Minggu, 10 Oktober 2021

ALLAH YANG TIDAK PERNAH BERUBAH

Kotbah Minggu, 10 Oktober 2021

tema:

ALLAH YANG TIDAK PERNAH BERUBAH

 

Ev: Ayub 23:10-17

Ep:

Ayub 23:10-17 (TB)

23:10 Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.

23:11 Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang.

23:12 Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya.

23:13 Tetapi Ia tidak pernah berubah -- siapa dapat menghalangi Dia? Apa yang dikehendaki-Nya, dilaksanakan-Nya juga.

23:14 Karena Ia akan menyelesaikan apa yang ditetapkan atasku, dan banyak lagi hal yang serupa itu dimaksudkan-Nya.

23:15 Itulah sebabnya hatiku gemetar menghadapi Dia, kalau semuanya itu kubayangkan, maka aku ketakutan terhadap Dia.

23:16 Allah telah membuat aku putus asa, Yang Mahakuasa telah membuat hatiku gemetar;

23:17 sebab bukan karena kegelapan aku binasa, dan bukan juga karena mukaku ditutupi gelap gulita."

 

    Shalom, selamat hari minggu saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus Yesus. Senang rasanya masih bisa menyapa saudara dalam renungan minggu ini. Kiranya saudara senantiasa ada dalam lindungan Tuhan kita Yesus Kristus. Kiranya juga saudara dalam keadaan sehat bai jasmani maupun rohani. Jikalaupun saat ini ada saudara yang jasmaninya mengalami kemerosotan alkitab sakit penyakit ataupun usia lanjut kiranya Tuhan menguatkan dan menyembuhkan saudara.

                Dalam ibadah minggu ini Firman Tuhan menyapa kita dari kitab Ayub 23:1-17  yang mengambil  tema “ÁLLAH YANG TIDAK PERNAH BERUBAH”. Bagaimana Firman Tuhan minggu ini mengajarkan tema ini bagi kita saat ini bisa kita ikuti dari hasil perenungan berikut ini.

                Saudaraku, Salah satu yang tidak berubah dalam hidup ini adalah bahwa semua orang pasti akan diterpa badai dan cobaan hidup. Baik sukacita maupun dukacita. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada jaminan seorang yang percaya (beriman) tidak akan diterpa badai hidup. Pencobaan merupakan upaya dari Iblis untuk menjatuhkan dan menjauhkan manusia dari kasih Allah, sekaligus menjadikannya menjadi seteru Allah. Demikian juga Allah memberikan ujian kepada manusia supaya manusia itu semakin memiliki kualitas iman yang lebih baik, kualitas hidup yang lebih baik, dan pertumbuhan rohani yang semakin meningkat. Ada saatnya manusia itu akan mengalami ujian dari Allah. Terkadang juga Allah mengijinkan terjadinya  pencobaan dari si Iblis yang sekaligus berbarengan dengan ujian dari Allah. Allah berkuasa dan berdaulat untuk melakukannya kepada ciptaanNya.

                Karena faktanya semua orang akan diterpa badai hidup, maka faktanya juga tidak semua orang memiliki cara yang sama menghadapi badai, ujian  dan pencobaan hidup itu. Hasil dari ujian itu menunjukkan tidak semua lulus. Ada yang lulus dan ada yang gagal. Hasil dari pencobaan itu juga demikian. Ada yang tidak mampan dicobai dan ada yang kalah atau berhasil dicobai. Namun keduanya  memiliki tujuan yang berbeda. Pencobaan akan selalu menginginkan dan mengharapkan kekalahan, kehancuran, pemberontakan, bahkan  kematian. Kalau gagal dicobai akan terus dicobai.

Begitulah Iblis itu bagi yang dibencinya.

Sedangkan ujian itu menginginkan atau mengharapkan kelulusan. Jika ada yang masih gagal atau tidak lulus, Tuhan akan membimbing lagi, memberikan kesempatan lagi untuk belajar dari hidup, menyertai dan menolongnya supaya dia lulus. 

Begitulah Tuhan itu bagi setiap yang dikasihiNya.

Jadi orang jahat dan orang benar akan sama-sama mengalami pencobaan dan ujian hidup.  Namun di dalam terang Firman Tuhan kita bisa belajar bahwa Tuhan  menyertai orang benar dalam menghadapi tantangan dan pencobaan. Hal itu jelas dinyatakanNya dalam 1Korintus 10:13

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya”.

                Saudaraku, Ayub juga mengalami pergumulan sebagaimana dialami manusia lainnya. Bahkan kalau kita lihat pergumulan Ayub ini luar biasa tantanganNya. Kalau kita melihat nas Firman Tuhan ini ayat 10-12 seharusnya Ayub tidak mengalami apa-apa lagi. Tetapi tetap dia juga mengalami pergumulan hidup sebagaimana manusia yang tidak beriman juga. Saya melihat bahwa Masuknya kisah Ayub ini dalam Alkitab hendak mengajarkan kepada kita tentang beratnya pergumulan hidup yang pernah dialami seorang manusia dan bagaimana iman dan kasihnya kepada Allah memberikan dia kemenangan. Kalau kita melihat pasa 1 kitab Ayub ini, Allah dalam kemahatahuanNya sudah dari awal mengetahui bahwa Ayub memiliki iman yang kokoh kepada Allah dan Ayub pasti akan menang. Itu sebabnya Ayub menarik kesimpulan seperti di ayat 10 nas Firman Tuhan hari ini bahwa dia berkata Tuhan akan tahu bahwa Ayub akan keluar sebagai  dengan sebutan seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas”. Karena itu kualitas iman orang benar akan muncul pada waktunya. Waktu akan menguji dan menunjukkan kebenaran orang benar.

Saudaraku, berdasarkan Nas Firman Tuhan hari ini menyangkut tema “ALLAH YANG TIDAK PERNAH BERUBAH” kita mempelajari beberapa hal dari pergumulan Ayub dan kesimpulan yang diambilnya sebagai pelajaran dalam hidupnya bersama dengan Allah.

1.       Allah tidak pernah berubah memberikan  hal hasil akhir bagi orang yang dikasihiNya. bahwa orang benar dan setia serta dikasihi dan mengasihi Tuhan akan menang menghadapi pergumulan hidup. Kita melihat betapa Ayub begitu sakit dan menderita di dalam ujian dan pencobaan ini. Tidak mudah dia menjalaninya. Bahkan di ayub 1: Ayub lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya. Ketika mengalami kehilangan anak-anaknya dan semua harta benadanya. Bahkan ketika tubuhnya juga harus dijangkiti penyakit yang menjijikkan dan menyakitkan, istri  dan sahabat-sahabatnya meninggalkannya dan menuduhnya telah dihukum oleh Allah karena dosanya.  Tetapi Ayub menari kesimpulan di Ayub 1: 21 “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!". Kesimpulan Ayub ini membuat Allah begitu bangga dengan Ayub dan menganugerahi Ayub mahkota kemenangan dan kebahagiaan di akhir hidupnya.

2.       Allah tidak pernah berubah dalam Ke-Tuhan-annya: Maha hadir, Maha kuasa, Maha Tahu, Maha Kudus, Maha kekal, maha Kasih, Maha adil. Tujuh  sifat ke-Allah-an dari pada Allah Tritunggal yang tidak bisa disangkal dan melekat sebagai hakikat keAllahanNya. Ke-Tuhan-an Allah ini kita ini memberikan keyakinan dan optimisme dalam kehidupan kita ketika menghadapi semua jenis pergumulan hidup.  Ini memberikan kita ketenangan dan keyakinan bahwa kita memiliki pendamping dan penyerta yang memiliki ketujuh kualifikasi yang tidak dimiliki oleh siapapun dalam menghadapi segala pergumulan hidup.  Yah walaupun dalam faktanya kita manusia yang percaya masih juga sering mengalami kekuatiran, ketakutan, kecemasan ketika pergumulan itu datang. Itu manusiawi namun semakin kita mengenal Allah, semakin kita banyak mengalami ujian dan pencobaan, semakin kita menyaksikan jalan-jalan keluar yang Tuhan berikan akan semakin meningkatkan kualitas iman kita dalam menghadapi pergumulan. Level keyakinan  dan kekuatan dalam menghadapi pergumulan akan terus meningkat. Begitulah seterusnya. Mari saya permudah dalam sebuah illustrasi: Kalau kita ambil level pergumulan antara 1-10, maka ketika kita sudah berhasil melewati pergumulan level 5 maka setiap pergumulan level 1 sampai level 5 tidak akan pernah mencemaskan kita lagi, dan kalau muncul pergumulan level 6 kita masih mungkin ada rasa kuatir, namun mengingat pengalaman penyertaan Tuhan dalam level 1-5 kita punya keyakinan bahwa pergumulan di level 6 inipun Tuhan akan memberikan kita kemenangan asal iman kita tidak goyah. Ketujuh sifat Ke-Tuhan-an  Allah kita yang tidak akan pernah berubah ini memberikan kita kekuatan untuk hal itu.

3.       Allah tidak pernah berubah dalam kedaulatanNya (KemutlakanNya). Ayub menyatakannya dalam ayat 13- 14 ini. “Tetapi Ia tidak pernah berubah -- siapa dapat menghalangi Dia? Apa yang dikehendaki-Nya, dilaksanakan-Nya juga. Karena Ia akan menyelesaikan apa yang ditetapkan atasku, dan banyak lagi hal yang serupa itu dimaksudkan-Nya”. Segala keputusan Allah tidak bisa diinterferensi manusia. Allah pasti berhasil melaksanakan segala Firman dan kehendakNya. Tetapi Allah berdaulat juga untuk menetapkan dan merubah ketetapanNya sesuai dengan kehendakNya. Kiat bisa menjumpainya dalam bannyak contoh dalam Alkitab dan sejarah perjalanan bangsa Israel. Salah satu contoh Hizkia yang sudah ditetapkan Allah untuk meninggal ( 2 Raja-Raja 20), namun Allah membatalkan keputusannya dan menambahkan usia Hizkia. Hal itu semua menunjukkan bahwa Allah  tidak berubah bahwa Dia tidak berubah dalam kedaulatanNya mengambil keputusan.  Hal ini juga Tuhan tegaskan dalam Yeremia 18: 7-10:

“Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan mencabut, merobohkan dan membinasakannya.Tetapi apabila bangsa yang terhadap siapa Aku berkata demikian telah bertobat dari kejahatannya, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak menjatuhkan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka.

Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan membangun dan menanam mereka. Tetapi apabila mereka melakukan apa yang jahat di depan mata-Ku dan tidak mendengarkan suara-Ku, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak mendatangkan keberuntungan yang Kujanjikan itu kepada mereka.

Ini bukan menunjukkan bahwa Allah itu berubah-ubah dalam mengambil keputusan, tetapi menunjukkan bahwa ini Allah yang kita sembah adalah Allah yang tidak berubah dalam kedaulatanNya untuk mengambil keputusan. Dalam hal Firman dalam Yeremia 18:7-10 ini Allah tetap konsisten (tidak berubah) hingga saat ini.

Saudaraku, Melihat dan mengetahui sifat Allah yang berdaulat dan tidak berubah dalam ke-Allah-anNya, tidak berubah dalam kasih dan kesetianNya dalam mneyertai kita, hendaknya kita sepenuhnya berpegang teguh kepada iman yang kokoh kepadaNya. Hendaknya kita merasa aman dan tenteram dibawah naungan sayapNya. Tetapi juga sebagaimana Ayub hendaklah kita juga takut dan gentar terhadap murka dan kegeraman Tuhan kepada setiap orang yang melanggar FirmanNya, menyimpang dari jalan-jalanNya sebab Allah juga konsisten atau tidak pernah berubah dalam keadilanNya. Jika Tuhan berjanji menyertai kita sampai akhir jaman, maka peganglah dan yakinlah.

Kiranya Firman Tuhan hari ini menguatkan dan meneguhkan kita semua dalam berjalan bersama dengan Tuhan. Selamat beriman, selamat berjalan bersama Tuhan, dan selamat hari minggu. Tuhan Yesus memberkati.

 

Shalom.

 

Ev. Harles Lumbantobing

 

 KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih