Jumat, 05 Juni 2020

KEMULIAAN ALLAH ATAS CIPTAANNYA


Ibadah Minggu TRINITATIS 7 Juni 2020
Tema:
KEMULIAAN ALLAH ATAS CIPTAANNYA

Evanggelium: Kejadian 1:26-31
Epistel: Yohanes 1:29-34

Kejadian 1:26-31(TB)

1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
1:29 Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
1:30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.
1:31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.


Shalom, Selamat hari minggu saudara/I ku sekalian, Kiranya kemurahan dan kemuliaan Tuhan  menyinari kita senantiasa.

Jika kita membaca kitab kejadian Pasal 1 ini maka kita akan dibawa kepada suatu kebenaran bahwa Allah itu Maha besar, agung dan dasyat. Sebenarnya kata-kata manusia tidak akan cukup untuk melukiskan karya yang maha luar biasa dari Tuhan. Dari penciptaan hari pertama sampai hari ke lima segala sesuatu dijadikanNya dengan baik dan teratur dan saling mendukung satu dengan yang  lain. Tidak ada yang saling mendahului. Semua terencana dan begitu detail sekali. Kalau kita melihat satu ciptaan misalnya tumbuhan, kita akan begitu kagum bahwa semuanya Tuhan buat demikian hebatnya. Mulai dari fungsi bemih, fungsi akar, batang, daun, bunga, buah dan semuanya sampai pada hal yang terkecil dari tumbuhan itu dibuat sedetail mungkin, misalnya sel-sel dan faktor genetik dari tumbuhan itu sendiri, hingga dia bisa tumbuh dengan spesifik dibandingkan dengan tumbuhan lain. Misalnya Sama-sama tumbuh di tanah yang sama, air yang sama unsur hara yang sama, matahari yang sama, udara yang sama,  namun kita bisa melihat bayam akan tumbuh sebagai bayam, jagung sebagai jagung, dan padi sebagai padi. Faktor genetik yang sangat spesifik dari setiap tanaman Tuhan ciptakan demikian detailnya, dan semua berfungsi dengan fungsi masing-masing yang berbeda. Fungsi akar berbeda dengan daun, dengan kulit kerasnya, kulit arinya, batang, bunga dan daunnya. Belum lagi kita melihat ciptaan-ciptaan lain baik yang hidup maupun yang tidak hidup semuanya Tuhan ciptakan dengan tujuannya masing-masing yang semuanya tidak sanggup diselami oleh pikiran manusia.
Nas Firman Tuhan hari ini terkhusus menceritakan penciptaan manusia. Manusia Tuhan ciptakan bukan dengan berfirman tetapi dengan tanganNya sendiri, segambar dan serupa dengan Allah. Kemudian RohNya dihembuskannya kepada mausia itu sehingga manusia itu hidup. Manusia adalah ciptaan Allah yang paling mulia dari semua ciptaan. Dari ujung kaki sampai ujung rambut manusia diciptakan Tuhan dengan begitu detail dan hebat. Dari jaman dahulu kala sampai saat ini manusia masih terus belajar tentang manusia sampai ke bagian yang terkecil dari manusia itu seakan-akan tidak habis-habisnya pengetahuan dan misteri dari manusia itu sendiri untuk dipelajari. Jadi hanya karena kemurahan Tuhanlah sehingga manusia diberikan kemampuan untuk memahami sedikit dari segala sesuatu yang Tuhan ciptakan termasuk manusia itu sendiri.
Kalau ciptaan Tuhan saja tidak semua kita fahami, tetapi hanya  sedikit dan itupun kemurahan Tuhan, Apakah kita sanggup memahami Sang Pencipta itu?. Jawabnya adalah TIDAK MUNGKIN. Tidak Mungkin sebab bagaimana mungkin ciptaan bisa memahami penciptanya dengan sempurna? Kita hanya sebutir debu yang sangat kecil dan halus di hadapan Tuhan, Kita juga ibarat tanah liat di  tangan penjunan, yang diperbuat sesuka hati tukang keramik tanah liat itu (Penjunan). Jadi tidak ada cara dari manusia yang bisa dan sanggup untuk memahami TUHAN yang Alfa dan Omega.
Hal tersebut disebabkan karena manusia sudah berdosa, gambar dan rupa Allah yang ada pada manusia itu sudah rusak oleh dosa, sehingga kemuliaan Allah tidak ada lagi pada manusia sebab dalam Kejadian 6: 3 berkata  “Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja." Artinya bahwa  manusia itu sudah tidak kekal lagi, sebab oleh karena dosa mereka menjadi tinggal daging, sebab mereka disebut hidup oleh Allah jika di dalam hati mereka ada Roh Allah yang berdiam yang memberikan kehidupan.  Itu sebabnya Paulus dalam Efesus 2:1 berkata “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu”  dan itulah yang Allah sebut manusia daging yang walaupun bergerak tetapi sesungguhnya sudah mati oleh karena dosa. Bahkan  Paulus juga berkata bahwa manusia daging ini telah menjadi seteru Allah karena dosa itu sendiri (Efesus 2:14,16). Sebab siapa hidup dalam daging berarti hidup dalam dosa, dan siapa hidup dalam dosa adalah hamba dosa itu sendiri.  Nah manusia dengan status seperti ini bagaimana mungkin memahami dan mengenal Allah sang Pencipta Agung dengan baik dan benar?. Ia hanya bisa mengenal dan memahami dosa yaitu dunia dan kedagingannya.
Kalau begitu bagaimana dengan manusia yang pertama itu sebelum jatuh ke dalam dosa yaitu Adam dan hawa? Kita melihat bagaimana dekat dan mesranya Adam dengan Allah. Mereka begitu akrab, dan Allah biasa berjalan-jalan dalam taman itu bersama Adam, dan Manusia itu  mengenalNya, suaraNya bahkan derap langkahNya  (Kejadian 3:8). Hal itu terjadi karena manusia itu bersama-sama dengan Allah dan RohNya tinggal bersama-sama dengan manusia itu. Adam mengenal Allah sejauh kebersamaanNya dengan Allah, dan sebanyak apa yang Allah nyatakan kepada Adam lewat RohNya yang tinggal di hati manusia itu. Meskipun demikian, itu bukan berarti Adam telah mengerti semua hal tentang Allah. Seperti tertulis dalam Ulangan 29:29 berkata: “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini. Artinya ada bagian yang disingkapkan dan ada bagian yang tersembunyi. Pengenalan Adam dan Hawa untuk hal yang disingkapkan sebelum manusia itu  jatuh ke dalam dosa adalah sempurna sebab Roh Allah yang berdiam di dalam manusia itu akan menyatakan diriNya sejauh yang diperlukan manusia itu bahkan berkenan tinggal untuk selama-lamanya. Namun dosa merusak semuanya. Sehingga manusia yang berdosa yang ditinggalkan Roh Allah dan yang menjadi seteru Allah itu tidak mungkin lagi bisa memahami Allah. Sudah ada jurang pemisah antara manusia dan Allah yaitu dosa. Bahkan jika manusia dengan kehendaknya sendiri mencoba untuk mencari dan mengenal Allah, maka manusia itu akan bertemu dengan allah yang salah. Tetapi syukur kepada Allah, seperti pada ulangan 29:29 di atas, ada hal yang disingkapkan Allah kepada manusia tentang diriNya sendiri, dan tentang ciptaannya sehingga manusia boleh mengenal Allah.
Karena itu apa masih ada jalan bagi manusia untuk mengenal Allah dengan baik, dan apakah itu dimungkinkan dengan status manusia yang berdosa? Ya, Mungkin. Tentunya ini bisa mungkin hanya jika manusia itu kembali lagi statusnya seperti Adam sebelum jatuh ke dalam dosa. Bagaimana sekarang cara manusia supaya statusnya bisa seperti Adam yang belum jatuh ke dalam dosa? Jawabnya: Tidak ada cara manusia. Cara Allah lah yang ada, yaitu menyediakan jalan pendamaian manusia dengan diriNya sendiri lewat pengorbanan anakNya yang tunggal Yesus Kristus untuk menebus manusia dari dosa. Manusia yang menerima jalan pendamaian itu (yaitu Yesus) maka dosanya sudah dihapuskan. Manusia itu yang sudah diperdamaikan itu akan menjadi manusia baru, dan Roh Allah yaitu Roh Kudus akan tinggal dan diam dihati manusia itu, untuk menyatakan dan mengajarkan segala hal tentang Allah dan Kristus supaya manusia itu kembali mengenal Allah.  Roh Kudus akan membukakan mata rohani manusia itu sehingga ketika membaca Firman Tuhan dalam Alkitab, dan mendengarkan FirmanNya dalam pemberitaan Firman maka manusia itu akan mengerti dan memahaminya. Manusia baru itu akan bisa berbicara dengan Allah sebagai Bapa lewat doa, dan Allah akan mendengarkan permohonan mereka.
Demikianlah hal itu menjadi mungkin, sehingga akan kembali seperti Adam, kemuliaan Allah yang sudah meninggalkan manusia itu saat Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa akan kembali tinggal di hati manusia ketika Roh Kudus kembali berdiam di dalam hatinya lewat penerimaan Yesus sebagai Tuhan dan juru selamatnya pribadi. Kemudian manusia yang sudah dipersatukan dengan Allah itu akan mampu memahami dan mengenal Allah dengan benar sesuai pernyataan Allah di dalam diriNya. Namun manusia tidak akan hidup kekal lagi di bumi seperti saat Adam yang belum jatuh ke dalam dosa, sebab akibat dosa yang pertama, umur manusia dibatasi dan sifatnya menjadi fana, dan bumi inipun akan hancur di akhir jaman (2 Petrus 3;10; Wahyu 20:11). Namun selanjutnya Tuhan sudah sediakan tempat yang baru (langit dan bumi yang baru) bagi manusia yang percaya kepadaNya. Demikianlah cara Allah sehingga manusia itu (yang percaya kepada Yesus Kristus) akhirnya bisa hidup selama-lamanya dengan Allah di kekekalan. Karena  itu betapa agung dan mulianya Tuhan kita yang menjadikan dan merencanakan segala hal bagi kita. Rasul Paulus mengungkapkan dengan berkata  O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!” (Roma 11:33)
Kita kembali kepada penciptaan dalam Nas Firman Tuhan hari ini, Bahwa setelah menciptakan segala sesuatu mulai dari hari pertama sampai ke enam, Allah membuat aturan kepada semua ciptaan dan  memberi perintah atau mandat kepada ciptaan yang paling mulia dari semua ciptaan Allah yaitu manusia.
Perintah kepada manusia di ayat 28 "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Perintah ini disebut mandat budaya, yaitu bagaimana supaya manusia itu berkembang semakin banyak (beranak cucu), lalu mengelola bumi dan segala ciptaaan yang lain, mengaturnya dengan baik dengan menerjemahkan perintah dan aturan Allah sehingga memunculkan aturan dan tata kelola (budaya) yang berlaku antar sesama manusia, dan antar manusia dengan ciptaan lain. Tujuan mandat ini adalah supaya Allah dipermuliakan dan manusia itu berbahagia. Sebab manusia adalah pusat perhatian Allah, bukan ciptaan lainnya, bahkan karena manusia Allah rela menjadi manusia dan mati untuk menyelamatkannya. Dengan mandat ini jelas bahwa bumi dan segala isinya menjadi tanggungjawab kita manusia untuk memelihara menjaga dan merawatnya.
Saudaraku,  kemuliaan Allah terpancar lewat perintah dan pengaturan Allah atas ciptaannya. Kita melihat bahwa Allah menciptakan segala sesuatunya dulu dengan lengkap dan sempurna lalau Allah menciptakan manusia. Untuk manusia itu Allah mengaturkan bahwa yang menjadi makanannya adalah segala tumbuhan yang berbiji dan pohon-pohon yang buahnya berbiji.
Kepada binatang dalam ayat 30 Allah berfirman: “Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya”. Inilah menjadi aturan untuk segala yang hidup yang Tuhan ciptakan pada mulanya. Allah melihat semua itu baik dan memberkatinya.
Namun faktanya sekarang kita lihat bahwa sejak Manusia jatuh kedalam dosa, aturan inipun akhirnya mengalami perubahan. Sebab dosa merusak hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan binatang dan tumbuhan, hubungan manusia dengan alam, dan juga hubungan antara binatang dengan binatang lain. Manusia kanibal dengan manusia lainnya, manusia memakan binatang, binatang memakan manusia dan binatang memakan sesama binatang. Dan kita tahu juga faktanya bahwa Allah tidak tinggal diam dengan semuanya ini. Suatu saat semua akan Tuhan kembalikan seperti semula lagi dalam langit dan bumi yang baru.
Apa yang bisa kita pelajari dari nas Firman Tuhan ini?. Tentunya hal ini akan membawa kita untuk takjub dan heran atas kemahakuasaan Allah, kebaikan dan kasihnya kepada manusia sehingga kita harus mempermuliakan Allah atas karyaNya itu. Mengembalikan segala pujian dan hormat dan kemuliaan hanya kepada Allah saja.
Selayaknyalah kita manusia memuji dan memuliakan Tuhan dalam segenap hidup kita sambil terus bekerja dan beraktivitas  sebagaimana mandat Tuhan untuk mengelola dan menjaga segala sesuatu yang Tuhan berikan di bumi ini, sampai masa kesudahannya tiba.
Kita melihat bahwa semua adalah karya Tuhan. Hanya manusia yang masih dikuasai dosalah yang hidupnya tetap sombong dan merasa tidak perlu Tuhan, dan tidak perlu memuliakan Tuhan.
Memang Tuhan mulia bukan karena manusia memuliakanNya, tetapi memang sudah sifat dan kodratNya Allah itu mulia. Tetapi kita ciptaanNya ini (yang segambar dan serupa dengan Allah) wajib untuk memuliakan Allah  lewat segala sikap dan perbuatan kita baik dibumi maupun di sorga kelak. Mari seperti Daud yang memuji Tuhan dalam I Tawarikh  29:11 yang berkata: “Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala”.  Kita juga dengan segala hormat kepada Allah berkata: “Kemuliaan bagi Allah ditempat yang maha tinggi”.
Selamat hari Minggu , kiranya Tuhan memberkati saudara.

Shalom

Ev. Harles Lumbantobing


KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di daftar... ARSIP...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih