Minggu Estomihi, 19 Pebruari 2023
Tema:
YESUS SANG RAJA YANG MAHA MULIA
Ev: 2 Petrus 1:16-21
2 Petrus 1:16-21 (TB)
1:16 Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya.
1:17 Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
1:18 Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus.
1:19 Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
1:20 Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,
1:21 sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.
------------------
Shalom, saudara-saudari yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat hari minggu dan selamat beribadah. Kiranya kasih dan kemurahan Tuhan senantiasa turun atas kita. Menyertai dan memelihara kita senantiasa. Besarlah perbuatan Tuhan dalam hidup kita dan tak terselami jalan-jalanNya. Kita bersyukur atas kehidupan kita hingga saat ini yang tetap terpelihara oleh sang Raja yang maha mulia itu yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Ibadah minggu ESTOMIHI (Jadilah bagiku gunung batu perlindungan) hari ini mengambil tema YESUS SANG RAJA YANG MAHA MULIA yang di dasarkan pada kitab 2 Petrus 1:16-21. Dalam nas ini kita diajarkan tentang Rasul Petrus yang menulis surat kepada jemaat-jemaat pendatang di Pontus, Galatia, Kapodokia, Asia kecil dan Bitinia (1 Petrus 1:1) yang menekankan tentang siapa Yesus Kristus menurut kesaksian Petrus dan para Rasul. Hal ini penting untuk meyakinkan jemaat itu supaya tidak goyah di dalam iman dan keyakinan akan ke-Tuhan-an Yesus.
Saudara, berita hoaks atau gosip merupakan informasi bohong yang sangat berbahaya dan tingkat penyebarannya sangat cepat dan paling banyak diminati. Padahal berita bohong ini sangat bersifat destruktif atau merusak. Celakanya bahwa berita gosip ini begitu nikmat untuk dibicarakan, tetapi dampaknya tidak senikmat membicarakannya. Persekutuan yang indah, persahabatan yang erat, pertemanan yang akrab, ketenteraman sebuah kumpulan atau lingkungan, bisa hancur dan rusak seketika saat berita hoaks atau gosip ditebar lalu diresponi setiap komunitas atau relasi ini.
Penilaian dan penghargaaan serta penghormatan yang selama ini diberikan kepada seseorang juga bisa hilang dan rusak apabila gosip miring atau berita bohong tentang dia dimunculkan dan diterima oleh para pendengarnya tanpa ada klarifikasi dan penyelidikan yang seksama tentang kebenarannya. Berita bohong ini dan si penebar berita ini sangatlah berbahaya dan perlu sekali untuk di antisipasi.
Dalam surat Petrus ini kita melihat bahwa pada saat itu sangat berkembang nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu yang menyesatkan tentang siapa Yesus. Tentang siapa Yesus yang diberitakan Petrus dan rekan-rekan sepelayanan Petrus adalah berbeda dengan yang diberitakan oleh para nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu itu. Dalam Nas ini Rasul Petrus mau menegaskan bahwa kesaksiannya dan para Rasul lainnya tentang siapa Tuhan Yesus yang mereka beritakan bukanlah berdasarkan berita isapan jempol (berita bohong/hoaks/gosip/cerita fiksi) semata, dan bukan karang-karangan mereka. Petrus adalah saksi mata yang juga sudah bersama-sama dengan Yesus mulai awal pelayanan sampai kenaikan Yesus ke sorga. Dia melihat langsung dan mendengar langsung tentang semua yang Dia (Yesus) sampaikan dan ajarkan.
Petrus meyakini, menyaksikan, dan mengakui bahwa Yesus yang bersama-sama dengan dia yang juga adalah gurunya adalah Mesias, Raja Yang Maha Mulia, Tuhan dan Juru Selamat yang dinubuatkan selama ribuan tahun oleh Kitab suci (PL). Kesaksian siapa Yesus bukan saja hanya berdasarkan pengalaman Petrus bersama Yesus (3 tahun) tetapi karena kesaksian Allah sendiri yang dia lihat dan dengar tentang siapa Yesus seperti disampaikan dalam ayat 17 Nas ini. (=Matius 17:1-5; Markus 9:2-7; Lukas 9:28-35).
Alitab berkata bahwa suatu kesaksian dinyatakan sah apabila ada dua orang saksi. Dalam Perjanjian Lama hal ini juga menjadi suatu ketetapan (Matius 8:17) demikian juga dalam kitab Perjanjian Baru disampaikan bahwa apabila ada 2 atau 3 orang saksi maka keterangan itu bisa diterima kebenarananya (Matius 18:16; 2 Korintus 13:1; 1 Timotius 5:19; Ibrani 10:28). Dalam hal ini kesaksian Petrus tentang siapa Yesus terpenuhi kebenarannya, sebab bukan hanya dirinya dan para rasul, tetapi juga Yesus sendiri dan Bapa di sorga yang turut menyatakannya.
Keyakinan Petrus tentang siapa Yesus adalah berdasarkan atas kebenaran Kitab suci yang Tuhan singkapkan kepadanya lewat kesetiaannya mendengar, membaca dan merenungkan Taurat/Hukum-hukum/Firman Tuhan yang diajarkan para Nabi (ayat 19). Hal ini sangat penting menjadi suatu catatan yang diberikan Petrus kepada jemaat itu bahwa mendengar pengajaran dari para nabi (PL) atau para pengajar-pengajar Firman Tuhan jaman PB (hingga saat ini juga) yang diilhami dan di dorong oleh Roh Kudus akan membawa kita kepada pengenalan yang benar akan siapa Tuhan kita Yesus Kristus. Dan Petrus adalah Rasul yang diutus sehingga kesaksiannya dan pengajarannya tentang Yesus patut di dengar para jemaat itu.
Tidak seperti para guru-guru palsu pada masa itu yang tidak merasa perlu mendapatkan pengajaran tetapi cukup dengan belajar sendiri Firman Tuhan dan mengatas-namakan dibimbing langsung oleh Roh Kudus menyebabkan mereka tersesat dan menarik banyak orang untuk turut tersesat juga.
Karena itu ketika kita menafsirkan sendiri Firman Tuhan tanpa dorongan dan pertolongan Roh Kudus, dan tanpa mau mendengar pengajaran-pengajaran hamba-hambaNya yang diutusNya, kita bisa sampai kepada kesesatan dan pengenalan yang salah akan Allah. Di ayat 21 jelas sekali dinyatakan bahwa Roh Kudus mendorong orang-orang untuk berbicara atas nama Allah. Sehingga perkataan orang-orang itu layak didengar dan dipercaya sebagai kebenaran. Karena itu banyak sekali orang tersesat dan menjadi penyesat ketika mengabaikan perkataan dan pengajaran dan bimbingan dari orang-orang yang didorong (di utus) Roh Kudus, tetapi merasa cukup jika hanya mendengar Roh Kudus sendiri yang berkata-kata secara langsung kepada dia tanpa (mengabaikan)orang lain yang di utus Roh Kudus.
Ironisnya terlalu banyak roh-roh penyesat di dunia ini yang bisa berbicara langsung kepada manusia, dibadingkan Roh yang benar yaitu Roh Kudus yang hanya satu saja. Artinya bahwa potensi terjadinya manipulasi dan pemalsuan dari roh-roh penyesat itu sangatlah besar untuk menipu dan memalsukan Firman Tuhan. Kita tahu bahwa dalam Alkitab kita menemukan fakta bahwa Iblis sendiri sering menggunakan Ayat-ayat Kitab Suci dan memelintirnya untuk menyesatkan orang-orang yang mau disesatkannya.
Sebelum Yesus naik ke sorga Dia memberkati mereka (para Rasul) dan memberikan amanat agung dan mengutus mereka untuk pergi menjadikan segala bangsa menjadi murid Yesus dan membaptis mereka (Matius 28:19-20). Di sini terkandung makna mengajar dan diajar. Jadi ketika para Rasul mengajar, murid-murid (orang-orang/jemaat) mendengar, di sana Roh Kudus bekerja untuk memberikan pengertian dan pemahaman atas apa yang mereka dengar dan pelajari.
Dalam nas ini disampaikan bahwa di sinilah letak keberhasilan Petrus dalam pengenalannya akan Yesus sebagai Raja Yang Maha Mulia. Nubuatan para nabi dalam pembacaan kitab suci, pendengaran akan pengajaran para nabi, penyerahan diri akan otoritas Allah, lalu dialami dan disaksikan mata sendiri, merupakan suatu referensi yang kuat dan kombinasi yang tidak terbantahkan di dalam mengenal Yesus yang adalah Allah serta karya, hukum dan jalan-jalanNya. Berdasarkan inilah kesaksian Petrus tentang siapa Yesus benar-benar kuat dan keyakinannya tidak tergoyahkan, dan itulah yang dia ajarkan.
Saudara yang dikasihi Tuhan. Menjadi saksi dusta dan penebar kabar bohong (Hoaks) dengan dalih apapun merupakan kekejian kepada Tuhan dan merusak tatanan dan relasi baik yang sudah ada. Dalam nas ini setiap orang-orang percaya sama seperti Rasul Petrus terpanggil untuk menyatakan dan menyaksikan kebenaran dan menghindarkan segala macam berita bohong dan gosip-gosip yang tidak benar. Dalam hal iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus, kita harus menjadi saksiNya yang menyatakan segala kasih dan pengorbananNya yang telah menyelamatkan kita dari dosa dan akibatnya.
Kesaksian yang paling kuat adalah kesaksian berdasarkan pengalaman pribadi yang dikuatkan dengan dasar-dasar kebenaran Firman Tuhan. Karena itu sejak kita percaya dan beriman kepada Kristus yang adalah Raja yang maha mulia, tentulah banyak kita rasakan, alami segala karyaNya di dalam kehidupan kita. Allah mengkehendaki supaya kita semua menjadi saksi-Nya serta berani untuk menyaksikan segala kebenaran yang sudah diajarkan kepada kita, yang kita percayai dan yang kita alami secara pribadi bersama Tuhan. Baca dan pelajarilah Alkitab dengan teratur, dengarlah penyampaian dan pengajaran Firman Tuhan dari para utusanNya, alamilah Yesus secara pribadi bukan berdasarkan kata orang yang tanpa didasari kebenaran, maka kita akan sampai kepada pengenalan yang benar akan Yesus Tuhan kita sebagaimana dalam 2 Timotius 3:16 dikatakan “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”.
Hati-hati kepada guru-guru palsu, nabi-nabi palsu dan pengajar-pengajar palsu yang membawa kepada kesesatan yang pada jaman-jaman akhir ini dan yang semakin mendekati akhir jaman mereka semakin banyak dan bekerja semakin keras untuk menyesatkan sebanyak mungkin orang percaya dengan berbagai metode dan cara yang semakin komplek dan semakin licik dan semakin susah dideteksi kecuali oleh orang-orang yang benar-benar hidup bergaul dengan Tuhan.
Sebagai mana tema dalam ibadah minggu ini dengan begitu banyaknya pengajaran-pengajaran palsu yang mengajarkan tentang Yesus yang lain mari kita tetap yakini dan pegang teguh bahwa Yesus adalah Raja Yang Maha Mulia. Dia adalah gunung batu dan tempat perlindungan bagi setiap orang percaya kepadaNya. Jangan takut dan ragu untuk menyatakannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Setialah belajar Firman Tuhan dan terus rindu untuk diajar tentang kebenaran akan Firman Tuhan Sebab dengan demikian kemurnian iman kita akan terpelihara dan tidak mudah ditipu dan disesatkan oleh setan dan para guru-guru palsunya.
Kiranya renungan ini menguatkan dan memberkati saudara. Selamat beriman, selamat berjalan bersama Yesus Kristus sang raja yang maha mulia, dan selamat hari minggu, Tuhan Yesus memberkati. Amin
Shalom,
Ev. Harles Lumbantobing.
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya
di Daftar... ARSIP.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih