IBADAH MINGGU 1 SET TRINITATIS
MInggu, 14 Juni 2020
tema:
JAUHILAH
KETAMAKAN
Epistel :Amsal 22: 22-29
Lukas 12:13-21 (TB):
12:13 Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku."
12:14 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?"
12:15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
12:16 Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
12:17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
12:18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
12:19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
12:20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
12:21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
Shalom,
selamat Hari Minggu buat kita semua. Ibadah Minggu hari ini mengambil tema : JAUHILAH KETAMAKAN. Dalam
Nats Firman Tuhan ini Yesus megajarkan kepada kita betapa berbahayanya
ketamakan terhadap jiwa seseorang. Dalam Nats ini menyatakan ketamakan akan
harta dan kekayaan duniawi. Apa yang
nampaknya begitu menggiurkan dan dikejar semua orang ternyata racun yang
mematikan jiwa. Harta dan kekayaan dalam Nats ini yang sedang Yesus ajarkan
bukanlah tidak berarti dan perlu, namun Yesus mau mengatakan menjadikannya
menjadi tujuan hidup, dan menghabiskan segala usaha, tenaga dan waktu untuk
mengejarnya adalah ketamakan yang
membawa kepada kematian yang sia-sia, sebab harta itu tidak dapat menjadi
jaminan keselamatannya sebab hidupnya tidak tergantung kepada hartanya itu. (
Ayat 15). Demikian jugalah yang dikatakan dalam Pengkotbah 2:4-11 (mohon dibaca) bahwa segala usaha yang
demikian hebatnya dalam berbagai hal untuk mencapai kesuksesan hidup dan kekayaan adalah usaha yang sia-sia dan
seperti menjaring angin.
Orang yang
demikian akan terus bekerja sekuat tenaganya dan berharap jiwanya akan tenang
dan bahagia ketika dia sudah memeproleh semuanya, bahkan akan menikmatinya
dengan penuh sukacita dan ketenangan. Tetapi saudaraku, kita melihat suatu
peristiwa tragis dan yang bisa menjadi suatu tragedi didalam hidupnya bahwa apa
yang dia pikirkan dan rencanakan ternyata tidak seperti kenyataan yang dia terima.
Mari kita lihat dalam ayat 17-18 bahwa dia akan merasa susah hati ketika dia
merasa hartanya sudah begitu banyak dan selalu berpikir terus dan mencari-cari jalan keluar mau diapakan
hartanya, mau disimpan di mana, bagaimana keamanannya, berapa bunganya,
bagaimana supaya terus berkembang. Lalu dia akan mencoba merombak gudang
peyimpanannya di sana-sini supaya hartanya muat, indah diihat, bisa dinikmati
baik oleh perutnya maupun mata jasmaninya, bisa dilihat orang banyak sehingga
memberikan kebanggaan baginya, dan begitulah seterusnya.
Lalu kemudian di
suatu titik dia akan berkata tenanglah jiwaku, hartaku banyak, usaha dan
bisnisku lancar terus dan menanjak, sekarang tiggal menikmati, makanlah,
minumlah, bersenang-senanglah. Tetapi kita melihat di ayat 20 : Tetapi firman Allah kepadanya: “Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari
padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?”. Di
sinilah tragisnya hidup seseorang yang dipenuhi ketamakan. Bahwa apa yang
seumur hidupnya diusahakan, dikerjakan, dikejar, dan bahkan olehnya dia bisa
sampai menderita untuk mendapatkannya, dan ketika semuanya sudah didapatnya,
saat dia sudah dipuncak kesuksesnnya ternyata tidak ada yang bisa dia nikmati.
Pelajaran ini
sangat berarti dan penting, sebab Yesus mengingatkan kita bahwa mengumpulan
harta di sorga adalah yang utama
daripada harta di dunia ini. Cinta akan sorga membawa kepada kehidupan, cinta
dan tamak akan harta membawa kepada kematian. Cinta akan surga artinya
bagaimana kita mengutamakan Tuhan di dalam kehidupan kita. Yesus berkata dalam
Lukas 12: 31 atau Matius 6:33 “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah
dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
Dengan tegas
Yesus berkata dalam ayat 21 “Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya
sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.” Yang seharusnya menyadarkan kita semua untuk tidak
mencitai uang atau harta melebihi Tuhan, tidak mencari mengejarnya melebihi
kita mencari dan mengejar kebenaran Firman Tuhan dan kebenarannya. Sebab kita
bisa melihat keadaan yang tragis dialami banyak orang yang hanya mencari dan
mengejar kebutuhan jasmani tetapi mengabaikan kebutuhan rohani. Dalam I Timotius 6:10 dikatakan
“ Karena akar segala
kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah
menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka”.
Cinta akan uang pasti mendatangkan ketamakan, menjadikan seseorang bergeser dan
lari dari iman yang benar, berubah tujuan hidup, hidup menjadi semakin berat
dan tidak bisa dinikmati, tidak ada kepuasan, bahkan bisa sampai mengorbankan
kebahagian, keluarga, bahkan diri sendiri mengalami penderitaan dan penyiksaan
demi memuaskan hasrat untuk mendapatkan uang atau harta itu. Sebab untuk apa
seseorang memperoleh seluruh dunia ini jika dia kehilangan nyawanya (Matus
16:26).
Uang atau harta
itu benda mati, tidak bernyawa, tetapi perlu dan banyak gunanya. tetapi jika tidak dikuasai dan digunakan
sebagaimana fungsi dan tujuannya maka benda mati itu akan menjadi tuan dan
mammon di dalam hidup seseorang yang akan memperbudaknya, dan menjadikan
dirinya(harta) pusat dan tujuan hidup, sehingga jiwanya akan selalu hampa dan kehausan akan kebenaran
sebab apa yang akan memberikan kehidupan dan kebahagiaan sejati yaitu Roh Kudus
yang seharusnya mendiami hatinya sudah digantikan oleh ketamakan akan harta
duniawi.
Saudara, kita tahu bahwa kekayaan yang
diperoleh manusia atau juga yang dikejar-kejar manusia bukan hanya
mengenai materi tetapi juga menyangkut kekayaan kekayaan non-materi. Kekayaan materi menyangkut uang, tanah,
property, dan lainnya yang bersifat materi.
Kekayaan non-materi menyangkut
kekayaan intelektual dan spritual.
Segala kekayaan yang Tuhan berikan kepada kita sebenarnya tujuannya
bukan hanya untuk dinikmati sendiri.
Misalnya Tuhan berikan kekayaan hikmat bagi kita tujuannya sebenarnya
bukanlah untuk kita sendiri tetapi juga untuk kita salurkan kepada yang lain.
Tuhan memberikan kekayaan materi kepada kita sesungguhnya untuk kita salurkan
kepada yang lain. Demikian juga dengah
kekayaan yang lain seperti pengetahuan,
tenaga, dan kekayaan hati
(=kemurahan hati) adalah juga untuk kita bagikan kepada yang lain. Semakin
banyak kita salurkan akan semakin lebih banyak yang Tuhan percayakan (prinsip
talenta). Hal tersebut juga berlaku
kebalikannya. Itulah yang dikatakan
Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus dalam II Korintus 8:14 : “Maka hendaklah
sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan
mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan”. bahwa rahasia
pemberian Allah kepada setiap orang yang
berbeda-beda menurut ukuran dan takaran
tujuannya adalah untuk keseimbangan.
Karena itu
hendaklah kita msing-masing mengerti bahwa Tuhan juga akan menuntut
pertangungjawaban yang berbeda-beda dari setiap orang menurut ukuran yang Tuhan
berikan kepada setiap orang. Pertanggungjawaban yang lebih besar akan dituntut kepada yang menerima paling besar demikian sebaliknya. Begitu juga kepercayaan akan diberikan
semakin besar bagi setiap orang yang bisa dipercayai mengelola dan mengerjakan
bagian yang dibebankan kepadanya sebagai pemberian. Prinsip lebih berbahagia
memberi daripada menerima adalah prinsip
yang seturut dengan hal ini. Jadi semakin banyak kita salurkan akan semakin
banyak sukacita dan kebahagiaan yang mengikutinya.
Menyangkut
masalah kekayaan dan kesuksesan, kita tahu dan kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari bahwa kekayaan bukan hanya diperoleh dari Tuhan. Tetapi bisa juga datangnya
dari jalan yang salah. Setan sering bahkan gencar menawarkan jalan menuju
kesuksesan dan kekayaan materi ini dan
manusia sepertinya lebih tertarik untuk
mendapatkannya dibandingkan menantikan berkat-berkat pemberian dari Tuhan. Hal tersebut
disebabkan kemudahan memperolehnya, kecepatan
mendapatkannya, dan nikmatnya melanggar
aturan dikarenakan dosa yang ada pada manusia
itu. Manusia akan ditipu oleh Iblis dengan
menunjukkan hasil akhir yang berkesan
luarbiasa, membahagiakan, dan fantastis
apabila manusia memperolehnya. Padahal sesungguhnya hasil akhirnya adalah menuju kebinasaan
seperti kisah seorang kaya dalam perikop ini. Yesus sendiri dipadang gurun dicobai
oleh Iblis tentang hal ini, dan Yesus menang.
Ada beberapa ciri-ciri pemberian dari Iblis yang bisa kita lihat
yaitu:
- Sifatnya selalu terasa kurang (tidak pernah cukup) dan harus ditimbun dan disimpan sebanyak mungkin.
- Selalu merasa miskin
- Berpikiran bahwa kerja kerasnyalah yang bisa membuat dia kaya
- Karena itu adalah Kerja kerasnya maka dia merasa hanya dia yang bisa menikmatinya, orang lain tidak perlu.
- Hemat sehemat-hematnya, sampai-sampai diri sendiri dan keluarga sendiri tidak bebas menikmatinya.
- Memberi atau berbagi jika ada balasan yang diinginkan atau diharapkan.
- Kekayaan itu sering digunakan untuk kesombongan dan mencari nama baik dan kemasyuran.
- Kekayaannya tidak menjadi berkat bagi orang lain.
- Tidak merasa aman sehingga memerlukan dan membutuhkan banyak pengamanan
- Ada yang dikorbankan misalnya keluarga dekat atau diri sendiri, bahkan mengorbankan kebahagiaan sejati.
Jika hal ini
ditemukan dalam seseorang maka seharusnyalah dia bertobat sebelum terlambat.
Sebelum terjadi kepadanya seperti yang tertulis dalam perikop ini. Sebab
apabila waktunya tiba dengan cara tiba-tiba tidak ada lagi kesempatan baginya
untuk selamat, namun penghakiman yang
adil akan dijatuhkan kepadanya dan dia harus mempertanggungjawabkan segala
perbuatannya.
Iblis ciptaan
yang dihukum, meskipun dia punya kekuatan,
tetapi segala sesuatu bukanlah miliknya. Tuhanlah pencipta dan pemilik segala
sesuatu. Karena itulah Iblis sebenarnya hanya menipu. Apa yang diberikannya
kepada manusia bukanlah miliknya tetapi milik Tuhan. Barang curianlah
sesungguhnya yang diberikan kepada manusia itu, sehingga manusia itu menjadi
penadah barang curian yang diberi dan diikat perjanjian oleh si Iblis dengan
mahar yang sangat mahal yaitu pengorbanan kebahagiaan sejati dan kebinasaan
jiwa. Itu sebabnya terlalu mudah baginya memberikan berkat-berkat itu dan
menyalurkannya sesuai tujuannya sebab itu bukanlah miliknya. Dengan
mencangkokkan ketamakan kedalam hati manusia itu, maka manusia itu menjadi
budak dan pengikutnya yang mudah dia (Iblis) kendalikan.
Karena itu saudara,
Ketamakan akan harta adalah racun jiwa yang
mematikan. Kebahagiaan dan ketentraman yang dijanjikannya adalah palsu,
sebab yang menjamin hidup kita
sesungguhnya adalah Tuhan yang dalam
wujud Roh Kudus berdiam di hati kita. Mengumpulkan harta di sorga adalah tujuan
dan hasrat yang diinginkan Tuhan dalam hidup kita. Harta dan kekayaan yang
Tuhan berikan adalah salah satu sarana yang Tuhan berikan untuk mengumpulkan
harta di sorga. Karena itu mari mengejar kebenaran Tuhan lebih dari mengejar harta duniawi, sebab itu
semua adalah bonus dan karunia jika kita mendahulukan Tuhan dalam hidup kita. Jika
pun Tuhan memberkati kita dengan banyak pemberian, hasil pertanian, peternakan,
usaha, dan pekerjaan kita semakin banyak, mari gunakan semuanya untuk kemuliaan
Tuhan. Orang yang mencintai harta akan
membenci Tuhan ( 1 Timotius 6:10) ,
tetapi orang mencintai Tuhan akan juga mencintai berkat-berkat yang dari Tuhan
dan mempergunakannya seturut kehendak Tuhan. Amin. Tuhan Yesus memberkati saudara.
Shalom
Ev. Harles
Lumbantobing
Untuk tambahan makanan rohani boleh saudara baca juga tulisan berikut: "BERAPA BANYAK DALAM SEHARI ANDA MEMIKIRKAN UANG"
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya di Daftar... ARSIP...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih