Kotbah Epistel, Minggu I Oktober 2024
Tema:
SIAP SEDIA MEMBERITAKAN FIRMAN TUHAN
(Ev.H.Lumbantobing)
Ep: Keluaran 4:10-17
4:10 Lalu
kata Musa kepada TUHAN: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara,
dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mu pun tidak, sebab
aku berat mulut dan berat lidah."
4:11
Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: "Siapakah yang membuat lidah manusia,
siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta;
bukankah Aku, yakni TUHAN?
4:12 Oleh
sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang
harus kaukatakan."
4:13
Tetapi Musa berkata: "Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut
Kauutus."
4:14 Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Musa dan Ia berfirman:
"Bukankah di situ Harun, orang Lewi itu, kakakmu? Aku tahu, bahwa ia
pandai bicara; lagipula ia telah berangkat menjumpai engkau, dan apabila ia
melihat engkau, ia akan bersukacita dalam hatinya.
4:15 Maka engkau harus berbicara kepadanya dan menaruh perkataan
itu ke dalam mulutnya; Aku akan menyertai lidahmu dan lidahnya dan mengajarkan
kepada kamu apa yang harus kamu lakukan.
4:16 Ia harus berbicara bagimu kepada bangsa itu, dengan demikian
ia akan menjadi penyambung lidahmu dan engkau akan menjadi seperti Allah
baginya.
4:17 Dan bawalah tongkat ini di tanganmu, yang harus kaupakai
untuk membuat tanda-tanda mujizat."
1.
Tuhan
mempersiapkan Musa sedemikian rupa mulai dari bayi yang diambil dari sungai Nil
sebagai jalan menyelamatkannya dari pembunuhan seluruh bayi laki-laki Israel di
Mesir.
2.
40 Tahun
dia berada di Istana Firaun sebagai bangsawan dan belajar banyak hal tentang
kerajaan, negara dan keprajuritan. 40 Tahun kemudian dia sebagai pelarian
(buronan Mesir) dan gembala di padang gurun untuk mempersiapkan mental, hati
dan karakter Musa. Selanjutnya nanti 40 tahun dia memimpin bangsa Israel keluar
dari perbudakan Mesir sampai hendak memasuki tanah perjanjian.
3.
Selama 40
Tahun di pelarian dan padang gurun sebagai gembala, sadar tidak sadar di situ Musa
dibentuk dan dipanggil Tuhan sebagai utusanNya melayani Tuhan.
4.
Nas ini
membicarakan proses bagaimana Tuhan mengutus Musa untuk membebaskan bangsa
Israel dari perbuadakan Mesir.
5.
Juga
bagaimana Harun Tuhan sebagai juru bicara Musa Tuhan libatkan sebagai bentuk
murka Allah kepada Musa.
6.
Dalam
Kaluaran 3-4 ini kita melihat bahwa Musa berulang kali menolak dengan berbagai
dalih untuk tidak mau di utus
memberitakan Firman (perkataan) Tuhan ke Mesir dan ke bangsa Israel.
7.
Ada lima
kali yaitu di Pasal 3 ayat 11, ayat 13, ayat, Pasal 4 Ayat 1, ayat 10 dan ayat
13
8.
Yang
menjadi topik kita adalah Pasal 4 ayat 10-17.
9.
Dari
ke-lima penolakan Musa untuk di utus ke tanah Mesir di pasal 4:13 ini akhirnya menunjukkan
bagaimana sebenarnya dia tidak mau untuk di utus. Semua keberatan-kebaratan
yang dia sampaikan sebenarnya hanya mau mengatakan “aku tidak mau, utuslah yang
lain”.
10.
Namun kita
melihatbahwa jika Tuhan sudah meilih tidak ada yang bisa menghambatnya.
11.
Tetapi
dari kisah ini kita akan melihat bahwa keberatan-keberatan atau sikap berdalih
dan selalu beralasan kepada Tuhan untuk tidak melakukan FirmanNya adalah hanya
akan membawa kerugian bagi diri sendiri dan juga kepada orang lain.
12.
Harun
dalam sejarah pelayanan Musa berulangkali menjadi masalah dalam perjalanan
pelayanan Musa dan juga sudah membawa kerugian besar bagi bangsa itu termasuk kerugian
banyak nyawa ( salah satunya seperti peristiwa anak lembu emas)
13.
Sebenarnya
tidak perlu Harun muncul jika Musa tidak menolak dengan berbagai alasan.
14.
Tetapi
rencana Tuhan harus berjalan, Musa yang dipersiapkan sejak kecil harus
melaksanakan tugasnya. Tetapi konsekuensi atas sikap musa kepada Tuhan tetap
harus ada:
-
Hadirnya
Harun adalah salah satu bentuk konsekuensi
-
Peristiwa
di Bilangan 20: 8-12 bisa menjadi bagian dari
yang memberi alasan bagi Tuhan untuk melarang Musa memasuki tanah
perjanjian.
15.
Akhirnya
Musa tidak bisa ikut menikmati semua yang diperjuangkannya selama 40 tahun
sejak keluar dari tanah mesir, sebab Tuhan melarang dia untuk memasuki tanah
perjanjian itu, namun dia hanya dipersilahkan menatap dari kejauhan saja, dan
kembali bersama-sama dengan Tuhan setelah kematiannya.
16.
Yang
menjadi pelajaran bagi jemaat:
a. Ketika Tuhan memanggil kita untuk melayaniNya
janganlah keraskan hati dan Jangan pernah menolak panggilan Tuhan dengan alasan
apapun.
b. Berilah diri kita untuk dipakaiNya untuk menyampaikan
kabar baik (pesan Tuhan lewat FirmanNya)
walaupun kita menyadari bahwa kita memang penuh kekurangan dan kelemahan
sepertiMusa memandang dirinya.
c. Kuasa dan kemampuan kita untuk melaksanakan
Misi Allah bukanlah tergantung kita, tetapi tergantung Tuhan si pemberi kuasa
itu.
d. Tuhan hanya membutuhkan orang yang “mau”
dipakaiNya bukan orang yang merasa dirinya layak, pintar, kuat, hebat dan
sebagainya, supaya Tuhan bentuk, pakai dan utus untuk melaksanakan kehendakNya.
e.
17.
Hati-hatilah,
tidak semua orang Tuhan perlakukan sama. jika Musa yang sudah habis alasan
untuk menolak panggilan Tuhan, tetapi tetap
Tuhan pakai walau dengan murka dan konsekuensi, maka belum tentu orang
lain Tuhan perlakukan sama seperti Musa.
18.
Bisa saja
jika hari ini kita mengeraskan hati dan menolak Tuhan untuk menjadi pembawa
pesan Tuhan, Pemberita Injil, Saksi Kristus di dunia ini, kita akan langsung di
hukum Tuhan, atau selamanya tidak akan pernah melihat yang baik dari Tuhan.
19.
Tentunya
penolakan kita akan panggilan Tuhan akan menjadi kerugian bagi diri kita
sendiri, kerugian bagi orang lain sebab
mereka tidak akan pernah mendengar Firman Tuhan, tidak akan mengenal Tuhan,
sementara ada ancaman maut dan kematian menunggu mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih