Minggu, 28 Maret 2021

RENUNGAN PERGUMULAN: "BERSORAKLAH AKAN KASIH SETIA TUHAN"

 

Minggu Palmarum, 28 Maret 2021

BERSORAKLAH AKAN KASIH SETIA TUHAN

 

Ev. Mazmur 31: 8-16

Ep. Lukas 19: 28-38

 

Mazmur 31: 8-16 (TB)

 

31:8 Aku akan bersorak-sorak dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku, telah memperhatikan kesesakan jiwaku,

31:9 dan tidak menyerahkan aku ke tangan musuh, tetapi menegakkan kakiku di tempat yang lapang.

31:10 Kasihanilah aku, ya TUHAN, sebab aku merasa sesak; karena sakit hati mengidaplah mataku, meranalah jiwa dan tubuhku.

31:11 Sebab hidupku habis dalam duka dan tahun-tahun umurku dalam keluh kesah; kekuatanku merosot karena sengsaraku, dan tulang-tulangku menjadi lemah.

31:12 Di hadapan semua lawanku aku tercela, menakutkan bagi tetangga-tetanggaku, dan menjadi kekejutan bagi kenalan-kenalanku; mereka yang melihat aku di jalan lari dari padaku.

31:13 Aku telah hilang dari ingatan seperti orang mati, telah menjadi seperti barang yang pecah.

31:14 Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, -- ada kegentaran dari segala pihak! – mereka bersama-sama bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku.

31:15 Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: “Engkaulah Allahku!”

31:16 Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku!

------------------

 Shalom, selamat hari minggu dan selamat memperingati minggu Palmarum. Tema ibadah minggu ini adalah 'BERSORAKLAH AKAN KASIH SETIA TUHAN"  yang di dasarkan pada Nas Mazmur 31: 8-16, sebagaimana saya sampaikan dalam perenungan ini, kiranya memberkati saudara yang membaca dan merenungkannya.

Semua orang memiliki pergumulan dan masalah dalam hidupnya sendiri. Tidak ada seorangpun yang lepas dari pergumulan. Meskipun seseorang nampaknya seperti tidak memiliki pergumulan hidup, hidupnya bahagia, tidak kekurangan sesuatu apapun, tetapi sesungguhnya mereka tetap memiliki pergumulan hidup yang orang lain mungkin tidak tahu dan tidak  bisa melihat.

Terkadang memang pergumulan tidak harus diberitahukan kepada orang lain apalagi semua orang (di ekspose ke publik). Pada umumnya pergumulan hanya konsumsi pribadi.  Memang tidak ada orang yang senang masalah dan  pergumulannya diketahui publik. Karena itu dia berusaha untuk tetap terlihat bahagia, kuat, dan tanpa masalah di hadapan orang lain , tetapi di sisi lain dia menangis dan bergumul hebat. Dalam istilah bahasa daerah Batak sering disebutkan “tangis di sihabunian, mengkel di sihapataran” yang artinya menangis di tempat tersembunyi dan tertawa di depan umum.

Kadang mudah sekali kita membadingkan pergumulan kita dengan orang lain.  Dan semua orang cenderung berkata bahwa pergumulannyalah yang lebih berat dibanding dengan orang lain. Tetapi sebenarnya jika kita berada diposisi mereka belum tentu kita bisa menanggung apa yang mereka sedang tanggung saat ini. Mungkin kita melihat bahwa masalah ekonomi tidaklah menjadi pergumulan mereka seperti kita, namun bisa saja mereka sedang dilanda pergumulan ancaman penyakit seperti kanker atau penyakit kronis lainnya. Mungkin kesehatan tidak menjadi pergumulan mereka tetapi perceraian menjadi ancaman rumah tangga mereka. Mungkin pekerjaan dan jabatan tidak menjadi pergumulan mereka tetapi suami yang kerap bermain perempuan lain menjadi masalah mereka, Atau anak yang terjerat narkoba, anak yang terlibat kenakalan remaja.  Mungkin rumah tangga mereka akur dan anak mereka sikapnya baik-baik saja tetapi bisa jadi ekonomi menjadi masalah mereka, atau tempat tinggal, atau hal yang lainnya.

Itulah sesungguhnya kita manusia yang selama hidup di dunia yang sementara ini akan terus mengalami pergumulan hidup yang terus silih berganti. Apalagi ketika kita hidup di dalam iman kepada Tuhan, bukan saja hidup kita lepas dari semua pergumulan dan penderitaan, tetapi justru pergumulan juga akan terus datang  bahkan lebih besar dan lebih hebat dibanding sebelum kita mengenal dan beriman kepada Tuhan.

Mengapa hal ini demikian? Bukankah seharusnya semua pergumulan hilang dan tidak ada lagi kalau kita beriman dan hidup di dalam Tuhan?.  Ya, keinginan kita manusia memang seharusnyalah demikian. Tetapi fakta dan kenyataannya tidak demikian. Yang paling utama adalah bahwa Iblis tidak menginginkan kebahagiaan  kita bersama Tuhan.  DI sisi lain Tuhan mengkehendaki kita yang percaya kepadaNya menjadi orang-orang yang taat, kuat dan beriman teguh di tengah-tengah badai dunia ini. Dalam hal ini Tuhan mendidik dan mengajar kita sebagai anakNya untuk menjadi anak-anak yang tangguh dan kuat sebab Iblis dan  dunia ini menginginkan kejatuhan manusia  ke dalam rupa-rupa dosa dan pencobaan sehingga manusia itu memberontak kepada Tuhan dan mengingkari Tuhan. Akhirnya manusia itu akan dihukum bersama-sama dengan Iblis di neraka. Ketika seseorang berbalik kepada Tuhan, dan mengikuti jalan Tuhan, maka Iblis dan segala fasilitas yang ada padanya yaitu roh-roh jahat, keinginan daging, keinginan dan kenikmatan dunia bersepakat untuk menghancurkan iman orang percaya  itu. Salah satu sarana yang dipakai dan dimanfaatkannya untuk menghancurkan manusia itu adalah pergumulan hidup. Namun tentunya semua itu ada dalam kendali Tuhan. Itu sebabnya semua yang percaya kepada Tuhan sesungguhnya sudah Tuhan perlengkapi dalam menghadapi setiap pergumulan sehingga dia menang terhadap pergumulan itu dan imannya semakin bertumbuh.

Dalam nas Firman Tuhan hari ini kita melihat bahwa pemazmur sendiri yaitu Raja Daud yang merupakan orang yang diurapi Tuhan, manusia pilihan Tuhan dan yang oleh garis keturunannya Tuhan akan melahirkan Mesias Juru selamat yang sudah dijanjikan itu pun mengalami pergumulan yang hebat di dalam hidupnya. Namun tidak hanya Daud, Alkitab menceritakan dan membukakan fakta bahwa semua tokoh-tokoh dalam Alkitab dan orang-orang pilihan Tuhan juga mengalami pergumulan dan penderitaan. Bahkan yang paling menonjol dan paling dasyat pergumulan dan penderitaan yang tercatat dalam Alkitab adalah YESUS sendiri yang adalah Mesias. Dia mengalami penderitaan yang luar biasa sampai di Golgata yang akan kita peringati dalam momen-momen paskah sebentar lagi. Yesus tidak saja menghadapi dan mengalami pergumulan dan penderitaan yang baru Dia lihat, baru Dia alami, baru hinggap dalam hidupNya. Tetapi bahkan sebelumnya sudah Dia ketahui sebelum pergumulan  itu terjadi.  Coba bayangkan jika dalam hidup kita saat ini telah kita ketahui penderitaan dasyat yang akan terjadi dalam hidup kita di depan dan yang tidak terelakkan. Bagaimana setiap hari kita akan dibayang-bayangi oleh pergumulan itu padahal belum kita alami.

Hal ini semua menunjukkan bahwa Manusia yang hidup di dunia ini tidak akan bisa mengelak dari pergumulan hidup. Hanya saja siapa yang kokoh dalam imannya kepada Tuhan dia akan keluar sebagai pemenang dan bagi yang tidak  bergantung dan bersandar kepada Tuhan pergumulan itu akan membawanya kepada kekalahan, hukuman, dan penderitaan yang tiada henti.

Kalau kita melihat pernyataan Raja Daud dalam ayat 8 dan 9 ini jelas sekali pernyataan iman yang dia sampaikan bahwa “karena kasih setia Tuhan kepadanya di tengah-tengah semua pergumulannya dia harus bersukacita da bersorak-sorak.  Di sini dia mengungkapkan bahwa Tuhan berkarya dan turut campur tangan di tengah-tengah penderitaan hidupnya.  Di dalam iman dia melihat karya dan pertolongan Tuhan dalam pergumulannya itu.

Yang pertama dia bekata bahwa “Tuhan menilik sengsaraku”. 

yang kedua dia berkata bahwa : Tuhan Telah memperhatikan kesesakan jiwaku”.

yang ketiga dia berkata bahwa :Tuhan Tidak menyerahkan aku ke tangan musuh”.

yang keempat dia berkata bahwa: Tuhan Menegakkan kakiku di tempat yang lapang”.

Keyakinan Raja Daud akan pertolongan Tuhan, akan kesetiaan Tuhan untuk melindungi dan menyelamatkan  orang yang percaya dan berharap pada Tuhan menjadikan dia mengalami kemenangan atas segala pergumulannya. Dalam perjalanan imannya bersama Tuhan Alkitab menceritakan bahwa keyakinan Daud tidak pernah surut dari Tuhan meskipun dia jatuh dalam berbagai-bagai penderitaan. Kemenangan Daud terletak pada keyakinannya bahwa Tuhan telah menjamin hidupnya bukan dengan harta, jabatan, atau kehormatan  dunia, tetapi dengan FirmanNya dan diriNya (TUHAN) sendiri.

Demikian juga kita sesungguhnya saat ini ketika kita percaya Tuhan sudah menjamin kemenangan kita atas segala  pergumulan hidup kita. Firman Tuhan berkata dalam 1 Korintus 10:13 “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya”. Di sini kita melihat bahwa sesunguhnya Tuhanlah sebenarnya yang memberikan jalan keluar dalam setiap pergumulan. Usaha, kuasa, kehebatan, pengetahuan kita dan juga semua yang dimiliki dunia ini tidak akan bisa sempurna melepaskan kita dari pergumulan itu. Justeru jalan keluar itu datangnya dari Tuhan sendiri. Tetapi ini berlaku hanya kepada orang-orang yang beriman dan percaya kepadaNya.  Karena itu  mari pastikan bahwa kita sungguh-sungguh beriman kepadaNya yaitu kepada Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan Juru Selamat kita. Kata “Juru Selamat “artinya bahwa Dialah ahli dan ahlinya yang sebenarnya sebagai penyelamat, tidak ada yang lain.

Saudaraku, saya tidak tahu pergumulan apa yang saudara hadapi saat ini. Tetapi Firman Tuhan hari ini mengingikan kita untuk benar-benar beriman dan berharap kepada Tuhan. Jangan ganggu dan goyah dengan iman saudara meskipun sepertinya lambat jalan keluar dan pertolongan itu kita dapatkan, tetapi yakinlah Tuhan tidak pernah terlambat. Bahkan di dalam kesannya yang menurut kita lambat itu disitulah sesungguhnya Tuhan tepat waktu. Tuhan menginginkan kita setia di dalam penantian, dalam pengharapan, dan dalam iman kepadaNya.

Tidak tanggung-tanggung juga yang dialami oleh Raja Daud dalam Nas firman hari ini.  Dia dikatakan setiap hari-harinya  mengalami pergumulan berat. Dalam ayat 10-11 diungkapkan bahwa  Pergumulannya membuat dia sampai sakit hati dan sampai sesak, Jiwa dan tubuhnya merana. Setia hari dia berduka, berkeluh kesah, Akibatnya tubuhnya merana yang membuat kekuatannya sampai merosot, dan tulang-tulangnya menjadi lemah.  Di sini kita melihat bahwa baik tubuh jasmani maupun jiwanya mengalami dampak yang berat atas pergumulan itu. Saya jadi teringat perkataan Raja Salomo dalam hikmatnya berkata dalam “Amsal 17:22 “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang”. Tentunya Daud sempat mengalami  ini semua sampai dia menemukan kesimpulan dalam pergumulannya   bahwa kasih setia Tuhan akan memberikan dia kemenangan dan kelepasan atas semua pergumulannya sehingga dia mampu untuk bersorak-sorak di atas segala pergumulannya.

Tidak tanggung-tanggung tantangan yang dia hadapi setiap hari, setiap jam bahkan menit yang terus mengerogoti dia. Dalam ayat 12-14 dia berkata 9 hal yang sehari-hari menjadi tantangannya yaitu:

  1. Di hadapan semua lawanku aku tercela,
  2. Menakutkan bagi tetangga-tetanggaku,
  3. Menjadi kekejutan bagi kenalan-kenalanku;
  4. Mereka yang melihat aku di jalan lari dari padaku.
  5. Telah hilang dari ingatan seperti orang mati,
  6. Telah menjadi seperti barang yang pecah.
  7. Banyak orang berbisik-bisik,
  8. Ada kegentaran dari segala pihak! 
  9. Mereka bersama-sama bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku

Akibatnya terjadilah kondisinya seperti di ayat 10-11 di atas. Lalu Akhirnya dia sampai pada satu kesimpulan di ayat 15: “Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: "Engkaulah Allahku!"  Sehingga pengharapan dan tempat mengadu bahkan yang diandalkannya hanyalah Tuhan: Di ayat 16 dikatakan: “Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku!”

Saudaraku, lihatlah betapa kmpleksnya permasalahan yang dihadapi Daud. Kondisi seperti ini pasti sudah menghantam masalah fisik dan kesehatannya, masalah ekonominya, masalah keamanan atau nyawanya, masalah sosialnya, masalah karir dan pekerjaanya, masalah keluarganya dan lain sebagainya.  Tetapi dia tidak membiarkan masalah rohaninya (hubungan dengan TUHAN) turut tergerus oleh pergumulan yang hebat itu. Di situlah rahasia kemangannya dan kelepasannya sehigga Tuhan memperhitungkannya.

Bagaimana dengan saudara, adakah pergumulan yang saudara alami saat ini sama seperti Daud, atau lebih hebat dari Daud, atau mungkin tidak seberapa dibandingan Raja Daud. Tetapi seperti apapun itu, jangan biarkan mengikis dan menggerus iman dan percaya kita kepada Tuhan. Sebagaimana Daud, di situlah letak kemenangan kita yang sesungguhnya. Semua ada akhirnya  dan akhir yang baik hanya ada dalam Kristus. Dalam setiap pergumulan yang kita hadapi  sebagai orang percaya, pastikan saudara menemukan apa maksud, rencana, dan kehendak Tuhan dalam hidup kita.  Tanpa menemukan kesimpulan itu kita tidak akan bertahan menghadapi segala pencobaan dalam hidup ini. Alkitab berkata dalam Roma 8:28 : “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah “.  Kalau ini kita imani maka tentunya kita akan menjadi pemenang dalam setiap peristiwa dan pergumulan. Demikian juga dalam Yeremia 29:11 berkata: “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”. Jadi meskipun kita mengalami semua peristiwa pergumulan dan penderitaan dalam hidup kita, itu semua  bukanlah rancangan yang mendatangkan kecelakaan, namun dibalik itu Tuhan sudah menetapkan rancangan damai sejahtera dan masa depan yang penuh harapan bagi kita.

Peganglah Firman Tuhan, sehingga sebagaimana kesimpulan yang ditemukan pemazmur dia akhirnya berkata di ayat 8:  Aku akan bersorak-sorak dan bersukacita karena kasih setia Tuhan” maka kita juga akan bisa berkata dalam iman bahwa “aku juga akan bersorak-sorak akan kasih setia Tuhan.”.

Selamat beriman, selamat berjuang dalam hidup, jadilah pemenang di dalam Tuhan dan selamat hari minggu. Tuhan Yesus memberkati.

 

Shalom,

 

Ev. Harles Lumbantobing

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..

 

 

Minggu, 21 Maret 2021

KRISTUS POKOK KESELAMATAN

 

Ibadah Minggu Judika, 21 Maret 2021

Tema:

KRISTUS POKOK KESELAMATAN

 

Evanggelium: Ibrani 5:5-10

Epistel : Yeremia 31:31-34

 

Ibrani 5:5-10 (TB)

5:5 Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini",

5:6 sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."

5:7 Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.

5:8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,

5:9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,

5:10 dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.

 

 ------

Shalom, selamat hari minggu buat sadudaraku sekalian di manapun berada. Tuhan kiranya mengaruniakan kita keselamatan, kesehatan, dan kebahagiaan di dalam AnakNya Yesus Kristus.  Tuhan kiranya memulihkan saudara-saudara yang berada dalam kondisi sakit jasmani, dan juga memulihkan hati yang terluka oleh pelbagai ujian dan pencobaan di dalam dunia ini dan memebrikan saudara kemenangan.

Dalam renungan minggu ini mengambil tema “KRISTUS POKOK KESELAMATAN” yang di dasarkan pada Ibrani 5:5-10. Sadauraku, apa-kira-kira yang Tuhan mau sampaikan kepada kita lewat Nas Firman Tuhan ini. Dalam perenungan ini saya rindu berbagi dengan saudara tentang Pokok Keselamatan Allah telah sediakan. Pokok Keselamatan berarti  pemeran utama, atau aktor utama dalam keselamatan. Dalam bahasa inggris disebut “the author of eternal salvation” (Ibrani 5:9).

Yesus adalah Tuhan 100% dan Yesus juga adalah manusia 100%. Dalam kemanusiaanNya  Yesus juga mengalami segala hal yang manusia alami. Kedatangan Yesus ke dunia yang merupakan reinkarnasi dari Allah, adalah dalam misi penyelamatan manusia dari maut, akibat keberdosaan manusia. Misi penyelamatan ini  dikerjakan dengan cara pengorbanan. Pengorbanan itu adalah jalan pendamaian antara manusia yang berdosa dengan Bapa di sorga.

Sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa, maka manusia mutlak membutuhkan keselamatan. Manusia butuh pendamainan dengan Allah serta rekonsiliasi dengan Allah atas segala dosa yang diperbuatnya.  Manusia dalam keberdosaannya tidak akan sanggup memenuhi standart  Allah untuk mendapatkan jalan pendamaian itu. Sebab Standart Allah sempurna tidak boleh ada setitik kesalahan atau noda yaitu dosa  yang bisa diperhadapkan atau dipertemukan dengan Allah. Karena itu Allah-lah yang  berinisiatif untuk  memberikan jalan pendamaian dengan manusia.

           Di Perjanjian Lama kita melihat bahwa Allah menjanjikan Juru Selamat  yaitu Mesias yang akan mendamaikan manusia dengan Allah. Yang akan menyelamatkan manusia dari upah dosa yaitu maut. Sebelum hal itu digenapi Allah berinisiatif  menyatakan kepada manusia supaya manusia itu membuat korban-korban keselamatan, korban-korban penghapus dosa, korban-korban ucapan syukur untuk  melunakkan hati Allah atas dosa yang diperbuat manusia, dimana dosa itu mendatangkan hukuman dan amarah Allah  bagi orang yang melakukannya.

Korban-korban itu nantinya akan menjadi indikator kepada manusia yang melakukannya: apakah Allah sudah menerima korban itu dan berdamai karena dosanya, lalu menerima  korban itu sehingga Allah meredam kemarahanNya. Korban yang diterima Allah itu akan menjadikan orang yang mempersembahkannya diampuni karena dosanya, diberi keselamatan, atau diberi kemenangan dalam pergumulan hidupnya.

             Sejak keturunan keluarga pertama di bumi (Kain dan Habel) melakukan praktek persembahan korban ini, Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa sejak saat itu, pemberian korban kepada Allah akan menjadi sebuah keharusan untuk menyenangkan hati Allah, untuk melembutkan hati Allah atas geram dan amarahNya, juga untuk melembutkan hati Allah atas dosa dan pelanggaran kita terhadap Allah.

Selanjutnya dalam perkembangan jaman dan manusia, dalam sejarah bangsa Israel, umat pilihan Tuhan, maka Tuhan menetapkan aturan-aturan dalam melaksanakan persembahan dan pemberian korban-korban bakaran untuk  dosa, keselamatan, maupun korban ucapan syukur. Dalam pelaksanaan semua ini, Allah menunjuk seorang imam sebagai perantara antara manusia dan Allah. Imam besar Harun dan anak-anaknya menjadi  imam yang dikhususkan Allah dalam pelaksanaan korban-korban bakaran ini. Imam ini adalah manusia yang tidak luput dari dosa yang setelah mempersembahkan korban  untuk dosa umat itu, namun dia sendiri juga harus mempersembahkan korban untuk dosa atas dirinya sendiri.

Demikianlah terus berjalan, bahwa setiap manusia melakukan dosa, maka dia wajib untuk mempersembahkan korban bakaran untuk dosanya walaupun korban-korban itu tidak bisa menghapus dosanya, bahkan dosa imam itu (Ibrani 10:11), namun dengan demikian dia memperoleh perkenanan kepada Allah. Jika hari ini dia berkorban dan menyelesaikan dosanya, dan apabila besok dia berdosa lagi, maka dia juga harus mempersembahan korban lagi, dan diserahkan kepada Imam untuk melaksanakannya.

Ketidak sempurnaan ini  (berulang-ulang) dan posisi Imam yang juga harus mempersembahkan korban untuk dirinya sendiri berulang-ulang juga (Ibrani 7:27), adalah sebagai jalan pendamaian sementara menunggu Allah menggenapkan janjiNya untuk kedatangan Mesias yang akan menyempurnakan segala korban-korban itu, bahkan menggantikan keterbatasan  imam itu, sehingga nanti cukup sekali mempersembahkan korban maka persembahan itu akan layak selama-lamanya, dan Mesias akan menggantikan imam besar  itu sebagai perantara antara Allah dengan manusia, sehingga di dalam nama Imam Besar itu manusia akan bisa langsung bertemu dengan Allah.

 

Mesias Juru Selamat  itu adalah Yesus. Ia adalah yang dinubutkan dari jaman-ke jaman oleh Nabi-nabi sampai akhirnya nubuatan itupun digenapi.  Yesus adalah Firman yang menjadi manusia, dan Firman itu adalah Allah (Yohanes 1:1-4,14).  Dibawah kolong langit ini tidak ada nama yang diberikan kepada manusia  yang olehnya kita bisa diselamatkan  kecuali nama Yesus (Kisah Para Rasul 4:12).

 

Korban yang sempurna itu adalah Yesus.  Keterbatasan dan ketidaksempurnaan korban-korban yang diberikan manusia untuk pendamaian dosanya (sekiranya bisa juga untuk menghapus dosanya), juga untuk memperdamaikan manusia dengan Allah akibat dosa itu mengharuskan Allah harus bertindak sesuai dengan komitmen dan janji Allah untuk menebus manusia dari dosa. Karena keterbatasan hewan-hewan korban bahkan keterbatasan manusia karena dosa, maka Yesus sendiri telah memberikan nyawanya sebagai korban yang sempurna, yang hanya sekali dipersembahkan sudah cukup untuk menanggung semua dosa manusia. Demikian dikatakan dalam Ibrani 9:28a: Demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Itulah sebabnya sekali dosa kita telah diampuni oleh Bapa maka dosa kita benar-benar telah dibersihkan oleh iman kita kepada Yesus. Bahkan kejatuhan ke dalam dosa-dosa yang akan datang juga telah diselesaikanNya. Itu sebabnya jika hari ini kita  bertobat atas segala dosa kita dan kita menerima pengorbanan dan kematian Yesus Kristus di kayu salib, bahkan kebangkitanNya dari kematian, maka besok jika kita jatuh lagi dalam dosa, tidak perlu lagi Yesus harus mati dan disalibkan kedua  kalinya demi dosa kita.

 

Imam Besar itu adalah Yesus sendiri. Dalam ayat 5,6 dan 10 Nas Firman Tuhan ini dikatakan bahwa Yesus adalah Imam Besar untuk selama-lamanya, yang ditetapkan oleh Allah sendiri.  Demikian juga dalam  Ibrani 4:14-15 berkata : “Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Dengan demikian alangkah lebih mulianya Imam Besar yang kita miliki saat ini dibandingkan dengan imam besar sebelumnya yang penuh keterbatasan. Yesus adalah korban yang tidak bercela, dan Imam Besar yang tidak berdosa sehingga sekali dia mengorbankan diriNya dan mejadi perantara antara manusia dan Bapa, maka itu sudah untuk selama-lamanya.

Ketika Yesus selesai melaksanakan pengorbananNya di kayu salib, maka tabir bait suci terbelah ( Matius 27:51), yang menunjukkan bahwa setiap orang yang percaya kepadaNya bisa langsung bertemu dengan Bapa, sebelumnya hanya imam itulah yang berhak masuk ke ruang maha kudus untuk bertemu Allah, sebagai perantara dan membawa segala korban-korban itu (Ibrani 9:7). Korban yang dibawa Imam besar dari manusia itu tidak bisa menghapuskan dosa manusia  bahkan dirinya sendiri, tetapi korban yang dibawa Imam besar dari Allah yaitu Yesus mampu menghapus dosa manusia, sebab korbannya adalah diriNya sendiri.

Karena itu saudara, dalam kemanusiaanNya, Yesus patuh dan taat kepada Bapa yang mengutusNya untuk menjadi korban yang sempurna, sekaligus, menjadi imam yang melakukan persembahan itu di hadapan Bapa sehingga pintu keselamatan bagi umat manusia yang berdosa menjadi  terbuka. Jalan pendamaian menjadi tersedia di dalam pengorbanan Yesus Kristus, bagi setiap orang yang percaya kepadaNya. Karena itulah Yesus Kristus menjadi pokok keselamatan bagi setiap manusia yang berdosa dan percaya kepadaNya. (Ibrani 5:9: dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya). Tidak ada jalan lain, tidak ada pokok/pemeran utama keselamatan yang lain, tidak ada perantara (imam) yang lain  yang olehnya kita bisa diselamatkan.

Kristus sudah mempermudahkannya bagi kita. Jika saudara mengaku orang berdosa, dan rindu diperdamikan dengan Bapa, dan dosa-dosa saudara dihapuskan,  percayalah kepada Yesus dan terimalah keselamatan yang telah ada pada pokok keselamatan (Yesus) itu. Kita tidak perlu lagi mengulang-ulang mempersembahkan korban pendamaian setiap kita berdosa. Tetapi jika saudara percaya semua dosa saudara telah dihapuskan.  Saudara tidak memerlukan lagi seorang imam menjadi perantara untuk memohon doa dan pengampunan kepada Bapa, tetapi saudara bisa langsung berdoa dan mempersembahkan hidup saudara kepada Bapa melalui Yesus sebagai Imam Besar dan perantara kita saat ini.

Karena itu saudara, selama masih ada kesempatan dan hidup kita belum berakhir, segeralah terima Yesus sang Mesias dan yakinkan telah sungguh-sungguh menerimaNya yaitu korban yang sempurna yang menggantikan kita di salibkan supaya kita beroleh selamat. Bagi saudara yang sudah menerimaNya, hiduplah dibawah iman itu dan abdikanlah sisa  hidup saudara untuk kemulianNya.

Tuhan memberkati saudara, selamat hari minggu, selamat beribadah, dan selamat beriman. Tuhan Yesus memberkati.

 

 

Shalom,

 

Ev. Harles Lumbantobing

 

 

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..