Minggu 26 April 2020
Minggu Misericordias domini
KESETIAAN ALLAH
Roma
3:1-8
Roma 3:1-8
3:1 Jika
demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat?
3:2 Banyak
sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan
firman Allah.
3:3 Jadi
bagaimana, jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan
itu membatalkan kesetiaan Allah?
3:4 Sekali-kali
tidak! Sebaliknya: Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong, seperti ada
tertulis: "Supaya Engkau ternyata benar dalam segala firman-Mu, dan
menang, jika Engkau dihakimi."
3:5 Tetapi jika
ketidakbenaran kita menunjukkan kebenaran Allah, apakah yang akan kita katakan?
Tidak adilkah Allah -- aku berkata sebagai manusia -- jika Ia menampakkan
murka-Nya?
3:6 Sekali-kali
tidak! Andaikata demikian, bagaimanakah Allah dapat menghakimi dunia?
3:7 Tetapi jika
kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku
masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?
3:8 Bukankah
tidak benar fitnahan orang yang mengatakan, bahwa kita berkata: "Marilah
kita berbuat yang jahat, supaya yang baik timbul dari padanya." Orang
semacam itu sudah selayaknya mendapat hukuman.
Shalom, selamat
Siang dan Selamat hari Minggu saudara-saudari dalam Kristus Yesus.
Di
Minggu Misericordias domini hari ini
kita akan disapa Firman Tuhan dengan tema KESETIAAN ALLAH.
Dari sejak awal
kisah Alkitab di jaman Abraham, pemilihan Israel atau Yahudi sudah jelas kita
ketahui bersama bahwa pemilihan dan pemisahan Abraham dari kaum kerabatnya
adalah untuk mengkhususkannya sebagai alat untuk menggenapi rencana Allah untuk
memperdamaikan manusia dengan Allah. Melalui keturunan Abraham yaitu Bangsa
Israel akan lahir Mesias Juru Selamat. Allah mengikat janjiNya dengan Abraham
melalui sunat sebagai pertanda janji antara Abraham dan Allah (Kejadian
17:8-10). Mesias yaitu Yesus adalah penggenapan janji Allah kepada Abraham
dalam Kejadian 22:18 yang mengatakan: “Oleh
keturunanmulah semua bangsa
di bumi akan mendapat berkat"
Jadi
kepada Abraham dan keturunannyalah yang pertama Firman itu diberikan Allah
yaitu Kesepuluh Hukum. Mereka jugalah yang dipilih keturunan yang akan
melahirkan Mesias, merekalah yang pertama menyaksikan dan mengalami segala
kemahakuasaan Allah, merekalah yang pertama mengalami kasih dan keadilan Allah.
Merekalah yang pertama merasakan kemurahan dan pengampunan Allah jika saat
mereka jatuh di dalam dosa. Sehingga Paulus berkata dalam ayat 2 kelebihan mereka ada dalam segala hal.
Pemilihan inilah
yang dianggap orang Yahudi sebagai keistimewaan.
Kesetiaana Allah
dengan janjiNya ditunjukkan dengan tanda Sunat
sebagai pengikat perjanjianNya dengan Abraham dan keturuannya.
Tetapi apakah
perjanjian ini akan batal jika ada diantara mereka yang tidak setia? (Ayat 3).
Paulus menjawab TIDAK. Sebab Allah itu mutlak benar dan setia. Allah setia dengan janjiNya dan setia dengan
diriNya sendiri lewat Firman yang disampaikanNya. KesetiaanNya tidak bergantung kepada manusia.
Ketika Bangsa
Israel berubah setia atau berbalik dari Allah kesetiaan Allah bukan berarti
akan membenarkan pembangkangan mereka, namun kesetiaan Allah tetap kepada
Firman yang disampaikanNya kepada Abraham dan keturunnya.
Salah
satu contoh Firman Allah dalam Nehemia 1:8 “Ingatlah
akan firman yang Kaupesan kepada Musa, hamba-Mu itu, yakni: Bila kamu berubah
setia, kamu akan Kucerai-beraikan di antara bangsa-bangsa”. Artinya tidak serta merta ketika bangsa Israel
dipilih Tuhan sehingga mereka kebal terhadap segala pelanggaran dan dosa. Allah
sudah berfirman bahwa Allah setia akan membawa mereka ke tanah perjanjian, dan
janji nubuatan tentang mesias selama berabat-abat dan dari generasi ke generasi
telah Tuhan genapi karena kesetiaanNya meskipun bangsa itu dari segala
kelakuannya tidak pantas mendapatkan kesetiaan itu, tetapi kesetiaan Allah
bukanlah berdasarkan keadaan bangsa itu setia atau tidak setia, tetapi
berdasarkan diriNya sendiri yang adalah setia dan benar.
Allah
juga sudah berfirman kepada mereka barang siapa yang berubah setia dari segala
Firman dan hukum yang Tuhan sampaikan melalui hambaNya Musa akan dihukum. Allah
setia dengan FirmanNya sehingga apabila bangsa Israel berubah setia, mereka
akan dihukum.
Paulus juga mau
mengatakan bahwa setiap ke khususan atau keistimewaan akan diikuti dengan
pertanggungjawaban yang lebih besar dibanding yang tidak diberikan hak
istimewa. Dan semakin besar keistimewaan itu maka hukumannya juga akan semakin
besar jika ia melakukan kesalahan.
Allah berkata
“Kamu adalah umat yang kudus, seharusnyalah kamu kudus”. Dia tidak berkata
“Kamu adalah umat yang kudus dan pilihan
karena itu kamu boleh bertindak sesuka
hatimu”.
Namun
sangat disayangkan bahwa seharusnya merekalah (Yahudi) yang dalam segala zaman
yang harus memberitakan kabar baik itu kepada segala bangsa namun kita melihat
hal ini terbalik bahwa bangsa lainlah yang akan memberitakan Kabar baik itu
kepada mereka bahkan hingga saat ini.
Dalam
Nas ini Paulus mau menegaskan kepada orang Kristen Yahudi dan non-Yahudi bahwa kita jangan mau mencobai
kesetiaan Allah dengan berkata, bahwa Allah itu setia sehingga kita boleh
melakukan dosa. Kasih karunia Allah berlimpah sehingga ketika kita berdosa Dia
akan mengampuni, kemudian berkata justeru ketika kita berdosa maka kasih dan
kebenaran Allah akan muncul, jadi dosa itu berguna.
Kalau
memang dosa itu baik dan berguna untuk apa lagi orang berdosa dihakimi?
Paulus berkata
bahwa orang yang berpikir dan mengatakan hal seperti itu layak mendapat hukuman
(ayat 8).Jadi Allah itu setia adalah benar, kesetiaan itu adalah terhadap apa
yang sudah dijanjikanNya dan difirmankanNya.
Dalam
segala pergumulan yang kita hadapi saat ini, adakah kita melihat keadilan dan
kesetiaan Allah?Ketika orang percaya masuk ke dalam penderitaan, masuk kedalam
kesesakan, wabah penyakit seperti saat ini, apakah yang kita pikirkan? Tidak
adilkah Allah? Tidak setiakah Allah sehingga
umatNya harus ikut menanggung semua ini?.
Bukan saudaraku,
dari semula Allah sudah berfirman bahwa sejak manusia jatuh ke dalam dosa
manusia tanpa kecuali akan mengalami kesakitan dan kesusahan. Namun kesetiaan
Allah juga akan janjiNya bahwa Dia akan menyertai orang-orang yang percaya
kepadaNya dalam menjalani semuanya itu, itu sebabnya Yesus sendiripun harus
mengalaminya.
Ketika
kemarau dan kelaparan di Israel selama 3 tahun, Elia Nabi Allah itu juga turut
mengalaminya, tetapi kesetiaan Tuhan membawanya ke tepi sungai kerit dan
memelihara Elia di sana lewat burung gagak yang membawa roti dan daging setiap
hari, bahkan sesudah itu Elia dituntun Tuhan kepada janda di sarfat untuk
memelihara hidupnya selama musim kemarau itu (1 Raja 17). Kalau kita percaya kesetiaan Allah akan
memelihara kita selama Pandemi Virus Corona ini, Allah mampu melakukan seperti
yang dilakukanNya kepada Nabi Elia untuk memeliharanya, asalkan kita percaya
dan tunduk kepada kehendak dan otoritasNya.
Akan tetapi jika seandainya selama virus corona ini kita tidak terhindar dari dampak virus ini sehingga mengalami penderitaan, bahkan kena virus Covif-19 ini dan dinyatakan positif, atau anggota keluarga kita, bahkan sampai hal terburuk yaitu kematian, ........SELA.........APAKAH KITA MERAGUKAN KESETIAAN TUHAN dan berkata TUHAN TIDAK SETIA?, Tidak saudaraku. Kesetiaan Tuhan tidak ditentukan oleh apakah kita beruntung atau tidak, terhindar atau tidak dari wabah ini, bahkan KESETIAAN TUHAN tidak hanya menyangkut hal-hal jasmani seperti kesehatan fisik, kesembuhan dari penyakit fisik, kebutuhan ekonomi, tetapi kesetiaan Tuhan jauh melampaui itu. Kesetiaan Tuhan yang paling utama adalah bagaimana supaya kita dalam segala situasi dan keadaan mampu melihat karya dan kuasa Tuhan yang menyelamatkan dan menolong kita, dia berkenan bersama-sama dengan kita menjalani semua pergumulan itu, bahkan kesetiaanya yang utama menuntun dan membawa kita bersamanya ke dalam Sorga kerajaanNya yang penuh kebahagiaan.
Perdamaian dengan Bapa dan kehidupan yang kekal bersama dengan Kristus adalah yang paling utama dari segala yang ada di dunia ini. Itulah yang dikerjakan Allah melalui Yesus Kristus untuk menebus kita di kayu salib dengan darahNya, untuk menunjukkan kesetiaanNya supaya yang utama dan terutama itu kita peroleh di dalam kepercayaan kepada anakNya Yesus Kristus.
Mari memiliki iman seperti Sadrak, Mesak dan Abidnego yang berkata: "Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu." Daniel 3:17-18
Artinya Iman dan keyakinan mereka kepada KESETIAAN ALLAH tidak akan berubah sekalipun mereka tidak dilepaskan dari perapian yang menyala-nyala itu.
Pada masa Pandemi wabah Virus Corona saat ini, Kesetiaan Allah tidak menyebabkan kita kebal terhadap virus ini dan berkata “kepadaku tidak mampan virus ini sebab Roh Allah yang ada padaku lebih besar dari virus ini”. Sehingga kita hidup dengan semberono dan tidak memperhatikan arahan dan aturan yang telah diterapkan untuk mengatasi wabah ini. Roh Allah memang lebih besar dari virus Corona bahkan lebih besar dari apapun dan siapapun sebab Dia adalah Tuhan dan pencipta. Tetapi pernyataan ini sedang menguji dan mencobai kesetiaan Tuhan. Orang demikian layak untuk dihukum kata Paulus. Jika hal itu benar lalu untuk apa lagi Tuhan berikan hikmat dan pengetahuan kepada manusia, untuk apa lagi Tuhan turunkan 10 hukum taurat kepada bangsa Israel jika Tuhan itu setia akan melindungi mereka bahkan terhadap dosa dan akibatnya? Tidak perlu lagi bukan?. Tetapi tidak demikian. Kita melihat di dalam Alkitab begitu banyaknya bangsa itu mengalami hukuman dan kematian akibat dosa dan ketidak setiaan mereka. Artinya Allah dan FirmanNya tidak boleh dipermainkan dan disalahgunakan. Sebab FirmanNya tidak hanya berkata “Aku akan melindungimu” tetapi juga berkata “Aku akan menghukummu”.
Akan tetapi jika seandainya selama virus corona ini kita tidak terhindar dari dampak virus ini sehingga mengalami penderitaan, bahkan kena virus Covif-19 ini dan dinyatakan positif, atau anggota keluarga kita, bahkan sampai hal terburuk yaitu kematian, ........SELA.........APAKAH KITA MERAGUKAN KESETIAAN TUHAN dan berkata TUHAN TIDAK SETIA?, Tidak saudaraku. Kesetiaan Tuhan tidak ditentukan oleh apakah kita beruntung atau tidak, terhindar atau tidak dari wabah ini, bahkan KESETIAAN TUHAN tidak hanya menyangkut hal-hal jasmani seperti kesehatan fisik, kesembuhan dari penyakit fisik, kebutuhan ekonomi, tetapi kesetiaan Tuhan jauh melampaui itu. Kesetiaan Tuhan yang paling utama adalah bagaimana supaya kita dalam segala situasi dan keadaan mampu melihat karya dan kuasa Tuhan yang menyelamatkan dan menolong kita, dia berkenan bersama-sama dengan kita menjalani semua pergumulan itu, bahkan kesetiaanya yang utama menuntun dan membawa kita bersamanya ke dalam Sorga kerajaanNya yang penuh kebahagiaan.
Perdamaian dengan Bapa dan kehidupan yang kekal bersama dengan Kristus adalah yang paling utama dari segala yang ada di dunia ini. Itulah yang dikerjakan Allah melalui Yesus Kristus untuk menebus kita di kayu salib dengan darahNya, untuk menunjukkan kesetiaanNya supaya yang utama dan terutama itu kita peroleh di dalam kepercayaan kepada anakNya Yesus Kristus.
Mari memiliki iman seperti Sadrak, Mesak dan Abidnego yang berkata: "Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu." Daniel 3:17-18
Artinya Iman dan keyakinan mereka kepada KESETIAAN ALLAH tidak akan berubah sekalipun mereka tidak dilepaskan dari perapian yang menyala-nyala itu.
Pada masa Pandemi wabah Virus Corona saat ini, Kesetiaan Allah tidak menyebabkan kita kebal terhadap virus ini dan berkata “kepadaku tidak mampan virus ini sebab Roh Allah yang ada padaku lebih besar dari virus ini”. Sehingga kita hidup dengan semberono dan tidak memperhatikan arahan dan aturan yang telah diterapkan untuk mengatasi wabah ini. Roh Allah memang lebih besar dari virus Corona bahkan lebih besar dari apapun dan siapapun sebab Dia adalah Tuhan dan pencipta. Tetapi pernyataan ini sedang menguji dan mencobai kesetiaan Tuhan. Orang demikian layak untuk dihukum kata Paulus. Jika hal itu benar lalu untuk apa lagi Tuhan berikan hikmat dan pengetahuan kepada manusia, untuk apa lagi Tuhan turunkan 10 hukum taurat kepada bangsa Israel jika Tuhan itu setia akan melindungi mereka bahkan terhadap dosa dan akibatnya? Tidak perlu lagi bukan?. Tetapi tidak demikian. Kita melihat di dalam Alkitab begitu banyaknya bangsa itu mengalami hukuman dan kematian akibat dosa dan ketidak setiaan mereka. Artinya Allah dan FirmanNya tidak boleh dipermainkan dan disalahgunakan. Sebab FirmanNya tidak hanya berkata “Aku akan melindungimu” tetapi juga berkata “Aku akan menghukummu”.
Alkitab
telah mengajarkan pemahaman, tuntunan dan arahan bagaimana mengikut Tuhan dan
hidup setia kepadaNya. Karena itu kita perlu memahami Alkitab dengan benar
supaya kita tidak salah mengerti tentang maksud Tuhan dalam kehidupan kita.
Sebab 2 Timotius 3:16 berkata “Segala
tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan,
untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”
Jadi
untuk mengerti dan memahami kesetiaan Allah mari diajar oleh Allah lewat
Alkitab supaya kita tetap merasakan kesetiaan Allah senantiasa.
SELAMAT
MERASAKAN KESETIAAN ALLAH dalam hidup
saudara dan selamat hari minggu.
Shalom
Ev. Harles LumbantobingUntuk Versi .Pdf silahkan klik di ===> SINI <====
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya
Daftar... ARSIP...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih