Senin, 30 Desember 2019

MENGINGAT PERBUATAN TUHAN


MENGINGAT PERBUATAN TUHAN
Mazmur 77:6-16
(Kotbah Minggu 29 Desember 2019)

 Mazmur 77:6-16 (TB)
77:6 Aku memikir-mikir hari-hari zaman purbakala, tahun-tahun zaman dahulu aku ingat.
77:7 Aku sebut-sebut pada waktu malam dalam hatiku, aku merenung, dan rohku mencari-cari:
77:8 "Untuk selamanyakah Tuhan menolak dan tidak kembali bermurah hati lagi?
77:9 Sudah lenyapkah untuk seterusnya kasih setia-Nya, telah berakhirkah janji itu berlaku turun-temurun?
77:10 Sudah lupakah Allah menaruh kasihan, atau ditutup-Nyakah rahmat-Nya karena murka-Nya?" S e l a
77:11 Maka kataku: "Inilah yang menikam hatiku, bahwa tangan kanan Yang Mahatinggi berubah."
77:12 Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala.
77:13 Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu.
77:14 Ya Allah, jalan-Mu adalah kudus! Allah manakah yang begitu besar seperti Allah kami?
77:15 Engkaulah Allah yang melakukan keajaiban; Engkau telah menyatakan kuasa-Mu di antara bangsa-bangsa.
77:16 Dengan lengan-Mu Engkau telah menebus umat-Mu, bani Yakub dan bani Yusuf. S e l a

=============
Saudaraku yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus, Shalom.

Minggu ini adalah minggu pertama setelah Natal. Dan merupakan minggu terakhir di tahun ini. Saya juga mengucapkan selamat Natal buat saudaraku sekalian. Perayaan Natal sudah kita lewati dengan  berbagai kemeriahan dan berbagai cara atau model yang mengekspresikan sukacita kita bahwa Allah telah menjadi manusia di dalam Yesus Kristus. Yesus telah lahir. KelahiranNya mengakhiri penantian selama berabad-abad bahkan ribuan tahun yang akan membebaskan manusia dari dosa dan memperdamaikannya kembali dengan Bapa. Sehingga setiap orang yang percaya kepada Yesus akan diselamatkan.



Sudahkah saudara percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat pribadi? Amin, Saya berharap demikian.

Dalam Nas Firman Tuhan dari Mazmur 77:6-16 minggu  ini, mengambil tema “Mengingat Perbuatan Tuhan”. Dalam teks Firman Tuhan ini, ada satu hal yang pemazmur ajarkan kepada kita di dalam minggu terakhir tahun ini, dan yang sebentar  lagi kita mengakhiri tahun 2019 dan memasuki tahun 2020. Satu hal yang diajarkan yang penting kitya lakukan adalah ”MERENUNG”. Mengambil waktu sejenak untuk berdiam diri dan memikirkan segala sesuatu yang Tuhan telah lakukan bagi kita dalam hidup kita terkhusus di tahun 2019 ini.

Tentunya tidak mudah bagi setiap orang untuk menghadapi setiap pergumulan. Apalagi apabila pergumulan itu terus menerus hadir dan tak kunjung selesai. Bahkan ada yang susul menyusul artinya habis pergumulan satu muncul pergumulan yang lain.

Hal tersebut tentunya bisa menyebabkan seseorang sepertinya habis harapan, bahkan ada yang sampai putus asa.



Pada perikop ini,  dari ayat 6-11 dalam perenungannya pemazmur menemukan bahwa sepertinya Tuhan itu sudah meninggalkan umatNya. Tuhan kok sedemikian kejamya membiarkan  umatNya dalam keadaan menderita, Apakah  Tuhan tidak mau lagi bermurah hati dan mengampuni serta memulihkan kembali keadaan umatNya?

Bahkan dia berkata lagi bahwa apakah Tuhan sudah lupa akan janjiNya selama turun temurun, dan sudah berubah setia?



Ketika dia melakukan perenungan dan memikir-mikirkan apa yang terjadi selama ini maka dia menemukan fakta-akta di atas. Dalam perenungan itu, pikirannya terarah kepada persoalan  dan beban yang sedang dihadapi umatnya yang tidak kunjung selesai.



Selanjutnya pada ayat 12-13 Pemazmur meneruskan renungannya lebih dalam lagi. Dalam perenungan nya ini pemazmur menemukan fakta dan kesimpulan baru yang merubah cara pandangnya terhadap Tuhan dan bagaimana akhirnya dia mengakui bahwa Tuhan itu Allah yang kudus, maha besar, yang melakukan banyak keajaiban, berkuasa atas bangsa-bangsa dan juga berkuasa menyelamatkan umatNya.



Pemazmur menyadari benar bahwa meskipun umat itu mengalami berbagai penderitaan dan pergumulan, namun Allah sesungguhnya memperhatikan bahkan menyelamatkan mereka. Allah-lah yang membebaskan mereka dari perbudakan, Allahlah yang berkasa atas segala bangsa-bangsa sehingga semua yang dialami umat itu sesungguhnya ada dalam kuasa dan tidak lepas dari kasih Tuhan.

Saudaraku, Pemazmur mengajarkan kita saat ini bahwa dalam menghadapi segala pergumulan hidup ini kita perlu mengambil waktu untuk merenung. Merenungkan segala perbuatan Allah kepada kita.



Dengan merenung kita bisa memandang segala persoalan hidup dan juga perjalanan hidup yang sudah kita lewati dengan jelas, sehingga kita mampu mengambil kesimpulan yang benar tentang semuanya itu.  Akhirnya kita mampu bersyukur kepada Tuhan bahwasanya dalam segala sesuatu yang kita telah lalui Allah Turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang percaya kepadaNya. (Roma 8:28).



Pengajaran tentang merenung ini penting. Sebab ada banyak orang selalu mengeluh dalam hidupnya. Ada orang yang tidak pernah bersyukur dalam hidupnya. Akibatnya dia menjadi takut dan kuatir dalam menghadapi hari-hari ataupun tahun-tahunnya ke depan. Dia akhirnya pesimis dan bahkan putus asa menghadapi masa depannya. Walaupun ada juga orang yang mencoba merenung tentang hidupnya tetapi kesimpulan yang dia peroleh tidak seperti apa yang diajarkan pemazmur ini. Mengapa demikian?

Hal itu bisa terjadi karena dia tidak melakukan perenungan dengan benar. Perenungannya hanya fokus terhadap persoalan hidup, sehingga dia menemukan persoalan itu begitu besarnya dan mungkin hingga saat ini juga masih dihadapi. Dengan demikian dia hanya akan melihat persoalan atau pergumulan itulah yang besar, dan dia akan berkata “di manakah Tuhan”?. Sama seperti pemazmur ini di ayat 6-11 (jika berhenti sampai disitu). Misalnya jika di tahun 2019 ini sebuah keluarga bergumul tentang ekonomi keluarga yang sedang jatuh. Mereka telah berusaha dan berdoa tetapi belum mengalami pembaharuan. Kemudian dalam perenungannya dia  melihat dan menemukan kenyataan itu sehingga dia berkesimpulan “bahwa Tuhan tidak mendengar doanya?”.



Namun jika dia merenung dengan benar dan lebih dalam lagi, serta mengingat-igat segala perbuatan Tuhan mulai dari awal hidupnya sebagaimana pemazmur ini maka dia pasti akan melihat bagaimana Tuhan bekerja dalam keluarganya. Seharusnya dia melihat bagaimana Tuhan memelihara hidup mereka hingga sampai saat dia merenung itu. Dia masih bisa bernafas dan hidup,  mereka semua sekeluarga tidak ada yang sakit, selama setahun ini Tuhan pelihara kesehatan mereka. Anak-anak masih bisa bersekolah, mereka masih bisa makan tanpa harus meminta-minta makanan, Selama ini hubungan suami istri dan anak-anak baik-baik saja walaupun ekonomi belum bangkit.  Anak-anak masih bisa bersekolah, dan lain sebagainya. Kalau menghitung semua berkat-berkat Tuhan yang tidak ternilai itu dalam perenungan itu maka kita akan menarik kersimpulan seperti pemazmur itu bahwa Tuhan itu Luar biasa, Maha besar, maha kuasa dan senantiasa memelihara hidup kita.



Merenung dengan cara sebagaimana pemazmur ajarkan ini akan membuat kita bisa  MENGINGAT segala PERBUATAN TUHAN dalam kehidupan kita di masa lalu. Kalaupun dalam perenungan itu kita ada mengingat segala persoalan dan pergumulan hidup, itu bukan semata-mata mau menyimpulkan bahwa Tuhan itu tidak ada dan tidak menolong, tetapi dalam setiap pergumulan itu sesungguhnya Tuhan hadir bersama kita dalam melewatinya, dan salah satu buktinya adalah bahwa Tuhan memimpin kita untuk melakukan perenungan itu.



Saudaraku, kadang-kadang kita tidak menyangka bahwa dengan segala pergumulan yang kita alami selama ini ternyata kita masih bisa bertahan hingga saat ini. Kita masih bisa berdiri, masih bisa bekerja, melayani dan lain sebagainya. Semua itu bukan karena kekuatan, kemampuan, atau kehebatan kita. Tetapi semuanya karena anugrah Tuhan bagi kita.

Bisa saja di awal ataupun pertengahan perjalanan di tahun 2019 ini kita berpikir tentang pergumulan atau persoalan yang kita hadapi itu “bagaimanakah saya melewati ini?”, “sanggupkah aku memikulnya?”, “bisakah aku bertahan melewatinya?”.



Saudaraku lihatlah sampai saudara membaca tulisan ini ternyata Tuhan masih memampukan saudara untuk bisa membaca, bisa berdiri dan menghadapi permasalahan itu, dan sampai saat ini kekuatan saudara masih terus Tuhan tambahkan untuk mampu memikul permasalahan itu. Artinya betapa sesungguhnya Allah itu baik, dan kebaikannya tidak berkesudahan, bahkan jika kita menghadapi pergumulan sekalipun itu sebenarnya masuk dalam konsep kebaikan Allah. Kita tentunya mengingat  Ibrani 12:6 yang berbunyi: “karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Dan juga Yakobus 1:12 yang mengatakan: “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.”



Perenungan yang benar ini akan membawa kita kepada mengingat lebih dalam akan Tuhan bukan kepada masalah/persoalan hidup kita. Dengan jelas kita akan melihat bahwa Tuhan mengatasi segala persoalan, dan dia telah menyelamatkan dan memampukan kita menghadapi permasalahan itu.



Saudaraku, bagaimana dengan menghadapi tahun yang baru di 2020 nanti? Saya yakin dan percaya jika Tuhan sudah menolong dan menyertai kita dalam menghadapi tahun 2019 maka di tahun yang baru nantipun Tuhan tidak akan berubah. Dia akan tetap menyertai dan menolong setiap orang yang percaya dan beriman kepadaNya.



Lakukanlah perenungan, ambil saat teduh, atau waktu khusus, Jadikan masa lalu yang saudara renungkan itu menjadi sejarah yang memberi pelajaran berharga kedepan yang akan menolong dalam menghadapi masa depan yang kita semua tidak tahu keadannya.

Selamat Natal, dan selamat Merenung.



Shalom,
 Ev. Harles Lumbantobing

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  
Daftar... ARSIP...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih