Sabtu, 31 Juli 2021

BERUSAHA MEMELIHARA KESATUAN ROH

Ibadah Minggu 9 Setelah TRINITATIS 1 Agustus 2021

Tema:

BERUSAHA MEMELIHARA KESATUAN ROH

Ev. Efesus 4:1-7

Ep: Keluaran 16:11-18

 

Efesus 4:1-7 (TB)

4:1 Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.

4:2 Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.

4:3 Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:

4:4 satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,

4:5 satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,

4:6 satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.

4:7 Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.

 

------------------

Shalom, selamat hari minggu buat saudara-saudari ku sekalian. Saya berdoa kiranya semua saudara  senantiasa berada dalam lindungan Tuhan kita Yesus Kristus.  Tidak terasa kita sudah memasuki bulan yang baru di tahun 2021 ini yaitu bulan Agustus. Bagi kita bangsa Indonesia bulan ini adalah bulan peringatan akan kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan ini kita raih atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dalam perjuangan para pahlawan dan kebulatan tekad seluruh bangsa Indonesia dari sabang sampai Merauke, untuk bersatu mengusir penjajah dari tanah air kita. Seperasaan, senasib dan sepenanggungan membuat kesatuan itu menjadi sangat kuat dan terus bergelora untuk mencapai kemerdekaan di seluruh tanah air Indonesia.

Dahulu jatuhnya Indonesia ke tangan penjajah, adalah diakibatkan rapuhnya kesatuan dan persatuan diantara sesama  rakyat Indonesia sehingga mudah sekali untuk di adu domba oleh penjajah. Akhirnya bumi dan tanah air Indonesia jatuh kedalam kekuasaan Penjajah. Tetapi syukur kepada Tuhan  bahwa semangat persatuan itu berhasil dibangun kembali dalam semangat seperasaan, Senasib dan sepenanggungan. Semangat kebersamaan ini menjadi roh penggerak dalam setiap sanubari para pahlawan dan juga rakyat Indonesia untuk berjuang merebut kemerdekaan.

            Saudaraku, semangat kesatuan adalah kekuatan besar dalam sebuah komunitas, kelompok, organisasi, Gereja, maupun suatu bangsa. Dalam ibadah minggu ke-9 setelah Trinitatis ini, Firman Tuhan berbicara kepada kita dengan tema “BERUSAHA MEMELIHARA KESATUAN ROH” yang di dasarkan pada kitab Efesus 4:1-7.  Surat rasul Paulus ke jemaat Efesus ini merupakan seruan kepada umat Allah untuk memahami dan memaknai rencana agung Tuhan Allah dalam mempersatukan seluruh umat manusia melalui Yesus Kristus yang menjadi kepala. Dalam surat ini dijelaskan bagaimana penyatuan itu terjadi mulai dari karya penebusan manusia lewat darah Kristus untuk pendamain antara manusia yang berdosa dengan Bapa. Kemudian manusia dibebaskan dan dipersatukan dengan Allah dan menjadi ahli waris kerajaan sorga. Bukan saja hanya orang Yahudi tetapi semua orang yang menerima karunia keselamatan itu menjadi satu di dalam tubuh Kristus, dan Kristus sebagai kepala. Penyatuan,  pendamaian, dan pengampunan dosa  ini Tuhan meteraikan dengan Roh Kudus sebagai jaminan akan janji penggenapan Allah.

            Allah menginginkan jemaatNya untuk bersatu dan hidup rukun di dalam kesatuan Roh dan dalam ikatan damai sejahtera. Tuhan menginginkan terjalinnya kerukunan antara setiap orang percaya. Bagaimana Nats Firman Tuhan hari ini berbicara kepada kita tentang memelihara kesatuan Roh ini? Mari kita lihat dalam uraian berikut ini.

           

Perikop hari ini ditujukan Rasul Paulus kepada mereka yang sudah menerima karunia keselamatan. Mereka yang dahulunya jauh, terpisah, menjadi seteru dengan Bapa, bukan penerima janji namun oleh karena Kristus sekarang menjadi satu dengan Bapa di dalam Yesus Kristus. Nats dalam pasal 4 ini merupakan nasihat kepada jemaat itu supaya HIDUP MEREKA BERPADANAN DENGAN PANGGILAN mereka sebagai umat percaya. Panggilan itu adalah untuk memberitakan kabar baik yaitu untuk menyaksikan bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus ( Efesus 3:6). Inilah panggilan bagi Rasul Paulus yang menjadikannya begitu berani dan mengambil komitmen untuk segera memberitakan kabar sukacita ini kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi.  Karena itu jugalah dalam awal pasal  4 ini Paulus mengingatkan jemaat itu tentang siapa dirinya yaitu sebagai narapidana, orang yang terpenjara demi jemaat itu karena pemberitaan Injil.

            Dia tidak berkata aku Paulus Rasul Tuhan, atau Hamba Tuhan, atau Utusan Injil, atau salah satu dari Rasul Kristus diluar yang ke 12 itu. Tetapi ia memperkenalkan (mengingatkan) dirinya sebagai orang yang terpenjara karena Injil. Paulus mau supaya jemaat itu menyadari bahwa mereka dipanggil bukan sekedar supaya berkumpul, tanpa penderitaan, hanya dipersatukan dan menikmati persatuan itu, atau dipanggil hanya untuk selamat menerima kasih karunia itu dan menikmatinya seorang diri, tetapi supaya jemaat itu sadar akan panggilannya sebagai tubuh Kristus untuk pergi mengabarkan kabar sukacita itu yaitu keselamatan bagi semua orang bukan hanya Yahudi saja. Hal tersebut butuh pengorbanan dan resiko sebagaimana yang dialami Paulus sampai dipenjarakan. Mengikut Yesus tidak mudah. Yesus berkata bahwa kita harus menyangkal diri dan memikul salib itu. Begitu yakinnya Paulus akan panggilannya sehingga dia rela untuk menderita sampai dipenjara demi jemaat itu bahkan sampai mengalami kematian tragis sebagai martir.

            Selanjutnya disampaikan Rasul Paulus bahwa untuk bisa hidup berpadanan dengan panggilan itu maka diperlukan dua hal penting yang perlu ditekankan  untuk bisa mewujudkannya di tengah-tengah kehidupan mereka berjemaat sekaligus saksi-saksi Kristus.

Yang pertama yaitu  penekanan yang berhubungan dengan diri sendiri yaitu bagaimana secara pribadi bertumbuh dengan baik dan memiliki kualitas iman dan karakter yang baik. Dalam hal ini disampaikan 4 hal yang sangat penting yang perlu nanti digunakan dalam menjaga dan memelihara kesatuan jemaat. Keempat hal tersebut adalah:

1. Rendah Hati

2. Lemah-lembut

3. Sabar

4. Menunjukkan kasih dalam hal saling membantu.

DI dalam konsep membangun tubuh Kristus dan memelihara hubungan setiap anggota, keempat hal ini memiliki peran yang sangat besar yang tidak terpisahkan dalam mengelola kebersamaan dan kesatuan dalam jemaat.

Lalu yang kedua yaitu  penekanan yang berhubungan antara pribadi dengan pribadi orang lain (sesama umat). Di ayat 3 jelas sekali dikatakan bahwa jemaat itu harus berusaha memelihara kesatuan Roh.  Sebagaimana tema kita di minggu hari ini. Kalimat ini dimulai dengan kata berusaha. Kata ‘berusaha’ ini menunjukkan bahwa tidak mudah untuk mendapatkan kesatuan Roh itu. Untuk mendapatkan kesatuan Roh itu dibutuhkan usaha, tekad dan kerja keras. Padahal setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus memiliki Roh Kudus yang sama di dalam mereka. Namun dikatakan ‘berusahalah’. Hal ini menunjukkan bahwa hidup rukun dan satu di dalam kesatuan Roh tidaklah mudah. Hal tersebut diakibatkan  setiap pribadi lepas pribadi memiliki perbedaan-perbedaan yang mendasar yang tidak sama yang sering memicu perpecahan. Bisa saja perbedaan itu menyangkut Sifat yang berbeda, karakter yang berbeda, tingkat ekonomi yang berbeda, tingkat pendidikan yang berbeda,  kemauan yang berbeda, pola dan cara berpikir yang berbeda. Sehingga akhirnya kalau tidak diusahakan dan dikelola dengan baik akan menjadi  masalah dalam tubuh Kristus(jemaat) dan akan menjadi penghalang Injil untuk diberitakan ke segala penjuru bumi.

Dalam bagian kedua ini disampaikan bahwa untuk memelihara kesatuan Roh itu diperlukan ikatan damai sejahtera dalam hubungannya dengan sesama. Kesatuan-yang diharapkan Rasul Paulus di sini bagi kita adalah kesatuan yang mencakup  7 (tujuh) kesatuan yang sangat mendasar yaitu:  satu tubuh, satu Roh, satu Pengharapan, satu Tuhan, satu Iman,  satu Baptisan, serta satu Allah dan Bapa. Jemaat harus memiliki kesatuan pemahaman, kesatuan keyakinan akan ke-7 hal ini. Sebab di ketujuh bagian inilah setan dan para aliran-aliran sesat bekerja begitu kerasnya untuk menghancurkan kekristenan. Sudah terbukti selama berabad-abad  bahwa ketujuh hal ini selalu dipakai oleh Iblis untuk memecah belah umat Allah.

Untuk mengelola semua ini maka Allah mengaruniakan pemberian-pemberian kepada jemaat itu sebagai kasih karunia. Dalam ayat 7 dikatakan bahwa pemberian karunia itu adalah berdasarkan ukuran Kristus. Artinya tidak semua orang menerima pemberian yang sama. Tetapi sesuai dengan kehendak dan ukuran yang Tuhan telah tetapkan,  Jadi karunia yang Tuhan berikan kepada masing-masing jemaat tidak sama dan berbeda-beda. Semua itu tergantung Allah dan kedaulatan Allah. Namun dalam perbedaan inilah terletak sebuah kekuatan tubuh yang jika dipersatukan akan menjadi sebuah kekuatan yang sangat besar yang apabila dijalankan secara bersamaan dimana Kristus sebagai kepala maka akan membawa jemaat itu kepada kehidupan yang sepadan dengan panggilannya yang sesungguhnya. Dalam ayat 8-12 dikatakan bahwa pemberita karunia yang berbeda-beda itu adalah untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

Jadi kesatuan Roh itu akan tercapai jika semua anggota yang diberi pemberian-pemberian khusus mengetahui dan menyadari karunianya dan fungsinya masing-masing, lalu mengerjakannya dengan rendah hati, lemah-lembut, dan sabar. Sebab tidak mudah untuk mengelola perbedaan itu. Tidak mudah untuk merajut kebersamaan di tengah-tengah banyaknya perbedaan, walaupun jemaat itu memiliki persamaan yaitu sama-sama satu tubuh, satu Roh, satu Pengharapan, satu Tuhan, satu Iman,  satu Baptisan, serta satu Allah dan Bapa. Bahkan menyatukan jemaat yang sama-sama memiliki kesamaan inipun juga tidak mudah. Apalagilah menyatukan jemaat-jemaat yang memiliki banyak perbedaan pasti lebih sulit. Karena itu dalam ayat 3 Rasul Paulus berkata “BERUSAHALAH” memelihara kesatuan Roh.

Saudaraku, Firman Tuhan hari ini mengajak kita untuk merenungkan sejauh mana kita mengimani bahwa kita yang percaya kepada Yesus Kristus adalah satu tubuh. Tidak perduli apakah saudara orang Yahudi atau Yunani, atau suku apa, bangsa apa, berkulit  apa. Asalkan percaya Yesus maka kita adalah satu saudara di dalam Yesus, dan selanjutnya memiliki satu panggilan yang sama sebagai Garam dan Terang dunia serta menjadi berkat bagi banyak orang.  

Firman Tuhan hari ini juga mengajak kita merenungkan sejauh mana pengaruh dan keterlibatan kita dalam merajut kebersamaan dan persatuan  di gereja kita masing-masing atau di komunitas kita masing-masing. Sejauhmana potensi persamaan yang kita miliki dengan orang lain bisa kita kerjakan untuk mendatangkan kebaikan bagi banyak orang. Sejauh mana juga perbedaan yang kita miliki masing-masing dalam hal karunia dari Tuhan yang bisa kita kerjakan untuk pembangunan tubuh Kristus dan kita pertanggungjawabkan kepada Tuhan?. Apakah kita jemaat yang aktif atau pasif di dalam menjalankan fungsi kita masing-masing sebagai umat Tuhan yang telah dipanggil untuk memelihara kesatuan itu?

Mari saudaraku kita semua berusaha untuk melaksanakan Firman Tuhan, meskipun tidak mudah, tetapi mari lakukan sesuai peran kita masing-masing, sesuai dengan bagian dan karunia kita masing-masing. Kita bisa melihat saat ini banyaknya perpecahan di tubuh Kristus yaitu gereja. Semakin mendekati akhir jaman gereja terus-menerus mengalami pergolakan dan perpecahan. Beragam alasan dan kepentingan terjadi sehingga Gereja bisa terpecah, Jemaat berkelahi, Antar gereja saling menjelekkan, antar Hamba Tuhan saling menjelekkan satu dengan yang lain, antar jemaat saling meninggikan hati, Perbedaan semakin ditonjolkan, sebaliknya persamaan semakin diabaikan bahkan tidak dinampakkan lagi. Tubuh Kristus terus menerus dicabik-cabik dari dalam dan dari luar. Kedengkian, iri hati, persaingan dan kesombongan terus menerus dipertontonkan sehingga jemaat  terus menerus terpecah belah. Dengan demikian sepertinya Iblis sukses membuat gereja melupakan panggilannya yang sesungguhnya. Tetapi syukur karena Roh Kudus hingga saat ini Gereja masih tetap eksis di tengah-tengah banyaknya gejolak, walau tidak kita pungkiri perpecahan masih banyak terjadi.

Saudaraku mari sadar. Sebagaimana dalam pendahuluan di atas bahwa bangsa Indonesia akhirnya dijajah adalah karena rakyatnya berhasil dipecah-belah oleh musuh. Rakyat dibuat saling mencurigai satu dengan yang lain sehingga saling membunuh, akhirnya bangsa ini mudah dikuasai oleh musuh. Demikian juga dalam Gereja. Musuh dan aktor di belakang perpacahan itu adalah Iblis yang terus menerus menabur politik perpecahan di tengah-tengah jemaat, menabur benih-benih kesombongan, benih-benih kecurigaan, amarah, dan keserakahan sehingga jika jemaat lengah dan terpancing akan hasutannya maka terjadilah perpecahan dan jemaatpun dikuasai dan dijajah.   I Petrus  5:8 berkata:

Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya”.

Jangan lalai. Bahwa musuh persatuan adalah perpecahan, dan di belakang perpecahan itu ada si Iblis yang siap menuai atas kelalaian kita. Karena itu waspadalah, sadarlah selalu. Di akhir khotbah ini saya menyerukan Selamat berusaha memelihara kesatuan Roh, Sadar dan waspadalah dan selamat hari minggu, Tuhan Yesus memberkati.

 

Shalom,

 

 

Ev. Harles Lumbantobing

  KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..

 

Sabtu, 24 Juli 2021

ALLAH MEMELIHARA UMATNYA

 

Minggu 8 Setelah Trinitatis

Tema:

ALLAH MEMELIHARA UMATNYA

 

Ev: 2 Raja-Raja 4:42-44

Ep: Yohanes 6:25-35

 

2 Raja-Raja 4:42-44 (TB)

4:42 Datanglah seseorang dari Baal-Salisa dengan membawa bagi abdi Allah roti hulu hasil, yaitu dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong. Lalu berkatalah Elisa: "Berilah itu kepada orang-orang ini, supaya mereka makan."

4:43 Tetapi pelayannya itu berkata: "Bagaimanakah aku dapat menghidangkan ini di depan seratus orang?" Jawabnya: "Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman TUHAN: Orang akan makan, bahkan akan ada sisanya."

4:44 Lalu dihidangkannyalah di depan mereka, maka makanlah mereka dan ada sisanya, sesuai dengan firman TUHAN.

----------------

 

            Shalom, selamat hari minggu saudaraku semua di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Senang rasanya masih bisa menyapa saudara lewat renungan dalam tulisan dalam blog ini. Kiranya saudara senantiasa diberkati, dan iman kita  bersama-sama semakin bertumbuh di dalam Tuhan. Saya sangat mengapresiasi saudara-saudara yang dengan setia mau membaca renungan demi renungan dalam blog ini. Karena menurut saya pribadi saudara yang mau merenungkan kotbah setiap minggu dengan cara membaca pasti sangat serius, dan penuh perhatian dan perenungan. Tetapi ini hanya pandangan saya, saya berdoa kiranya saudaraku semua yang membaca renungan dalam blog ini tetap bisa menikmati setiap Firman Tuhan baik dalam bentuk tulisan, audio ataupun audio visual.

            Saudaraku, dalam ibadah minggu ini yaitu minggu kedelapan setelah Trinitatis mengambil tema “ALLAH MEMELIHARA UMATNYA” yang didasarkan pada kitab 2 Raja-Raja 4:42-44. Apa yang Tuhan mau sampaikan kepada kita lewat Nats hari ini, marilah kita perhatikan bersama-sama.

Saudaraku, masalah besar apakah saat ini yang dialami manusia di bumi ini?. Saya melihat bahwa masalah yang paling besar yang dialami manusia saat ini adalah  KEKUATIRAN dan KETAKUTAN.  Hal ini tidak hanya menjangkiti orang-orang yang tidak mengenal dan percaya Tuhan, tetapi juga melanda orang-orang percaya atau umat Tuhan.

Banyak orang tahu, bahkan percaya,  bahkan bersaksi bahwa Tuhan beserta dia, Tuhan ada di mana-mana.  Tetapi ketika  masalah ada di hadapannya  dia malah ragu akan janji penyertaan Tuhan  Akibatnya muncul : KUATIR DAN TAKUT.

          Dalam Nats minggu ini kita melihat bahwa pelayan/hamba dari  Elisa meragukan akan perkataan Elisa untuk menjamu maka ratusan utusan Nabi hanya dengan 12 roti jelay dan sekantong tepung gandum. Keraguan sering sekali membuat seseorang tidak akan bisa melihat pertolongan dan pemeliharaan Tuhan. Sebab keraguannya akan membawanya kepada kekuatiran dan ketakutan itu.

Lalu kita melihat bahwa Elisa menegaskan dan memerintahkan pelayannya untuk melakukannya. Ketika pelayannya itu percaya maka mujizat terjadi.

Tidak wajar sebenarnya pelayan Elisa untuk ragu terhadap kuasa yang Tuhan berikan kepada Elisa, karena baru saja di ayat 39-41 dia melihat  Elisa membuat mujizat terhadap makanan yang mengandung maut, menjadi makanan yang layak di makan.

Saudaraku, sudah sering kita lihat pertolongan dan penyertaaan Tuhan, bahkan kita sering berkata “ini pertolongan Tuhan, ini berkat Tuhan, ini karena kasih Tuhan, dan sebagainya” tetapi sering sekali juga setelah itu ada muncul masalah baru kita langsung kuatir atau lemah, dan ketakutan. (=Tidak konsisten).

Tidak sedikit orang yang karena ketakutan dan kekuatiran itu membuat dia lari dari Tuhan kepada kekuatan dunia  ini, kepada jalan-jalan kesesatan untuk mencari kelepasan dan keluar dari ketakutan dan kekuatiran itu. Apalagi Iblis selalu mengambil kesempatan dari setiap ketakutan dan kekuatiran manusia untuk tampil sebagai juru selamat. Namun syukur kepada Tuhan, meskipun terkadang kita ragu dengan Firman Tuhan, tetapi karena kedaulatanNya Tuhan tegas kepada kita dan memerintahkan kita untuk tetap percaya atas pemeliharaanNya.

            Allah berkuasa memelihara umatNya dengan caraNya yang ajaib.  Tidak semua umatNya harus tau apa yang Tuhan lakukan dalam memeliharanya. Tetapi umat itu akan tahu bahwa Tuhan memelihara mereka, meskipun caranya tidak selalu harus tahu. Contoh dalam nats Firman Tuhan hari ini para rombongan Nabi itu makan kenyang dan bahkan sisa, meskipun mereka tidak harus tau dari mana dan bagaimana jalannya. Hanya Elisa dan pelayan (pesuruh)nyalah yang tahu bahwa itu mujizat.

            PEMELIHARAAN ALLAH terhadap umatNya adalah menurut kehendakNya. Dalam Filipi  4:19 dikatakan:

Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus”.

Di sini kita melihat bahwa pemeliharaan Tuhan untuk memenuhi keperluan kita adalah tergantung dari pihak Allah. Bukan berdasarkan keinginan manusia, atau berdasarkan keadaan manusia apakah sedang terdesak, sedang berkecukupan atau sedang berkekurangan. Jadi bukan menurut keperluan kita tetapi menurut kekayaan dan kemulianNya.

Roma  9:15 juga berkata:

Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."

Jadi pemeliharaan Allah adalah tergantung kedaulatan Allah. Sedangklan dari sisi kita manusia diperlukan iman percaya yang teguh dan kokoh kepada Allah, bahwa Allah pasti akan memelihara umatNya.

Allah berkuasa memelihara umatNya saat umatnya sadar atau tidak sadar akan kehadiran Allah. Allah juga berkuasa memelihara umatNya saat umatnya sadar atau tidak sadar akan cara Allah memeliharanya.

Dalam konteks dunia saat ini di jaman revolusi industri 4.0, dengan jaman teknologi yang sangat canggih, dimana dunia sudah mulai beralih kepada teknologi kecerdasan buatan, ditambah lagi munculnya pandemi covid-19 yang menghantam dunia, manusiawi sifatnya jika muncul kekuatiran dan ketakutan dalam seseorang. Tetapi bagi setiap orang percaya (umat Tuhan) belajar dari Nas Firman ini sepatutnyalah kita semua tenang dan tenteram di dalam Tuhan. Bahwa Tuhan pasti akan memelihara dan menolong kita dari seluruh pergumulan ini.

Bagaimana caranya? 

Cara Tuhan tidak terbatas. Semua jalan, semua fasilitas, semua ilmu, semua ciptaan bisa Tuhan gunakan untuk memelihara umatNya. Pertanyaan mendesak adalah apakah saudara sudah  yakin bahwa saudara adalah umat Allah, milik kesayangan Allah? Kalau sudah yakin, tenanglah bahwa ALLAH pasti memelihara umatNya.

Tuhan sesungguhnya sudah menyediakan semua yang diperlukan orang yang dikasihiNya. Rancangan Tuhan adalah indah dan masa depan yang cerah yang sungguh ada (Amsal 23: 18) . Hanya saja manusia sering ragu atas kuasa Tuhan. Bahkan ada yang sama sekali tidak percaya lagi ketika ada tawaran-tawaran dunia ini atau iblis yang bisa memberikan jalan keluar dan pemeliharaan yang sepertinya masuk diakal (logika) dan merespon dengan lebih cepat.

Banyak orang saat ini berkata demikian:

ah cara Tuhan terlalu lambat” atau

menunggu Tuhan  kesempatan keburu lewat”.

mengandalkan Tuhan terlalu lama” dan lain sebagainya.

            Saudara Nats Firman Tuhan hari ini  mengajarkan kepada kita bahwa Allah tidak pernah tidur, dan Allah tidak pernah diam saat umatnya mengalami pergumulan, masalah, atau penderitaan. Segala masalah yang bangsa Israel hadapi baik kelaparan, bencana alam, wabah penyakit, peperangan, kemarau dan lain sebagainya adala karena perbuatan bangsa itu sendiri dimana mereka  telah menduakan Tuhan. Sikap ini dimulai dari Raja-Raja mereka. Raja membawa rakyatnya kepada penyembahan berhala. Dalam situasi itu Tuhan tidak tidur dan bukan tidak melihat apa yang terjadi pada umatNya. Karena itu Tuhan terus mengirim Nabi-Nabinya silih berganti untuk mengingatkan bangsa itu, menegur bangsa itu dan membawa bangsa itu kembali kepada Tuhan. Hanya saja masalah yang sering terjadi adalah bangsa itu sering tidak melihat setiap pertolongan Tuhan. Mereka juga abai kepada peringatan-peringatan Tuhan lewat Nabi-NabiNya. Kalau hari ini mereka bertobat besok mereka ulangi lagi perbuatan jahatnya, lalu mereka masuk kembali ke dalam berbagai-bagai duka, pencobaan, bahkan hukuman.

              Kita melihat dalam Nats ini, bahwa disebutkan suatu kali para rombongan Nabi berkumpul di hadapan Elisa. Alkitab tidak menyebutkan mereka sedang ngapain. Tetapi kemungkinan Elisa sebagai Abdi Allah sedang berbicara dan bercakap-cakap dengan mereka, atau mengajar mereka tentang hal-hal tertentu menyangkut ke nabian mereka. Lalu barangkali sudah waktunya makan, dan pada saat itu kelaparan sedang mengancam negeri itu akibat hukuman Tuhan.

Di sini kita melihat dalam suasana kelaparan yang mengamcam, tidak terkecuali rombongan nabi-nabi itu, dan ditengah-tegah susahnya untuk mendapatkan bahan makanan untuk diolah apalagi untuk seratusan orang, Tuhan menunjukkan kuasa dan pemeliharaanNya. Dimulai dari ayat 38-41 kita melihat bahwa dari tanaman dan buah labu liar yang beracun dan mengandung maut, Tuhan mengadakan mujizat lewat Elisa dengan menjadikan makanan yang dimasak itu menjadi tawar dan  layak untuk dimakan. Lalu peristiwa kedua adalah  dalam Nats hari ini ayat 42-44. Dimana tanpa Elisa dan rombongan Nabi itu tahu  ada seseorang Tuhan utus untuk membawa dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong. Orang tersebut berasal dari Baal-Salisa. Tidak jelas disebutkan kenapa dia datang membawa itu kepada Elisa. Namun kemungkinan itu adalah hasil pertama dari panen gandumnya (hulu hasil) yang diolah menjadi roti jelai yang dipersembahkan kepada Allah melalui hambaNya Elisa. Tetapi inipun dugaan saya. Tetapi yang jelas dikala kelaparan hebat melanda, pertama ada orang yang mau mempersembahkan apa yang dimilikinya kepada orang lain, yang sebenarnya kalau dipikir-pikir mengingat kondisi kelaparan itu dia sebaiknya menyimpannya sebagai stok/cadangan untuk dirinya dan keluarganya. Kedua adalah bahwa ini adalah cara Tuhan untuk memelihara Elisa, pembantunya dan rombangan para Nabi dalam masa kelaparan itu.

Dalam peristiwa itu, silih berganti mujizat yang Tuhan nyatakan di hadapan mereka. Yang pertama seseorang yang tidak diduga datang membawa roti jelay dan tepung gandum satu kantong. Kedua apa yang dibawa  orang tersebut sangat sedikit dibandingkan jumlah orang yang akan diberi makan yaitu seratusan orang ditambah Elisa dan pembantunya. Namun Tuhan memberkatinya dan menjadikan yang sedikit itu menjadi berlimpah bahkan sampai ada sisanya.

Saudara, apakah yang tidak mungkin yang Tuhan bisa lakukan? Tidak ada.

Kita manusialah yang terlalu membatasi Tuhan dan menganggap bahwa Tuhan tidak sanggup memelihara hidup kita. Atau kadang kita berpikir bahwa Tuhan tidak mengerti persoalan hidup kita, apa yang sebenarnya kita butuhkan dan bagaimana cara mencukupkan apa yang kita perlukan. Kita sering berpikiran bahwa kita lebih tahu dari Tuhan.  Inilah yang sering menyebabkan kita tidak pernah melihat pertolongan Tuhan dan pemeliharaanNya.

Saat tangan Tuhan terbuka untuk menolong kita, kita meragukannya.

Saat jalan mau Tuhan buka kita berpaling mencari jalan lain.

Saat Tuhan mengirim utusan-utusannya untuk menolong kita dengan cara yang tidak kita duga, kita sering ngotot bahwa pertolongan Tuhan akan hadir sesuai dengan cara yang kita ingini dan ketahui.

Akhirnya pertolongan itu berlalu. Lalu kita berkata “dimana Engkau Tuhan dari tadi aku menunggu”, Tuhan-pun berkata dari “tadi pertolonganku sudah kukirim namun engkau menolak dan mengabaikannya”. Yah ini sering terjadi ketika kita mengharapkan pemeliharaan dan pertolongan Tuhan itu akan menghampiri kita sesuai dengan konsep kita, sesuai dengan cara yang kita ingini, sesuai dengan waktu dan selera kita.

            Pelayan Elisa berkata, bagaimana jalannya yang dua puluh ini dan sekantong tepung ini bisa mencukupi untuk makan seratusan orang? Karena konsep dipikirannya adalah kalau seratus orang makan, paling tidak minimal satu roti atau lebih per-orang biar kenyang. Namun cara dan pikiran Tuhan berbeda. Jalan keluar atas kekurangan  makanan mereka sudah Tuhan buka walau nampaknya tidak mungkin. Namun diperlukan iman seperti iman Elisa yang percaya dan yakin akan kuasa dan pemeliharaan Tuhan sehingga yang sedikit itu tidak akan pernah habis bahkan ada sisanya dan semua bisa makan dengan sepuasnya.

Iman yang sungguh-sungguh dan tetap ditengah-tengah ketidakmungkinan, ditengah-tengah banyaknya keputus-asa-an, ditengah-tengah ketidakpastian, itulah yang sesungguhnya dibutuhkan dalam setiap orang percaya. Sebab pemeliharaan Tuhan itu pasti. Tetapi siapakah yang akan mendapatkannya? Yaitu hanya orang yang teguh beriman dan percaya kepada Tuhan.

Saudara, jalan Tuhan bukan jalanmu (kita). RencanaNya bukan rencana kita, namun Dia pasti selalu memberikan yang terbaik indah pada waktuNya.

Dalam masa Covid-19 ini ada enam  hal yang perlu kita renungkan.

Pertama, apakah dalam situasi dan kondisi dunia saat ini, saudara dan saya mengimani bahwa Tuhan senantiasa memelihara hidup kita dan sekaligus menjadikan kita alat pemeliharaanNya bagi orang lain? Sama seperti seseorang dari Baal-Salisa yang membawa 12 roti jelay dan satu kantong tepung gandum itu? Apakah kita akan selalu berdiam sebagai penerima berkat (pemeliharaan Tuhan) atau juga menjadi saluran berkat bagi orang lain?

kedua, apakah kita sungguh-sungguh  beriman bahwa Tuhan akan pelihara hidup kita dari wabah virus Covid-19 saat ini?,

Ketiga, seandainyapun kita terpapar virus ini apakah kita yakin bahwa Tuhan juga masih sanggup pelihara dan bebaskan kita dari virus ini?

Keempat , seandainyapun kita tidak selamat dari virus ini dan  hidup kita berakhir dengan infeksi virus ini sebagai jalannya, apakah kita beriman pemeliharaan Tuhan bagi kita adalah sampai kekekalan yaitu kedamaian dan kebahagiaan di sorga mulia selamanya?

Kelima, dengan situasi pandemi sekarang yang mempengaruhi semua bidang termasuk perekonomian, apakah kita tetap beriman bahwa Tuhan adalah Allah yang akan mencukupkan segala keperluan kita dengan caraNya dan waktuNya?

Keenam, dalam situasi terburuk apapun yang mungkin akan terjadi di dunia ini ke depan, apakah kita tetap beriman bahwa Tuhan Allah yang perkasa tidak akan meninggalkan kita umat ciptaanNya yang paling dikasihiNya?

            Keenam pertanyaan refleksi ini akan menolong kita dan meyakinkan kita untuk tetap di posisi iman yang sesungguhnya kepada Tuhan kita yang sudah rela mengorbankan anak satu-satuNya yaitu Yesus Kristus untuk mati di Salibkan dan menggantikan kita untuk dihukum. Kalau AnakNya sendiri sudah diberikan sebagai korban untuk menebus kita, apa lagilah yang kita kuatirkan dan takutkan tentang jaminan pemeliharaan Tuhan di dunia ini?

Karena itu saudaraku, lewat ibadah minggu ini Firman Tuhan menyerukan kepada kita bahwa Allah memelihara kita umatNya. Maka dari itu PERCAYALAH.

Selamat percaya, selamat dipelihara Tuhan dan selamat hari Minggu, Tuhan Yesus memberkati.

 

Shalom,

 

Ev. Harles Lumbantobing

 

 KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..