Minggu, 24 Januari 2021

KEMURAHAN ALLAH YANG MENYELAMATKAN

RENUNGAN IBADAH MINGGU, 24 JANUARI 2021

Tema:

KEMURAHAN ALLAH YANG MENYELAMATKAN

 

Evanggelium: Yunus 3:1-10

Epistel : Markus 1:14-20

 

Yunus 3:1-10 (TB)

3:1 Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian:

3:2 "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu."

3:3 Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya.

3:4 Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan."

3:5 Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung.

3:6 Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu.

3:7 Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air.

3:8 Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya.

3:9 Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa."

3:10 Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.

 

Shalom, selamat hari minggu buat saudaraku sekalian, baik yang sudah beribadah langsung di gereja, maupun yang masih beribadah online di rumah masing-masing. Selamat beribadah, kiranya Tuhan menyertai dan menolong kita semuanya. Tuhan kiranya melindungi kita dari segala wabah virus covid-19 yang masih merebak saat ini, dan senantiasa memberikan kita kesehatan. Dalam ibadah minggu kali ini mengambil tema “KEMURAHAN ALLAH YANG MENYELAMATKAN” yang didasarkan pada kitab Yunus 3:1-10.

Sebelum kita masuk ke tema ini, sejenak kita renugkan tentang panggilan Yunus ini. Yunus pertama sekali dipanggil untuk memberitakan nubuatan kepada penduduk kota Niniwe bahwa kota itu akan ditunggangbalikkan karena dosa-dosa mereka. Niniwe adalah ibukota kerajaan Ashur. Bangsa yang menjadi musuh Israel. Kota yang besar dan kuat, namun sombong dan sarat akan dosa-dosa yang dibenci Tuhan.

Dalam pasal 1 kitab Yunus kita melihat bahwa Yunus mengingkari panggilannya dan melarikan diri. Kemungkinan logis yang bisa menjadi alasan Yunus mengapa dia melarikan diri adalah bahwa jika  kita melihat dalam posisi Yunus sebagai nabi dari bangsa jajahan dan musuh dari bangsa itu, tentunya tidak mudah untuk melakukan panggilannya untuk menyampaikan Firman Tuhan ini. Salah seorang nabi dari bangsa yang ditaklukkan, hendak menyampaikan nubuatan yang berisi hukuman dasyat kepada bangsa yang kuat. Manusiawi sekali jika Yunus berpikir bahwa dia mengantar nyawa ke sana, sebab lagipula kabar yang dia bawa bukanlah kabar baik tetapi kabar celaka. Juga berita atau firman yang dia sampaikan berasal dari Allah yang tidak mereka kenal dan sembah. Mereka tidak mungkin mendengar dan percaya akan berita itu. Bukankah dia akan ditertawai dan dia hanya akan mengantarkan nyawa sana?.

Kalau Nabi itu membawa pesan dari Allah kepada bangsa pilihannya mungkin akan lebih mudah bagi Yunus menyampaikannya meskipun isinya hukuman atau kebinasaan, sama seperti yang dilakukan nabi Yeremia kepada bangsa Israel. Namun ini nubuatan berisi hukuman kehancuran  kepada musuh bangsa itu yang kuat dan gagah perkasa. Tentunya ini sangat sulit bagi Yunus.

Namun alasan utama Yunus mengingkari panggilan Tuhan untuk bernubuat kepada kota Niniwe itu Yunus ungkapkan dalam Yunus 4: 2 demikian : “Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya”.

Maksud perkataan dan doanya ini adalah bahwa Jika Yunus menyampaikan berita hukuman itu kepada kota Niniwe itu, lalu mereka mendengar dan bertobat, maka Tuhan akan menyesal lalu mengampuni mereka, dan membatalkan hukuman itu. Sebab Yunus mengenal Tuhan sebagai Tuhan yang pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya, jika seseorang itu bertobat dari kesalahannya.

Apa gunanya bagi Yunus untuk menyampaikan berita itu kalau toh nanti bangsa itu bertobat dan Tuhan mengampuni mereka. Seandainya hukuman Tuhan itu tetap berlangsung dan Tuhan tidak berubah  meskipun penduduk Niniwe itu bertobat, maka Yunus mungkin akan bersedia menyampaikan pesan itu. Sebab bagi Yunus sebagai bangsa yang dijajah, adalah lebih baik Kota Niniwe itu memang benar-benar ditumpas dan ditunggangbalikkan oleh Tuhan sehingga orang Israel terbebas dari musuhnya itu.

Sehingga dengan demikian Yunus berpikir jika dia tidak memberitakan nubuatan itu dan melarikan diri maka penduduk kota Niniwe tidak akan mendengar berita itu, mereka akan terus hidup dalam dosa dan tidak bertobat, lalu hukuman Tuhan akan datang menghampiri mereka. Sehingga bangsa Israel terbebas dari Kota Niniwe.  Inilah yang melatarbelakangi larinya Yunus meninggalkan panggilan Tuhan. Kita bisa melihat bahwa Yunus memang kesal dan  marah ketika Tuhan akhirnya mengampuni Kota Niniwe itu dalam Pasal 4:1.

Pada panggilan pertama ini Yunus memutuskan untuk lari meninggalkan Tuhan ke Tarsis dengan menaiki sebuah kapal. Kita semua tahu apa yang terjadi setelah Yunus lari mengingkari penggilan Tuhan dalam Pasal 1 kitab Yunus.  Setelah Tuhan menegur Yunus lewat peristiwa angin ribut dan badai besar yang menghantam kapal itu, lalu peristiwa Yunus di perut ikan, maka Yunus bertobat dan meresponi panggilan Tuhan yang kedua sehingga Yunus pergi juga menyampaikan nubuatan Tuhan itu ke kota Niniwe.

Saudara, sebagai umat Tuhan, pengikut Tuhan, pelayan dan hamba Tuhan, sesungguhnya kita semua harus taat kepada panggilan Tuhan. Apakah perintah atau panggilan itu mengenakkan atau menyusahkan, mudah atau sulit, berat atau ringan, masuk di akal atau tidak, tetapi kalau Tuhan yang menyuruh seharusnya kita melakukannya. Sebagaimana Petrus berkata ketika Yesus menyuruhnya menebarkan jalanya kembali ketempat yang dalam, meskipun tidak masuk akal bagi para ahli nelayan, namun Petrus berkata: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (Lukas  5:5), demikian juga seharusya kita yang percaya kepadaNya.

Belajar dari kitab Yunus ini kita melihat dampak jika seseorang mengingkari panggilan Tuhan atas dirinya:

1. Terjadi kerugian mental dan psikologis bagi orang lain. Hal ini dialami orang-orang yang se-kapal dengan Yunus. Mereka semua cemas dan ketakutan akan hidupnya di dalam kapal itu.

2. Kerugian materiil. Kita melihat bahwa orang-orang di dalam kapal itu mulai membuang barang-barang bawaan mereka ke laut untuk menyelamatkan diri.

3. Ancaman kehilangan nyawa bagi yang tidak bersalah. Hal ini bisa terjadi, dan kemungkinan kapal akan karam dan mereka semua mati jika Yunus tidak mengaku kesalahannya.

4. Dampak kepada diri sendiri. Yunus menjadi pemberontak terhadap Tuhan, dimana dan kemanapun dia berada  akan selalu membuat orang lain dalam ancaman bahaya, dan dirinya sendiri juga dalam bahaya. Hal ini kita lihat bahwa Yunus akhirnya mengaku dan bersedia dilemparkan kelaut yang artinya bahwa Yunus sendiri sudah siap dan rela untuk mati sebab dia sadar semua yang terjadi itu akibat dosanya. Maka ini berarti bahwa pelariannya menghasilkan kematiannya. Namun dalam hal ini Tuhan mengampuni Yunus, sebab Tuhan Maha Pengampun.

 

Dalam Kitab Yunus yang hanya empat pasal ini, kita bisa pelajari tentang siapa Tuhan atas ciptaanNya.

Yang pertama bahwa Tuhan adalah TUHAN bagi semua bangsa. Bukan hanya bangsa pilihan saja yaitu bangsa Israel. Bahwa Tuhan mengasihi semua orang, semua suku dan bahasa. Tuhan tidak ekslusif hanya milik segolongan orang. Karena itu kita semua yang sudah mengenal Tuhan dan hidup dalam penyertaan Tuhan berkewajiban mengasihi semua orang tanpa kecuali dan memberitakan kasih Tuhan itu sebab Tuhan juga mengasihi mereka.

Yang kedua bahwa Tuhan itu Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Dia akan sabar terhadap kita, dan akan mengampuni segala dosa kita yang kita akui di hadapanNya.

Yang ketiga bahwa peristiwa Yunus ini terkhusus peristiwa Yunus diperut ikan selama tiga hari tiga malam menjadi nubuatan dan tanda  tentang peristiwa Yesus 3 hari di perut/rahim bumi. (Matius 12:38-41; Matius 16: 4; Lukas 11:29-32)

Lewat nas Firman Tuhan hari ini kita bisa melihat, bahwa sesungguhnya keselamatan Yunus dan keselamatan penduduk kota Niniwe adalah karena kemurahan Tuhan. Tuhan masih memberikan kesempatan kepada Yunus untuk selamat dan hidup meskipun dia pantas untuk dihukum. Tuhan juga masih memberikan kesempatan kepada orang Niniwe meskipun mereka pantas untuk dihukum. Kemurahan Tuhan  kepada orang Niniwe dengan jalan mengutus Yunus untuk memberitakan hukuman Tuhan menjadikan Orang Niniwe memiliki kesempatan untuk lepas dari hukuman itu. Merekapun bertobat dan Tuhan mengampuni mereka. Bahkan ketika Yunus merajuk dan marah terhadap Tuhan di pasal 4, Tuhan juga masih sabar terhadap dia dan memberikan dia pelajaran berharga lewat pelajaran dari pohon jarak dan ulat, sehingga dia semakin mengenal Tuhan dan kehendakNya.

Saudara, kemurahan Tuhan jugalah yang telah memberikan kita kesempatan untuk hidup, dan saat ini masih bisa bernafas dan menjalani hari-hari kita di tengah-tengah berbagai ancaman berat saat ini. Saat ini dunia menghadapai ancaman global yaitu pandemi virus Covid-19 ini. Namun yang lebih berat sesungguhnya ancaman maut yang telah sejak kejatuhan manusia dalam dosa. Tanpa kemurahan Tuhan kita semua binasa. Kesempatan yang saat ini masih ada harus kita manfaatkan untuk bertobat, untuk berubah, sehingga Tuhan berkenan mengampuni kita akan kesalahan kita dan memulihkan kehidupan kita.

Suara-suara Yunus masih kita dengarkan saat ini, lewat Alkitab, lewat mimbar-mimbar, renungan-renungan online, buku-buku rohani, yang menyerukan hukuman atas segala dosa, dan juga seruan pertobatan.  Termasuk renungan yang saudara baca saat ini. Kita tidak tahu sampai kapan seruan ini, namun selama masih ada kesempatan untuk mendengarkannya mari kita meresponinya. Sebagaimana seluruh penduduk kota Niniwe tanpa terkecuali bahkan segala ternaknya ikut berkabung memohon pengampunan, demikian juga kita dihadapan Tuhan, harus berkabung dan bertobat atas dosa-dosa kita, dengan demikian Tuhan akan mengampuni dan menyelamatkan kita. Kalau Tuhan sudah berhenti mengingatkan kita, maka tidak akan ada lagi kesempatan.

Ambillah waktu merenungkan segala dosa dan pelanggaran kita, ambillah waktu untuk merenungkan kemurahan dan kesabaran Tuhan, lalu kembalilah kepada jalan dan panggilan Tuhan, maka kita akan diselamatkan.

Kiranya Firman ini menguatkan kita semua, Nama Tuhan dipermuliakan, selamat menjalani panggilan, selamat bertobat, selamat manjalani kehidupan yang diperbaharui setiap hari, dan selamat hari minggu. Tuhan Yesus memberkati.

 

Shalom,

 

Ev. Harles Lumbantobing

 

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..

 

2 komentar:

  1. Puji Tuhan, trmksh buat Firman Tuhan ini amang, saya terberkati mendengar dan membacanya. Tuhan Yesus senantiasa memberkati plyn n kluarganya.

    BalasHapus

Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih