Ibadah Minggu Quasimodogeniti
Minggu, 11 April 2021
tema:
MEMBANGUN PERSEKUTUAN YANG SALING MENGASIHI
Ev: Kisah Para Rasul 4:32-37
Ep: Amsal 17:17-20
4:32 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.
4:33 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.
4:34 Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa
4:35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.
4:36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.
4:37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
---------------------
Shalom, selamat hari Minggu saudara-i ku di dalam Tuhan. Minggu ini adalah minggu pertama setelah Paskah, yaitu minggu Quasimodogeniti yang artinya seperti bayi yang baru lahir. Dimana setiap orang yang percaya dan menerima pengorbanan Yesus di kayu salib, serta kebangkitanNya, maka sepatutnyalah dia seperti bayi yang baru lahir akan selalu haus dan rindu akan air susu yang murni. Firman Tuhan adalah air kehidupan, yang akan terus menghidupi kita yang percaya, serta memberi pertumbuhan yang baik, sehat dan kuat di dalam menjalani hidup ini dan didalam melaksanakan tuntutan Firman Tuhan di dalam hidup kita.
Kerinduan atau tuntutan Firman Tuhan bagi kita minggu ini diramu dalam satu tema MEMBANGUN PERSEKUTUAN YANG SALING MENGASIHI yang di dasarkan pada nas Firman Tuhan dari kitab Kisah Para Rasul 4:32-37. Memang untuk melaksanakan atau menjadikan nyata tema ini dalam kehidupan beriman dan bersekutu banyak dituliskan dalam Alkitab terkhusus surat-surat Rasul Paulus kepada jemaat-jemaat yang dilayaninya. Namun minggu ini kita khusus mempelajarinya dari kitab Kisah Para rasul 4:32-37 ini dengan teladan jemaat mula-mula. Nas ini berisikan gaya beriman, gaya hidup, dan gaya bersekutu dari pada jemaat mula-mula setelah mendengarkan pemberitaan Rasul-Rasul tentang Yesus Anak Allah yang telah mati lalu bangkit lagi.
Saudaraku, Pokok Utama pemberitaan Injil adalah bahwa Yesus Telah bangkit, dari pokok ini maka selanjutnya terbuka dan tersingkaplah karya penyelamatan Allah yang telah dinubuatkan berabad-abad lamanya, yaitu siapa Yesus, bagaimana pelayananNya, untuk apa Dia datang, seperti apa pengorbananNya, kebangkitanNya dan untuk apa Dia naik ke sorga, dan tentang kedatanganNya kembali. Hal ini bisa kita lihat dalam Ayat 33 yang menyebutkan bahwa Yesus yang bangkit menjadi pokok pengajaran Rasul-Rasul. Dalam setiap pertemuan mereka menyingkapkan tentang Yesus dan karya terbesar Allah yang menyertainya.
Pemberitaan ini memberikan pemahaman dan arah yang jelas kepada jemaat mengapa mereka bersekutu, apa tujuan mereka bersekutu, dan apa inti persekutuan itu. Pertemuan yang intens dan berkelanjutan, serta pengajaran yang murni tentang kebenaran membuat jemaat mula-mula itu memiliki pemahaman dan pengetahuan yang jelas akan berita Injil yang mereka telah terima.
Saudaraku, kalau kita melihat perikop ini terkhusus dalam ayat 33 ini, ini adalah merupakan ayat kunci yang akhirnya mempengaruhi dan menjadikan jemaat mula-mula itu menjadi jemaat yang hidup, penuh dengan kasih kudus dan kesaksian mereka menjadikan banyak orang menyukai mereka dan mengikuti mereka untuk percaya kepada Yesus. Kata kunci itu adalah BERITA dan YANG MEMBERITAKAN. Berita itu adalah Yesus Kristus sebagai inti, yang merupakan perwujudan Allah yang datang menjadi manusia, mati dan bangkit kembali untuk menebus manusia dari dosa. Yang memberitakan itu adalah MURID-MURID/PARA RASUL yang penuh dengan kuasa yang besar. Kita ingat di kotbah minggu lalu dalam Ibadah Paskah I dalam Markus 16:9-18, khusus dalam ayat 17-18 disebutkan bahwa Yesus telah memberikan mereka kuasa dan kemampuan untuk membuat tanda-tanda yang menyertai penginjilan mereka kepada segala mahluk.
Jadi ketika Kristus menjadi pusat pemberitaan, dan para pemberita Injil itu adalah mereka-mereka yang benar-benar merima kuasa untuk memberitakannya, maka setiap orang yang mereka layani dan ajarkan Firman Tuhan itu mengalami pertumbuhan iman yang luar biasa yang dipraktekkan dan diekspresikan dalam kehidupan nyata mereka setelah didengarkan.
Hal ini menjadi perhatian pertama sebelum berhasil mewujudkan persekutuan orang-orang percaya yang saling mengasihi. Benarkah si-Pemberita itu memberitakan hanya Kristus yang mati dan bangkit?, benarkah dia diberi kuasa oleh Tuhan untuk memberitakanNya? Atau kalau diberi kuasa apakah benar-benar dia menggunakan kuasa itu dan mengandalkannya dalam pemberitaannya?. Setiakah dia mengajarkannya dengan benar dan berkesinambungan? Ibarat seorang bayi, bahwa bayi yang baru lahir harus benar-benar minum dari susu yang murni dan berkualitas, dan yang bersumber dari ibunya sendiri, barulah pertumbuhannya akan baik.
Jadi pertumbuhan akan mengikut setelah diberikan makanan yang sehat dan murni dan dari sumber yang benar dan terpercaya. Karena itu sebagaimana jemaat mula-mula ini mengalami pertumbuhan yang pesat dan kemampuan berbuat kasih yang luar biasa sebagaimana diungkapkan dalam Nas Firman Tuhan ini, tidaklah lepas dari pengajaran yang benar, dan pengajar-pengajar yang penuh kuasa.
Dampak dari semuanya itu persekutuan jemaat mula-mula itu benar-benar hidup dan menjadi teladan bagi semua orang bahkan sampai hari ini keteladanan mereka menjadi kerinduan dan cita-cita semua gereja. Sampai hari ini Gereja terus mengalami kesulitan dalam meniru atau meneladani model gereja mulai-mula ini. Banyak Faktor yang menyebabkannya. Namun apapun faktor penyebab itu, dan bagaimanapun kuatnya dunia ini dan Iblis untuk memecah belah persekutuan orang percaya dan juga kesatuan gereja-gereja itu, Kalau dua hal pertama ini ini bisa konsiten melakukannya maka niscaya gereja bisa melakukannya. Dua hal pertama itu adalah yang tadi yaitu Inti pemberitaan dan si pemberita itu sendiri. Dengan demikian maka jemaat akan mampu menerjemahkan itu semua dalam wujud persekutuan yang hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Jika kita melihat tema ini, maka kata membangun menunjukkan kata kerja yang mengharapkan kita semua yang percaya mengambil bagian dalam mewujudkan apa yang akan dibangun. Setelah memiliki pokok inti pemberitaan dan para pemberita-pemberita yang bisa dipercaya serta memiliki kuasa, maka seluruh jemaat harus bisa memulai dan mewujudkan pembangunan ini dengan pengawasan, tuntunan dan panduan dari para Pemberita-pemberita itu.
Bagaimanakah persekutuan yang hidup itu dibangun?. Saudara dalam persekutuan kita dengan orang lain sebagai gereja yang kudus dan am, maka Inti persekutuan kita itu haruslah Kristus (sebab Kristuslah menjadi kepala), dan tali atau rantai yang mengikatnya adalah KASIH (AGAPE).
Dalam jemaat mula-mula itu kita melihat bahwa karena Kristus, maka setiap orang rela mengasihi saudaranya yang lain dengan kasih Agape, yang mengandung arti, “meskipun”. Artinya meskipun saya dan dia tidak seibu sebapa, tetapi aku tetap mengasihinya sebagai saudara, dan milikku adalah miliknya juga. Meskipun aku juga butuh, gak apa-apalah kudahulukan mereka sebab mereka lebih butuh daripada aku, Meskipun hanya aku yang berkorban dalam perskutuan ini tidak apa-apalah asalkan kami bisa saling mengasihi satu dengan yang lain. Begitu seterusnya dengan “meskipun-meskipun” yang lain. Saudara, itulah wujud kasih yang mereka tunjukkan. Dan dalam melakukan semuanya itu mereka tidak berkekurangan. Pola inilah yang Tuhan kehendaki hendak kita lakukan terus-menerus dalam jaman ini sebagai umat percaya yang telah Tuhan satukan dalam persekutuan.
Lalu wujud dari KASIH yang mengikat itu adalah PERBUATAN yang BERKORBAN, kemudian diikuti dengan PENGAKUAN. Pengakuan itu adalah prinsip yang dipegang dan diakui bahwa segala sesuatu yang mereka miliki bersumber dari satu sumber (TUHAN) dan dengan tujuan yang sama (MENJADI BERKAT BAGI SEMUA), dan dengan status yang sama (TITIPAN) dan dengan sifat yang sama(DIPERCAYAKAN) (ay 32). Dengan membangun pemahaman ini maka tentunya persekutuan itu dengan sendirinya akan mulai bergerak kepada keinginan Firman Tuhan, yaitu menuju pola dan sifat persekutuan yang saling mengasihi tu.
Dalam hal ini peran serta Roh Kudus sangatlah penting dan merupakan key succes dalam pencapaian kehidupan persekutuan yang saling mengasihi ini. Nas Firman hari ini membukakan kondisi dan keadaan jemaat mula-mula yang menunjukkan respon dan tindaklanjut dari keyakinan dan kepercayaan mereka kepada Kristus. Kuasa Roh Kudus yang mereka terima setelah mereka percaya dan dibabtis memampukan mereka untuk melakukan hal itu.
Demikiankah dari sisi Inti berita (Kristus), dan dari sisi si Pemberita Injil yang harus benar-benar dipastikan kebenarannya, lalu selanjutnya adalah respon dari para jemaat setelah dilayani, diajar dan dibawa kepada pengenalan akan Kristus. Karena itu hendalah respon dari jemaat yang sudah mendengar berita tentang Kristus itu adalah sebagai berikut:
- Senantiasa melihat karya dan perbuatan Allah terhadap hidup kita. Allah tidak pernah berhenti berkarya dalam hidup kita pribadi lepas pribadi, dengan demikian kita selalu bersyukur, dan semakin mengasihi Allah. Kita Jangan lupa saudara bahwa cara mengasihi Allah adalah dengan mengasihi yang Allah kasihi yaitu manusia.
- Meresponi ajakan Tuhan untuk bertobat, lalu bersekutu bersama untuk memuji Tuhan bersama-sama dengan orang-orang yang berdosa yang telah diselamatkkan sama seperti kita.
- Merelakan diri kita untuk dipimpin Roh Kudus. Hidup kita bukan lagi hidup kita, tetapi harus menjadi milik Kristus.
- Sebagaimana engkau telah dihidupkan dan diperbaharui Tuhan, demikian juga hendaknya engkau memberitakan dan mengajak orang lain untuk mengalami hal yang sama
- Dengan bertambah dan berkumpulnya orang-orang percaya yang memiliki iman dan kasih yang sama seperti saudara mulailah untuk hidup bersekutu seperti model jemaat mula-mula itu, itulah yang TUHAN kehendaki.
- Lalu sebagaimana saya sampaikan diatas, wujudnyatakanlah PERBUATAN yang BERKORBAN, kemudian diikuti dengan PENGAKUAN bahwa segala sesuatu yang mereka miliki bersumber dari satu sumber (TUHAN) dan dengan tujuan yang sama (MENJADI BERKAT BAGI SEMUA), dan dengan memahami bahwa semua yang kita miliki adalah TITIPAN yang sifatnya DIPERCAYAKAN. Hal inilah yang membuat jemaat mula-mula itu akhirnya menjadi jemaat yang begitu gigih dan kuat mempraktekkan Firman Tuhan untuk saling mengasihi, serta disukai banyak orang.
Saudaraku, di dalam Tuhan kita Yesus Kristus, Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan (Roma 1:16), dan persekutuan antar orang percaya adalah dampak dan bukti dari kekuatan Injil itu. Mari kita bangun persekutuan yang saling mengasihi dengan kekuatan Injil, mari para Pemberita Injil sungguh-sungguh mengajarkan kebenaran disertai dengan kuasa Roh kudus, dan semua jemaat yang telah menerimanya meresponiya dengan ketaatan yang berkorban dengan Kasih yang Agape. Tunjukkanlah kekuatan Injil itu dalam persekutuan kasih satu dengan yang lain, sehingga banyak orang lain yang melihat dan tertarik untuk datang bergabung dengan persekutuan kasih itu.
Saudaraku, masihkah bisa model jemaat mula-mula itu kita wujudkan kembali dalam jaman ini? Apakah itu hanya menjadi kenangan dan hanya sebagai mimpi gereja sekarang ini? Jawabannya bisa, kalau mereka bisa mengapa kita tidak? tentu kalau kita memiliki pemahaman yang sama dan bekerja sama maka itu masih bisa terwujud. Sebab Injil dan Tuhan yang yang mereka terima adalah sama seperti yang kita terima dan yakini, dan Roh Kudus yang bekerja di dalam mereka adalah Roh Kudus yang sama yang bisa bekerja diantara kita. Memang benar bahwa model persekutuan yang saling mengasihi di dalam Alkitab tidak hanya bentuk kerelaan untuk menjual semua harta milik kita dan membagi-bagikannya seperti jemaat mula-mula itu. Demikian juga dengan prinsip bahwa harta yang dimiliki adalah harta bersama. Namun kekuatan Injil yang mereka telah terima setidaknya telah memampukan mereka untuk mengalahkan tantangan dan godaan terbesar manusia yaitu kecintaan kepada harta dan kekayaan dan keserakahan. Itulah titik lemah dan kegagalan seorang muda yang kaya yang telah melakukan seluruh hukum taurat sejak mudanya ketika berjumpa dengan Yesus dan bertanya perbuatan apa yang harus dilakukannya supaya dia mendapatkan hidup yang kekal. Lalu Yesus berkata tinggal satu lagi, juallah hartamu, bagi-bagikan kepada orang miskin lalu mengikut Aku (Yesus) (Lukas 19:16-24). Tetapi orang muda itu tidak sanggup karena hartanya banyak. Lalu Yesus berkata “Alangkah sukarnya orang kaya masuk dalam kerajaan sorga, adalah lebih mudah seekor unta masuk ke dalam kubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam kerajaan sorga.
Akhir kata, selamat membangun persekutuan kasih, selamat memakan makanan rohani yang murni dan bergizi lewat mendengarkan ajaran Firman yang sehat dari para HambaNya yang diutus, Selamat saliing mengasihi satu dengan yang lain di dalam Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
Shalom,
Ev. Harles Lumabntobing
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya di Daftar... ARSIP..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih