Jumat, 24 Juni 2011

Rumus Hidup Bahagia

Suatu ketika saya bincang bincang dengan abang saya Pdt. Humala Lumbantobing, MTh. Dia menceritakan suatu cerita tentang orang tua temannya sepelayanan demikian:

Suatu hari ada seorang hamba Tuhan bertanya kepada seorang bapak-bapak tua, yang sudah lanjut umurnya, namun dari pembawaannya dia masih sehat, energic, dan expresinya selalu segar dan bahagia. Hidupnya selalu semangat dan selalu berseri. Beliau bertanya kepada bapak tua itu, Apa rahasia sehingga bapak selalu tampil segar dan berseri setiap saat?
Bapak itu menjawab: “Dalam hidup ini selalulah berpikir positip, dan jauhilah berpikir negatif. Itu saja resepnya”. Katanya.

Dari kesaksian hidupnya ternyata Bapak ini tidak mau membuat hidupnya sulit dan rumit. Dia berpikir sederhana dan ringkas. Jika ada masalah dalam hidupnya diserahkannya kepada Tuhan, biar Tuhan yang urus. Jika tanamannya tidak menghasilkan atau panennya gagal dia hanya berkata: “ ya sudah, mungkin belum rejeki tahun ini, mari tanam lagi”. Kalau ada orang bersikap atau berbuat tidak sepatutnya kepadanya, dia hanya berpikir “mungkin dia sedang ada masalah, doakan aja dan ampuni dia”. Jika dia kehilangan barang dia hanya berkata: “ya sudah, mungkin ada yang lebih membutuhkannya”. Sehingga dia tidak pernah susah tidur dan stress memikirkan semuanya itu.

Memang benar, dalam hidup kita perlu berpikir ringkas, sederhana, dan positip. Dalam kenyataan sering kita jumpai orang yang selalu berpikir negatif tentang orang lain, tentang dirinya sendiri, bahkan tentang Tuhan.

Jika ada orang tidak datang dalam acara atau undangan, cepat kali kita mengambil kesimpulan dan berkata: “ah…. Memang gak ada perhatiannya itu; “ah… memang gak ada otaknya itu”; “ah… memang tidak ada kesetiakawannya itu”; dan lain sebagainya. Jika uasaha dan pertanian kita gagal, maka akan kita pikirkan setengah mati, siang dan malam sehingga kita tidak bisa tidur. Jika ada orang bersalah kepada kita, akan terus terbawa bawa pikiran, dan hati kita panas dan dendam, sehingga tidak bisa damai dan tidak bisa tidur, dan selalu berkata mengapa…?, mengapa…?

Pelajaran hidup ini penting. Sebab ketika kita berpikir negatif tentang orang lain sebenarnya kita sedang menambah bara api di atas kepala kita. Kita sedang menempatkan diri kita ke dalam posisi tidak nyaman, tidak sejahtera,bahkan stress.

Dalam pergumulan hidup juga demikian. Setiap apa yang kita alami dalam hidup ini juga harus kita tanggapi dengan pikiran yang benar, bahwa segala sesuatu terjadi atas diri kita adalah sepengetahuan Tuhan dan masuk dalam master plan nya Tuhan. Jadi pada intinya kita tidak perlu terlalu takut dan risau dengan apa yang akan terjadi. Yang paling penting adalah kita jalani sajalah, Tuhan tau apa makna dan arti semuanya itu. Dia akan mengungkapkannya juga kepada kita tepat pada waktunya.

Sebab jika kita berpikir negatif dengan apa yang kita alami dalam hidup ini, kita akan tenang dalam hidup. Berpikir negatif melahirkan risau, risau melahirkan kuatir, kuatir melahirkan takut, takut melahirkan sembunyi dari kenyataan, bahkan sembunyi dari Tuhan. Sembunyi menyebabkan kita jauh dari berkat-berkat Tuhan. Sehingga apa yang negatif yang kita pikirkan akhirnya akan kita alami atau menimpa kita.
Jadi tetaplah kendalikan pikiran kita.

Syalom. Harles.

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih