MENGINGAT PERBUATAN TUHAN
Mazmur 77:6-16
(Kotbah Minggu 29 Desember 2019)
Mazmur 77:6-16 (TB)
77:6
Aku memikir-mikir hari-hari zaman purbakala, tahun-tahun zaman dahulu aku
ingat.
77:7
Aku sebut-sebut pada waktu malam dalam hatiku, aku merenung, dan rohku mencari-cari:
77:8
"Untuk selamanyakah Tuhan menolak dan tidak kembali bermurah hati lagi?
77:9
Sudah lenyapkah untuk seterusnya kasih setia-Nya, telah berakhirkah janji itu
berlaku turun-temurun?
77:10
Sudah lupakah Allah menaruh kasihan, atau ditutup-Nyakah rahmat-Nya karena
murka-Nya?" S e l a
77:11
Maka kataku: "Inilah yang menikam hatiku, bahwa tangan kanan Yang
Mahatinggi berubah."
77:12
Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat
keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala.
77:13
Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan
perbuatan-perbuatan-Mu.
77:14
Ya Allah, jalan-Mu adalah kudus! Allah manakah yang begitu besar seperti Allah
kami?
77:15
Engkaulah Allah yang melakukan keajaiban; Engkau telah menyatakan kuasa-Mu di
antara bangsa-bangsa.
77:16
Dengan lengan-Mu Engkau telah menebus umat-Mu, bani Yakub dan bani Yusuf. S e l
a
=============
Saudaraku yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus, Shalom.
Minggu ini adalah minggu pertama setelah Natal. Dan merupakan minggu
terakhir di tahun ini. Saya juga mengucapkan selamat Natal buat saudaraku
sekalian. Perayaan Natal sudah kita lewati dengan berbagai kemeriahan dan berbagai cara atau
model yang mengekspresikan sukacita kita bahwa Allah telah menjadi manusia di
dalam Yesus Kristus. Yesus telah lahir. KelahiranNya mengakhiri penantian
selama berabad-abad bahkan ribuan tahun yang akan membebaskan manusia dari dosa
dan memperdamaikannya kembali dengan Bapa. Sehingga setiap orang yang percaya
kepada Yesus akan diselamatkan.
Sudahkah saudara percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru
selamat pribadi? Amin, Saya berharap demikian.
Dalam Nas Firman Tuhan dari Mazmur 77:6-16 minggu ini, mengambil tema “Mengingat Perbuatan
Tuhan”. Dalam teks Firman Tuhan ini, ada satu hal yang pemazmur ajarkan kepada
kita di dalam minggu terakhir tahun ini, dan yang sebentar lagi kita mengakhiri tahun 2019 dan memasuki
tahun 2020. Satu hal yang diajarkan yang penting kitya lakukan adalah
”MERENUNG”. Mengambil waktu sejenak untuk berdiam diri dan memikirkan segala
sesuatu yang Tuhan telah lakukan bagi kita dalam hidup kita terkhusus di tahun
2019 ini.
Tentunya tidak mudah bagi setiap orang untuk menghadapi setiap
pergumulan. Apalagi apabila pergumulan itu terus menerus hadir dan tak kunjung
selesai. Bahkan ada yang susul menyusul artinya habis pergumulan satu muncul
pergumulan yang lain.
Hal tersebut tentunya bisa menyebabkan seseorang sepertinya habis
harapan, bahkan ada yang sampai putus asa.
Pada perikop ini, dari ayat 6-11
dalam perenungannya pemazmur menemukan bahwa sepertinya Tuhan itu sudah
meninggalkan umatNya. Tuhan kok sedemikian kejamya membiarkan umatNya dalam keadaan menderita, Apakah Tuhan tidak mau lagi bermurah hati dan
mengampuni serta memulihkan kembali keadaan umatNya?
Bahkan dia berkata lagi bahwa apakah Tuhan sudah lupa akan janjiNya
selama turun temurun, dan sudah berubah setia?
Ketika dia melakukan perenungan dan memikir-mikirkan apa yang terjadi
selama ini maka dia menemukan fakta-akta di atas. Dalam perenungan itu,
pikirannya terarah kepada persoalan dan
beban yang sedang dihadapi umatnya yang tidak kunjung selesai.
Selanjutnya pada ayat 12-13 Pemazmur meneruskan renungannya lebih dalam
lagi. Dalam perenungan nya ini pemazmur menemukan fakta dan kesimpulan baru
yang merubah cara pandangnya terhadap Tuhan dan bagaimana akhirnya dia mengakui
bahwa Tuhan itu Allah yang kudus, maha besar, yang melakukan banyak keajaiban,
berkuasa atas bangsa-bangsa dan juga berkuasa menyelamatkan umatNya.
Pemazmur menyadari benar bahwa meskipun umat itu mengalami berbagai
penderitaan dan pergumulan, namun Allah sesungguhnya memperhatikan bahkan
menyelamatkan mereka. Allah-lah yang membebaskan mereka dari perbudakan,
Allahlah yang berkasa atas segala bangsa-bangsa sehingga semua yang dialami umat
itu sesungguhnya ada dalam kuasa dan tidak lepas dari kasih Tuhan.
Saudaraku, Pemazmur mengajarkan kita saat ini bahwa dalam menghadapi
segala pergumulan hidup ini kita perlu mengambil waktu untuk merenung.
Merenungkan segala perbuatan Allah kepada kita.
Dengan merenung kita bisa memandang segala persoalan hidup dan juga
perjalanan hidup yang sudah kita lewati dengan jelas, sehingga kita mampu mengambil
kesimpulan yang benar tentang semuanya itu.
Akhirnya kita mampu bersyukur kepada Tuhan bahwasanya dalam segala
sesuatu yang kita telah lalui Allah Turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan
bagi orang yang percaya kepadaNya. (Roma 8:28).
Pengajaran tentang merenung ini penting. Sebab ada banyak orang selalu
mengeluh dalam hidupnya. Ada orang yang tidak pernah bersyukur dalam hidupnya.
Akibatnya dia menjadi takut dan kuatir dalam menghadapi hari-hari ataupun
tahun-tahunnya ke depan. Dia akhirnya pesimis dan bahkan putus asa menghadapi
masa depannya. Walaupun ada juga orang yang mencoba merenung tentang hidupnya
tetapi kesimpulan yang dia peroleh tidak seperti apa yang diajarkan pemazmur
ini. Mengapa demikian?
Hal itu bisa terjadi karena dia tidak melakukan perenungan dengan
benar. Perenungannya hanya fokus terhadap persoalan hidup, sehingga dia
menemukan persoalan itu begitu besarnya dan mungkin hingga saat ini juga masih dihadapi.
Dengan demikian dia hanya akan melihat persoalan atau pergumulan itulah yang besar,
dan dia akan berkata “di manakah Tuhan”?. Sama seperti pemazmur ini di ayat
6-11 (jika berhenti sampai disitu). Misalnya jika di tahun 2019 ini sebuah
keluarga bergumul tentang ekonomi keluarga yang sedang jatuh. Mereka telah
berusaha dan berdoa tetapi belum mengalami pembaharuan. Kemudian dalam
perenungannya dia melihat dan menemukan
kenyataan itu sehingga dia berkesimpulan “bahwa Tuhan tidak mendengar doanya?”.
Namun jika dia merenung dengan benar dan lebih dalam lagi, serta
mengingat-igat segala perbuatan Tuhan mulai dari awal hidupnya sebagaimana
pemazmur ini maka dia pasti akan melihat bagaimana Tuhan bekerja dalam
keluarganya. Seharusnya dia melihat bagaimana Tuhan memelihara hidup mereka hingga
sampai saat dia merenung itu. Dia masih bisa bernafas dan hidup, mereka semua sekeluarga tidak ada yang sakit,
selama setahun ini Tuhan pelihara kesehatan mereka. Anak-anak masih bisa
bersekolah, mereka masih bisa makan tanpa harus meminta-minta makanan, Selama
ini hubungan suami istri dan anak-anak baik-baik saja walaupun ekonomi belum
bangkit. Anak-anak masih bisa
bersekolah, dan lain sebagainya. Kalau menghitung semua berkat-berkat Tuhan
yang tidak ternilai itu dalam perenungan itu maka kita akan menarik kersimpulan
seperti pemazmur itu bahwa Tuhan itu Luar biasa, Maha besar, maha kuasa dan
senantiasa memelihara hidup kita.
Merenung dengan cara sebagaimana pemazmur ajarkan ini akan membuat kita
bisa MENGINGAT segala PERBUATAN TUHAN dalam
kehidupan kita di masa lalu. Kalaupun dalam perenungan itu kita ada mengingat
segala persoalan dan pergumulan hidup, itu bukan semata-mata mau menyimpulkan
bahwa Tuhan itu tidak ada dan tidak menolong, tetapi dalam setiap pergumulan
itu sesungguhnya Tuhan hadir bersama kita dalam melewatinya, dan salah satu
buktinya adalah bahwa Tuhan memimpin kita untuk melakukan perenungan itu.
Saudaraku, kadang-kadang kita tidak menyangka bahwa dengan segala
pergumulan yang kita alami selama ini ternyata kita masih bisa bertahan hingga
saat ini. Kita masih bisa berdiri, masih bisa bekerja, melayani dan lain
sebagainya. Semua itu bukan karena kekuatan, kemampuan, atau kehebatan kita.
Tetapi semuanya karena anugrah Tuhan bagi kita.
Bisa saja di awal ataupun pertengahan perjalanan di tahun 2019 ini kita
berpikir tentang pergumulan atau persoalan yang kita hadapi itu “bagaimanakah
saya melewati ini?”, “sanggupkah aku memikulnya?”, “bisakah aku bertahan
melewatinya?”.
Saudaraku lihatlah sampai saudara membaca
tulisan ini ternyata Tuhan masih memampukan saudara untuk bisa membaca, bisa
berdiri dan menghadapi permasalahan itu, dan sampai saat ini kekuatan saudara masih
terus Tuhan tambahkan untuk mampu memikul permasalahan itu. Artinya betapa
sesungguhnya Allah itu baik, dan kebaikannya tidak berkesudahan, bahkan jika
kita menghadapi pergumulan sekalipun itu sebenarnya masuk dalam konsep kebaikan
Allah. Kita tentunya mengingat Ibrani
12:6 yang berbunyi: “karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia
menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Dan juga Yakobus 1:12 yang mengatakan: “Berbahagialah
orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan
menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang
mengasihi Dia.”
Perenungan yang benar ini akan membawa kita kepada mengingat lebih
dalam akan Tuhan bukan kepada masalah/persoalan hidup kita. Dengan jelas kita
akan melihat bahwa Tuhan mengatasi segala persoalan, dan dia telah menyelamatkan
dan memampukan kita menghadapi permasalahan itu.
Saudaraku, bagaimana dengan menghadapi tahun yang baru di 2020 nanti?
Saya yakin dan percaya jika Tuhan sudah menolong dan menyertai kita dalam
menghadapi tahun 2019 maka di tahun yang baru nantipun Tuhan tidak akan berubah.
Dia akan tetap menyertai dan menolong setiap orang yang percaya dan beriman
kepadaNya.
Lakukanlah perenungan, ambil saat teduh, atau waktu khusus, Jadikan
masa lalu yang saudara renungkan itu menjadi sejarah yang memberi pelajaran
berharga kedepan yang akan menolong dalam menghadapi masa depan yang kita semua
tidak tahu keadannya.
Selamat Natal, dan selamat Merenung.
Shalom,
Ev.
Harles LumbantobingKLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya
Daftar... ARSIP...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih