Ibadah
Minggu, 5 Juli 2020
MENJADI BERKAT DALAM KEPELBAGAIAN
Evanggelium : Kejadian 12:1-19
Epistel : Roma 15:7-13
12:1
Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak
saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;
12:2 Aku akan
membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat
namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
12:3 Aku akan
memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang
mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
12:4 Lalu
pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot pun ikut
bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia
berangkat dari Haran.
12:5 Abram
membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya, dan segala harta benda yang
didapat mereka dan orang-orang yang diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat
ke tanah Kanaan, lalu sampai di situ.
12:6 Abram
berjalan melalui negeri itu sampai ke suatu tempat dekat Sikhem, yakni pohon
tarbantin di More. Waktu itu orang Kanaan diam di negeri itu.
12:7 Ketika itu
TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: "Aku akan memberikan
negeri ini kepada keturunanmu." Maka didirikannya di situ mezbah bagi
TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya.
12:8 Kemudian
ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel. Ia memasang kemahnya
dengan Betel di sebelah barat dan Ai di sebelah timur, lalu ia mendirikan di
situ mezbah bagi TUHAN dan memanggil nama TUHAN.
12:9 Sesudah itu
Abram berangkat dan makin jauh ia berjalan ke Tanah Negeb.
Shalom,
selamat hari minggu buat saudara semua. Apa kabarnya hari ini, kiranya
senantiasa ada dalam perlindungan Tuhan. Minggu ini kembali Firman Tuhan
menyapa kita dan terus memberikan makanan rohani bagi kita supaya rohani kita
tetap hidup, sehingga hidup yang jasmani akan bergairah oleh yang rohani.
Makanan jasmani untuk tubuh jasmani supaya tubuh jasmani tetap hidup dan makanan
rohani untuk tubuh rohani supaya tubuh rohani tetap hidup dan berkehidupan.
Dalam
Nas Firman Tuhan hari ini mengambil tema: “MENJADI BERKAT DALAM KEPELBAGAIAN”.
Bagaimana
Nas Firman Tuhan ini memberikan nutrisi
rohani bagi kita tentang menjadi berkat dalam kepelbagaian?. Saat merenungkan
perikop ini, saya menemukan bahwa hidup
setiap orang percaya bukanlah untuk dirinya sendiri. Allah tidak memilih dan memberkati
kita hanya untuk kepentingan dan keperluan diri kita sendiri. Tetapi ada rencana
Allah yang agung yang sedang Dia persiapkan melalui setiap orang yang dipilih
dan diberkatinya.
Apakah
saudara tahu bahwa saudara dipilih dan diberkati Tuhan? Atau Apakah saudara
sadar bahwa saudara dipilih dan diberkati Tuhan? Mari renungkan kembali. Hal
ini memiliki pengaruh terhadap perspektif (sudut pandang) saudara atas segala
berkat Tuhan yang kita miliki (lebih tepatnya “berkat yang Tuhan titipkan”).
Mari kita lihat
perikop ini berbicara apa kepada kita.
Sebelumnya nama
Abram yang artinya “dia yang dimuliakan” (ensiklopedia
Alkitab) akan diganti oleh Tuhan sendiri menjadi Abraham yang artinya “Bapa
sejumlah besar bangsa” (Kejadian 20:1-5) pada usianya yang ke 99 tahun,
setahun sebelum Ishak lahir.
Pertama
kita melihat bahwa Abram disuruh Tuhan pergi ke tempat yang akan ditunjukkan kepadanya.
Abram sama sekali belum mengetahui kemana dan dimana dan seperti apa tempat
tersebut. Namun sebelum Abram mengambil keputusan Tuhan menyatakan beberapa hal
kepada Abram yang sepertinya menjadi pertimbangan kepadanya. Hal-hal yang Tuhan
janjikan itu adalah bahwa Tuhan akan manjadikan Abram menjadi bangsa yang
besar, memberkatinya dan membuat namanya masyur, membuat Abram menjadi berkat
sehingga setiap orang yang memberkatinya akan diberkati dan setiap orang yang mengutukinya
akan dikutuk, dan oleh karena Abram semua kaum (bangsa) akan diberkati.
Dalam Nas ini Abram tidak ada dituliskan membantah atau berdebat dengan Tuhan. Tetapi bisa saja
Abram memikirkan tawaran Tuhan dan merenungkannya, bahkan “kemungkinan" berdiskusi
dengan istrinya Sarai dan kaum kerabatnya. Sebab peristiwa itu tentunya tidak
terjadi dalam semenit atau sehari saja seperti kita membaca ayat 1 sampai 3
lalu langsung otomatis terjadi ayat 4 yaitu Abram pergi. Sebab selain Sarai Abram juga pergi dengan Lot keponakannya yang
tentunya butuh diskusi, dan kesepakatan
dengan Lot dan keluarganya. Tetapi di ayat 4 Firman Tuhan menjelaskan bahwa
Abram pergi melakukan seperti Firman Tuhan yang artinya bahwa tawaran Tuhan yang
tidak masuk akal itu ditaati oleh Abram. Mungkin Abram berdebat dengan istri dan kerabatnya tetapi tidak dengan Tuhan.
Perintah itu tidak
masuk akal sebab Abram dan Sarai sudah tua tidak mungkin punya keturunan lagi
ditambah pula Sarai itu mandul (Kejadian11:30) . Belum lagi tempat yang dituju
juga masih misteri ( di ayat 7 setelah Abram sampai di tanah Kanaan baru Tuhan
mengatakan bahwa tanah itulah yang akan diberikan kepada keturunannya), dan
mereka harus meninggalkan keluarga besarnya, komunitasnya, tanah kelahirannya
bahkan tanah warisan miliknya dari ayahnya Terah.
Ketaatan
Abram untuk menuruti perintah Tuhan untuk pergi menjadi permulaan dalam sejarah
perjalanan iman Abram yang luar biasa. Sepertinya Abram belum banyak mengenal
Tuhan dengan baik, namun sedikit yang dia kenal sedikit itu juga yang dia
lakukan. Sebab di ayat 7-8 ketika di
More dan di Betel saat Tuhan kembali menjumpai Abram disitulah Abram mendirikan
mezbah bagi Tuhan dan mulai memanggil nama Tuhan (ayat 8).
Saudara, sebanyak apa kita mengenal Tuhan
dan sudah berapa lama kita mengenal Tuhan? Dan sudah sejauh mana kita menuruti
Firman Tuhan? Mari merenungkannya bersama-sama.
Dalam
tema minggu ini, kalimat kunci yang kita ambil untuk direnungkan adalah bagian
dari ayat 3 perkataan “dan olehmu
semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
Bagaimana mejadi berkat dalam kepelbagaian/keberagaman?
Hal pertama yang perlu kita ketahui adalah
bahwa keberagaman itu adalah anugerah. Keberagaman menunjukkan kehebatan dan
keagungan sang pencipta yaitu Tuhan. Manusia Tuhan ciptakan dan tetapkan
demikian. Sehingga tidak ada alasan bagi manusia untuk menolak keberagaman
sebab itulah yang terindah yang Tuhan ciptakan. Dalam realitas hidup kita bisa
menjumpai bahwa sesungguhnya keindahan itu tercipta di dalam keberagaman. Demikian
juga dengan persatuan. Persatuan ada karena adanya perbedaan dan keberagaman.
Tanpa keberagaman tidak akan ada persatuan yang ada hanyalah satu. Istilah “Colorful” artinya penuh warna yang tercipta
dari beragam warna seperti pelangi sehingga kita melihatnya indah. Jadi kalau
keberagaman itu adalah anugerah dari Tuhan kita semua harus menerimanya sebab
itulah yang terbaik yang Tuhan ciptakan.
Untuk menjadi berkat bagi semua orang dalam kepelbagaian tentunya
kita harus bisa menerima 2 hal yang utama yaitu:
Yang pertama yaitu penerimaan akan
keberbedaan itu. Menerima diri kita sendiri yang memang berbeda dengan
orang lain dan menerima orang lain disekitar kita yang berbeda dengan kita. Hal
ini memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Keberadaan siapa diri kita
sesungguhnya terutama dihadapan Tuhan dan sesama manusia adalah sangat penting.
Dengan demikian sifat Egois dan mau menang sendiri berangsur-angsur bisa
ditanggalkan. Kemudian meningkatkan
empatik dan simpatik terhadap orang lain yang tidak sama dengan kita. Dari ketaatan Abram ini kita bisa melihat
bagaimana dia sadar akan siapa dirinya dihadapan Tuhan.
Kedua yaitu harus diberkati dulu untuk
bisa menjadi berkat. Di awal saya berkata “Apakah saudara tahu bahwa saudara dipilih dan diberkati Tuhan? Atau Apakah
saudara sadar bahwa saudara dipilih dan diberkati Tuhan?. Maksudnya adalah
penting sekali mengetahui dan meyakini hal ini sehingga benar-benar kita
menjadi pelaksana Firman Tuhan untuk menjadi berkat bagi semua orang tanpa
kecuali. Sebab bagaimana kita menjadi berkat kalau kita sendiri tidak
mengetahui bahwa kita diberkati oleh Tuhan. Bagaimana kita bisa menjadi berkat
bagi orang lain kalau meskipun kita tahu kita diberkati Tuhan tetapi kalau
tidak punya kesadaran atas berkat itu maka hidup kita tetap tidak akan bisa
menjadi berkat. Berkat bisa menjadi
kutuk baik bagi diri sendiri maupun orang lain jika berkat-berkat tersebut
tidak kita akui, sadari dan kerjakan dengan taat. Menjadi berkat bagi semua
orang adalah perintah Tuhan bukan hanya kepada Abram, tetapi semua orang yang
beriman kepada Tuhan. Itu sebabnya jika
kita beriman kepada Tuhan yang Abraham
imani dan bertindak menjadi berkat bagi semua orang maka Abraham adalah bapa iman kita. Ingat Iman
harus disertai dengan perbuatan. Itu sebabnya penting sekali mengetahui dan
menyadari bahwa kita telah diberkati oleh
Tuhan.
Semakin
kita dekat kepada Sipemberi berkat itu yaitu Tuhan maka kita akan semakin menyadari
bahwa kita sudah diberkati oleh Tuhan. Satu contoh hal paling mudah melihat
bahwa kita diberkati oleh Tuhan adalah bahwa ketika kita bangun tidur, lalu kita
masih bisa bernafas dan melihat keluarga kita atau orang-orang sekitar kita itu artinya kita masih Tuhan beri kesempatan
hidup. Hidup adalah anugerah dan berkat dari Tuhan. Itu sebabnya hidup kita
juga harus kita persembahkan kembali kepada Tuhan sebagai berkat bagi orang lain.
Hal-hal
lain juga bisa kita buat sebagai contoh untuk melihat betapa besarnya berkat
dan anugerah Tuhan bagi kita yaitu seperti keluarga, pekerjaan, materi/harta,
tempat tingggal, dan juga fasilitas-fasilitas yang kita punyai. Jika imannya
naik level lagi maka kesehatan, sukacita dan kebahagiaan, kesempatan beribadah
dengan tenang, ketenteraman hidup dan lingkungan adalah juga berkat/anugerah
dari Tuhan. Jika imannya semakin naik
level lagi maka ujian dan pencobaan serta penderitaan yang dialami juga akan
menjadi berkat sehingga hasil kesaksian atas penderitaan, ujian dan cobaan itu
akan juga dibagikan kepada orang lain untuk menguatkan orang lain.
Abram
bisa menjadi berkat bagi segala kaum adalah setelah dia menerima berkat itu,
lalu tahu bahwa dia sudah menerimanya, lalu sadar bahwa berkat itu datangnya
dari Tuhan. Sehingga untuk bisa menjadi berkat seperti janji dan keinginan
Tuhan maka tidak ada jalan lain bagi Abram selain harus TAAT. Jadi saat berkat diterima maka ketaatan
harus mengikutinya. Tanpa ketaatan Abraham tidak akan menghasilkan dan
memperoleh apa-apa.
Untuk mencapai level bapa orang
beriman tidaklah mudah dan mulus dijalani oleh Abraham. Beberapa kali dia jatuh
dan gagal sehingga dia dan orang lain mendapat konsekuensi atas kegagalannya
(kejadian 12:11-20; Kejadian 16:1-4, Kejadian 20:1-18). Tetapi Tuhan tidak pernah
gagal dalam menentukan pilihanNya. Abraham terus bangkit dan menjalani
panggilannya. Kita semua tahu ketaatan dan kesediaannya yang sangat terkenal
dan diperhitungkan oleh Tuhan yaitu mengorbankan
anak satu-satunya dari Sara di Gunung Moria yaitu anak perjanjian yang keturunannya
akan menjadi sebanyak pasir di pantai dan bintang di langit. Hal tersebut telah
membuat nama Abraham ditinggikan oleh Tuhan dan mengapresiasi Iman dan
kepercayaannya (Kejadian 22). Alkitab menyaksikan dalam Ibrani 11:17-19:”Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai,
mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan
anaknya yang tunggal walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang
berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu”. Karena ia berpikir, bahwa
Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan
dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali”.
Sebenarnya
jika kita lihat diawal pemilihannya, tidak ada kualifikasi Abram yang tercatat dalam
Alkitab sehingga dia dipilih dan diberkati Allah. Tetapi saat dia dipilih dan
diberkati oleh Allah maka kualitas iman Abram semakin terlihat dan menonjol, bahkan
sampai kepada level bapa segala orang yang beriman . Dan benar setiap orang
yang memberkati Abram (berbuat baik kepada Abraham) maka orang atau kaum atau
bangsa itu turut diberkati. Tetapi sekali lagi hal tersebut tidaklah serta-merta
diperolehnya. Diperlukan ketaatan serta ketekunan di dalam mengerjakannya. Ibrani
10:36 berkata “Sebab kamu
memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu
memperoleh apa yang dijanjikan itu”. Artinya setelah taat melakukan
kehendak Allah diperlukan ketekunan untuk memperoleh seluruh janji itu.
Bayangkan saudara, pada umur 75 Tahun
Allah menjanjikan keturunan kepada Abraham dan 25 tahun sesudahnya baru Allah
menggenapinya. Jangankan 25 tahun, banyak manusia saat ini ketika mendengar janji
Tuhan lewat Firman Tuhan, atau berdoa meminta sesuatu kepada Tuhan maunya langsung jadi dan menuggu satu hari
saja rasanya kelamaan. Tetapi Abraham tetap taat dan tekun menjalaninya.
Saudara yang terkasih dalam Kristus Yesus.
Abraham pergi meskipun janji itu belum
dia lihat dan rasakan. Tetapi itulah Iman. Maka kitapun harus pergi untuk
melakukan Firman Tuhan yaitu menjadi berkat bagi semua orang. Tanda orang yang
menjadi berkat bagi semua orang adalah bahwa hidupnya bisa dirasakan dan
diterima oleh semua orang tanpa memandang suku, agama, ras, kelompok dan golongan.
Setiap tindakan yang kita lakukan yang
bermanfaat bagi semua orang bahkan lingkungan sudah merupakan berkat bagi
kepelbagaian.
Rahasia keberhasilan Abraham adalah
ketika dia mau melakukan bagian atau perannya. Perannya adalah menjadi alat
ditangan Tuhan, mau dan taat ketika disuruh Tuhan, dan kemauan itu adalah
anugerah bagi Abram. Dia mau membiarkan dirinya diperlakukan Tuhan sesuai
kehendak Tuhan meskipun semuanya tampak tidak masuk akal bagi Abraham.
Apakah tampak
masuk akal bagi saudara semua perjalanan hidup saudara saat ini? Jika semuanya tampak masuk akal lalu
saudara menjalaninya maka itu bukanlah iman. Tetapi kalau sudah kehendak Tuhan mari berjalan
meskipun itu tidak masuk akal dan itulah iman.
Rahasia berikutnya keberhasilan Abraham
adalah ketika Tuhan melakukan peranNya dalam proses perjalanan hidup Abraham.
Allah memulai dengan memilih Abram, menuntun dan membimbingnya, melindungi
Abraham dari marabahaya, melepaskan Abram dari resiko fatal atas dosa
penyimpangan yang dia lakukan dan mengikat perjanjian dengan Abraham dan
keturunannya. Allah setia melakukan perannya, meskipun tercatat Abraham
beberapa kali tidak setia. Tetapi syukur bagi Abraham bahwa kesetiaan Tuhan
tidak tergantung kepada Abraham tetapi kesetiaan Tuhan tergantung kepada Tuhan
sendiri. Hal ini menujukkan ada peran Tuhan dan ada peran kita yang
harus kita lakukan.
Karena
itu menjadi berkat dalam kepelbagaian adalah hasil akhir yang di dapat Abraham dari
janji Tuhan, dan ini dilalui dengan sebuah proses panjang. Kapan Abraham menjadi berkat bagi segala kaum
dan bangsa? Yaitu ketika Yesus Kristus telah lahir menjadi keturunan Abraham.
Galatia 3:8 berkata “Dan Kitab Suci,
yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi
oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham:
"Olehmu segala bangsa akan diberkati." Sehingga siapa
saja yang bukan keturunan Abraham atau Non Jahudi apabila beriman kepada Yesus
Kristus maka dia akan diberkati sama seperti Abraham diberkati.
Karena itu tugas kita saat ini yang telah menerima berkat
keselamatan dan juga berkat-berkat yang lain harus menjadi berkat bagi semua
orang. Sebab kehidupan orang percaya yang telah menerima berkat adalah membawa
misi memperlihatkan Kristus kepada semua orang lewat sikap dan perbuatannya
seakan mau berkata: “sebagaimana Kristus
memberkati saya demikian juga Dia Tuhan ingin memberkati saudara. Lihatlah cara
hidupku, kasihku dan imanku…. Dan seterusnya”. Hal itu jugalah yang
dikatakan Rasul Paulus kepada Timotius dalam 2 Timotius 3:10 yang berbunyi “Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara
hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku”.
Menjadi berkat bagi keberagaman tidak
harus memiliki banyak berkat dulu baru bisa melakukannya. Jika masih sedikit diberkati
maka yang sedikit itu jugalah yang harus kita buat menjadi berkat, jika semakin
banyak diberkati maka semakin banyak jugalah kita menjadi berkat bagi semua
orang.
Saudara,
SUDAHKAH ANDA MENJADI BERKAT HARI INI?
Shalom, Tuhan Yesus memberkati.
Ev. Harles Lumbantobing
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya di Daftar... ARSIP..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih