yesus pernah perkata melawan Iblis dalam Matius 4:4 “Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." Karena ada kata 'saja"  dan 'tetapi' Kalau kita balik untuk mempermudah pemahaman menjadi demikian: “Manusia hidup dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah bukan dari roti saja”. Artinya bahwa Makanan Rohani (Firman) adalah yang utama.




Benar bahwa sebagaimana untuk tubuh jasmani ada makanan sehat dan ada makan tidak sehat maka untuk tubuh rohani juga demikian ada makanan rohani yang sehat ada juga makanan rohani yang tidak sehat. Makanan rohani yang sehat akan membawa kita semakin dekat kepada Tuhan, dan buah dari pada itu adalah buah Roh (Galatia 5:22-23: Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu)  yang akan ditunjukkan dan dibuktikan oleh tubuh jasmani kita juga. Sebaliknya makanan rohani yang tidak sehat akan membawa kita semakin jauh dari Tuhan bahkan menjadi seteru Tuhan dimana tubuh jasmani kita juga akan mengikutinya dan membuktikannya sebagai anti dari buah Roh sebagaimana dalam Galatia 5:22-23 tersebut di atas.



Sebagaimana jemaat butuh makanan rohani yang cukup, demikian juga setiap yang melayani jemaat itu membutuhkan makanan rohani  yang jauh lebih besar pula, sebab dia bukan hanya perlu makan rohani untuk dirinya sendiri tetapi juga dia harus membagikan makanan rohani itu kepada yang membutuhkan. Apa yang akan dia bagi jikalau dia sendiri kekurangan/kelaparan?




Jadi perlulah juga bijak dan berhikmat untuk memilih jenis makanan yang akan kita makan, baik makanan jasmani maupun makanan rohani. Aktifitas fisik yang banyak membutuhkan nutrisi yang banyak dari makanan, dan aktifitas roh (rohani) yang banyak membutuhkan nutrisi rohani yang banyak dari makanan rohani.  Tetapi ingat sebagaimana tubuh jasmani kita tidak  boleh lupa/berhenti untuk bernafas (Mengirup Oksigen) demikian juga tubuh rohani kita jangan sampai lupa untuk bernafas (berdoa).


Jadi MARI MAKAN jangan sampai lapar….. 

Ev. Harles Lumbantobing

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  
Daftar... ARSIP...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih