IBADAH MINGGU KE-3 SET TRINITATIS
Tema:
MENGIKUT YESUS DAN MEMIKUL SALIB
Ev: Matius 10:32-39
Ep: Yeremia 20:7-13
10:32 Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.
10:33 Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."
10:34 "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.
10:35 Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya,
10:36 dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.
10:37 Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.
10:38 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
10:39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
--------------
Shalom, selamat hari minggu saudara/i yang terkasih dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Sukacita rasanya masih bisa menyapa saudara/i ku walau hanya lewat media renungan ini. Tidak seorangpun di antara kita yang tahu berapa lama lagi umur kita di dunia ini. Siapa yang lebih dahulu dipanggil juga kita tidak tahu, namun semua kita pasti akan menghadap Sang Pencipta. Saat itu akan nyata bagi kita saat penghakiman itu tiba. Di sana nanti akan jelas bagaimana akhir hidup kita, apakah kita akan tetap hidup atau kehilangan nyawa kita. Semua tergantung iman dan kesetiaan kita dalam mengikut Tuhan.
Ibadah minggu ini, yaitu minggu ke tiga setelah TRINITATIS bertemakan MENGIKUT YESUS DAN MEMIKUL SALIB yang di dasarkan pada kitab Matius 10:32-39. Perikop ini akan menolong dan memberikan kita penjelasan tentang bagaimana Mengikut Yesus dan memikul salib sebagai orang percaya yang benar-benar sebagai pengikut Yesus.
Saudara, keberanian untuk mengaku dan bersaksi akan siapa Yesus di hadapan dunia ini menunjukkan keseriusan dan konfirmasi yang sesungguhnya sebagai pengikut Yesus. Kekonsistenan mengikut Yesus dengan segala resiko yang akan ditanggung akan membuktikan bahwa seseorang itu benar-benar pengikut Yesus. Keberanian untuk bersaksi itu pasti akan menuntut pengorbanan dalam berbagai hal, bahkan sampai kepada pengorbanan yang paling tinggi yaitu kehilangan nyawa, baik diri sendiri ataupun orang-orang yang kita kasihi. Kita mungkin masih mengingat kisah NOKSENG seorang suku GARO dari desa Assam di daerah Timur Laut India, sekaligus latar belakang lagu: MENGIKUT YESUS KEPUTUSANKU. Saudara bisa menemukan cerita lengkapnya di internet dengan mengetikkan sejarah lagu “Mengikut Yesus Keputusanku ku tak ingkar”.
Ketika Nokseng diancam bahwa suku itu akan memenggal kepala istri Nokseng jika tidak menyangkal Yesus serta meninggalkan Yesus, Nokseng berkata bahwa “Mengikut Yesus keputusanku, ku tak ingkar-ku tak ingkar”, Lalu istrinya mati dipenggal. Lalu anaknya juga diancam akan dipenggal kalau Nokseng tidak mau mengangkal Yesus. Tetapi Nokseng menjawab: “Tetap ku ikut walau sendiri, ku tak ingkar-ku tak ingkar”. Setelah nyawa anaknya melayang, Nokseng diancam akan dipenggal jika masih tidak mau menyangkal Yesus. Tetapi Nokseng menjawab: “Salib di depan dunia di belakang, ku tak ingkar- ku tak ingkar”. Lalu Noksengpun di bunuh. Kisah selanjutnya bisa saudara baca di internet. Ke konsistenan Noksen mengikut Yesus dan tidak menyangkalnya membuktikan bahwa dia Pengikurt Yesus yang setia dan siap memikul salib walau nyawa orang-orang yang dikasihinya bahkan nyawanya sendiri menjadi taruhannya.
Banyak orang mau mengikut Yesus dengan niat “aji mumpung” cari enaknya saja, cari selamat, tetapi kalau situasi tidak mengenakkan, kondisi mulai tidak menguntungkan, mulai merasakan penderitaan atau tidak seperti yang dia harapkan sebelumnya maka dia akan meninggalkan Yesus. Ada orang yang mendaftar kepada suatu denominasi gereja tertentu karena di gerejanya yang lama dia merasa tidak nyaman lagi, merasa tertolak, kurang diperhatikan, atau tidak dianggap, sehingga dia berharap di gereja yang baru dia bisa lebih nyaman. Ternyata hasil tidak sesuai harapan, maka dia akan pindah gereja lagi.
Karena itu setiap orang yang hanya sekedar cari untung mau mengikut Yesus maka dipastikan dia tidak akan mendapatkan untung tetapi sebaliknya dia akan ”malah buntung” (= merugi). Inilah yang disebut kelicikan dalam mengikut Tuhan. Seandainyapun sepertinya dia mendapatkan untung yang dikejarnya mengikut Yesus bahkan melayani Yesus, tetapi sesungguhnya dia tidak akan mendapat dan memiliki apa-apa. Sebab ketika harinya tiba dia akan kehilangan segala-galanya termasuk nyawanya. Bahkan orang-orang seperti itu meskipun kelihatannya lebih rohani, lebih banyak beribadah, tetapi sesungguhnya sejak awal dengan motivasi yang salah mengikut Yesus mereka sudah ditolak Tuhan.
MENGIKUT YESUS HARUS DENGAN KESUNGGUHAN, KERELAAN DAN KESEDIAAN UNTUK BERKORBAN, karena KRISTEN TANPA PENGORBANAN adalah tidak mungkin. Demikian juga dari sisi Allah kita. Apa yang dilakukan Allah untuk menyelamatkan manusia yang berdosa adalah bentuk pengorbanan. Ketika kita membaca Yohanes 3:16 di situ kita melihat bahwa Allah bertindak dengan pengorbanan. Baik Bapa di sorga maupun Yesus Kristus putraNya satu-satunya. Bagaimana pengorbananNya?. Kalau saya bisa berandai-andai atau mendramatisir percakapan Allah Bapa dengan Anak (Yesus Kristus) misalnya kira-kira demikian:
BAPA: Saya punya satu Putra Tunggal yaitu Kamu, Kamu adalah adalah anak yang paling ku kasihi dan kusayang. Tetapi di bumi ada manusia yang harus di tolong dan diselamatkan.
YESUS: Siapakah mereka Bapa? Apakah mereka orang baik? Orang kudus seperti kita, orang benar, yang tidak berdosa? Sebegitu spesialnyakah mereka sehingga Bapa harus menolong mereka?
BAPA: Bukan, mereka bukan orang baik-baik. Mereka orang-orang berdosa, orang jahat, bahkan sudah menduakan kita, menyembah ilah-ilah lain, para pembunuh, pencuri, bahkan yang berkata tidak membutuhkan kita lagi, padahal kitalah pencipta mereka. Tetapi Aku mengasihi mereka. Aku harus mengutus seseorang untuk menyelamatkan mereka.
YESUS: Bagaimanakah Dia nanti akan menyelamatkan mereka?
BAPA: Dia harus mati menggantikan mereka sebagai upah dari dosa-dosa mereka. Dia akan menderita hingga mati disalibkan. Dengan demikian dosa-dosa mereka dhapuskan dan mereka menjadi layak dan dibenarkan di hadapanku. Dia haruslah yang terbaik dan terbesar dalam kerajaanKu yang bisa melaksanakan tugas ini.
YESUS: Siapakah Dia yang Bapa akan utus? Besar sekali yang Bapa korbankan untuk si pendosa itu. Bukankah yang pantas bagi mereka kematian di neraka?
BAPA: Kamu AnakKu. Kamu adalah yang terbaik yang Kumiliki. Maukah Kamu Ku utus ke bumi untuk menyelamatkan mereka dan mati bagi mereka?
YESUS: Kalau bisa Bapa utuslah yang lain mengemban tugas itu, tetapi jangan kehendakKu, kehendakMu-lah yang jadi.
BAPA: Tidak ada yang lain anakKu, Kamulah satu-satunya.
YESUS: Kalau begitu jadilah menurut kehendak Bapa. Firman Bapa adalah Perintah bagiKu. Apa yang Bapa kasihi itulah yang Ku kasihi, apa yang Bapa sayangi itulah yang Ku sayangi. Jika Bapa mau berkorban demi mereka maka Akupun siap berkorban dan menyerahkan nyawaKu bagi mereka supaya mereka hidup untuk selama-lamanya.
Sekali lagi saudara, saya dalam cerita ini hanya berandai-andai. Hanya mau menunjukkan betapa Allah kita itu nyata berkorban demi kita manusia yang berdosa. Bapa mengorbankan anak satu-satunya dan Yesus Putra Allah satu-satunya rela diriNya sebagai korban demi keselamatan saudara dan saya.
SAUDARA mengikut Yesus, atau mau menjadi pelayanNya, atau mau menjadi umat Kristen, jadi anggota gereja GKPI, HKBP, GBI, GKPS, dan lain sebagainya, KARENA APA? Ikut-ikutan? Di dorong-dorong? Cari aji mumpung? Sekedar ASA SUMAN BERENGON (supaya nampaknya rumah tangga itu pantas di sebut rumah tangga Kristen kalau sudah terdaftar dalam satu gereja)? Atau karena memang sudah dilahirkan dalam keluarga Kristen sehingga kitapun harus menjadi Kristen? Kalau itu menjadi latarbelakang dan alasannya, maka orang yang berlatar belakang seperti itu tidak akan pernah menjadi pengikut Yesus, dan Yesus tidak akan pernah mengakuinya sebagai pengikutNya. Segala sesuatu yang kita harapkan, angan-angankan setelah kita ‘merasa’ sudah menjadi pengikut Yesus dengan cara demikian tidak akan pernah kita peroleh.
Kalau demikian maka orang seperti itu PASTI AKAN KECEWA, sebab Tuhan sudah lebih dahulu menolaknya. Dalam realitanya, orang-orang seperti itulah yang gampang meninggalkan imannya, menyangkal Yesus, malu disebut Pengikut Kristus, takut menderita atau mati kalau bersaksi, takut miskin kalau terlibat dalam pelayanan, kuatir akan masa depannya kalau dia serius-serius amat mengikut Yesus dan menuruti segala FirmanNya.
Saudara, rasanya pasti akan sakit sekali ketika seseorang tidak diakui oleh orang yang dikasihinya sebagai orang yang dia kenal. Atau juga seseorang yang dulunya berkata mengasihi kita, dekat dengan kita tetapi tiba-tiba di hadapan orang dia berkata dia tidak mengenal kita. Misalnya seorang anak yang durhaka yaitu anak malu mengakui ayahanya atau ibunya karena miskin, pekerjaan hina, tampang tidak keren, dan lain-lain sehingga anaknya malu mengakuinya di hadapan teman-temannya. Ketika hal itu terjadi, betapa sakit dan pilunya hati orang tua itu.
Demikian juga dengan kita yang berTuhankan Tuhan kita Yesus Kristus. Betapi pilu hati Tuhan kita ketika kita takut dan malu mengakuiNya di dunia ini. Malu menyebut diri kita Kristen, takut berkata di hadapan orang yang tidak seiman bahwa kita Pengikut Kristus. Saya jadi teringat kisah seorang saudara berpeci yang mendatangi beberapa kedai kopi untuk bertanya siapa disitu seorang Kristen. Ketika dia masuk kedai yang satu sambil memegang pedang yang berlumuran darah dia bertanya:
”siapa di sini yang beragama Kristen?”. Dia bertanya dengan karakter suara yang keras.
Semua laki-laki yang di kedai itu terdiam dan tampak takut. Sampai tiga kali dia bertanya sambil pegang pedang yang berlumuran darah itu: “siapa di sini orang Kriten?”. Tidak ada yang menyahut. “Tidak ada yang mengaku?”. Lalu dia pindah ke kedai kopi yang lain. Di situ juga dia bertanya hal yang sama sambil pegang pedang berlumuran darah. Setelah bertanya tiga kali di tiga kedai, adalah seorang yang langsung berani berkata “Aku Kristen, ada apa?”. Lalu pria berpeci ini berkata: “Ayo mari ke ladangku, di sana ada babi hutan yang barusan ku bunuh karena memakan tanaman-tanamanku. Ambillah dan bawa itu samamu, itu haram bagi kami. Kurang lebih ada 70Kg beratnya itu. Segera seseorang yang berani mengaku ini berdiri dan mengikut pria berpeci itu.
Maksunya adalah sering sekali bahkan untuk sesuatu hal yang belum jelas dan tidak kita tahu apa di depan sana, kita sudah takut untuk berkata “aku murid atau pengikut Yesus”. Sehingga hal-hal baik yang Tuhan janjikan tidak akan pernah kita peroleh, dan segala kebaikan Tuhan tidak akan pernah kita nikmati.
Selanjutnya saudara di dalam mengikut Yesus selain kesaksian dan keberanian kita mengakuiNya dihadapan dunia ini, maka Tuhan juga menginginkan kita untuk bersedia memikul salib. Sebab itulah bukti telah menjadi pengikutNya. Dalam perikop ini ada beberapa hal Tuhan mau ungkapkan tentang memikul salib setelah menjadi pengikutNya. Saat kita memutuskan percaya kepadaNya dengan sungguh-sungguh dan MengikutiNya itulah permulaan kita masuk dalam PENDERITAAN KRISTUS. Karena itu Yesus berkata dalam ayat 34-36 supaya para pengikutnya jangan salah tafsir akan kedatangan Yesus. Sebab di sini dikatakan bahwa kedatanganNya bukan membawa damai tetapi membawa pedang, yang bisa menimbulkan perpecahan atau pemisahan.
Sejak seseorang bertobat atau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamatnya, atau masuk menjadi Kristen dari yang sebelumnya bukan seorang Kristen menjadi Kristen, tentu sekali dia akan mengalami goncangan, penolakan, pengusiran, di singkirkan, ditingalkan, bahkan ada yang di ancam dibunuh. Hubungan keluarga bisa putus, hubungan orangtua dengan anak bisa rusak, hubungan keluarga besar pecah. Selain itu kemungkinan penolakan dari lingkungan sosial, pertemanan, bahkan dari keluarga terdekat sendiri bisa muncul. Teman-teman yang sebelumnya kenal kita, akrab melakukan suatu hobby tiba-tiba sejak kenal Kristus, bertobat dan menjadi pengikut Kristus yang setia, dia menjadi dianggap aneh, tidak di sukai lagi, dianggap sudah berbeda dengan mereka.
Tragisnya lagi, bahwa keluarga dekat bisa saja golongan pertama yang akan menjadi PENENTANG DAN PENGHALANG saudara untuk mengikut Yesus. Contohnya mungkin selama ini suami istri bahkan anak-anak tidak tertarik untuk serius beribadah dan beriman kepada Tuhan. Tetapi ketika Tuhan menjamah hati si istri atau si suami, lalu dia bertobat, akhirnya dia menjadi aneh bagi suaminya, dan ketika dia mengajak suaminya ke gereja, mengajak berdoa, malah dia dimarahi, dianggap sudah lain, bahkan kalau dilarang melakukan perbuatan dosa seperti yang selama ini mereka tolerir bersama, si suami bisa marah-marah dengan hebat dan berkata: “macam tak ku kenal saja kau, jangan sok sucilah, samamulah gerejamu itu, samamulah Tuhanmu itu”, dan lain sebagainya. Atau seorang anak yang dinasehati ayahnya ketika ayahnya sudah bertobat maka anak itu langsung menantang dan berkata” Ayah jangan sok sucilah, macam tak kukenal saja bapak, dan lain sebagainya”. Inilah yang disebut Yesus dalam ayat 35-36 dalam nas ini: “Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya”.
Saudara, jika pada titik ini saudara akhirnya RAGU DAN TAKUT mengikut Yesus, lantas saudara memutuskan untuk mundur maka saudara bukanlah pengikut Yesus, tetapi hanya SEKEDAR IKUT-IKUTAN, ATAU COBA-COBA. Yesus pernah berkata dalam Lukas 9:62 "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah”. Situasi yang terjadi setelah kita berikrar mau mengikut Yesus dengan setia dan berani tentunya lambat laun akan memberikan kita hasil dari iman kita itu. Inilah Salib yang harus kita pikul ketika kita memulai untuk mengikut Yesus. Jika kita setia mereka-mereka yang menentang iman kita pada awalnya akibat dari kesetiaan kita dan keseriusan kita untuk berdoa bagi keselamatan mereka juga, secara bertahap tentunya kita akan melihat hasil dari kesetiaan kita.
Beberapa kali calon penatua bahkan penatua menyampaikan pergumulannya
kepada saya bahwa ketika mereka semakin meresponi panggilan Tuhan dan semakin
dalam untuk mengenal dan melayani Tuhan justru pasangan mereka menjadi
penghalang bagi mereka untuk maju. Bahkan ada juga yang rumah tangga mereka
yang sudah di ujung tanduk. Ada yang menjadi mengalami pergumulan di dalam
pekerjaannya, bahkan ada yang diberhentikan dari pekerjaannya. Seberapa yakin
kita akan panggilan Tuhan dan keyakinan mengikut Yesus akan menentukan apakah
kita akan bertahan untuk terus maju atau akan mundur dari mengikut Yesus. Yang
pasti kesetiaan kita mengikut Yesus tidak akan pernah sia-sia dan bahkan jika
kita beriman sungguh-sungguh kepada Tuhan, Dia juga pasti akan mengurus dan
menanggungjawabi orang-orang yang terdekat dengan kita seperti keluarga kita. Jika karena mengikut Yesus kita harus kehilangan satu, maka Tuhan bisa menggantikannya menjadi tujuh jika kita tetap setia.
Saudara yang dikasihi Tuhan, selanjutnya memikul salib juga berarti keberanian dan komitmen untuk memprioritaskan Yesus dari yang lain. Dalam ayat 37 menunjukkan bahwa Yesus haruslah sebagai yang utama bahkan daripada orang yang paling dekat dengan kita di bumi ini. Sebagai Tuhan, Pencipta dan pemilik kita Dia tidak mau diduakan. Kita manusiapun pasti akan senang dan bangga jika kita menjadi nomor satu di hati seseorang. Demikian juga seorang suami atau istri tidak akan bahagia jika dia tahu dirinya diduakan atau dimadu. Seorang bapak/ibu akan merasa kecewa, sedih, dan terasa menyakitkan apabila anaknya lebih memilih atau mengidolakan bapak/ibu lain yang bukan orangtuanya, dan itu menyakitkan. Karena itu bisa dikatakan bawah sejak kita percaya TUHAN maka TUHAN adalah kekasih jiwa kita bukan suami atau istri bahkan anak. Tetapi suami/istri adalah kekasih hati kita, dan anak-anak adalah buah hati kita dengan pasangan kita.
Jadi bagaimana? Mungkin di benak kita muncul pertanyaan apakah setelah menjadi percaya Yesus dan menjadi pengikutNya kita harus meninggalkan atau tidak perduli lagi dengan orangtua atau anak-anak kita?. Sesungguhnya setiap orang yang percaya dan beriman kepada Tuhan dan yang setia pasti akan mendahulukan Yesus tanpa mengabaikan keluarga. Artinya kita tidak boleh melakukan satu bagian ayat Firman Tuhan tetapi mengabaikan bagian lain dari ayat Firman Tuhan. Tidak ada orang yang percaya dan beriman kepada Tuhan yang mengabaikan atau tidak perduli lagi dengan orangtuanya atau keluarga terdekatnya. Sebab Firman Tuhan juga berkati “hormatilah ayah dan ibumu supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu” (Keluaran 20:12).
Saudara marilah mengikut Yesus bukan karena ikut-ikutan, atau coba-coba, atau motivasi yang lain selain karena Dia adalah Tuhan yang telah mengasihi kita, mengampuni dosa-dosa kita serta yang memanggil kita untuk menjadi umatNya. Jangan mengikut Tuhan hanya supaya orang berkata kita beragama. Jangan mengikut Tuhan atau menjadi Kristen dan masuk gereja hanya supaya dipandang orang bahwa rumah tangga kita sudah sah disebut keluarga yang berTuhan, atau juga tujuan-tujuan lain yang sifatnya demi kepentingan diri kita sendiri seperti pengurusan dokumen-dokumen penting sebuah rumah tangga. Jika motivasi kita demikian maka itulah yang disebut pengikut Yesus yang aji mumpung. Orang seperti itu pasti akan lebih memilih pesta/adat, acara keluarga, hobby daripada melayani Yesus atau beribadah kepadaNya. Biasanya orang-orang seperti inilah yang tidak bisa menyangkal diri. Jika seseorang tidak bisa menyangkal diri maka dia tidak akan layak disebut pengikut Yesus.
Karena itu melalui nas Firman Tuhan hari ini, Tuhan mau supaya memprioritaskan (mengutamakan) Tuhan dari segala hal yang ada di dunia ini. Jangan karena tidak mau kehilangan yang di dunia kita malah melepas yang di sorga. Ini sangat menyedihkan dan menjadi sebuah tragedi dalam hidup seseorang. Ketika dia berjuang keras bahkan sepertinya tidak mengenal lelah dan hampir tidak mengenal waktu untuk meraih dan mengumpulkan segala harta, kemuliaan dan kebanggaan dunia ini sampai akhirnya dia tidak punya waktu untuk mengejar yang terutama dalam hidup ini yaitu Kristus dan kehidupan yang kekal yang Tuhan sediakan maka dia sesungguhnya akan kehilangan harta yang paling berharga dan mulia itu dan mati dalam kesia-siaan. Jadi jangan karena mengasihi dunia kita di tolak dari sorga.
Selanjutnya dalam ayat 38-39 kita melihat pernyataan Yesus yang begitu tegas tentang bagaimana syarat mengikut Yesus. Yesus berkata bahwa “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku”. Mengikut Yesus tidak bisa dilepaskan dengan memikul Salib. Orang yang mengikut Yesus tetapi tidak mau pikul salib adalah pendusta. Pikullah Salib yang Tuhan sudah tetapkan bagi kita.
Saudara salib apa yang Tuhan sudah letakkan di pundak saudara? Apakah salib sebagai seorang ayah? Seorang ibu? Seorang suami/istri? Seorang anak? Orang batak? Orang jawa? Atau suku lain? Sebagai seorang karyawan atau manager atau pemilik perusahaan atau pegawai sebuah instansi? Apakah seorang kakek atau nenek? Sebagai abang/kakak dari adik-adiknya? Atau seorang pelayan Tuhan atau hamba Tuhan? Atau apapun itu, pikullah semua salib itu lalu IKUTLAH YESUS. Karena itu dalam Matius 16:24 dikatakan bahwa: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Sehingga dalam hal mengikut Yesus persyaratan ini mutlak diikuti atau dimiliki yaitu: SANGKAL DIRI dan PIKUL SALIB. Sangkal diri artinya berkorban untuk semua keinginan daging dan hawa nafsu, dan pikul salib berarti menerima semua beban dan tanggungjawab yang diberikan kepada kita dengan tabah dan setia.
Tearkhir di ayat 39 Yesus berkata : Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Konsep menyelamatkan nyawa dan kehilangan nyawa tidaklah seperti yang dunia ini pikirkan. Tuhan mau mengatakan kepada kita lewat nas Firman Tuhan ini bahwa “jangan karena takut kehilangan nyawa malah sungguh-sungguh kehilangan nyawa”. Tidak ada satupun yang berhak mencabut nyawa dan memberikan nyawa kepada manusia selain daripada Tuhan sendiri. hanya Tuhan yang berkuasa memberi dan mencabut nyawa. Konsep Tuhan tentang “kehilanghan Nyawa” adalah: Ketika penghakiman datang maka setiap orang yang karena takut nyawanya hilang malah akhirnya menyangkal Yesus dan meninggalkan Yesus akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Semetara konsep Tuhan tentang “menyelamatkan” Nyawa adalah: Ketika seseorang berani sampai bertaruh nyawa, bahkan kehilangan nyawa di bumi ini untuk mengakui Yesus di hadapan manusia semasa hidup di bumi, maka ketika hari penghakiman tiba Dia akan dinyatakan benar dan akan hidup selama-lamanya bersama Tuhan.
Kehilangan nyawa di dunia bukan berarti kehilangan nyawa di sorga. jangan takut mati sebab kematian bukanlah akhir dari segalanya, tetapi titik permulaan dari selama-lamanya. Hidup yang singkat ini menentukan apakah kematian dan penderitaan kekal selama-lamanya di api neraka atau kehidupan dan kebahagiaan selama-lamanya di sorga bersama Tuhan yang akan kita terima sebagai upah dari kesempatan hidup yang Tuhan berikan kepada setiap kita di bumi ini.
Karena itu hanya kesempatan hidup di bumi yang singkat inilah kunci dan peluang untuk manusia apakah dia akan menyelamatkan nyawanya atau kehilangannya. Namun banyak sekali manusia termasuk orang percaya yang tidak memanfaatkan kesempatan yang singkat ini untuk memuliakan Tuhan dan menyaksikan kebenaran tentang siapa Yesus sang Juru Selamat. Bisa saja karena mereka takut, sebab banyak contoh yang mati martir dan mengenaskan akibat kepercayaannya kepada Yesus. Jangan takut menderita karena Kristus. Sebab apapun bentuk dan penderitaan itu tidak akan pernah sebanding dengan penderitaan yang Yesus tanggung karena dosa-dosa kita. Karena itu setiap orang kristen yang selama mengikut Yesus belum pernah mengalami penderitaan karena Injil atau kebenaran maka Kekristenannya dipertanyakan. Tuhan sendiri akan datang sebagai hakim dan memberi balasan kepada setiap orang menurut perbuatannya.
Saudaraku, marilah lewat renungan minggu ini kita semakin yakin dan mantap untuk mengikut Yesus meskipun banyak tantangan dan pergumulan yang kita hadapi. Tetaplah pikul salib itu, dan ikutlah terus Tuhan Yesus maka kita akan merasakan pertolongan, perlindungan dan keselamatan yang dari padaNya. Maka buah dari kesetiaan kita itu akan muncul indah tepat pada waktunya. Kiranya renungan ini menguatkan dan meneguhkan iman kita bersama untuk tetap mau mengikut Yesus dan memikul salib sampai Tuhan berkata “sudah selesai” lalu kita dibawa bersamaNya selama-lamanya. Amin, Maranatha Tuhan Yesus datang kedua kalinya.
Shalom Tuhan Yesus memberkati.
Ev. Harles Lumbantobing
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya
di Daftar... ARSIP.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih