Jumat, 24 Juni 2011

Pelajaran dari Ikan yang putus ekor

Suatu siang di bulan juni 2011 saya pulang dari kantor kerumah untuk makan siang. Anak saya Ian langsung melapor bahwa salah satu ikannya di akuarium sdh mau mati. Beserta mertua saya juga turut melihat dan mengatakan bahwa ekornya yang panjang dan cantik putus, tetapi tidak nampak. Jadi ikannya tidak lagi melayang/berenang rata di atas, tetapi sudah mulut keatas dan ekor kebawah. Saya cari-cari ekornya tidak nampak. Kalau kami sebut digigit ikan yang lain, tidak, karena dia paling besar dan paling sehat. Lalu saya ambil kesimpulan bahwa ekor ikan itu putus karena dikait kucing dari atas, sehingga lepas dimakan kucing. Lalu kami biarkan ikan itu seperti itu.

Tiba sore hari, saya pulang kerja saya lihat ikan itu tidak ada lagi dan kedua anakku melapor bahwa ikannya sudah mati. Mertua saya bilang bahwa ikan itu telah diambil karena airnya jadi bau dan sudah susah hidup dan pasti akan mati.

Malam hari ketika aku mau melanjutkan bacaan Bible reading, saya diingatkan kepada peristiwa ekor ikan yang putus itu. Saya teringat perkataan Yesus tentang Pokok anggur yang benar. Yohanes 15:5: ”Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”.
Ketika ekor ikan itu menempel pada induknya, maka dia akan cantik melambai-lambai, dan senang kita melihatnya. Ketika dia menempel ada kehidupan yang mengalir dari pangkal ekor sampai ke ujung ekor. Namun ketika ekor itu lepas dari ikan itu, nasib dan keadaannya berubah. Ada beberapa perubahan yang saya lihat dari keadaan itu:

1. Terlepas dan jauh dari induknya, sehingga dia tidak mendapat makanan atau kehidupan dari
induknya.
Demikian juga dengan orang percaya kepada Kristus, ketika kita terlepas dari pokok anggur yang benar itu, kita tidak akan mendapat lagi nutrisi rohani atau makanan rohani. Sehingga kerohaniaan kita kering, dan kita akan mati. Seperti Firman Tuhan tadi, “di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa". Jasmani kita boleh ada, boleh bergerak, tetapi tubuh jasmani kita sudah mati.

2. Ekor itu jadi bau
Demikian juga dengan manusia yang terlepas dari Kristus. Hidupnya akan segera bau. Baulah rejekinya, baulah kesaksiannya, baulah berkatnya, dan akan banyak orang akan menghindar dari dia, karena sudah bau.

3. Sekelilingnya jadi bau.
Air dalam akuarium itu jadi bau. Harus diganti dan bersihkan. Demikian juga dengan kita yang sudah tidak hidup lagi dalam Kristus, lingkungan dan sekitar kita bisa terpengaruh jadi bau. Kesaksian hidup kita yang tidak benar bisa berakibat buruk bagi orang lain, dan juga bagi diri kita sendiri. Apakah lingkungan itu rumah tangga, lingkungan pekerjaan, lingkungan tenpat tinggal dan lain sebagainya. Tentunya Kristus tidak akan dipermuliakan dalam hidup kita, malah lebih parah bisa membawa orang lain bukan kepada Kristus, tetapi malah menjerumuskan banyak orang ke dalam maut.

Pelajaran dari ekor ikan yang putus ini berharga, sehingga kita harus senantiasa memastikan bahwa kita masih hidup melekat dengan pokok anggur yang benar itu yaitu Yesus Kristus.

Sudahkah anda mendapat asupan nutrisi hari ini dari Yesus?

Syalom,

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP...
Harles.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih