Ibadah sektor minggu II September 2024
Tema:
Tuhan membuat
segala-galanya baik
Mazmur 125:1-9 (TB)
125:1 Nyanyian ziarah. Orang-orang yang percaya
kepada TUHAN adalah seperti gunung Sion yang tidak goyang, yang tetap untuk
selama-lamanya.
125:2 Yerusalem, gunung-gunung sekelilingnya;
demikianlah TUHAN sekeliling umat-Nya, dari sekarang sampai selama-lamanya.
125:3 Tongkat kerajaan orang fasik tidak akan
tinggal tetap di atas tanah yang diundikan kepada orang-orang benar, supaya
orang-orang benar tidak mengulurkan tangannya kepada kejahatan.
125:4 Lakukanlah kebaikan, ya TUHAN, kepada
orang-orang baik dan kepada orang-orang yang tulus hati;
125:5 tetapi orang-orang yang menyimpang ke jalan
yang berbelit-belit, kiranya TUHAN mengenyahkan mereka bersama-sama orang-orang
yang melakukan kejahatan. Damai sejahtera atas Israel!
----------------------
Shalom saudara/i yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus,
Terpujilah Tuhan yang senantiasa memberikan kita nafas kehidupan, dan kelayakan
untuk terus mengenalNya lewat FirmanNya yang kudus di setiap kesempatan yang
ada.
Ibadah sektor dengan tema “TUHAN
MEMBUAT SEGALA-GALANYA BAIK” di ambil dari Mazmur 125:1-5. Nas ini merupakan
bagian dari nyanyian Ziarah yang
dilantunkan setiap umat Tuhan itu hendak datang berziarah atau memasuki bait
Allah di Yerusalem. Dalam Nyanyian ini pemazmur menyampaikan beberapa pelajaran
berharga bagi kita umat yang percaya kepada Tuhan kita Yesus Kristus.
Sion pada awalnya adalah bagian selatan dari bukit Timur yang direbut
Daud, dan di bagian utaranya Salomo membangun Bait Allah. Makna rohani di
kemudian hari menunjukkan bahwa Sion bisa berarti
“Benteng”, juga Sion
disebut sebagai kota Daud, lalu kota Allah,
Juga “Sion” digunakan sebagai sebutan untuk Yerusalem dan putri Sion
juga disebut sebagai penduduk Yerusalem atau umat Allah, dan dalam makna
eskatologi “Sion” merujuk kepada kota Allah yang turun dari sorga atau Kota
Yerusalem Surgawi.
Saudaraku, ada masanya kita
mengalami berbagai-bagai pergumulan dan persoalan berat di dalam hidup kita
yang kita tidak inginkan. Bahkan kita merasa bahwa kita tidak jahat terhadap
orang lain, atau malah kita rajin berdoa dan berserah kepada Tuhan tetapi malah
kita dijahati orang, dan juga mengalami pergumulan dan persoalan yang silih
berganti. Kadang bisa muncul dalam pikiran kita “untuk apa mengikut Tuhan, melakukan FirmanNya kalau toh hidup terus
melarat, hidup penuh penderitaan dan kesusahan, dan lain sebagainya”.
Banyak hal dan perkara dalam
hidup kita yang kadang kita tidak mengerti. Kita mencoba merenungkan dan
bertanya “mengapa Tuhan?” Tetapi bahkan kita tidak menemukan jawabanNya.
Ada banyak peristiwa dalam hidup kita yang kita tidak habis pikir bahkan sampai
saat ini kita tidak menemukan jawabannya: “mengapa
ini semua harus kualami”. Faktanya
memang demikian sering dialami manusia. Tetapi apakah itu artinya bahwa Tuhan
tidak ada? Atau kalaupun Tuhan ada apakah artinya bahwa Tuhan itu tuli? (tidak
mendengar) Atau Tuhan buta? (Tidak melihat) terhadap apa yang terjadi?
Bukan saudaraku, memang atas
semua yang terjadi dalam hidup kita Tuhan tidak selalu harus memberitahukan
kepada kita mengapa sesuatu itu terjadi.
Tetapi ada juga yang Dia beritahu pada saat itu, ada juga yang diberitahu maknanya jauh setelah peristiwa
itu kita alami. Semuanya tergantung kedaulatan Tuhan atas kita ciptaanNya. Tuhan
tahu mana yang terbaik bagi kita. Yang jelas seperti kata Alkitab bahwa Tuhan
tidak pernah merancangkan kejahatan di dalam hidup kita yang percaya kepadaNya
tetapi rancangan yang baik, rancangan masa depan penuh harapan (Yeremia 29:11).
Namun suatu ketika kita melihat orang-orang fasik, orang jahat,
penipu, atau orang yang tidak beriman,
tidak perduli Tuhan, hidupnya malah baik
dan memiliki semua yang diinginkan manusia.
Bahkan mereka menjadi penindas bagi orang lemah,
memperkosa dan merampas hak-hak orang lain termasuk orang-orang jujur seperti
dalam Nas ini, dan mereka nampaknya baik-baik saja. Ayub sendiri menyatakan itu
dalam Ayub 21:7-15 :
Mengapa orang
fasik tetap hidup, menjadi tua, bahkan menjadi bertambah-tambah kuat? Keturunan
mereka tetap bersama mereka, dan anak cucu diperhatikan mereka. Rumah-rumah
mereka aman, tak ada ketakutan, pentung Allah tidak menimpa mereka. Lembu
jantan mereka memacek dan tidak gagal, lembu betina mereka beranak dan tidak
keguguran. Kanak-kanak mereka dibiarkan keluar seperti kambing domba, anak-anak
mereka melompat-lompat. Mereka bernyanyi-nyanyi dengan iringan rebana dan
kecapi, dan bersukaria menurut lagu seruling. Mereka menghabiskan hari-hari
mereka dalam kemujuran, dan dengan tenang mereka turun ke dalam dunia orang
mati. Tetapi kata mereka kepada Allah: Pergilah dari kami! Kami tidak suka
mengetahui jalan-jalan-Mu. Yang Mahakuasa itu apa, sehingga kami harus
beribadah kepada-Nya, dan apa manfaatnya bagi kami, kalau kami memohon
kepada-Nya?
Ini menunjukkan fakta/kenyataan dalam kehidupan nyata,
bahwa itulah yang nampak dengan mata
yang terjadi di bumi ini. Tetapi Ayub tidak sampai di situ, dia juga berkata
pada akhirnya dalam Ayub 21:17-20:
Betapa
sering pelita orang fasik dipadamkan, kebinasaan menimpa mereka, dan kesakitan dibagikan Allah kepada mereka dalam murka-Nya!
Mereka menjadi seperti jerami di depan angin,
seperti sekam yang diterbangkan badai. Bencana untuk dia disimpan Allah bagi
anak-anaknya. Sebaiknya, orang itu sendiri diganjar Allah, supaya sadar; sebaiknya matanya sendiri melihat
kebinasaannya, dan ia sendiri minum dari murka Yang Mahakuasa!
Ini juga menunjukkan fakta yang akan terjadi
kepada orang-orang fasik itu di kemudian hari. Artinya kita tidak boleh
berhenti dan menarik kesimpulah hanya dari apa yang kita lihat hari ini. Juga
dalam Mazmur 1: 6 berkata:
“sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan
orang fasik menuju kebinasaan”.
Jadi, kalau ternyata kenyataannya
bagi orang fasik “bersenang-senang
dahulu, sakit atau binasa kemudian” dan bagi orang benar sepertinya berlaku “bersakit-sakit
dahulu senang kemudian” manakah yang menjadi pilihan kita?
Tetapi kita mungkin akan meminta
“Tuhan biarlah aku bersenang-senang
dahulu dan terus senang sampai selama-lamanya” tetapi mungkin kah sebagai
pengikut Kristus kita tidak mengalami penderitaan atau persoalan hidup selama
hidup di dunia yang dikuasai si Iblis ini? Sepertinya tidak. Jadi apa gunanya
kita hidup mengikut Tuhan dengan setia? Padahal kepada orang percaya Tuhan yang
terus memelihara hidup tulus dan jujur
Tuhan menjanjikan seperti dalam Mazmur
37:37:
“Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah
kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan;.
Tetapi mungkin diantara kita akan
bertanya “Tetapi kapan Tuhan? Sampai
kapan? Sekarang kok tidak? Sering sekali pemikiran itu muncul dalam benak
manusia yang menaruh imannya kepada Tuhan.
Memang tidak semua mengalami
pergumulan yang sama dan tingkat kesulitan yang sama, tetapi semua manusia
termasuk yang percaya kepada Tuhan akan mengalami yang namanya pergumulan dan
persoalan hidup dan itulah tandanya kita hidup di dunia ini. Kalau begitu
jaminan apa yang Tuhan berikan bagi kita yang percaya kepadaNya selama hidup di
dunia ini?
Firman Tuhan dalam Mazmur 125
ini memberikan kita beberapa pelajaran
berharga. Bahwa dengan SPESIAL Pemazmur
menggambarkan orang-orang beriman kepada Tuhan seperti gunung Sion yang kokoh
untuk selama-lamanya. Manunjukkan bahwa sebenarnya setiap yang percaya dan
beriman kepada Tuhan itu tidak mungkin akan goyah, kalah, putus asa, menyerah
dalam menghadapi setiap pergumulan. Bahkan dia akan tetap teguh seperti gunung
Sion. Hal ini digambarkan seperti Yerusalem (Kota Daud=Sion) yang pada masa itu
benar-benar kuat, kokoh dan tidak terkalahkan oleh musuh-musuh mereka. Di sini
dikatakan gunung-gunung di sekitar Yerusalem adalah sebagai pelindung Kota
Kudus itu yaitu Yerusalem itu, tetapi Tuhan adalah pelindung bagi umat Tuhan dan
kita semua yang percaya dan beriman kepadaNya sampai selama-lamanya. Seperti
gunung-gunung kokoh yang melindungi Yerusalem,
demikianlah sesungguhnya Tuhan diindungi kita.
Inilah alasannya mengapa
orang-orang yang percaya yang mengasihi Tuhan itu tidak mungkin akan sampai kalah dan
tergeletak, bahkan sampai putus asa dan meninggalkan Tuhan dalam menghadapi
berbagai macam pencobaan dan pergumulan hidup. Jadi apa yang membuat orang-orang percaya itu tetap berdiri kokoh di dalam iman dan pengharapanNya dan
dalam segala pergumulannya? Tentunya adalah TUHAN sendiri yang menjadi kota bentengnya Mazmur 62:2 berkata :
“Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari
padaNyalah keselamatanku”
Masalahnya adalah sampai di mana
dan sekokoh apa Iman percaya kita kepada Tuhan. Apakah terkondisi? Artinya jika
menguntungkan menurut kita lalu kita beriman, dan kira-kira tidak menguntungkan
kita mundur. Atau jika Tuhan campur tangan menolong kita lalu kita beriman,
tetapi jika sepertinya Tuhan tidak perduli, tidak ada jalan keluar, kita berdoa
dan memohon petunjuk tetapi belum juga ada jawaban……….sampai batas ini apakah
kita masih beriman kepadaNya? Atau jika ternyata di hadapan kita ada hambatan
dan tantangan besar dalam mengikut dan mempercayai Tuhan kita langsung mundur?
Tetapi tidak demikian seorang
perempuan Siro fenisia (perempaun Kanaan) kalau kita baca dalam Matius 15:21-28,
besarnya Iman perempuan ini kepada Yesus meskipun mengalami hambatan dan
penolakan yang menyakitkan membuat dia
mendapatkan apa yang diminta dan mohonnya kepada Yesus yaitu kesembuhan
putrinya yang sakit karena kerasukan setan.
Saudara fakta tentang kehidupan
umat Tuhan yang beriman bisa kita lihat dalam ayat 3 pada Mazmur 125 ini. Dalam
ayat 3 dinyatakan bahwa: Tuhan akan bertindak atas orang-orang fasik
yang menyerobot atau menduduki tanah-tanah orang-orang benar yang sudah Tuhan
berikan. Penyerobotan hak-hak orang benar ini tentunya menyebabkan orang-orang
benar itu kehilangan haknya, kehilangan kebebasannya, tertindas dan
diperlakukan secara jahat di tanah yang sebenarnya sudah Tuhan berikan kepada
mereka. Karena itu Tuhan berkuasa membuat kekuasaan orang-orang fasik runtuh
dan jatuh demi melindungi umatNya supaya umatNya itu tetap terpelihara dan tidak sampai jatuh melakukan kejahatan oleh karena
kemiskinan, kemelaratan atau kesusahan hidup. Atau paling berbahayanya jangan
sampai umat Tuhan itu menjadi meninggalkan Tuhan dan akhirnya binasa.
Di sinilah kita lihat bahwa
memang ada masanya orang benar itu atau umat Tuhan mengalami penindasan,
ketidakadilan, kekerasan dari orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, juga dari
Iblis dan dunia ini namun karena Tuhan
mengasihi kita dan Dia adalah sebagai kota benteng kita Tuhan akan
bertindak melindungi kita dan melepaskan kita dari semua itu sehingga kita akan
mengalami kebahagian nantinya. Karena itu kita harus berserah, tunduk kepada
Tuhan dan bersabar menunggu jawaban dan pertolongan dari Tuhan saja atas segala
peristiwa yang kita alami. Dia pasti akan datang menolong kita tepat pada waktunya
Tuhan asal kita tidak lemah dan meninggalkan iman kita dari padaNya.
Permohonan doa dalam nyanyian
ziarah ini dalam ayat 4 mengindikasikan dengan kuat bahwa memang sering sekali orang-orang baik,
jujur dan tulus diperlakukan dengan
semena-mena, ditipu, dimanfaatkan bahkan dieksploitasi karena ketulusan mereka. Hingga pada masa ini
juga hal seperti ini masih sering terjadi. Itu sebabnya Mazmur 125:4 ini
berkata:
“Lakukanlah
kebaikan, ya TUHAN, kepada orang-orang baik
dan
kepada orang-orang yang tulus hati”
Ini merupakan
doa permohonan kepada Tuhan supaya kiranya orang-orang baik dan tulus hati itu
terpelihara dan terhindar dari segala
kejahatan. Bahkan kita melihat atau mungkin mengalami sendiri bahwa orang
jujur sering sekali dianggap bodoh, dihindari, pengganggu kenyamanan, dan
perusak suasana. Sehingga sering sekali menjadi korban pembullyan, korban
hinaan, korban penipuan, atau sering disingkirkan, bahkan dimanfaatkan untuk
hal-hal negatif.
Saudara kalau kita suatu saat ada di posisi ini karena
iman kita, ketulusan dan kejujuran kita, sabarlah, dan bertahanlah dalam iman kepada
Yesus Kristus. Dia mampu menjadikan
segalanya mejadi baik. Akan ada masanya Tuhan akan bertindak melindungi,
membentengi bahkan menegakkan keadilan demi kita yang percaya kepadaNya. Itu
sebabnya dalam Ayat 5 kita melihat bahwa permohonan ini adalah kerinduan
pemazmur supaya keadilan Tuhan ditegakkan kepada orang-orang jahat atau yang
sudah menyimpang dari jalan Tuhan.
Ketika Tuhan sudah bertindak dan menegakkan keadilanNya
maka orang fasik itu akan menerima upahnya dan orang benar itu akan berbahagia
sebab Tuhan Allah menjadi pelindungnya. Bahkan dalam melindungi kita umatNya
Dia sampai rela mati disalibkan supaya kita hidup, dan Dia bangkit kembali
mengalahkan kematian supaya kita juga dibangkitkan sebagai pemenang di akhir
jaman.
Lihatlah betapa Tuhan Yesus Kristus menjadikan
segala-galanya baik. Daripada meminta kepada Tuhan untuk menghilangkan semua
gunung pencobaan di dalam hidup kita, maka lebih baik kita minta kekuatan untuk
mendaki dan mengalahkan gunung-gunung pencobaan itu, gunung-gunung derita itu. Sebab di depan mungkin masih
banyak gunung-gunung pencobaan lain yang akan menghadang kita. Tetapi dengan
kekuatan itu dan perlindungan dari Tuhan kita akan semakin kuat dan terlatih
dan akhirnya mampu berdiri dan menjadi pemenang.
Kiranya Tuhan menolong dan menguatkan kita untuk terus
beriman kepada Kristus Tuhan kita yang membuat segala-galanya baik. Amen, Tuhan
Yesus memberkati. Shalom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih