Kamis, 03 Oktober 2024

Outline Kotbah Tuhan membuat segala-galanya baik

 Ibadah sektor minggu II September 2024

Tema:

Tuhan membuat segala-galanya baik

Mazmur 125:1-9 (TB)

 

125:1 Nyanyian ziarah. Orang-orang yang percaya kepada TUHAN adalah seperti gunung Sion yang tidak goyang, yang tetap untuk selama-lamanya.

125:2 Yerusalem, gunung-gunung sekelilingnya; demikianlah TUHAN sekeliling umat-Nya, dari sekarang sampai selama-lamanya.

125:3 Tongkat kerajaan orang fasik tidak akan tinggal tetap di atas tanah yang diundikan kepada orang-orang benar, supaya orang-orang benar tidak mengulurkan tangannya kepada kejahatan.

125:4 Lakukanlah kebaikan, ya TUHAN, kepada orang-orang baik dan kepada orang-orang yang tulus hati;

125:5 tetapi orang-orang yang menyimpang ke jalan yang berbelit-belit, kiranya TUHAN mengenyahkan mereka bersama-sama orang-orang yang melakukan kejahatan. Damai sejahtera atas Israel!

----------------------

Shalom saudara/i  yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus, Terpujilah Tuhan yang senantiasa memberikan kita nafas kehidupan, dan kelayakan untuk terus mengenalNya lewat FirmanNya yang kudus di setiap kesempatan yang ada.

Ibadah sektor dengan tema “TUHAN MEMBUAT SEGALA-GALANYA BAIK” di ambil dari Mazmur 125:1-5. Nas ini merupakan bagian dari nyanyian Ziarah  yang dilantunkan setiap umat Tuhan itu hendak datang berziarah atau memasuki bait Allah di Yerusalem. Dalam Nyanyian ini pemazmur menyampaikan beberapa pelajaran berharga bagi kita umat yang percaya kepada Tuhan kita Yesus Kristus.

Sion pada awalnya adalah  bagian selatan dari bukit Timur yang direbut Daud, dan di bagian utaranya Salomo membangun Bait Allah. Makna rohani di kemudian hari menunjukkan bahwa Sion bisa berarti Benteng”,  juga Sion disebut sebagai kota Daud, lalu kota Allah,  Juga “Sion” digunakan sebagai sebutan untuk Yerusalem dan putri Sion juga disebut sebagai penduduk Yerusalem atau umat Allah, dan dalam makna eskatologi “Sion” merujuk kepada kota Allah yang turun dari sorga atau Kota Yerusalem Surgawi.

Saudaraku, ada masanya kita mengalami berbagai-bagai pergumulan dan persoalan berat di dalam hidup kita yang kita tidak inginkan. Bahkan kita merasa bahwa kita tidak jahat terhadap orang lain, atau malah kita rajin berdoa dan berserah kepada Tuhan tetapi malah kita dijahati orang, dan juga mengalami pergumulan dan persoalan yang silih berganti. Kadang bisa muncul dalam pikiran kita “untuk apa mengikut Tuhan, melakukan FirmanNya kalau toh hidup terus melarat, hidup penuh penderitaan dan kesusahan, dan lain sebagainya”.

Banyak hal dan perkara dalam hidup kita yang kadang kita tidak mengerti. Kita mencoba merenungkan dan bertanya “mengapa Tuhan?”  Tetapi bahkan kita tidak menemukan jawabanNya. Ada banyak peristiwa dalam hidup kita yang kita tidak habis pikir bahkan sampai saat ini kita tidak menemukan jawabannya:  “mengapa ini semua harus kualami”.  Faktanya memang demikian sering dialami manusia. Tetapi apakah itu artinya bahwa Tuhan tidak ada? Atau kalaupun Tuhan ada apakah artinya bahwa Tuhan itu tuli? (tidak mendengar) Atau Tuhan buta? (Tidak melihat) terhadap apa yang terjadi?

Bukan saudaraku, memang atas semua yang terjadi dalam hidup kita Tuhan tidak selalu harus memberitahukan kepada kita mengapa sesuatu itu terjadi.  Tetapi ada juga yang Dia beritahu pada saat itu, ada juga yang  diberitahu maknanya jauh setelah peristiwa itu kita alami. Semuanya tergantung kedaulatan Tuhan atas kita ciptaanNya. Tuhan tahu mana yang terbaik bagi kita. Yang jelas seperti kata Alkitab bahwa Tuhan tidak pernah merancangkan kejahatan di dalam hidup kita yang percaya kepadaNya tetapi rancangan yang baik, rancangan masa depan penuh harapan (Yeremia 29:11).

Namun suatu ketika  kita melihat orang-orang fasik, orang jahat, penipu, atau orang yang tidak beriman, tidak perduli Tuhan,  hidupnya malah baik dan memiliki semua yang diinginkan manusia. Bahkan mereka menjadi penindas bagi orang lemah, memperkosa dan merampas hak-hak orang lain termasuk orang-orang jujur seperti dalam Nas ini, dan mereka nampaknya baik-baik saja. Ayub sendiri menyatakan itu dalam Ayub 21:7-15 :

Mengapa orang fasik tetap hidup, menjadi tua, bahkan menjadi bertambah-tambah kuat? Keturunan mereka tetap bersama mereka, dan anak cucu diperhatikan mereka. Rumah-rumah mereka aman, tak ada ketakutan, pentung Allah tidak menimpa mereka. Lembu jantan mereka memacek dan tidak gagal, lembu betina mereka beranak dan tidak keguguran. Kanak-kanak mereka dibiarkan keluar seperti kambing domba, anak-anak mereka melompat-lompat. Mereka bernyanyi-nyanyi dengan iringan rebana dan kecapi, dan bersukaria menurut lagu seruling. Mereka menghabiskan hari-hari mereka dalam kemujuran, dan dengan tenang mereka turun ke dalam dunia orang mati. Tetapi kata mereka kepada Allah: Pergilah dari kami! Kami tidak suka mengetahui jalan-jalan-Mu. Yang Mahakuasa itu apa, sehingga kami harus beribadah kepada-Nya, dan apa manfaatnya bagi kami, kalau kami memohon kepada-Nya?

Ini menunjukkan fakta/kenyataan dalam kehidupan nyata, bahwa itulah yang nampak dengan  mata yang terjadi di bumi ini. Tetapi Ayub tidak sampai di situ, dia juga berkata pada akhirnya dalam Ayub 21:17-20:

Betapa sering pelita orang fasik dipadamkan, kebinasaan menimpa mereka, dan kesakitan  dibagikan Allah kepada mereka dalam murka-Nya! Mereka menjadi seperti jerami di depan  angin, seperti sekam yang diterbangkan badai.  Bencana untuk dia disimpan Allah bagi anak-anaknya. Sebaiknya, orang itu sendiri diganjar Allah, supaya sadar;  sebaiknya matanya sendiri melihat kebinasaannya, dan ia sendiri minum dari murka Yang Mahakuasa!

Ini  juga menunjukkan fakta yang akan terjadi kepada orang-orang fasik itu di kemudian hari. Artinya kita tidak boleh berhenti dan menarik kesimpulah hanya dari apa yang kita lihat hari ini. Juga dalam Mazmur 1: 6 berkata:

sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan”.

Jadi, kalau ternyata kenyataannya bagi orang fasik  “bersenang-senang dahulu, sakit atau binasa kemudian” dan bagi orang benar sepertinya berlaku  “bersakit-sakit dahulu senang kemudian” manakah yang menjadi pilihan kita?

Tetapi kita mungkin akan meminta “Tuhan biarlah aku bersenang-senang dahulu dan terus senang sampai selama-lamanya” tetapi mungkin kah sebagai pengikut Kristus kita tidak mengalami penderitaan atau persoalan hidup selama hidup di dunia yang dikuasai si Iblis ini? Sepertinya tidak. Jadi apa gunanya kita hidup mengikut Tuhan dengan setia? Padahal kepada orang percaya Tuhan yang terus memelihara hidup tulus dan  jujur Tuhan menjanjikan seperti dalam Mazmur  37:37:

Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan;.

Tetapi mungkin diantara kita akan bertanya “Tetapi kapan Tuhan? Sampai kapan? Sekarang kok tidak? Sering sekali pemikiran itu muncul dalam benak manusia yang menaruh imannya kepada Tuhan.

Memang tidak semua mengalami pergumulan yang sama dan tingkat kesulitan yang sama, tetapi semua manusia termasuk yang percaya kepada Tuhan akan mengalami yang namanya pergumulan dan persoalan hidup dan itulah tandanya kita hidup di dunia ini. Kalau begitu jaminan apa yang Tuhan berikan bagi kita yang percaya kepadaNya selama hidup di dunia ini?

Firman Tuhan dalam Mazmur 125 ini  memberikan kita beberapa pelajaran berharga. Bahwa dengan SPESIAL Pemazmur menggambarkan orang-orang beriman kepada Tuhan seperti gunung Sion yang kokoh untuk selama-lamanya. Manunjukkan bahwa sebenarnya setiap yang percaya dan beriman kepada Tuhan itu tidak mungkin akan goyah, kalah, putus asa, menyerah dalam menghadapi setiap pergumulan. Bahkan dia akan tetap teguh seperti gunung Sion. Hal ini digambarkan seperti Yerusalem (Kota Daud=Sion) yang pada masa itu benar-benar kuat, kokoh dan tidak terkalahkan oleh musuh-musuh mereka. Di sini dikatakan gunung-gunung di sekitar Yerusalem adalah sebagai pelindung Kota Kudus itu yaitu Yerusalem itu, tetapi Tuhan adalah pelindung bagi umat Tuhan dan kita semua yang percaya dan beriman kepadaNya sampai selama-lamanya. Seperti gunung-gunung kokoh yang melindungi Yerusalem,  demikianlah sesungguhnya Tuhan diindungi kita.

Inilah alasannya mengapa orang-orang yang percaya yang mengasihi Tuhan itu  tidak mungkin akan sampai kalah dan tergeletak, bahkan sampai putus asa dan meninggalkan Tuhan dalam menghadapi berbagai macam pencobaan dan pergumulan hidup. Jadi  apa yang membuat  orang-orang percaya itu tetap berdiri  kokoh di dalam iman dan pengharapanNya dan dalam segala pergumulannya? Tentunya adalah TUHAN  sendiri yang menjadi kota bentengnya  Mazmur 62:2 berkata :

Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari padaNyalah keselamatanku

Masalahnya adalah sampai di mana dan sekokoh apa Iman percaya kita kepada Tuhan. Apakah terkondisi? Artinya jika menguntungkan menurut kita lalu kita beriman, dan kira-kira tidak menguntungkan kita mundur. Atau jika Tuhan campur tangan menolong kita lalu kita beriman, tetapi jika sepertinya Tuhan tidak perduli, tidak ada jalan keluar, kita berdoa dan memohon petunjuk tetapi belum juga ada jawaban……….sampai batas ini apakah kita masih beriman kepadaNya? Atau jika ternyata di hadapan kita ada hambatan dan tantangan besar dalam mengikut dan mempercayai Tuhan  kita langsung mundur?

Tetapi tidak demikian seorang perempuan Siro fenisia (perempaun Kanaan) kalau kita baca dalam Matius 15:21-28, besarnya Iman perempuan ini kepada Yesus meskipun mengalami hambatan dan penolakan  yang menyakitkan membuat dia mendapatkan apa yang diminta dan mohonnya kepada Yesus yaitu kesembuhan putrinya yang sakit karena kerasukan setan.

Saudara fakta tentang kehidupan umat Tuhan yang beriman bisa kita lihat dalam ayat 3 pada Mazmur 125 ini. Dalam ayat 3  dinyatakan bahwa:  Tuhan akan bertindak atas orang-orang fasik yang menyerobot atau menduduki tanah-tanah orang-orang benar yang sudah Tuhan berikan. Penyerobotan hak-hak orang benar ini tentunya menyebabkan orang-orang benar itu kehilangan haknya, kehilangan kebebasannya, tertindas dan diperlakukan secara jahat di tanah yang sebenarnya sudah Tuhan berikan kepada mereka. Karena itu Tuhan berkuasa membuat kekuasaan orang-orang fasik runtuh dan jatuh demi melindungi umatNya supaya umatNya itu  tetap terpelihara dan tidak sampai  jatuh melakukan kejahatan oleh karena kemiskinan, kemelaratan atau kesusahan hidup. Atau paling berbahayanya jangan sampai umat Tuhan itu menjadi meninggalkan Tuhan dan akhirnya binasa.

Di sinilah kita lihat bahwa memang ada masanya orang benar itu atau umat Tuhan mengalami penindasan, ketidakadilan, kekerasan dari orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, juga dari Iblis dan dunia ini namun karena Tuhan  mengasihi kita dan Dia adalah sebagai kota benteng kita Tuhan akan bertindak melindungi kita dan melepaskan kita dari semua itu sehingga kita akan mengalami kebahagian nantinya. Karena itu kita harus berserah, tunduk kepada Tuhan dan bersabar menunggu jawaban dan pertolongan dari Tuhan saja atas segala peristiwa yang kita alami. Dia pasti akan datang menolong kita tepat pada waktunya Tuhan asal kita tidak lemah dan meninggalkan iman kita dari padaNya.

Permohonan doa dalam nyanyian ziarah ini dalam ayat 4 mengindikasikan dengan kuat  bahwa memang sering sekali orang-orang baik, jujur  dan tulus diperlakukan dengan semena-mena, ditipu, dimanfaatkan bahkan dieksploitasi  karena ketulusan mereka. Hingga pada masa ini juga hal seperti ini masih sering terjadi. Itu sebabnya Mazmur 125:4 ini berkata:

“Lakukanlah kebaikan, ya TUHAN, kepada orang-orang baik

dan kepada orang-orang yang tulus hati”

Ini merupakan doa permohonan kepada Tuhan supaya kiranya orang-orang baik dan tulus hati itu terpelihara dan terhindar dari segala  kejahatan. Bahkan kita melihat atau mungkin mengalami sendiri bahwa orang jujur sering sekali dianggap bodoh, dihindari, pengganggu kenyamanan, dan perusak suasana. Sehingga sering sekali menjadi korban pembullyan, korban hinaan, korban penipuan, atau sering disingkirkan, bahkan dimanfaatkan untuk hal-hal negatif.

Saudara kalau kita suatu saat ada di posisi ini karena iman kita, ketulusan dan kejujuran kita,  sabarlah, dan bertahanlah dalam iman kepada Yesus Kristus. Dia mampu menjadikan segalanya mejadi baik. Akan ada masanya Tuhan akan bertindak melindungi, membentengi bahkan menegakkan keadilan demi kita yang percaya kepadaNya. Itu sebabnya dalam Ayat 5 kita melihat bahwa permohonan ini adalah kerinduan pemazmur supaya keadilan Tuhan ditegakkan kepada orang-orang jahat atau yang sudah menyimpang dari jalan Tuhan.

Ketika Tuhan sudah bertindak dan menegakkan keadilanNya maka orang fasik itu akan menerima upahnya dan orang benar itu akan berbahagia sebab Tuhan Allah menjadi pelindungnya. Bahkan dalam melindungi kita umatNya Dia sampai rela mati disalibkan supaya kita hidup, dan Dia bangkit kembali mengalahkan kematian supaya kita juga dibangkitkan sebagai pemenang di akhir jaman.

Lihatlah betapa Tuhan Yesus Kristus menjadikan segala-galanya baik. Daripada meminta kepada Tuhan untuk menghilangkan semua gunung pencobaan di dalam hidup kita, maka lebih baik kita minta kekuatan untuk mendaki dan mengalahkan gunung-gunung pencobaan itu, gunung-gunung  derita itu. Sebab di depan mungkin masih banyak gunung-gunung pencobaan lain yang akan menghadang kita. Tetapi dengan kekuatan itu dan perlindungan dari Tuhan kita akan semakin kuat dan terlatih dan akhirnya mampu berdiri dan menjadi pemenang.

Kiranya Tuhan menolong dan menguatkan kita untuk terus beriman kepada Kristus Tuhan kita yang membuat segala-galanya baik. Amen, Tuhan Yesus memberkati.  Shalom.

Ev. Harles Lumbantobing

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya 

di Daftar... ARSIP.......

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih