Ibadah Minggu Judika, 21 Maret 2021
Tema:
KRISTUS POKOK KESELAMATAN
Evanggelium: Ibrani 5:5-10
Epistel : Yeremia 31:31-34
Ibrani 5:5-10 (TB)
5:5 Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini",
5:6 sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."
5:7 Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
5:8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
5:9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
5:10 dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.
------
Shalom, selamat hari minggu buat sadudaraku sekalian di manapun berada. Tuhan kiranya mengaruniakan kita keselamatan, kesehatan, dan kebahagiaan di dalam AnakNya Yesus Kristus. Tuhan kiranya memulihkan saudara-saudara yang berada dalam kondisi sakit jasmani, dan juga memulihkan hati yang terluka oleh pelbagai ujian dan pencobaan di dalam dunia ini dan memebrikan saudara kemenangan.
Dalam renungan minggu ini mengambil tema “KRISTUS POKOK KESELAMATAN” yang di dasarkan pada Ibrani 5:5-10. Sadauraku, apa-kira-kira yang Tuhan mau sampaikan kepada kita lewat Nas Firman Tuhan ini. Dalam perenungan ini saya rindu berbagi dengan saudara tentang Pokok Keselamatan Allah telah sediakan. Pokok Keselamatan berarti pemeran utama, atau aktor utama dalam keselamatan. Dalam bahasa inggris disebut “the author of eternal salvation” (Ibrani 5:9).
Yesus adalah Tuhan 100% dan Yesus juga adalah manusia 100%. Dalam kemanusiaanNya Yesus juga mengalami segala hal yang manusia alami. Kedatangan Yesus ke dunia yang merupakan reinkarnasi dari Allah, adalah dalam misi penyelamatan manusia dari maut, akibat keberdosaan manusia. Misi penyelamatan ini dikerjakan dengan cara pengorbanan. Pengorbanan itu adalah jalan pendamaian antara manusia yang berdosa dengan Bapa di sorga.
Sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa, maka manusia mutlak membutuhkan keselamatan. Manusia butuh pendamainan dengan Allah serta rekonsiliasi dengan Allah atas segala dosa yang diperbuatnya. Manusia dalam keberdosaannya tidak akan sanggup memenuhi standart Allah untuk mendapatkan jalan pendamaian itu. Sebab Standart Allah sempurna tidak boleh ada setitik kesalahan atau noda yaitu dosa yang bisa diperhadapkan atau dipertemukan dengan Allah. Karena itu Allah-lah yang berinisiatif untuk memberikan jalan pendamaian dengan manusia.
Di Perjanjian Lama kita melihat bahwa Allah menjanjikan Juru Selamat yaitu Mesias yang akan mendamaikan manusia dengan Allah. Yang akan menyelamatkan manusia dari upah dosa yaitu maut. Sebelum hal itu digenapi Allah berinisiatif menyatakan kepada manusia supaya manusia itu membuat korban-korban keselamatan, korban-korban penghapus dosa, korban-korban ucapan syukur untuk melunakkan hati Allah atas dosa yang diperbuat manusia, dimana dosa itu mendatangkan hukuman dan amarah Allah bagi orang yang melakukannya.
Korban-korban itu nantinya akan menjadi indikator kepada manusia yang melakukannya: apakah Allah sudah menerima korban itu dan berdamai karena dosanya, lalu menerima korban itu sehingga Allah meredam kemarahanNya. Korban yang diterima Allah itu akan menjadikan orang yang mempersembahkannya diampuni karena dosanya, diberi keselamatan, atau diberi kemenangan dalam pergumulan hidupnya.
Sejak keturunan keluarga pertama di bumi (Kain dan Habel) melakukan praktek persembahan korban ini, Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa sejak saat itu, pemberian korban kepada Allah akan menjadi sebuah keharusan untuk menyenangkan hati Allah, untuk melembutkan hati Allah atas geram dan amarahNya, juga untuk melembutkan hati Allah atas dosa dan pelanggaran kita terhadap Allah.
Selanjutnya dalam perkembangan jaman dan manusia, dalam sejarah bangsa Israel, umat pilihan Tuhan, maka Tuhan menetapkan aturan-aturan dalam melaksanakan persembahan dan pemberian korban-korban bakaran untuk dosa, keselamatan, maupun korban ucapan syukur. Dalam pelaksanaan semua ini, Allah menunjuk seorang imam sebagai perantara antara manusia dan Allah. Imam besar Harun dan anak-anaknya menjadi imam yang dikhususkan Allah dalam pelaksanaan korban-korban bakaran ini. Imam ini adalah manusia yang tidak luput dari dosa yang setelah mempersembahkan korban untuk dosa umat itu, namun dia sendiri juga harus mempersembahkan korban untuk dosa atas dirinya sendiri.
Demikianlah terus berjalan, bahwa setiap manusia melakukan dosa, maka dia wajib untuk mempersembahkan korban bakaran untuk dosanya walaupun korban-korban itu tidak bisa menghapus dosanya, bahkan dosa imam itu (Ibrani 10:11), namun dengan demikian dia memperoleh perkenanan kepada Allah. Jika hari ini dia berkorban dan menyelesaikan dosanya, dan apabila besok dia berdosa lagi, maka dia juga harus mempersembahan korban lagi, dan diserahkan kepada Imam untuk melaksanakannya.
Ketidak sempurnaan ini (berulang-ulang) dan posisi Imam yang juga harus mempersembahkan korban untuk dirinya sendiri berulang-ulang juga (Ibrani 7:27), adalah sebagai jalan pendamaian sementara menunggu Allah menggenapkan janjiNya untuk kedatangan Mesias yang akan menyempurnakan segala korban-korban itu, bahkan menggantikan keterbatasan imam itu, sehingga nanti cukup sekali mempersembahkan korban maka persembahan itu akan layak selama-lamanya, dan Mesias akan menggantikan imam besar itu sebagai perantara antara Allah dengan manusia, sehingga di dalam nama Imam Besar itu manusia akan bisa langsung bertemu dengan Allah.
Mesias Juru Selamat itu adalah Yesus. Ia adalah yang dinubutkan dari jaman-ke jaman oleh Nabi-nabi sampai akhirnya nubuatan itupun digenapi. Yesus adalah Firman yang menjadi manusia, dan Firman itu adalah Allah (Yohanes 1:1-4,14). Dibawah kolong langit ini tidak ada nama yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita bisa diselamatkan kecuali nama Yesus (Kisah Para Rasul 4:12).
Korban yang sempurna itu adalah Yesus. Keterbatasan dan ketidaksempurnaan korban-korban yang diberikan manusia untuk pendamaian dosanya (sekiranya bisa juga untuk menghapus dosanya), juga untuk memperdamaikan manusia dengan Allah akibat dosa itu mengharuskan Allah harus bertindak sesuai dengan komitmen dan janji Allah untuk menebus manusia dari dosa. Karena keterbatasan hewan-hewan korban bahkan keterbatasan manusia karena dosa, maka Yesus sendiri telah memberikan nyawanya sebagai korban yang sempurna, yang hanya sekali dipersembahkan sudah cukup untuk menanggung semua dosa manusia. Demikian dikatakan dalam Ibrani 9:28a: Demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Itulah sebabnya sekali dosa kita telah diampuni oleh Bapa maka dosa kita benar-benar telah dibersihkan oleh iman kita kepada Yesus. Bahkan kejatuhan ke dalam dosa-dosa yang akan datang juga telah diselesaikanNya. Itu sebabnya jika hari ini kita bertobat atas segala dosa kita dan kita menerima pengorbanan dan kematian Yesus Kristus di kayu salib, bahkan kebangkitanNya dari kematian, maka besok jika kita jatuh lagi dalam dosa, tidak perlu lagi Yesus harus mati dan disalibkan kedua kalinya demi dosa kita.
Imam Besar itu adalah Yesus sendiri. Dalam ayat 5,6 dan 10 Nas Firman Tuhan ini dikatakan bahwa Yesus adalah Imam Besar untuk selama-lamanya, yang ditetapkan oleh Allah sendiri. Demikian juga dalam Ibrani 4:14-15 berkata : “Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Dengan demikian alangkah lebih mulianya Imam Besar yang kita miliki saat ini dibandingkan dengan imam besar sebelumnya yang penuh keterbatasan. Yesus adalah korban yang tidak bercela, dan Imam Besar yang tidak berdosa sehingga sekali dia mengorbankan diriNya dan mejadi perantara antara manusia dan Bapa, maka itu sudah untuk selama-lamanya.
Ketika Yesus selesai melaksanakan pengorbananNya di kayu salib, maka tabir bait suci terbelah ( Matius 27:51), yang menunjukkan bahwa setiap orang yang percaya kepadaNya bisa langsung bertemu dengan Bapa, sebelumnya hanya imam itulah yang berhak masuk ke ruang maha kudus untuk bertemu Allah, sebagai perantara dan membawa segala korban-korban itu (Ibrani 9:7). Korban yang dibawa Imam besar dari manusia itu tidak bisa menghapuskan dosa manusia bahkan dirinya sendiri, tetapi korban yang dibawa Imam besar dari Allah yaitu Yesus mampu menghapus dosa manusia, sebab korbannya adalah diriNya sendiri.
Karena itu saudara, dalam kemanusiaanNya, Yesus patuh dan taat kepada Bapa yang mengutusNya untuk menjadi korban yang sempurna, sekaligus, menjadi imam yang melakukan persembahan itu di hadapan Bapa sehingga pintu keselamatan bagi umat manusia yang berdosa menjadi terbuka. Jalan pendamaian menjadi tersedia di dalam pengorbanan Yesus Kristus, bagi setiap orang yang percaya kepadaNya. Karena itulah Yesus Kristus menjadi pokok keselamatan bagi setiap manusia yang berdosa dan percaya kepadaNya. (Ibrani 5:9: dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya). Tidak ada jalan lain, tidak ada pokok/pemeran utama keselamatan yang lain, tidak ada perantara (imam) yang lain yang olehnya kita bisa diselamatkan.
Kristus sudah mempermudahkannya bagi kita. Jika saudara mengaku orang berdosa, dan rindu diperdamikan dengan Bapa, dan dosa-dosa saudara dihapuskan, percayalah kepada Yesus dan terimalah keselamatan yang telah ada pada pokok keselamatan (Yesus) itu. Kita tidak perlu lagi mengulang-ulang mempersembahkan korban pendamaian setiap kita berdosa. Tetapi jika saudara percaya semua dosa saudara telah dihapuskan. Saudara tidak memerlukan lagi seorang imam menjadi perantara untuk memohon doa dan pengampunan kepada Bapa, tetapi saudara bisa langsung berdoa dan mempersembahkan hidup saudara kepada Bapa melalui Yesus sebagai Imam Besar dan perantara kita saat ini.
Karena itu saudara, selama masih ada kesempatan dan hidup kita belum berakhir, segeralah terima Yesus sang Mesias dan yakinkan telah sungguh-sungguh menerimaNya yaitu korban yang sempurna yang menggantikan kita di salibkan supaya kita beroleh selamat. Bagi saudara yang sudah menerimaNya, hiduplah dibawah iman itu dan abdikanlah sisa hidup saudara untuk kemulianNya.
Tuhan memberkati saudara, selamat hari minggu, selamat beribadah, dan selamat beriman. Tuhan Yesus memberkati.
Shalom,
Ev. Harles Lumbantobing
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya di Daftar... ARSIP..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih