Ibadah minggu 16 Januari 2022
Tema:
TUHAN ADALAH KASIH DAN SETIA
Ev: Mazmur 36:6-11
Ep: 1 Korintus 12:1-11
(36-6) Ya TUHAN, kasih-Mu sampai ke langit, setia-Mu sampai ke awan.
(36-7) Keadilan-Mu adalah seperti gunung-gunung Allah, hukum-Mu bagaikan samudera raya yang hebat. Manusia dan hewan Kauselamatkan, ya TUHAN.
(36-8) Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah! Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu.
(36-9) Mereka mengenyangkan dirinya dengan lemak di rumah-Mu; Engkau memberi mereka minum dari sungai kesenangan-Mu.
(36-10) Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang.
(36-11) Lanjutkanlah kasih setia-Mu bagi obrang yang mengenal Engkau, dan keadilan-Mu bagi orang yang tulus hati!
----------------
Shalom, selamat tahun baru dan hari minggu buat saudara-saudariku semuanya di manapun berada. Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan kita Yesus Kristus yang telah menolong dan menyertai kita dalam menjalani kesempatan hidup yang Tuhan telah berikan kepada kita. Dalam ibadah minggu kedua setelah Ephipanias ini Tuhan kembali mau menyingkapkan kepada kita kebenaran sejati tentang siapa Allah kita lewat FirmanNya yang diambil dari kitab Mazmur 36:6-11.
Dalam perikop ini diungkapkan bahwa ada dua sifat atau karakter Tuhan yang sangat menonjol yang sangat sering sekali kita jumpai dalam Alkitab yaitu KASIH dan SETIA. Dalam 1 Yohanes 4: 8,16 jelas sekali disebutkan bahwa “Allah itu adalah kasih”. Ya itu adalah sifat dan identitas Allah yang sangat nyata dalam Alkitab yang dimiliki Allah dan yang dilakukanNya dalam sejarah manusia. Tetapi kita tidak boleh membaliknya menjadi “kasih itu adalah Allah”. Sebab hal itu sangat berbeda. Namun ada aliran tertentu dan pemahaman orang-orang tertentu yang menyatakannya. Kasih itu bukan Allah. Sebab kalau kasih itu Allah maka setiap ada perbuatan kasih atau aktifitas kasih atau aktifitas cinta-mencintai, maka perbuatan itu adalah Allah. Konsep ini sudah dipakai di beberapa aliran sesat untuk menjaring dan menyesatkan banyak orang sehingga mereka melakukan berbagai perbuatan asusila dengan dasar kasih itu adalah Allah.
Kasih Allah yang besar itu telah dinyatakan dan dibuktikanNya. Pernyataan Alkitab dalam Yohanes 3:16. Kalimat “karena begitu besar kasih Allah....” menunjukkan bahwa kasih Allah itu demikian besarnya. Bahkan dalam Mazmur 36:6 disebutkan bahwa kasih Allah sampai ke langit, mengandung makna bahwa begitu tinggi kasih Allah itu tidak bisa kita jangkau. Kalau kasih manusia mungkin hanya sampai langit-langit rumah kita tetapi Kasih Allah sampai ke langit. Kasih Allah yang murni dan tinggi inilah yang semestinya kita terapkan dalam hidup kita meskipun tidak setinggi Allah tetapi setidaknya kita mengikuti langkah kasih yang benar yang Tuhan telah tunjukkan. Kasih Allah itu dibuktikan dengan pengorbanan yang tertinggi. Demikianlah kiranya kita menunjukkan kasih itu dengan pengorbanan dalam banyak hal. Tetapi harus dilakukan di dalam kebenaran Allah. Misalnya kita ambil contoh dua orang ayah yang sangat mengasihi anak istrinya. Yang satu karena kasihnya yang besar dia rela mencuri atau menipu demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Ayah yang satu lagi karena kasihnya yang besar dia rela bekerja apapun, bahkan ngutip-ngutip sampah, kerja kasar, atau apa saja yang penting halal supaya anak istrinya bisa hidup. Keduanya sama-sama sangat mengasihi keluarganya, dua-duanya bekerja dan berbuat didorong oleh kasih yang besar tetapi dengan dua cara yang berbeda. Yang satu dengan cara yang salah (yang Tuhan tidak kehendaki) dan yang satu lagi dengan cara yang benar atau Tuhan kehendaki.
Pemazmur dalam perikop ini sangat mengakui kualifikasi kasih Allah dengan menggambarkannya sampai ke langit-langit. Memang hanya Allahlah yang patut dan layak menerima predikat setinggi itu (kasihNya sampai ke langit=tidak terjangkau), dan itu adalah level tertinggi sebab Allah itu adalah kasih.
Hal kedua adalah bahwa Allah itu Setia. Kesetiaan Allah diungkapkan pemazmur sampai ke awan-awan. Pembandingan ini sama dengan pembandingan kasih sampai ke langit yang juga memiliki arti bahwa level atau tingkat kesetiaan Allah juga tinggi jauh melebihi kesetiaan mahluk apapun dan siapapun. Hal itu Tuhan telah buktikan. Salah satu janjinya yaitu tentang kedatangan juru selamat yang dijanjikan sejak awal manusia jatuh ke dalam dosa, dan digenapi ribuan tahun setelah itu saat Yesus lahir. Meskipun manusia sudah banyak lupa tentang janji itu, tetapi Tuhan selalu mengingatkan mereka dengan cara Tuhan dari generasi ke generasi yang menunjukkan bahwa Tuhan itu setia dan tidak mungkin mengingkari janjiNya. Jadi kalau semua yang dijanjikan dan dinubuatkan sebelum Yesus datang sudah digenapi, maka demikian juga semua yang Yesus sampaikan dan janjikan sampai akhir jaman akan digenapi juga termasuk penghakiman akhir jaman dan kedatanganNya kedua kali sebab Dia setia.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan, kasih dan setia Allah yang demikian tingginya sepatutnyalah membuat kita tenang dan damai serta dengan penuh keberanian menjalani tahun-tahun hidup kita ke depan. Kepada Allah yang memiliki kasih dan setia demikianlah kita sepatutnya bergantung dan berharap. Kasih dan setia manusia sangatlah terbatas dan kadang penuh dengan kepura-puraan. Kalaupun dilakukan bukan dalam kepura-puraan tetap saja ada batasnya. Sebagai contoh, ada dua sejoli laki-laki dan perempuan yang menjalani masa berpacaran mereka. Ketika mereka sudah bersepakat untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan, ternyata orangtua mereka tidak setuju. Singkat cerita mereka frustasi. Mereka berjanji akan seia sekata dan sehidup semati. Mereka berdua begitu saling mencintai satu sama lain. Lalu mereka sepakat untuk mengakhiri hidup mereka dengan bunuh diri dari tebing yang sangat curam dan terjal dibawahnya penuh batu-batuan yang tajam dan keras. Saat mau melompat bersama, si pria berkata kepada si wanita bahwa sebaiknya wanita itulah duluan yang melompat supaya nanti dia bisa pastikan si wanita itu benar-benar mati dan tidak tersangkut yang menyebabkan dia tidak mati. Setelah berargumen mereka berdua setuju bahwa wanita itu duluan lalu nanti disusul oleh si pria itu. Si pria itupun tidak ada niat lain tentang keputusan mereka, dia juga tetap akan melompat bunuh diri setelah kekasihnya itu. Setelah wanita itu melompat, pria itu menyaksikan betapa mengerikannya peristiwa itu, tubuh kekasihnya terjatuh dan terbanting dari satu batu tajam ke batu yang lain, kepalanya pecah dan tubuhnya terbanting-banting dari satu batu ke batu yang lain hingga sampai di dasar jurang dengan sangat mengenaskan dan darah dimana-mana. Melihat itu si laki-laki itupun menjadi ketakutan dan ngeri sehingga dia tidak jadi melompat. Situasi dan kondisi yang dilihatnya membuat kesetiaan dan janjinya berubah hanya beberapa detik setelah dia berjanji setia sehidup-semati. Tidak demikian dengan Allah, meskipun demikan mengerikan dan hebatnya peristiwa golgota yang akan Yesus hadapi, Allah tidak pernah surut untuk menuntaskan dan membuktikan janji kasih dan setianya. Yesus terus menyelesaikan penderitaan itu hingga mati di kayu salib.
Saudaraku, dalam perikop ini, ada beberapa sifat dan karakter Allah yang mengikuti dan yang mutlak atas dasar kasih dan setiaNya itu. Yang pertama dalam ayat 7 dikatakan bahwa Allah itu adil dan Allah itu pemilik hukum yang benar. KeadilanNya digambarkan seperti gunung-gunung yang artinya bahwa keadilan Allah tidak tergoyangkan, kokoh, tidak bisa disogok dan dipengaruhi oleh apapun dan siapapun. Lalu dilanjutkan dengan pernyataan bahwa hukum Allah seperti samudera raya yang luas yang artinya tidak terselami, tidak terduga atau tidak terjangkau pikiran manusia. Kalau hukum dan keadilan di dunia ini bisa dibeli, bisa dipengaruhi dan disogok, tidak demikian dengan hukum dan keadilan Allah. Hakim boleh saja memutuskan keputusan berpihak, yang sarat KKN, dan keputusan itu menurut yang berkepentingan sudah adil, tetapi bagi pihak yang lain belum adil. Atau hakim memutuskan suatu keputusan yang menurutnya sudah adil dan benar meskipun bersih dari KKN atau keberpihakan, namun ternyata keputusannya bisa saja salah dan tidak adil, Maka dari sisi keadilan Tuhan suatu ketika hukum dan keadilan yang sebenarnya akan dimunculkanNya untuk membungkan segala ketidak adilan yang terjadi di bumi ini. Cepat atau lambat keadilan dan hukum yang dari Allah akan dinyatakan tanpa ada yang sanggup menunda dan menghalanginya. Ini menjadi penghiburan bagi setiap orang yang berharap kepada Allah bahwa meskipun ia dizolimi dan tidak mendapatkan keadilan di bumi ini, suatu ketika akan muncul keadilan dan hukuman Allah yang akan tegak tepat pada waktunya. Karena itu Daud berkata dalam Mazmur 37:5 “Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak” adalah kebenaran sejati yang sudah dia alami lebih dari sekedar dipercakapkan atau dimazmurkannya. Sekaligus menjadi pegangan bagi kita bahwa jika kita berserah kepada Tuhan dalam segala perkara kita maka Allah akan bertindak. Kasih dan setia Allah menyebabkan hal ini terjadi.
Yang kedua dalam ayat 7 disebutkan juga bahwa Allah itu adalah penyelamat. Tidak ada penyelamat yang berasal dari manusia atau ciptaan lain. Hanya Allah-lah satu-satunya penyelamat. Tidak ada satu orangpun atau apapun yang menyebabkan seseorang bisa selamat kecuali Allah. Namun Iblis memiliki agenda sendiri untuk menyesatkan manusia sebab Iblis dan antek-anteknya sering sekali menyebut dirinya penyelamat ketika seseorang dilepaskan dari sebuah permasalahan. Tetapi keselamatan yang ditawarkan Iblis bukanlah keselamatan yang sempurna, tetapi hanya keselamatan yang palsu yang nampaknya bisa keluar dair permasalahan hidup di dunia tetapi sifatnya sementara dan ujung-ujungnya akan masuk dalam permasalahan abadi yaitu kematian dan penderitaan kekal. Namun karya penyelamatan yang dari Tuhan memberikan kemenangan di dunia dan sempurna sampai kepada kebahagiaan kekal. Kasih dan setia Allah menyebabkan hal ini terjadi.
Saudaraku, yang ketiga yaitu bahwa kemudian pemazmur melanjutkan pengenalannya akan sifat dan karakter Allah dalam ayat 8 yang berkata bahwa Allah itu adalah pelindung atau tempat perlindungan. Ketika keyakinan dan percaya kita tulus dan benar kepada Allah maka Allah bukan saja hanya akan membela kita tetapi juga melindungi kita dalam menghadapi segala serangan-serangan musuh yaitu Iblis dan segala pasukannya. Pertempuran dan peperangan rohani dengan Iblis dan dunia yang dia cemari tidak akan pernah terhindarkan selama kita hidup di dunia ini. Demikian juga dengan segala pergumulan dan penderitaan. Namun jaminan bagi setiap orang yang bersandar dan berharap hanya kepada Allah bahwa Allah sendirilah yang akan menjadi pelindungnya yang akan memberikan keselamatan. Anak-anak Allah akan tenteram dan tenang berlindung dalam naungan sayap Allah. Kasih dan setia Allah menyebabkan hal ini terjadi.
Hal yang keempat tentang sifat dan karakter Allah yang dialami dan disebutkan pemazmur adalah bahwa Allah itu adalah Allah yang mencukupkan. Kita tahu dalam Alkitab bahwa konsep cukup dalam Alkitab berarti tidak kekurangan atau pas dan juga tidak berkelebihan. Dalam doa Bapa kami Yesus juga mengajarkan bahwa yang sepatutnya kita minta kepada Bapa adalah makanan yang cukup untuk sehari itu. Artinya kebutuhan hidup yang cukup untuk hari itu. Ini sebenarnya bukan mengartikan bahwa kita salah jika kita menabung atau mengumpulkan untuk hari esok atau masa depan. Tetapi ini menyangkut pengendalian diri atas nafsu dan keinginan duniawi yang tidak sepatutnya. Dengan demikian kita memiliki iman yang mantap akan ketergantungan kepada Allah. Dimana nafsu ini sering sekali menyingkirkan kebenaran bahwa Allah sanggup memenuhi kebutuhan anak-anakNya. Bahkan seseorang sering berpikiran bahwa dia lebih tau dari Allah tentang menyiapkan masa depan dan tentang jaminan masa depannya.
Sikap seperti ini membuat dia selalu kuatir dalam hidup dan tidak pernah mensyukuri anugerah Tuhan. Dia selalu merasa kekurangan karena memikirkan sesuatu yang jauh di depannya yang sebenarnya diluar kendalinya, juga karena keinginan daging yang menguasainya. Seseorang sering merasa kuatir dan selalu kekurangan sering sekali disebabkan karena dia selalu ingin sama dengan orang lain atau bahkan ambisi untuk melebihi orang lain. Apa yang dimiliki orang lain selalu juga ingin dia miliki meskipun dia tidak pantas atau tidak cocok untuk memilikinya. Akhirnya dia tidak bisa bersyukur dengan apa yang Tuhan telah berikan kepada dia. Singkatnya kekurangpuasan dan tidak pernah merasa cukup dalam hidupnya sehingga dia tidak bersyukur adalah karena dia selalu menghitung apa yang dimiliki orang lain tetapi tidak pernah menghitung apa yang sudah Tuhan berikan dan miliki selama ini dari Tuhan.
Karena itu Raja Daud juga berkata Mazmur 37: 7b “jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya”. Artinya tidak perlu iri sampai marah atas apa yang dimiliki orang lain apakah dengan jalan yang benar ataupun dengan jalan tipu daya sekalipun. Sebab apa yang mereka pikul adalah salib mereka sendiri dan apa yang kita pikul adalah salib kita sendiri. Yang menentukan di depan adalah bukan salib siapa yang lebih besar tetapi siapa yang berhasil memikul salibnya yang dipercayakan kepadanya sampai ke garis finish. Ketika Allah menyatakan diriNya sebagai Allah yang penuh kasih dan setia maka Dia juga berkomitmen mencukupkan segala kebutuhan kita. Keinginan daginglah yang membuat seseorang itu tidak pernah cukup dalam hidupnya. Allah pasti menjamin kebutuhan anak-anakNya. Hal ini begitu jelas dipahami dan dimengerti oleh Daud sehingga dia berkata dalam Mazmur 37:25 “Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti”. Pengungkapan sifat dan sikap Allah ini memberikan jaminan bahwa pemeliharaan Allah bukan saja hanya kepada kita yang sekarang tetapi sampai anak cucu kita yang percaya kepadaNya. Kasih dan setia Allah menyebabkan hal ini terjadi.
Hal yang kelima disebutkan dalam ayat 10 bahwa Allah adalah sumber hayat (hidup). Hidup mati seseorang adalah di tangan Tuhan. Sebab Tuhanlah yang memberikan kehidupan dan juga yang berhak mengambil kehidupan itu sendiri. Tidak ada kehidupan yang tidak bersumber dari Allah. Karena itu jika suatu ketika kita menderita sakit oleh penyakit atau kecelakaan janganlah kita takuti kematian karena penyakit atau luka itu, sebab yang menentukan kita masih akan hidup atau mati adalah Tuhan sendiri. Kalaupun harus takut maka takutilah penyakit itu sendiri yang apabila Tuhan belum memanggil kita, kalau bisa janganlah kiranya kita hidup sambil mengalami sakit penyakit sampai meninggal. Jadi jika kita berobat mencari kesembuhan sampai kemana-mana biarlah jangan dilatar belakangi oleh ketakutan akan kematian. Atau anggota keluarga membawa salah satu anggota keluarganya berobat sampai kemana-mana janganlah kiranya dilatar belakangi atas rasa takut akan kematian tetapi lebih dari itu adalah karena kasih yang mana seandainya Tuhan mengijinkan dia hidup lebih lama lagi biarlah orang yang dikasihi itu hidup dalam kesehatan. Jadi prinsip berobat bukan lagi supaya hidup atau tidak mati tetapi supaya sembuh dari penyakit atau luka jasmani yang dialami. Sikap yang demikian menunjukkan pengakuan bahwa sumber hidup itu adalah Allah. Allah yang berhak memulai dan Allah juga yang berhak mengakhiri.
Karena itu kita bisa melihat ada orang yang selama hidupnya bergumul dengan sakit penyakit sampai bertahun-tahun bahkan puluhan tahun namun dia tidak kunjung meninggal juga. Ada orang yang mengejar kekayaan supaya bisa menjamin kehidupannya namun belum sempat dia menikmati seluruh hartanya dia sudah meninggal. Ada orang yang hidup miskin melarat tetapi umurnya panjang sampai beranak cucu. Ada orang yang mengejar kesehatan fisik yang prima dan menginvestasikan banyak dana untuk menjaga dan merawat fisiknya supaya tidak sakit dan mati, tetapi dia mati juga dan umurnya tidak lebih panjang bahkan dari orang miskin yang tidak pernah memanjakan dirinya dengan berbagai upaya kebugaran dan suplemen untuk memelihara kesehatan fisiknya. Yesus pernah perkata kepada Iblis dalam pencobaan di gurun bahwa “manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah”. Artinya makanan jasmani memang perlu tetapi kekuatan dan kuasanya terbatas. Tetapi makanan rohani menghidupkan baik jasmani maupun rohani. Karena itu kalau Allah itu adalah sumber hidup kita maka tidak sepatutnya kita kuatir akan kematian atau segala sesuatu yang hendak mematikan kita sebab hidup mati kita ada di tangan Tuhan. Kenyataan ni membuat kita berani menghadapi hidup ini bersama Tuhan. Kasih dan setia Allah menyebabkan hal ini terjadi.
Selanjutnya yang keenam disampaikan oleh pemazmur bahwa Tuhan adalah terang. Artinya di dalam Dia tidak ada kegelapan dan di dalam Dia hanya ada terang yang bisa kita lihat. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan Yohanes dalam I Yohanes 1:5 “Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan”. Jika kita hidup dalam Tuhan dan Tuhan dalam kita maka kita menjadi terang dan terang yang kita miliki harus terpancar ke sekeliling kita. Itulah yang Tuhan kehendaki. Dalam Matius 5:14 Yesus pernah berkata “kamu adalah terang dunia” yang artinya setiap orang yang percaya dan benar-benar hidup di dalam Tuhan sudah menjadi terang bukan akan menjadi terang. Sehingga tidak perlu lagi kepada kita yang percaya dikatakan “menjadi teranglah” tetapi yang lebih tepat adalah “bersinarlah” sebab orang percaya sudah menjadi terang itu. Karena itu berjalan bersama Allah yang adalah terang akan menghantarkan kita sampai ke tujuan dan tidak akan tersesat sebab terang yang ilahi menerangi setiap langkah kita. Kasih dan setia Allah menyebabkan hal ini terjadi
Saudaraku yang dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus, Kasih dan setia Allah menjadikan Allah menyelamatkan manusia, melindungi manusia, menjamin kehidupan manusia, mencukupkan segala kebutuhan, mengganjar manusia dengan keadilan dan hukumNya yang benar, serta menerangi kehidupan manusia. Semua ini telah Allah buktikan dalam sejarah Alkitab dan juga dalam sejarah kehidupan orang percaya. Tuhan yang kasih dan setia akan senantiasa menyatakan bukti kasih dan setiaNya di dalam kehidupan kita yang dinyatakanNya indah pada waktunya. Hanya orang yang mengenal Allah-lah yang akan merasakan dan melihat kasih setia dan keadilan Tuhan.
Kenalilah Allah dan sifat-sifatNya maka kita akan lebih yakin dan berani dalam menghadapi hidup kita di depan.
Kiranya renungan ini menguatkan dan meneguhkan iman kita bersama berjalan bersama Tuhan. Selamat tahun baru, selamat berjalan bersama Yesus, Tuhan yesus memberkati.
Shalom.
Ev. Harles Lumbantobing
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya di Daftar... ARSIP..
Amin.
BalasHapusAmin...Tuhan Yesus berkati pelayannya terus..gbu
BalasHapus