Minggu, 04 Juli 2021

PERGI DAN BERITAKANLAH FIRMAN ALLAH

Ibadah Minggu 5 Setelah Trinitatis

Tema:

PERGI DAN BERITAKANLAH FIRMAN ALLAH

Ev: Markus 6:6b-13

EP: Yehezkiel 2:1-5

 

Markus 6:6b-13 TB)

6:6b Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.

6:7 Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,

6:8 dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan,

6:9 boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju.

6:10 Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu.

6:11 Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka."

6:12 Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat,

6:13 dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.

 

--------------

Shalom, selamat hari minggu buat saudara-saudari sekalian di manapun saat ini berada. Di minggu ke 5 setelah Trinitatis ini Firman Tuhan berbicara kepada kita lewat kitab markus 6:6a-13 dengan mengambil tema PERGI BERITAKANLAH FIRMAN ALLAH. Nats ini paralel dengan injil Matius 10:5-15 dan Lukas 9:1-6. Saudaraku kita tahu bahwa di tengah-tengah hiruk pikuk dunia ini dari abad ke abad, berita kesukaan besar atau Kabar Baik itu selalu dialamatkan kepada INJIL, dan kabar buruk itu adalah bahwa semua manusia telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, serta upah dosa ialah maut. Tidak ada jalan keluar atau solusi menyelesaikan kabar buruk ini selain INJIL.

            Firman Tuhan hari ini menjelaskan bahwa Yesus mengutus keduabelas murid-muridNya  untuk memberitakan bahwa manusia harus bertobat untuk memperoleh keselamatan. Yesus menyuruh mereka berdua-duaan untuk melaksanakan pemberitaan itu. Yesus mengutus  mereka dan memperlengkapi mereka dengan kuasa untuk mengusir setan-setan dan menyembuhkan berbagai penyakit. Lalu Yesus mengajar mereka apa yang harus dilakukan, apa yang harus dibawa, dan bagaimana menghadapi tantangan dalam perjalanan mereka.  Ketiga kitab ini baik Matius, Markus dan Lukas menuliskan bahwa mereka pergi dan memberitakan kabar baik itu dimana setiap orang harus bertobat.  Mereka juga mengadakan tanda-tanda mujizat dalam pemberitaaan mereka jika ada yang kerasukan setan dan yang sakit sebab Yesus telah memberikan kuasa kepada mereka untuk melakukannya.

Saudaraku, sebagaimana murid-murid di utus untuk pemberitaan kabar baik itu, kita semua yang percaya dan mengikut Yesus juga di utus untuk memberitakan Firman Allah itu yaitu INJIL Keselamatan. Namun kita tahu juga bahwa banyak orang Kristen yang tidak mau melakukannya. Mereka menganggap bahwa tugas penginjilan hanyalah milik para pendeta dan para penginjil saja. Penginjilan hanyalah tugas dari mereka-mereka yang sudah terlatih untuk melakukannya. Sedangkan jemaat awam tidak harus melakukannya. Benarkah demikian?

Kenyataannya memang demikian yang kita lihat. Alkitab sering sekali ditafsirkan sesuai dengan selera dan kemauan seseorang. Jika tidak membebani dan cocok dengan seleranya maka dia melakukannya, jika tidak sesuai maka itu bukan bagiannya tetapi bagian orang lain. Saat ini Alkitab/Firman Allah dipaksakan harus menyesuaikan diri dengan kondisi dan kemauan manusia. Padahal seharusnya manusialah yang harus mengikuti dan menyesuaikan diri dengan keinginan Firman Allah. Tetapi itulah yang terjadi di jaman akhir ini dalam berbagai hal.

Namun jika kita baca dan renungkan Firman Tuhan di dalam Alkitab sangat jelas sekali bahwa tugas pemberitaan Injil kabar baik itu adalah tugas setiap orang percaya. Termasuk di dalamnya pendeta, penatua, pelayan gereja, dan juga sampai kepada jemaat. Di gereja-gereja yang sudah maju pelayanannya dan yang mengerjakan misi penginjilan ini, mereka sudah mengutus jemaat-jemaatnya sampai kemana-mana untuk pekabaran injil bahkan sampai luar negeri. Disana para gembala dan penatua bertugas untuk memperlengkapi, melatih dan mengutus jemaatnya untuk melakukan Pemberitaan Injil itu.

Bagaimana kita saat ini berperan dan ambil bagian dalam penginjilan ini?

Saudaraku, benar bahwa Pendeta/gembala, penatua, juga pelayan lainnya dalam gereja harus memberitakan injil. Benar juga bahwa seluruh jemaat yang percaya juga harus memberitakan Injil. Tetapi tidak harus semua jemaat diutus keluar gereja dan keluar daerah sampai ke ujung bumi untuk melakukan pemberitaan Injil itu.  Tidak harus semua pelayan juga termasuk pendeta menjadi utusan gereja untuk pergi keliling dunia untuk memberitakan Injil itu. Namun semua ada bagian dan partisipasinya dalam rangka pemberitaan Firman Allah ini.

Walaupun berbeda-beda bagian dan perannya, namun Gereja (warga jemaat) harus memiliki  misi yang sama dalam penginjilan. Gereja yang tidak punya misi penginjilan adalah gereja yang mati. Gereja yang hanya melayani ke dalam adalah gereja yang masih kanak-kanak yang tidak lama lagi akan mati. Kesamaan misi inilah yang mendorong setiap warga gereja mulai dari pendeta,  pelayan lain sampai jemaat mengambil peran masing-masing dalam pemberitaan Injil ini.

Sebagaimana semua jemaat  dilayani dengan sama, dibekali dengan sama lewat pemberitaan Firman, maka semua jemaat juga memiliki kewajiban yang sama yaitu siap untuk di utus dalam pemberitaan Firman yaitu membawa kabar baik dan terang itu ketengah-tengah dunia yang gelap. Karena itulah gereja harus benar-benar melakukan fungsinya dengan baik untuk menselaraskan visi Allah dengan visi gereja yaitu keselamatan bagi setiap orang yang berdosa. Tri tugas gereja yaitu Koinonia (bersekutu), Marturia (bersaksi) dan diakonia (melayani) harus dilakukan dengan seimbang. Hasil dari pekabaran Injil akan mengumpulkan orang-orang bertobat menjadi jemaat untuk bersekutu (koinonia) satu dengan yang lain, lalu saling melengkapi. Di sana akan terjadi pengajaran, penyembahan, persekutuan. Dengan demikian selanjutnya jemaat harus siap untuk diutus untuk menjadi saksi dan memberitakan Injil (Marturia) dan melaksanakan panggilan untuk melayani (Diakoni) baik kepada sesama manusia maupun kepada alam sekitar kita.

Mari kita lihat Firman Tuhan dalam Roma 10 :13-15 “

Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?  Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!"

Dari Firman ini kita melihat bahwa :

Ketika ada yang diutus, maka ada yang memberitakan

Ketika ada yang memberitakan maka ada yang mendengar

Ketika ada yang mendengar maka ada yang percaya

Ketika ada yang percaya maka dia akan berseru kepada nama Tuhan

Ketika ada yang mau berseru kepada nama Tuhan maka dia akan selamat

Jadi perhatikan: Untuk seseorang bisa mendengar lalu percaya lalu berseru dalam nama Tuhan sehingga dia selamat harus ada yang diutus untuk memberitakan kabar keselamatan itu kepadanya.

Karena itu saudara, ketika ada pertanyaan kepada setiap orang yang sudah mendapatkan keselamatan   setelah mendengar pemberitaan dari seseorang yang diutus itu: “SIAPAKAH YANG AKAN KU UTUS?” apakah jawab saudara?  Yesaya menjawab ini aku utuslah akudalam Yesaya 6:8  ketika dia mendengar suara Tuhan berkata  Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?”.

Kita semua yang percaya adalah hasil pemberitaan injil dari utusan-utusan Tuhan. Tuhan mau supaya kita kembali mau memberikan hidup kita untuk diutus olehNya untuk memberitakan kabar baik itu.

Kalau kita melihat Nas Firman Tuhan hari ini, ketika Yesus mengutus murid-muridnya, Yesus menyampaikan pesan-pesan dan arahan apa yang harus dilakukan murid-murid itu. Yesus menyatakan murid-murid tidak boleh membawa apa-apa selain alas kaki dan baju yang dipakai. Bahkan bekal dan uang pun tidak.  Hal ini mau menyatakan supaya murid-murid sepenuhnya bergantung kepada Yesus lewat pengutusan dan kuasa yang mereka telah terima dari Yesus. Pengutusan murid-murid oleh Yesus ini jelas menunjukkan bahwa tugas murid-murid adalah memberitakan, soal apakah setiap pendengar itu percaya dan menerima pemberitaan mereka adalah sesuatu yang bukan menjadi tanggungjawab mereka. Sebab seseorang setelah mendengar pemberitaan itu bertobat atau tidak adalah sepenuhnya karya Roh Kudus. Karena itu pelaksanaan tugas panggilan untuk memberitakan Firman (Injil) ini tidak boleh dibarengi dengan pemahaman bahwa Pekabaran Injil itu berhasil apa bila ada orang yang mendengar itu bertobat.  Jika tidak ada yang bertobat, maka dikatakan gagal. Tidak. Tidak demikian saudaraku. Tugas kita di utus hanya untuk memberitakan. Apakah mereka menerima atau menolak, apakah mereka mau mendengar atau tidak,  bukanlah tolak ukur bahwa kita sudah melakukan tugas pekabaran Injil itu. Tetapi yang menjadi patokan adalah bahwa kita setia mau pergi dan sepenuh hati bergantung kepada Tuhan dalam memberitakan dan juga menyaksikannya.  Karena itu orang yang tidak memahami ini akan memaksakan diri untuk membuat orang lain bertobat dan percaya, dan kepuasan dia memberitakan Injil itu akan ditentukan oleh jumlah orang yang bertobat. Bahkan ada yang memaksakan dengan berbagai cara dan metode untuk membuat seseorang itu mengambil keputusan untuk percaya dan bertobat dalam pemberitaan Firman itu. Karena itu pertobatannya hanya bersifat sementara dan situasional sebab hal itu bukanlah karya Roh Kudus.

Itu sebabnya Yesus berkata dalam Lukas 10:16 sewaktu mengutus ke tujuhpuluh murid untuk melakukan hal yang sama: “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku." Kalau mereka tidak mau mendengar kita, bukan kita yang tidak di dengar, kalau mereka menolak kita bukan kita yang mereka tolak, tetapi Tuhan sendiri.

Dengan memahami ini, jelas sekali bahwa ternyata kehadiran setiap utusan Tuhan untuk membawa Firman Allah adalah kehadiran Tuhan sendiri. Kalau bukan demikian maka bukan Tuhan yang mereka tolak. Hal ini jelas sekali memberi pemahaman betapa setiap orang yang diutus Tuhan harus menghargai dan menghormati pengutusan yang mereka terima dari Tuhan, dan meyakini bahwa mereka sedang menyuarakan suara Tuhan dan membawa hadirat Tuhan ke tengah-tengah dunia yang gelap. Sangat disayangkan ada banyak orang yang diutus baik pelayan tahbisan atau non-tahbisan yang menyianyiakan panggilan dan pengutusan ini. Bahkan ada yang sampai mengotori atau mencemarkan  kekudusan tahbisannya dengan berbagai hal.

Karena itu saudaraku, dalam melaksanakan tugas pemberitaan ini ada dua sisi yang harus kita perhatikan dengan seksama yaitu:

1. Dari sisi gereja.

- Bahwa Gereja harus konsiten memberitakan Firman Allah kepada jemaatnya sebagai makanan rohani yang sehat, kontiniu, dan makanan yang sehat dan berkulitas itu harus bisa memberikan pertumbuhan rohani jemaat menuju kedewasaan penuh.

- Gereja harus setia menerapkan 3M yaitu Mengajar, Melatih, dan Mengutus jemaat untuk PI. Mengajar dalam hal pemberian makanan rohani, Melatih dalam hal mempersiapkan jemaat. Dalam hal melatih ini, Gereja harus   benar-benar membekali jemaatnya  untuk siap dan bersedia  menjadi utusan-utusan Injil.  Di sini gereja juga harus bisa meyakinkan mereka untuk mau terlibat dalam Pemberitaan Firman itu, dan meyakinkan mereka bahwa tugas Gereja adalah ber misi. Misi Gereja adalah memberitakan kabar baik kepada dunia yang gelap. Dengan demikian kuasa yang mereka miliki saat di utus akan dibarengi dengan banyak hal bekal  dan strategi dalam penginjilan. Output dari penerapan 3M ini akan menghasilkan jemaat yang bermisi secara pribadi, dan juga terbentuknya tim-tim PI (Pekabaran Injil) dalam gereja.

- Gereja proaktif menyediakan fasilitas penunjang dalam pekabaran Injil, dan juga sasaran-saran pekabaran injil yang memungkinkan untuk dilakukan jemaatnya.

2. Dari sisi Jemaat

- Menyadari bahwa keselamatan yang dia peroleh dari Tuhan adalah karya Roh Kudus yang didengar lewat orang lain yang Tuhan utus untuk memberitakan jalan keselamatan itu serta dengan setia mengajar dan memberitakan Firman itu kepadanya.

- Memberi diri untuk diperlengkapi dan dibekali untuk menjadi saksi-saksi Kristus.

- Bersedia memberikan seluruh karunia dan talenta yang dimiliki untuk terlibat dalam pemberitaan Firman Allah.

- Mengambil bagian dalam Pelayanan pemberitaan Injil berdasarkan apa yang ada padanya. Jika dia mampu dan terpanggil  untuk mengajar memberitakan Injil baiklah ia mengajar. Kalau dia mampu dan terpanggil untuk menjadi penyedia fasilitas penginjilan baiklah dia melakukannya dengan tulus. Jika dia mampu dan terpanggil menjadi donatur baiklah dia melakukannya dengan setia. Jika dia mampu dan terpanggil untuk menjadi pelayan penunjang dalam pemberitaan injil seperti pemusik, song leader, driver dan lain sebagainya baiklah mereka melakukannya juga dengan setia.

Saudaraku, ketika penginjilan tidak dijalankan lagi oleh gereja, maka gereja sedang membunuh dirinya sendiri. Saat ini kita bisa melihat gereja-gereja yang menghabiskan waktu, dana dan dayanya untuk menghias dan mempercantik diri, memuaskan persekutuan di sesama mereka saja, dan sepertinya terus terjadi persaingan antara gereja yang satu dengan yang lain dalam hal ini tanpa melihat keluar dan di luar sana begitu banyaknya jiwa-jiwa yang menjerit dan meronta untuk diselamatkan dan keluar dari ancaman maut yang mereka hadapi. Tetapi banyak gereja menutup mata dan seakan tidak mendengar akan teriakan itu.

Lewat nas Firman Tuhan hari ini mari saudaraku, kita kobarkan kembali api penginjilan itu. Banyak yang bisa kita lakukan sebagai gereja untuk melaksanakan panggilan sebagai murid-murid Kristus. Gereja bukanlah jabatan  pendetanya atau penatuanya, tetapi Gereja adalah jemaatnya. Kita bisa sebagai ujung tombak seperti murid-murid itu berkeliling dari satu desa ke desa yang lain. Kita juga bisa sebagai penyedia sarana dan prasarana, kita juga bisa sebagai pengajar dan pelatih, kita juga bisa sebagai donatur mendukung secara materi pelayanan penginjilan lewat para penginjil (evangelis) di lapangan, apakah mendukung seperti tim PI tadi, atau evangelis yang diutus gereja sendiri atau utusan gereja lain, atau para penginjil mandiri dari lembaga-lembaga Kristen tertentu. Pokoknya lakukanlah bagian kita dan Tuhan pasti akan melakukan bagianNya.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus Yesus. Tema kotbah hari ini PERGI DAN BERITAKANLAH FIRMAN ALLAH mengandung makna bahwa  gereja harus keluar. Gereja bukanlah gedungnya tetapi jemaatnya, atau orang-orangnya. Jemaat bisa melakukannya dengan  pemberitaan Firman langsung oleh jemaat kepada orang-orang diluar gereja, atau pemberitaan lewat kesaksian hidup pribadi kepada orang-orang diluar gereja.

Penginjilan di jaman sekarang semakin luas dan tidak lagi dibatasi oleh jarak dan waktu. Peluang untuk terlibat dalam penginjilan semakin terbuka luas.

Penginjilan dengan metode lama masih terus bisa dilakukan yaitu dengan tatap muka danberbicara langsung kepada pribadi-pribadi atau kelompok , bahkan seiring perkembangan jaman sudah dilakukan dengan penginjilan lewat udara yaitu radio, telepon, dan televisi. Demikian juga dengan penginjilan literatur lewat menulis buku, traktat, website dan blog penginjilan. Bahkan di jaman sekarang metoda ini semakin berkembang dengan cara penginjilan secara online (Online Evangelism) baik dengan Video call pribadi lepas pribadi, Ibadah/Penginjilan online, Seminar/pelatihan Online dan sebagainya. Pandemi Covid 19 ini telah menjadikan ini sesuatu yang bisa diterima (istilah lain:  mensahkan atau melegalkan), sebab sebelumnya hal ini sebenarnya  sudah bisa dilakukan namun karena banyak merasa cara online ini kurang pas, kurang bermakna dibanding tatap muka sehingga tidak menjadi suatu pilihan. Namun sejak pandemi ini , hampir seluruhnya sudah bisa menerima  bahwa jalur online ini sama dengan yang offline meskipun rasanya untuk sebagian orang pasti berbeda. Sepertinya disemua bidang tidak hanya keagamaan ini sudah bisa diterima. Demikian juga kedepan meskipun Covid-19 ini sudah teratasi, cara ‘Online Evangelism’ ini akan terus dilakukan.

Semua medode ini saling melengkapi dan metode yang terbaru tidak akan menutupi atau menghilangkan metode sebelumnya semuanya bisa bersinergi dalam rangka pemberitaan Firman Allah. Yang menjadi pergumulan kita sekarang adalah di bagian mana dan sebagai apa saya siap di utus Tuhan untuk bisa terlibat dalam Pemberitaan Firman Allah menyampaikan kabar baik itu. Mari saudara-saudariku, renungankan kembali akan kasih karunia Tuhan yang sudah anugerahkan kepada kita, berikan hati kita, waktu dan apapun yang kita miliki untuk ikut ambil bagian dalam pemberitaan Injil itu.  Kiranya Tuhan menolong gereja dan kita semua  untuk  mengambil keputusan yang tepat dalam menjawab pangilanNya.

Selamat di Utus, Selamat bersaksi, Selamat Berangkat, dan Selamat Memberitakan Injil, Tuhan Yesus menyertai

 

Shalom

 

Ev. Harles Lumbantobing

 

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..

 

1 komentar:

Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih