Ibadah Minggu TRINITATIS 7 Juni 2020
Tema:
KEMULIAAN ALLAH ATAS CIPTAANNYA
Evanggelium:
Kejadian 1:26-31
Epistel:
Yohanes 1:29-34
Kejadian
1:26-31(TB)
1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
1:27
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
1:28
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:
"Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,
berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala
binatang yang merayap di bumi."
1:29
Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala
tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang
buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
1:30
Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala
yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau
menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.
1:31
Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah
petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Shalom,
Selamat hari minggu saudara/I ku sekalian, Kiranya kemurahan dan kemuliaan
Tuhan menyinari kita senantiasa.
Jika kita membaca kitab kejadian Pasal
1 ini maka kita akan dibawa kepada suatu kebenaran bahwa Allah itu Maha besar,
agung dan dasyat. Sebenarnya kata-kata manusia tidak akan cukup untuk
melukiskan karya yang maha luar biasa dari Tuhan. Dari penciptaan hari pertama
sampai hari ke lima segala sesuatu dijadikanNya dengan baik dan teratur dan
saling mendukung satu dengan yang lain.
Tidak ada yang saling mendahului. Semua terencana dan begitu detail sekali.
Kalau kita melihat satu ciptaan misalnya tumbuhan, kita akan begitu kagum bahwa
semuanya Tuhan buat demikian hebatnya. Mulai dari fungsi bemih, fungsi akar,
batang, daun, bunga, buah dan semuanya sampai pada hal yang terkecil dari
tumbuhan itu dibuat sedetail mungkin, misalnya sel-sel dan faktor genetik dari
tumbuhan itu sendiri, hingga dia bisa tumbuh dengan spesifik dibandingkan
dengan tumbuhan lain. Misalnya Sama-sama tumbuh di tanah yang sama, air yang
sama unsur hara yang sama, matahari yang sama, udara yang sama, namun kita bisa melihat bayam akan tumbuh
sebagai bayam, jagung sebagai jagung, dan padi sebagai padi. Faktor genetik
yang sangat spesifik dari setiap tanaman Tuhan ciptakan demikian detailnya, dan
semua berfungsi dengan fungsi masing-masing yang berbeda. Fungsi akar berbeda
dengan daun, dengan kulit kerasnya, kulit arinya, batang, bunga dan daunnya. Belum
lagi kita melihat ciptaan-ciptaan lain baik yang hidup maupun yang tidak hidup
semuanya Tuhan ciptakan dengan tujuannya masing-masing yang semuanya tidak
sanggup diselami oleh pikiran manusia.
Nas Firman Tuhan hari ini terkhusus menceritakan
penciptaan manusia. Manusia Tuhan ciptakan bukan dengan berfirman tetapi dengan
tanganNya sendiri, segambar dan serupa dengan Allah. Kemudian RohNya
dihembuskannya kepada mausia itu sehingga manusia itu hidup. Manusia adalah
ciptaan Allah yang paling mulia dari semua ciptaan. Dari ujung kaki sampai ujung
rambut manusia diciptakan Tuhan dengan begitu detail dan hebat. Dari jaman
dahulu kala sampai saat ini manusia masih terus belajar tentang manusia sampai
ke bagian yang terkecil dari manusia itu seakan-akan tidak habis-habisnya
pengetahuan dan misteri dari manusia itu sendiri untuk dipelajari. Jadi hanya
karena kemurahan Tuhanlah sehingga manusia diberikan kemampuan untuk memahami
sedikit dari segala sesuatu yang Tuhan ciptakan termasuk manusia itu sendiri.
Kalau ciptaan Tuhan saja tidak semua
kita fahami, tetapi hanya sedikit dan
itupun kemurahan Tuhan, Apakah kita sanggup memahami Sang Pencipta itu?. Jawabnya
adalah TIDAK MUNGKIN. Tidak Mungkin sebab bagaimana mungkin ciptaan bisa
memahami penciptanya dengan sempurna? Kita hanya sebutir debu yang sangat kecil
dan halus di hadapan Tuhan, Kita juga ibarat tanah liat di tangan penjunan, yang diperbuat sesuka hati
tukang keramik tanah liat itu (Penjunan). Jadi tidak ada cara dari manusia yang
bisa dan sanggup untuk memahami TUHAN yang Alfa dan Omega.
Hal tersebut disebabkan karena manusia
sudah berdosa, gambar dan rupa Allah yang ada pada manusia itu sudah rusak oleh
dosa, sehingga kemuliaan Allah tidak ada lagi pada manusia sebab dalam Kejadian
6: 3 berkata “Berfirmanlah
TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena
manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun
saja." Artinya bahwa manusia itu sudah tidak kekal lagi, sebab
oleh karena dosa mereka menjadi tinggal daging, sebab mereka disebut hidup oleh
Allah jika di dalam hati mereka ada Roh Allah yang berdiam yang memberikan
kehidupan. Itu sebabnya Paulus dalam
Efesus 2:1 berkata “Kamu dahulu sudah
mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu” dan itulah yang Allah sebut manusia daging
yang walaupun bergerak tetapi sesungguhnya sudah mati oleh karena dosa. Bahkan Paulus juga berkata bahwa manusia daging ini
telah menjadi seteru Allah karena dosa itu sendiri (Efesus 2:14,16). Sebab
siapa hidup dalam daging berarti hidup dalam dosa, dan siapa hidup dalam dosa
adalah hamba dosa itu sendiri. Nah
manusia dengan status seperti ini bagaimana mungkin memahami dan mengenal Allah
sang Pencipta Agung dengan baik dan benar?. Ia hanya bisa mengenal dan memahami
dosa yaitu dunia dan kedagingannya.
Kalau begitu bagaimana dengan manusia
yang pertama itu sebelum jatuh ke dalam dosa yaitu Adam dan hawa? Kita melihat
bagaimana dekat dan mesranya Adam dengan Allah. Mereka begitu akrab, dan Allah
biasa berjalan-jalan dalam taman itu bersama Adam, dan Manusia itu mengenalNya, suaraNya bahkan derap
langkahNya (Kejadian 3:8). Hal itu
terjadi karena manusia itu bersama-sama dengan Allah dan RohNya tinggal
bersama-sama dengan manusia itu. Adam mengenal Allah sejauh kebersamaanNya
dengan Allah, dan sebanyak apa yang Allah nyatakan kepada Adam lewat RohNya
yang tinggal di hati manusia itu. Meskipun demikian, itu bukan berarti Adam
telah mengerti semua hal tentang Allah. Seperti tertulis dalam Ulangan 29:29
berkata: “Hal-hal yang tersembunyi ialah
bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi
anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan
hukum Taurat ini. Artinya ada bagian yang disingkapkan dan ada bagian yang
tersembunyi. Pengenalan Adam dan Hawa untuk hal yang disingkapkan sebelum manusia
itu jatuh ke dalam dosa adalah sempurna sebab
Roh Allah yang berdiam di dalam manusia itu akan menyatakan diriNya sejauh yang
diperlukan manusia itu bahkan berkenan tinggal untuk selama-lamanya. Namun dosa
merusak semuanya. Sehingga manusia yang berdosa yang ditinggalkan Roh Allah dan
yang menjadi seteru Allah itu tidak mungkin lagi bisa memahami Allah. Sudah ada
jurang pemisah antara manusia dan Allah yaitu dosa. Bahkan jika manusia dengan
kehendaknya sendiri mencoba untuk mencari dan mengenal Allah, maka manusia itu
akan bertemu dengan allah yang salah. Tetapi syukur kepada Allah, seperti pada
ulangan 29:29 di atas, ada hal yang disingkapkan Allah kepada manusia tentang
diriNya sendiri, dan tentang ciptaannya sehingga manusia boleh mengenal Allah.
Karena itu apa masih ada jalan bagi
manusia untuk mengenal Allah dengan baik, dan apakah itu dimungkinkan dengan
status manusia yang berdosa? Ya, Mungkin. Tentunya ini bisa mungkin hanya jika
manusia itu kembali lagi statusnya seperti Adam sebelum jatuh ke dalam dosa.
Bagaimana sekarang cara manusia supaya statusnya bisa seperti Adam yang belum
jatuh ke dalam dosa? Jawabnya: Tidak ada cara manusia. Cara Allah lah yang ada,
yaitu menyediakan jalan pendamaian manusia dengan diriNya sendiri lewat
pengorbanan anakNya yang tunggal Yesus Kristus untuk menebus manusia dari dosa.
Manusia yang menerima jalan pendamaian itu (yaitu Yesus) maka dosanya sudah dihapuskan.
Manusia itu yang sudah diperdamaikan itu akan menjadi manusia baru, dan Roh
Allah yaitu Roh Kudus akan tinggal dan diam dihati manusia itu, untuk
menyatakan dan mengajarkan segala hal tentang Allah dan Kristus supaya manusia
itu kembali mengenal Allah. Roh Kudus
akan membukakan mata rohani manusia itu sehingga ketika membaca Firman Tuhan
dalam Alkitab, dan mendengarkan FirmanNya dalam pemberitaan Firman maka manusia
itu akan mengerti dan memahaminya. Manusia baru itu akan bisa berbicara dengan
Allah sebagai Bapa lewat doa, dan Allah akan mendengarkan permohonan mereka.
Demikianlah hal itu menjadi mungkin,
sehingga akan kembali seperti Adam, kemuliaan Allah yang sudah meninggalkan
manusia itu saat Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa akan kembali tinggal di hati
manusia ketika Roh Kudus kembali berdiam di dalam hatinya lewat penerimaan
Yesus sebagai Tuhan dan juru selamatnya pribadi. Kemudian manusia yang sudah
dipersatukan dengan Allah itu akan mampu memahami dan mengenal Allah dengan
benar sesuai pernyataan Allah di dalam diriNya. Namun manusia tidak akan hidup
kekal lagi di bumi seperti saat Adam yang belum jatuh ke dalam dosa, sebab
akibat dosa yang pertama, umur manusia dibatasi dan sifatnya menjadi fana, dan
bumi inipun akan hancur di akhir jaman (2 Petrus 3;10; Wahyu 20:11). Namun
selanjutnya Tuhan sudah sediakan tempat yang baru (langit dan bumi yang baru)
bagi manusia yang percaya kepadaNya. Demikianlah cara Allah sehingga manusia
itu (yang percaya kepada Yesus Kristus) akhirnya bisa hidup selama-lamanya
dengan Allah di kekekalan. Karena itu
betapa agung dan mulianya Tuhan kita yang menjadikan dan merencanakan segala
hal bagi kita. Rasul Paulus mengungkapkan dengan berkata “O, alangkah
dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki
keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!” (Roma 11:33)
Kita kembali kepada penciptaan dalam
Nas Firman Tuhan hari ini, Bahwa setelah menciptakan segala sesuatu mulai dari
hari pertama sampai ke enam, Allah membuat aturan kepada semua ciptaan dan memberi perintah atau mandat kepada ciptaan
yang paling mulia dari semua ciptaan Allah yaitu manusia.
Perintah kepada manusia di ayat 28
"Beranakcuculah dan bertambah
banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut
dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Perintah ini disebut mandat budaya, yaitu bagaimana supaya manusia itu
berkembang semakin banyak (beranak cucu), lalu mengelola bumi dan segala
ciptaaan yang lain, mengaturnya dengan baik dengan menerjemahkan perintah dan
aturan Allah sehingga memunculkan aturan dan tata kelola (budaya) yang berlaku
antar sesama manusia, dan antar manusia dengan ciptaan lain. Tujuan mandat ini
adalah supaya Allah dipermuliakan dan manusia itu berbahagia. Sebab manusia
adalah pusat perhatian Allah, bukan ciptaan lainnya, bahkan karena manusia
Allah rela menjadi manusia dan mati untuk menyelamatkannya. Dengan mandat ini jelas bahwa bumi dan segala isinya menjadi tanggungjawab kita manusia untuk memelihara menjaga dan merawatnya.
Saudaraku, kemuliaan
Allah terpancar lewat perintah dan pengaturan Allah atas ciptaannya. Kita
melihat bahwa Allah menciptakan segala sesuatunya dulu dengan lengkap dan
sempurna lalau Allah menciptakan manusia. Untuk manusia itu Allah mengaturkan
bahwa yang menjadi makanannya adalah segala tumbuhan yang berbiji dan
pohon-pohon yang buahnya berbiji.
Kepada binatang dalam ayat 30 Allah berfirman: “Tetapi kepada segala binatang di
bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa,
Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya”.
Inilah menjadi aturan untuk segala yang hidup yang Tuhan ciptakan pada mulanya.
Allah melihat semua itu baik dan memberkatinya.
Namun
faktanya sekarang kita lihat bahwa sejak Manusia jatuh kedalam dosa, aturan
inipun akhirnya mengalami perubahan. Sebab dosa merusak hubungan manusia dengan
Allah, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan binatang dan
tumbuhan, hubungan manusia dengan alam, dan juga hubungan antara binatang
dengan binatang lain. Manusia kanibal dengan manusia lainnya, manusia memakan
binatang, binatang memakan manusia dan binatang memakan sesama binatang. Dan
kita tahu juga faktanya bahwa Allah tidak tinggal diam dengan semuanya ini.
Suatu saat semua akan Tuhan kembalikan seperti semula lagi dalam langit dan
bumi yang baru.
Apa yang bisa kita pelajari dari nas
Firman Tuhan ini?. Tentunya hal ini akan membawa kita untuk takjub dan heran
atas kemahakuasaan Allah, kebaikan dan kasihnya kepada manusia sehingga kita
harus mempermuliakan Allah atas karyaNya itu. Mengembalikan segala pujian dan
hormat dan kemuliaan hanya kepada Allah saja.
Selayaknyalah kita manusia memuji dan
memuliakan Tuhan dalam segenap hidup kita sambil terus bekerja dan
beraktivitas sebagaimana mandat Tuhan untuk
mengelola dan menjaga segala sesuatu yang Tuhan berikan di bumi ini, sampai
masa kesudahannya tiba.
Kita melihat bahwa semua adalah karya
Tuhan. Hanya manusia yang masih dikuasai dosalah yang hidupnya tetap sombong
dan merasa tidak perlu Tuhan, dan tidak perlu memuliakan Tuhan.
Memang Tuhan mulia bukan karena manusia memuliakanNya,
tetapi memang sudah sifat dan kodratNya Allah itu mulia. Tetapi kita ciptaanNya
ini (yang segambar dan serupa dengan Allah) wajib untuk memuliakan Allah lewat segala sikap dan perbuatan kita baik
dibumi maupun di sorga kelak. Mari seperti Daud yang memuji Tuhan dalam I
Tawarikh 29:11 yang berkata: “Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan
kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di
langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi
itu melebihi segala-galanya sebagai kepala”. Kita juga dengan segala hormat kepada Allah
berkata: “Kemuliaan bagi Allah ditempat yang maha tinggi”.
Selamat hari
Minggu , kiranya Tuhan memberkati saudara.
Shalom
Ev. Harles
Lumbantobing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih