Sabtu, 26 September 2020

RENUNGAN MINGGU, 27 SEPTEMBER 2020

Minggu ke-16 Setelah TRINITATIS

KEPEDULIAN TERHADAP DISABILITAS

 

 

Ev: 2 Samuel 9:1-8

Ep: Lukas 14:12-14

 

2 Samuel 9:1-8 (TB)

9:1 Berkatalah Daud: "Masih adakah orang yang tinggal dari keluarga Saul? Maka aku akan menunjukkan kasihku kepadanya oleh karena Yonatan."

9:2 Adapun keluarga Saul mempunyai seorang hamba, yang bernama Ziba. Ia dipanggil menghadap Daud, lalu raja bertanya kepadanya: "Engkaukah Ziba?" Jawabnya: "Hamba tuanku."

9:3 Kemudian berkatalah raja: "Tidak adakah lagi orang yang tinggal dari keluarga Saul? Aku hendak menunjukkan kepadanya kasih yang dari Allah." Lalu berkatalah Ziba kepada raja: "Masih ada seorang anak laki-laki Yonatan, yang cacat kakinya."

9:4 Tanya raja kepadanya: "Di manakah ia?" Jawab Ziba kepada raja: "Dia ada di rumah Makhir bin Amiel, di Lodebar."

9:5 Sesudah itu raja Daud menyuruh mengambil dia dari rumah Makhir bin Amiel, dari Lodebar.

9:6 Dan Mefiboset bin Yonatan bin Saul masuk menghadap Daud, ia sujud dan menyembah. Kata Daud: "Mefiboset!" Jawabnya: "Inilah hamba tuanku."

9:7 Kemudian berkatalah Daud kepadanya: "Janganlah takut, sebab aku pasti akan menunjukkan kasihku kepadamu oleh karena Yonatan, ayahmu; aku akan mengembalikan kepadamu segala ladang Saul, nenekmu, dan engkau akan tetap makan sehidangan dengan aku."

9:8 Lalu sujudlah Mefiboset dan berkata: "Apakah hambamu ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?"

 

 

Shalom, selamat hari minggu, Tuhan kiranya senantiasa melimpahkan rahmat dan kasihNya kepada kita senantiasa. Di jaman akhir ini semakin banyak masa-masa yang sukar yang akan kita hadapi. Iblis dan dunia ini semakin gencar untuk melakukan penyesataan. Segala macam cara digunakannya supaya manusia menjauhi Tuhan dan tidak mendapatkan keselamatan. Segala yang dimiliki dunia baik materi maaupun ilmu pengetahuan dan teknologi digunakan untuk membuat manusia terbuai dengan dirinya sendiri dan tidak mendengar suara Tuhan lagi. Dengan demikian hidupnya juga tidak akan mengeluarkan buah yang baik sesuai kehendak Tuhan.

Di minggu ke 16 setelah Trinitatis ini Tuhan mengajak kita untuk merenungkan FirmanNya yang ber tema: “KEPEDULIAN TERHADAP DISABILITAS”. Nas Firman Tuhan hari ini mengajak kita untuk memberikan perhatian dan keperdulian kita kepada saudara-saudara kita yang mengalami disabilitas. Disabilitas yaitu ketidakmampuan atau kertabatasan fisik untuk melakukan berbagai aktifitas  sebagaimana dilakukan manusia normal pada umumnya. Sebutan lain untuk penyandang disabilitas ini adalah Cacat baik jasmani dan mental.

Sesuai undang-undang tersebut, definisi penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.

Dalam Nas Firman Tuhan hari ini, Daud seorang Raja yang besar menggantikan Saul yang telah mati bersama dengan keluarga dan keturunannya.  Dalam sejarah ini kita melihat Daud yang telah mengikat perjanjian dengan sahabatnya Yonatan menunjukkan kesetiaannya dengan sahabatnya itu meskipun sahabatnya itu sudah meninggal. Daud mencari tahu masih adakah dari keluarga Saul yang hidup. Lalu didapatilah informasi dari seorang hamba Saul bernama Ziba bahwa masih ada satu orang lagi keturunan Saul yang masih hidup yakni anak dari sahabat Daud Yonatan yang bernama Mefiboset.

Mefiboset adalah anak Yonatan yang berumur 5 tahun. Sebenarnya ia lahir normal. Tetapi pada saat pertempuran dan situasi mengancam nyawa, inang pengasuhnya membawanya lari untuk menyelamatkannya dan karena terburu-buru ia jatuh lalu kakinya menjadi timpang. ( 2 Samuel 4:4). Yonatan adalah sahabat Daud anak dari Raja Saul. Dalam sejarah hubungan persahabatan mereka begitu dekat dan akrab. Berapa kali Yonatan menyelamatkan Daud dari ancaman kematian yang ditimbulkan ayahnya Saul yang ingin membunuhnya (1 Samuel 18 dan 19).Hubungan persahabatan Daud dengan Yonatan bahkan dikatakan Daud lebih dari cinta perempuan seperti tertulis dalam II Samuel  1:26 “Merasa susah aku karena engkau, saudaraku Yonatan, engkau sangat ramah kepadaku; bagiku cintamu lebih ajaib dari pada cinta perempuan”. Daud memperhatikan Mefiboset dengan sangat, dan seluruh harta dan kekayaan kakeknya Saul semua diberikan kepada Mefiboset, dan Mefiboset yang cacat itu duduk sehidangan dengan dia.

Apa yang mau dikatakan Firman Tuhan bagi kita hari ini adalah supaya kita sejenak melepaskan diri kita dari perhatian kita terhadap diri sendiri, dan membebaskannya untuk melihat dan memperhatikan bahkan melakukan  sesuatu tindakan terhadap saudara-saudara kita yang cacat baik jasmani maupun mental. Setiap hari mungkin kita melihat mereka dan bersama-sama dengan mereka. Jujur saya belum  berbuat banyak dengan saudara-saudara kita itu, sehingga kotbah ini menjadi kotbah yang sulit bagi saya, dan teguran buat saya. Karena itu saya hanya menyampaikan kepada saudara yang sudah berbuat kepada mereka untuk teruslah perduli kepada mereka, dan kepada yang belum berbuat apa-apa kepada saudara-saudara yang mengalami disabilitas (cacat) ayo kita membebaskan diri kita untuk menunjukkan keperdulian yang nyata terhadap mereka. Sekecil apapun yang bisa kita lakukan, itu sudah kita lakukan untuk Tuhan. Matius 25:40 “Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

 

Kiranya Tuhan memberkati kita semua . Amin

 

Shalom,

 

Ev. Harles Lumbantobing

 

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..


Sabtu, 19 September 2020

RENUNGAN IBADAH MINGGU, 20 SEPTEMBER 2020

 

ALLAH MENYATAKAN KUASANYA 

MELALUI BENCANA ALAM

 

Ev: Lukas 17:26-37

Ep: 1 Raja 19: 9-18

 

Lukas 17:26-37 (TB)

17:26 Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia:

17:27 mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.

17:28 Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun.

17:29 Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua.

17:30 Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya.

17:31 Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali.

17:32 Ingatlah akan isteri Lot!

17:33 Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.

17:34 Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.

17:35 Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan."

17:36 [Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.]

17:37 Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka: "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar."

 

Shalom, Selamat hari minggu buat saudara dan saudariku semuanya di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Senang menyapa saudara pada kesempatan ini, dimana dalam segala situasi dan keadaan  yang kita alami saat ini kita masih Tuhan berikan kesempatan untuk saling menyapa walaupun dalam media internet saat ini. Terkhusus kesempatan yang Tuhan berikan untuk saya bisa sharing (berbagi) Firman Tuhan dengan saudara dan saudara juga diberi kesempatan membaca dan merenungkannya dalam segala keadaan yang kita alami bersama. Tuhan itu baik, baik dalam situasi  suka ataupun duka, dalam situasi menguntungkan ataupun tidak, Tuhan selalu ada untuk setiap orang yang mau menaruh harapannya kepadaNya. Anak-anakNya selalu selamat ditangan Yesus dan aman dalam pelukanNya. Di bawah naungan sayapNya kita bahagia. Nikmatilah beribadah hari ini baik secara online di rumah, ataupun secara langsung di gereja dengan protokol kesehatan. Apakah secara bersama-sama dengan keluarga ataupun secara pribadi saat ini.

Dalam ibadah minggu ini kita disapa oleh Tuhan Yesus lewat sebuah tema “ALLAH MENYATAKAN KUASANYA MELALUI BENCANA ALAM”  yang didasarkan pada kitab Lukas 17:26-37. Lukas pasal 17 ini berbicara tentang kedatangan kerajaaan Allah. Yesus menyampaikan ini untuk menjawab pertanyaan orang Farisi tentang kedatangan kerajaan Allah. Yesus menyatakan bahwa tanda-tanda kedatanganNya tidaklah secara lahiriah (pasal 17:20) dan akan datang banyak penyesat-penyesat  yang menyatakan disana ada mesias dan disini ada mesias. Juga akan datang mesias-mesias palsu yang menyatakan jalan keselamatan yang palsu. Yesus mengajarkan bahwa ketika harinya tiba Yesus menyatakan diriNya kembali, kejadiaanya tidak akan terduga dan tidak akan disangka-sangka sebagaimana yang pernah terjadi pada masa Nuh yaitu peristiwa air bah dan juga peristiwa Sodom dan Gomora.  Dikatakan bahwa sebagaimana keadaan hidup dan aktivitas manusia pada kedua jaman itu yang dijalani sebagaimana biasa tanpa ada pengumuman atau berita secara umum/massal, tiba-tiba terjadi bencana dasyat, maka akan demikain jugalah nantinya terjadi ketika kedatangah Yesus kembali ke dunia ini.

Pengajaran ini sebagai pemberitahuan dan pengumuman bagi semua yang mengikut dan mendengarkan Yesus pada masa itu, dan juga selanjutnya bagi manusia lintas jaman sampai kepada kita saat ini. Isi pemberitahuan ini bukan menyangkut tanggal hari bulan dan tahunnya kejadian itu akan terjadi, tetapi menyangkut pola dan sifat/keadaan kedatanganNya. Sebab Yesus sudah menyatakan  dalam Matius  24:36: “ Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri." Artinya kedatanganNya adalah rahasia Bapa di sorga. Jadi barang siapa yang mengajarkan atau mewahyukan bahwa Yesus ataupun kiamat akan datang  tanggal bulan tahun sekian itu adalah sesat dan penyesat.

Karena sifat kedanganNya adalah rahasia tetapi pasti akan datang, sehingga manusia tidak boleh lengah dan tidak bersiap-siap.  Senantiasa waspada dan bersiap-siap adalah jalan terbaik yang Tuhan ajarkan kepada manusia lewat FirmanNya supaya manusia itu selamat pada saat hari kedatanganNya. Dalam mengisi masa siap-siap dan waspada ini Alkitab mengajarkan banyak hal tuntunan yang harus dilakukan setiap orang percaya supaya hidupnya berkenan di hadapan Allah,  dan pelitanya  tetap menyala saat pengantin pria (Yesus) datang menjemput (Pelajaran dari perumpamaan 5 gadis yang bijaksana dan 5 gadis yang bodoh dalam Matius 25). Alkitab akan menuntun saudara untuk melakukan apa yang harus dilakukan selama penantian di dunia ini. Apa yang harus dilakukan saat ini, apa yang harus dilakukan saat penantian, apa yang berkenan dan apa yang tidak berkenan kepada Allah. Roh Kudus akan mengajarkan dan membukakan banyak hal yang diperlukan setiap orang yang percaya  selama di bumi ini sampai akhirnya kembali ke sorga.

Perihal peristiwa yang Yesus ajarkan tentang kedatangannya yang tidak terduga itu, dan suasana yang terjadi saat peristiwa itu nantinya  memberikan kita gambaran dan arahan apa yang harus kita lakukan sebelum terjadi dan saat terjadi peristiwa itu. Ketika terjadi peristiwa itu, Yesus mengkaitkannya dengan peristiwa air bah dan peristiwa Sodom dan Gumora. Yesus mau mengajarkan bahwa keadaan manusia pada kedua jaman itu adalah situasi yang akan terjadi juga dalam kedatanganNya nanti. Situsasi ini bukan berarti bentuknya harus sama yaitu air bah dan hujan api dan belerang dari langit. Situasi ini bisa kita maknai sebagai bencana. Bagaimanakah situasi pada saat itu? Pada masa itu manusia melakukan segala kegiatannya sebagaimana biasa, tetapi ada orang tertentu yang tidak melakukan hal yang biasa dilakukan dunia. Jaman Air Bah orang tersebut adalah Nuh, dan jaman Sodom dan Gomora adalah Lot. Selanjutnya siapa yang Tuhan pilih dan tetapkan? Secara khusus Allah menetapkan manusia Yesus untuk bersuara menyatakan dan mengabarkan tentang akhir dari segala sesuatu dan mengajak manusia untuk mengikutiNya supaya selamat, sama seperti Nuh mengajak orang-orang pada masa itu untuk percaya dan ikut ke bahtera namun semuanya tidak mau bahkan menganggapnya gila dan tidak waras. Akhirnya mereka semua binasa. Yesus memberikan pengajaran dan menjadikan murid setiap yang mau mengikut Dia. Setelah Yesus naik ke sorga maka tugas itu dipercayakan kepada semua murid dan pengikutnya untuk memperingatkan manusia akan akhir jaman, hukuman/kematian kekal dan juga tentang hidup kekal, serta mengajak manusia untuk percaya kepada Yesus  untuk memiliki hidup yang kekal itu.

Ketika air bah itu mulai, manusia jaman itu hanya menganggapnya bencana alam biasa hingga mereka semua tidak sanggup menghadapinya lalu binasa. Demikian juga ketika hujan belerang dan api dari langit turun membumihanguskan Sodom dan Gomora, mereka menganggap itu hanya fenomena dan bencana alam semata, namun ternyata membumihanguskan penduduk itu tanpa kecuali, baik manusia, ternak dan tumbuhan dan segala sesuatu yang ada di sana.

Dari penjelasan ini kita bisa melihat bahwa dari sisi pandangan manusia, bahwa kedua kejadian itu hanyalah semacam bencana alam yang sedang melanda, yang mungkin hanya sebentar dan akan segera berhenti. Namun adakah yang menganggap itu sebagai hukuman ataupun ujian dari Allah? Atau adakah yang mengimani dan melihatnya sebagai bukti kekuatan dan kemahakuasaan Allah? Jika demikian, jika sesuatu bencana terjadi di bumi ini, apa yang harus kita lakukan dan bagaimana sikap kita?

Saudara memang teks Firman Tuhan hari ini yang Yesus ajarkan adalah menyangkut tanda-tanda alam ketika kedatanganNya. Tanda-tanda alam itu bisa berupa bencana-bencana alam. Ayat 26-29 itu menyatakan hal-hal demikian yang terjadi pada jaman Nuh dan Lot. Dalam Nas ini Yesus mengajarkan supaya waspada dan siap sedia kapan waktunya terjadi. Namun menyangkut bencana-bencana alam yang terjadi, ada beberapa hal yang perlu kita pelajari bersama.

Yang pertama bahwa bencana yang terjadi sebagai proses yang alamiah. Tidak semua bencana merupakan proses yang alamiah.  Ada beberapa contoh yang sifatnya alamiah seperti gunung berapi yang meletus, gempa bumi akibat pergeseran tanah di bawah bumi, angin putting beliung, badai pasir, badai di laut, dll. Proses alamiah ini ada dalam kendali dan kuasa Allah untuk menjaga keseimbangan bumi.

Yang kedua adalah bahwa bencana Alam yang terjadi sebagai ujian dari Tuhan. Apa yang dialami Ayub dalam Ayub 1:13-19  sekaligus merupakan ujian dari Tuhan terhadap Ayub, meskipun bencana itu adalah perbuatan dan cobaan yang dilakukan oleh si Iblis.

Yang ketiga bahwa bencana alam yang terjadi sebagai hukuman dari Tuhan. Contoh air bah jaman Nuh (Kejadian 7), Api dan belerang dari langit pada jaman Lot (Kejadian 19). Hukuman ini Tuhan berikan akibat dosa atau pelanggaran yang manusia lakukan terhadap FirmanNya dan pelanggaran atas kebenaran mutlak yang seharusnya dilakukan manusia.

Yang keempat bahwa bencana Alam yang terjadi adalah cobaan dan ulah dari si Iblis. Seperti dalam Ayub 1:16,19 Iblis bisa mendatangkan angin puting beliung, kilat dan api dari langit. Tentunya hal-hal lainnya juga bisa dia lakukan di bumi ini. Hal ini bisa terjadi karena Iblis memang memiliki kekuatan untuk melakukannya.

Yang kelima bahwa Bencana Alam yang terjadi adalah ulah atau perbuatan manusia. Contohnya tanah longsor akibat hutan yang digunduli, banjir bandang, hujan asam, pemanasan global, wabah penyakit, kebakaran hutan, radiasi, dan lain sebagainya.

Namun dibalik ke-lima bencana ini ada Tuhan yang memegang otoritas mutlak atas segala yang terjadi. Bahkan alam tunduk kepada Allah (Ingat peristiwa angin ribut diredakan oleh Yesus Markus 4:35-41). Karena itulah betapa pentingnya kita harus berlindung dan bersandar hanya kepada Tuhan dan mengandalkan Tuhan di dalam menghadapi semuanya itu.

Bencana alam yang terjadi bisa saja akhir dari hidup saudara, dan bisa juga sebagai akhir dari dunia ini (kiamat). Saya bukan menakut-nakuti, tetapi bisa saja terjadi demikian. Pernahkah saudara berpikir demikian? Tentunya tidak. Semua orang pasti memikirkan hidup dan bertahan ketika bencana sedang terjadi. Tentunya kita harus selalu optimis dan berpikir positif. Tetapi seperti nas Firman Tuhan hari ini, bisa saja bencana yang sedang kita hadapi adalah akhir hidup kita.  Maksud saya adalah, bagaimana kalau memang benar itu terjadi. Apa yang akan kita lakukan saat menghadapinya. Benar bahwa kematian seseorang tidak ada yang tahu kapan, dimana, dan bagaimana, namun semua orang pasti mati. Karena itu hal yang utama yang perlu kita perhatikan sebagaimana pesan dari Tuhan Yesus adalah kewaspadaan dan kesiap-sediaan.

Kewaspadaan dan kesiap-sediaan ini maksudnya adalah, seandainya bencana yang sedang kita hadapi adalah akhir dari hidup kita di bumi ini maka sebagaimana kerinduan  Allah bahwa kita semua kembali kepada Bapa maka kita harus memastikan di dalam diri kita bahwa jika kita mati kita pasti masuk sorga. Ya, Kepastian Keselamatan adalah wujud dari kewaspadaan itu. Alkitab menjamin hal tersebut bagi setiap orang yang mau percaya dan beriman kepada Yesus Kristus. Bencana Alam tidak akan memisahkan kita dari kasih Bapa (Roma 8:35) sebab Allah tetap pemegang kuasa dan otoritas atas bencana Alam. Namun waspadalah jangan-jangan kita belum pasti selamat masuk sorga, waspada jangan-jangan inilah waktunya kita meninggalkan dunia ini. Kalau rasa waspada ada, maka kesiap-sediaan juga pasti akan ada. Itu sebabnya Yesus mengajarkan di ayat 31 Nas Firman Tuhan  hari ini demikian: Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali”. Maksudnya adalah siap-sedia kapan saja datangnya dan tidak lagi melihat kebelakang, melihat hal-hal yang didunia ini, melihat segala harta duniawi dan  kemegahannya seakan ingin membawanya turut serta. Jangan merasa berat meninggalkannya. Itulah yang dilakukan istri Lot sehingga dia kena hukum binasa menjadi tiang garam dan tidak mendapatkan keselamatan dan kelepasan.

Kesiap-sediaan itu bukan berarti tidak melakukan apa-apa sehingga pasrah untuk meninggal setiap ada bencana. Kesiap-sediaan sebagaimana dalam Nas Firman Tuhan hari ini adalah tetap melakukan tugas dan tanggangjawab sebagaimana biasa sebagai orang-orang percaya ditengah-tengah dunia ini. Ayat 27-28  menyatakan: “mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun.” Disini kita lihat bahwa manusia tidak ada yang tahu kapan pastinya kedatangan bencana itu, termasuk tujuan dan makna  bencana itu. Apakah hukuman atau ujian, apakah akhir hidupnya atau akhir jaman, apakah perbuatan Iblis, sehingga manusia tetap pada aktifitasnya seperti biasa. Karena hal tersebutlah kepada kita Tuhan ajarkan supaya tetap setia melakukan FirmanNya dan kehendakNya. Sebab ketika waktunya Dia datang (dalam suasana yang Tuhan tentukan termasuk bencana alam) maka kita didapati setia. Itu yang Tuhan kehendaki.

Tema ini berkata “ALLAH MENYATAKAN KUASANYA MELALUI BENCANA ALAM”  artinya bahwa bencana alam akibat apakah itu (dari kelima penyebab bencana di atas) Allah tetap bisa menyatakan kuasaNya. Tujuannya adalah supaya kita tetap terfokus kepada Allah dan karyaNya ketika mengalami bencana alam ataupun melihat atau mendengar terjadi bencana alam dimanapun. Selalu ada hikmah dibalik setiap bencana. Ada kuasa yang Tuhan nyatakan disana yang hanya bisa dilihat dan disadari oleh orang yang percaya Tuhan. Kuasa itu bisa kita lihat lewat cara Allah mendatangkannya, cara Allah menghentikannya, cara Allah menolong manusia yang kena dampak bencana itu, cara Allah menggerakkan banyak orang terlibat dalam membantu di dalam menangani bencana itu dan dampaknya, cara Allah memulihkan hati dan jiwa orang-orang yang terkena bencana itu, bahkan kuasa Allah untuk menjemput orang-orang yang dikasihinya kembali kerumah Bapa di sorga atau sebaliknya  menghukum dan melawan orang-orang yang menentang Allah.

            Saudara, bagaimana dengan Pandemi virus Covid-19 yang sedang melanda dunia saat  ini. Adakah yang tahu penyebab Pandemi virus Covid-19 ini karena apa sesuai kelima hal di atas? Apakah karena hukuman? Karena ujian dari Allah? Apakah karena perbuatan Iblis? apakah karena kecerobohan dan dosa manusia? Apakah karena bersifat alami?. Saya tidak tahu. Namun seperti topik hari ini saya mengajak saudara untuk tetap terfokus kepada Allah dan senantiasa waspada dan siap-sedia  dalam menghadapi wabah Pandemi Virus Corona ini.

Saudara boleh saja menganggapnya hukuman kalau saudara hidup di dalam dosa dan menyimpang dari kebenaran. Boleh saja menganggapnya ujian untuk memurnikan iman saudara, boleh saja menganggapnya perbuatan setan supaya saudara sadar dan melawannya dengan perlengkapan senjata Allah (Efesus 6:14-18), Saudara boleh menganggapnya ulah dosa dan kejahatan manusia supaya saudara sedapat mungkin mengingatkan dan menegur orag-orang yang melakukannya atau minimal tidak melakukannya, saudara boleh menganggapnya merupakan hal yang alamiah supaya saudara bersandar kepada Allah. Bahkan saudara boleh menganggapnya sebagai tanda akhir menjelang hidup saudara didunia  supaya saudara serius, setia dan siap sedia untuk pulang kerumah  Bapa di sorga, tidak seperti istri Lot yang menoleh kebelakang tadi sehingga dia binasa.

Tema ini menjadi perenungan bagi kita semua. Bagi saudara-saudara yang sedang terbaring karena isolasi di rumah sakit ataupun isolasi mandiri, supaya terus berharap dan berandar kepada Allah. Bagi saudara yang didiagnosa  sebagai positip OTG (Orang Tanpa Gejala), supaya menjaga diri dan menjaga orang lain tidak kita tularin. Juga pelajaran bagi yang belum terinfeksi virus ini supaya juga berhati-hati dan berjaga-jaga. Tidak ada yang tahu kapan virus ini akan menginfeksi kita, tidak ada yang tahu bahwa wabah virus ini menjadi wabah yang membawa kita kepada kematian atau tidak. Namun yang pasti Tuhan maha tahu, dan Tuhan maha kuasa.

Kalau pandemi ini (bencana alam apapun) akan menjadi jalan kita menuju kematian, maka Puji Tuhan sebab kita akan segera bertemu dengan Bapa di sorga, hidup dalam kebahagiaan Kekal, tanpa duka, tanpa airmata, tanpa penderitaan di langit dan bumi yang baru, itulah tujuan hidup kita. Karena itu pastikan saudara BERIMAN KEPADA KRISTUS supaya apabila selesai dari dunia ini kita kembali kerumah Bapa di sorga.

Kalau Pandemi ini (bencana alam apapun) bukan jalan kita menuju kematian atau perhentian, maka Puji Tuhan sebab Tuhan masih memberikan kita kesempatan lagi untuk berbuat lebih banyak lagi untuk Tuhan (mengumpulkan harta di sorga) dan menghasilkan buah yang bisa dinikmati banyak orang, dan terutama menjadi alat Tuhan memberitahukan jalan keselamatan kepada orang lain. Di mana ada bencana, di sanapun ada  kasih karunia Allah.

Saya rindu kita semua menemukan makna dibalik setiap bencana yang terjadi, dan semakin menyadarkan kita akan kemahakuasaan Allah  sehingga kita tidak lari untuk berlindung kepada dunia ini, kepada manusia, kepada pengetahuan dan teknologi, tetapi hanya kepada Allah. Aman dan tenang dibawah naungan sayap Tuhan. Hidup dan keselamatan kita ada di tangan Tuhan. Waspadalah, siap-sedialah, pegang teguh FirmanNya.

Amin, Tuhan Yesus memberkati

 

Shalom,

Ev. Harles Lumbantobing

 

 

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..

 

Sabtu, 12 September 2020

RENUNGAN IBADAH MINGGU, 13 SEPTEMBER 2020


Minggu 14 Setelah Trinitatis
Tema:

KENIKMATAN DUNIA ADALAH KESIASIAAN

Ev: Pengkotbah 2:4-11
Ep: Galatia 5: 19-21

Pengkotbah 2:4-11 (TB)
2:4 Aku melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, mendirikan bagiku rumah-rumah, menanami bagiku kebun-kebun anggur;
2:5 aku mengusahakan bagiku kebun-kebun dan taman-taman, dan menanaminya dengan rupa-rupa pohon buah-buahan;
2:6 aku menggali bagiku kolam-kolam untuk mengairi dari situ tanaman pohon-pohon muda.
2:7 Aku membeli budak-budak laki-laki dan perempuan, dan ada budak-budak yang lahir di rumahku; aku mempunyai juga banyak sapi dan kambing domba melebihi siapa pun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku.
2:8 Aku mengumpulkan bagiku juga perak dan emas, harta benda raja-raja dan daerah-daerah. Aku mencari bagiku biduan-biduan dan biduanita-biduanita, dan yang menyenangkan anak-anak manusia, yakni banyak gundik.
2:9 Dengan demikian aku menjadi besar, bahkan lebih besar dari pada siapa pun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku; dalam pada itu hikmatku tinggal tetap padaku.
2:10 Aku tidak merintangi mataku dari apa pun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apa pun, sebab hatiku bersukacita karena segala jerih payahku. Itulah buah segala jerih payahku.
2:11 Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari.

Shalom, selamat hari minggu saudara/i ku sekalian di manapun berada. Puji syukur Tuhan masih memberi kita kesehatan dan kekuatan di dalam menjalani hari-hari kita. Di tengah-tengah penderitaan manusia di dunia ini terkhusus melawan pandemi wabah virus Corona yang masih terus menginfeksi dan mengancam manusia Tuhan senantiasa setia menyertai dan memberikan pengharapan kepada manusia. Sebab keselamatan kita bukanlah tergantung dunia ini dan segala kemegahan, atau segala ketakutan yang dimunculkannya. Keselamatan dan kebahagiaan kita yag percaya kepadaNya ada ditangan Tuhan dan dalam kuasa perlindunganNya. Dunia ini dan segala yanag dimiliki tidak akan menjamin kebagahagiaan kita. Dunia ini dengan segala hal yang menakutkan di dalamnya baik ancaman penyakit, ancaman perang, ancaman bencana,  tidak akan dapat menjauhkan kita dari kasih Kristus yang sudah dicurahkanNya.
Dalam ibadah minggu ke 14 setelah Trinitatis hari ini, Firman Tuhan yang akan kita renungkan mengambil tema “KENIKMATAN DUNIA ADALAH KESIASIAAN”, mau mengajarkan kepada kita mana yang paling utama dari segala yang utama dan terutama, dan apa sesungguhnya yang perlu dan harus kita kejar selama hidup di dunia yang sementara ini. Pengetahuan dan pemahaman yang benar akan hal ini akan membuat seseorang berhasil dalam hidupnya yang singkat di dunia sebelum dia kembali kepada Penciptanya dan dinyatakan selesai dari dunia ini. Apa yang diperlukan dalam menjalani hidup di dunia ini, dan apa yang akan ditinggalkan di dunia ini, serta apa yang dibawa kedalam kekekalan akan membuat seseorang memiliki hidup yang berarti meskipun  hanya singkat di tengah-tengah dunia ini.
Manusia cenderung mengejar segala kenikmatan dunia ini sesungguhnya karena dia salah dalam menentukan mana yang paling utama dari segala yang utama dan terutama.  Ketika dia memilih dunia dan segala keinginannya dan segala hal yang dibanggakan dunia maka tujuan hidupnya  seluruhnya pasti akan menuju kesana untuk mencapai dan memiliki semuanya itu. Tidak ada hari yang dilewatkan tanpa memikirkan segala kenikmatan dunia. Bagaimana memperolehnya, dimana mendapatkannya, bagaimana mengolah dan mengelolanya, dimana menyimpannya, bagaimana menambahnya, begitu seterusnya.  Tetapi orang yang mengutamakan Tuhan dari segala sesuatu akan tahu untuk apa dia hidup, kepada siapa hidupnya dipersembahkan, dan mau kemana dia setelah selesai dari dunia ini. Oleh karena itu tidak ada yang dilakukannya selain dari pada menyenangkan hati Tuhan.
Menyenangkan hati Tuhan adalah berita yang tidak menyenangkan bagi banyak orang di dunia ini, sebab mereka berpikir jika  hidup untuk menyenangkan Tuhan tidak akan bisa menikmati kehidupan di dunia ini. Iblis memberikan propaganda: “bahwa setiap orang yang ingin menyenangkan hati Tuhan  harus miskin, menderita, tidak bisa menikmati apa-apa di dunia ini. Tidak boleh kaya, tidak boleh memiliki nama baik dan dihormati, tidak punya jabatan, harus hidup sederhana, tidak perlu menikmati indahnya dunia lewat pariwisata, tidak  boleh melakukan hobby, dan lain sebagainya. Karena itu hidup dari orang yang hidupnya menyenangkan hati Tuhan tidak akan menyenangkan, tidak rame, tidak gokil, tidak keren, dan lain sebagainya istilah dunia ini.  Hidup dari orang-orang yang mengikut Tuhan itu tidak menyenangkan, kaku, monoton, dan mereka sesungguhnya tidak bisa menikmati hidup”. Benarkah demikian? Tentu tidak. Sebab apa yang dilihat orang-orang dunia berbeda dengan apa yang dilihat oleh orang-orang percaya.
Dalam nas Firman Tuhan hari ini, apalagi yang tidak dimiliki oleh pengkotbah? Tentunya semua kenikmatan dunia sudah dia miliki dan bahkan apa saja yang dia inginkan bisa diwujudkannya. Tetapi akhirnya dia sampai kepada suatu titik dimana mengejar semuanya itu hanyalah kesiasiaan saja. Hanya mengejar Tuhan dan kebenarnnyalah yang bisa memberikan kepuasan dan jaminan kekal.
Kita bisa melihat betapa damai dan tentramnya hidup dari orang yang mengutamakan Tuhan dalam hidupnya semua yang dimilikinya ataupun yang tidak dimilikinya tidak bisa mengganggu atau mempengaruhi kedamaian dan ketentramannya bersama Tuhan.  Bersama Tuhan dia bisa menikmati segala keadaan dan situasi. Tidak demikian dengan orang yang mengejar dunia dan segala kemegahannya ini, kedamaian dan ketenteramannya tidak ada bisa dijamin oleh dunia ini.  Itu sebabnya ketika menjelang ajal dan mengakhiri hidup di dunia ini kita bisa melihat begitu damai dan tenteramnya hati seorang yang percaya kepada Tuhan. Sebaliknya kecemasan dan ketakutan  selalu menghantui orang yang tidak menaruh percaya, harapan dan tujuan hidupnya kepada Tuhan.
Orang yang hidupnya hanya mengejar kenikmatan dunia ini adalah orang  yang belum selesai dengan dirinya. Dia  akan terus mencari dan mencapai seluruh kenikmatan dunia. Setiap hari dia akan berkutat dengan dirinya sendiri, miliknya sendiri, hartanya sendiri, dan kesenangannya sendiri, sampai sebisa mungkin  dia memperoleh seluruh dunia ini.
Mari kita lihat Pengkotbah sebelum dia menyadari kebenaran yang sesungguhnya:
Mulai ayat 4-10 dia telah memiliki dan melakukan : pekerjaan besar, rumah  banyak dan besar, punya kebun anggur banyak, kebun-kebun dan taman-taman, berisi pohon dan buah-buahan, Punya banyak kolam untuk pengairan, Punta banyak budak laki-laki dan perempuan, dan ada budak-budak yang lahir di rumahku; Punya banyak sapi dan kambing domba melebihi siapa pun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku,  Punya banyai perak dan emas, harta benda raja-raja dan daerah-daerah.  Punya banyak biduan-biduan dan biduanita-biduanita  yang menyenangkan anak-anak manusia, Punya banyak gundik. , nama yangbesar, bahkan lebih besar dari pada siapa pun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku, memiliki hikmat yang melebihi siapapun,  Aku tidak merintangi mataku dari apa pun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apa pun, artinya semua yang diingininya bisa dia dapatkan. Namun setelah dia mengerti kebenaran dia berkesimpulan bahwa segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari”.
Rasul Paulus juga dalam Filipi  3:4-8 menyampaikan kebenaran yang dia temukan ketika dia bertemu dan mengenal Yesus di dalam hidupnya. Dalam ayat 8 dia berkata: “ Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus”. Pernyataan ini begitu mengandung makna yang kuat dan esktrim. Bahwa semua yang dia kejar dan peroleh dalam hidup adalah sampah (kotoran binatang dalam terjemahan lain) jika dibandingkan dengan Kristus Yesus. Dalam ayat 4-7  Paulus sudah mencapai apa yang diinginkan dan dikejar orang-orang pada jamannya bahkan sampai prestasi dibidang agama dan kerohanian yang melebihi orang-orang pada jamannya. Bahkan dalam menaati hukum taurat dia berkata dia tidak bercela. Tetapi perjumpaannya dengan Yesus merubah pola pikir dan pemahamannya tentang apa yang perlu dan harus  dikejar dan dicapai selama hidup di dunia ini. Dia berkata di ayat 7 bahwa : “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Karena pemahaman itulah dalam Filipi 1: 21 dia berkata: Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Dari sini kita bisa menilai bahwa kenikmatan hidup di dunia yang dimiliki dan dikejar Rasul Paulus adalah kristus.
Kita lahir tidak membawa apa-apa, dan meninggalpun tidak akan membawa apa-apa, tetapi manusia menyusahkan dirinya dengan segala sesuatu yang tidak kekal yang akan ditinggalkan. Saudara boleh memiliki rumah mewah yang besar, rumah yang banyak, mobil mewah, tanah yang luas, usaha yang besar, dan sebaliknya orang lain tidak punya  rumah, atau hanya kecil sederhana, tidak punya tanah luas, tidak punya harta banyak, namun keduanya  akan sama-sama mati, tidak membawa apa-apa, ditempatkan di rumah yang sama namanya kuburan, ukuran yang kurang lebih sama. Kemanalah hartamu?.
Harta yang ditinggal akan diperebutkan orang lain yang tidak berjerih payah sedikitpun untuk mendapatkan itu, syukur mereka tidak bertengkar untuk memperebutkannya, namun banyak yang sampai bunuh-bunuhan. Bahkan segala harta yang diperoleh dibumi ini, sesungguhnya akan memberatkannya di dalam penghakiman esok jika mereka tidak menggunakannya sesuai kehendakNya.
Saya jadi teringat lagu rohani yang berjudul “Hati s’bagai Hamba” barangkali bisa saudara nyanyikan dan liriknya seperti berikut ini:

“Hati S’bagai Hamba”

Ku tak membawa apa pun juga
Saat kudatang ke dunia
Kutinggal semua pada akhirnya
Saat kukembali ke surga

Inilah yang kupunya, hati sebagai hamba
Yang mau taat dan setia pada-Mu Bapa
Kemana pun kubawa hati yang menyembah
Dalam roh dan kebenaran sampai selamanya

Lalu di tengah refreinya ditambahkan lirik:

Bagaimana kumembalas kasih-Mu
Segala yang kupunya itu milik-Mu
Itu milik-Mu

Dalam lagu ini dikatakan bagaimana ku membalas kasihMu, segala yang kupunya itu milikMu. Ya benar dengan apa kita bisa balas kasih Tuhan? Sebab kita tidak punya apa-apa. Tentunya hanya bisa kita balas dengan hidup kita dengan hati yang menghamba kepadaNya.

Harta hanyalah salah satu bagian kecil dari berkat Tuhan yang diberikan kepada manusia. Namun propaganda Iblis bahwa harta adalah segala-galanya, harta bisa menjamin hidup manusia, harta bisa menjamin kebahagiaan dan kesenangan manusia. Harta bisa beli segalanya bahkan keselamatanpun (sorga) bisa dibeli dengan harta. Bahkan dalam sejarah gereja hal ini sudah pernah terjadi bahwa uang digunakan untuk membeli pengampunan  dosa. Propaganda ini terus hingga saat ini disebarkan dan didengungkan si Iblis supaya semakin banyak manusia yang meninggalkan Tuhan.
Harta tidak bisa dipisahkan dari kenikmatan dunia. Mari kita amati perumpamaan Yesus di Lukas 12:16-21, tentang orang kaya yang bodoh:
“12:16 Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
12:17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
12:18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
12:19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
12:20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
12:21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
Dalam teks ini Yesus berkata di awal: “ada seorang kaya”, namun dengan sikap dan ketamakannya akan harta dunia Yesus mengatakan di  ayat 20 “ hai orang bodoh”.  Perhatikan: Orang kaya berubah menjadi orang bodoh ketika dia hanya mencari harta dan keuntungan pribadi di bumi, hanya memikirkan dirinya sendiri, tidak memikirkan orang lain. Dan Yesus berkata bahwa semua orang yang melakukan hal yang sama yaitu di ayat 21 “….mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri”, akan mengalami nasib yang sama dengan orang kaya bodoh itu.
Pengkotbah 5:9 berkata “Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia.Kekayaan yang Tuhan kehendaki kita kejar adalah kekayaan di hadapan Allah. Kekayaaan di hadapan Allah berarti kita mengumpulkan harta sorgawi lewat melakukan FirmanNya yaitu menghasilkan buah roh seperti dalam Galatia 5: 22-23 ( “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu) di dalam hidup kita yang bisa dinikmati semua orang.  Ini bukan berarti kekayaan materi di dunia tidak perlu. Perlu namun harus kita mengerti dan fahami apa tujuan dan maksud Tuhan memberikannya kepada kita.
Mari kita bedakan pemberian Tuhan dengan pemberian Setan:

A.  Pemberian Tuhan
B.  Pemberian Setan
Cukup dan sumbernya wajar
Bisa berlebih dan sumbernya tidak dengan cara yang wajar
Sifatnya  bertingkat, jika yang sedikit bisa kita pertanggungjawabkan, maka Tuhan akan berikan yang lebih besar lagi
Sifatnya bisa instan/cepat
Mendatangkan sukacita dan rasa cukup
Selalu kurang dan terus menerus semakin menginginkan yang lebih banyak lagi
Digunakan sebagai alat untuk memuliakan Tuhan
Dipakai untuk kemuliaan diri sendiri dan untuk keangkuhan dan kesombongan
Tidak pelit dan kikir dalam menolong orang lain, dan selalu memikirkan orang lain
Pelit dan selalu berpikir keras walaupun hanya mengeluarkan sedikit saja
Merasa itu adalah berkat Tuhan dan milik Tuhan
Merasa itu adalah kerja kerasnya, dan miliknya sendiri
Suka memberi dan tidak mengharap balasan
Sedapat mungkin jangan memberi, kalaupun memberi dia mengharapkan balasan yang lebih besar lagi.
Berkat yang dia terima akan menjadi berkat bagi orang lain
Berkat yang dia terima akan menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Berkat yang dia terima akan menjadi alat memperkaya dirinya dihadapan Tuhan
Berkat yang dia terima akan memiskinkannya di hadapan Tuhan
Berkat yang dipertanggungjawabkan sesuai kehendak Tuhan tidak akan memberatkannya, malah menambah nilai baginya.
Akan kesusahan dan semakin diberatkan di dalam mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan dalam penghakiman
Berkat itu membawanya semakin dekat kepada Tuhan
Berkat itu membawanya menjauh dari Tuhan

Namun untuk seseorang yang kurang waspada, berkat yang dari Tuhan ini bisa juga dibelokkan Iblis untuk semakin menjauhkan manusia yang memperolehnya dari si Pemberi berkat yaitu Tuhan. Banyak yag jatuh dalam pencobaan ketika hatinya tidak selalu tertuju kepada Tuhan. Iblis sangat lihai dalam menipu dan menggoda manusia sehingga berkat yang  manusia peroleh dari Tuhan  itu bisa digunakan untuk kesombongan dan keangkuhan bahkan sampai melupakan si pemberi berkat. Akhirnya  dia akan terjebak dalam jerat si Iblis, sehingga Tuhan marah dan kecewa kepadanya, serta menegurnya. Dan saat itu Iblis akan datang sebagai malaikat terang yang akan menolongnya dari hukuman Tuhan, dan selanjutnya dia akan hidup menurut tuntunan si Iblis, Lalu Iblis akan menawarkan jalan keluar dan berkat-berkatnya seperti harta, jabatan, nama besar, sehingga dia akan berada pada posisi tabel di kolom B (kanan=Pemberian setan) di atas.
Sebagaimana konsep Alkitab tentang memiliki sesuatu seperti dalam “doa Bapa Kami” yang Yesus ajarkan, yaitu: “…Berikanlah kami makanan kami yang secukupnya…..”, tidak kah sepatutnya kita berpikir dan merenung, demikian:  “jika Tuhan memberi saya lebih dari ‘secukupnya’ Untuk apa ya?” Atau “apa maksud Tuhan ya?”  atau barangkali berdoa dan bertanya kepada Tuhan: “ Tuhan, mengapa Engkau memberikan kami berkat  lebih dari yang kami perlukan yah?”
Saya yakin, Bagi setiap orang yang mau tulus hati berdoa demikian dan yang mengutamakan Tuhan dalam hidupnya akan menemukan maksud dan kehendak Tuhan untuk setiap berkat-berkat yang dia terima. Mari renungkan semua berkat Tuhan yang Tuhan berikan kepada kita saat ini, lalu bandingkanlah dengan tabel di atas, lalu renungkanlah apakah berkat itu semakin mendekatkan saudara kepada Tuhan atau kepada Setan?.
Kenikmatan dunia yang sesungguhnya bagi pengikut Kristus adalah ketika dia bisa menjadi saluran berkat. Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima. Orang kaya yang sesungguhnya adalah orang yang buah hidupnya dinikmati lebih banyak oleh orang lain. Prinsip ini tidak hanya menyangkut materi saja, tetapi  juga sampai menyangkut yang non-materi yaitu hidup kita, pengalaman kita, ilmu pengetahuan dan hikmat kita, dan lain sebagainya.
Dalam 1 Yohanes 2:16, Kenikmatan dunia menyangkut  tiga hal:
1. Keinginan Daging ( apa yang dikecap, apa yang dicium, apa yang dirasakan)
Sebagaimana yang Alkitab sampaikan dalam Pencobaan  yang dialami Yesus di padang gurun, Setan menawarkan Yesus untuk merubah batu menjadi  roti untuk bisa di makan menghilangkan rasa laparNya. Demikian juga hingga saat ini setan masih terus menggoda manusia dari segi kedagingan. Setan menggoda manusia dengan menyatakan bahwa kenikmatan dunia akan diperoleh jika seseorang bisa makan apa saja yang dia sukai dan apa saja yang ingin dia makan. Merasakan dan mencium apapun yang dia inginkan. Demikianlah Pengkotbah dalam Nas Firman Tuhan hari ini dalam Pengkhotbah 2:10 mengatakan bahwa semua yang ingin dia kehendaki dia bisa memperolehnya. Manusia terjerat dengan keinginan daging sehingga untuk bisa menikmati kepuasan perut, kepuasan lidah, pakaian untuk dipakai, perhiasan untuk dipertontonkan, penampilan yang harus lebih dari siapapun, tampian fisik, kepuasaan seksual, wajah, rambut, kulit, dan lain sebagainya menjerat banyak orang untuk setiap hari untuk menghabiskan waktu, tenaga, pikiran dan hartanya untuk memikirkan yag itu itu saja. Dia menjadi lupa siapa yang harus disenangkan dan dimuliakan, siapa sumber berkat, apa maksud Tuhan  di dalam hidupnya, dan tidak pernah memikirkan orang lain.

2.  Keinginan mata (apa yang dilihat)
Hal berikutnya ini juga telah membutakan manusia yangh memiliki mata ketika mereka hanya mencari dan mengejar kesenangan mata. Keinginan dan kesenangan mata ini membuat dirinya melupakan Tuhan dan tidak pernah melihat kasih dan kehendak Tuhan. Setiap hari dia hanya memikirkan apa yang akan dilihatnya. Kemana dia jalan-jalan, semua dunia sepertinya harus dilihatnya dan berkunjung kesana. Tampilan rumah harus seindah dan semewah mungkin mengatasi siapapun, kendaraan harus mengikut teknologi dan pasar, jangan ketinggalan apapun yang bisa menyenangkan mata selama di dunia ini. Harus yang paling cantik, paling indah, harus yang paling baik, paling besar, paling luas, paling panjang, paling jauh, paling mahal, paling dicari orang, paling viral, dan lain sebagainya yang sifatnya paling. Dengan demikian dia akan merasa puas dengan mencukupi segala keinginan matanya.
Tetapi dia tidak pernah menyadari bahwa di dunia ini tidak ada yang sifatnya kekal.  sebab Iblis akan menutupi kebenaran. Jika hari ini ada yang paling mahal maka besok akan ada yang lebih mahal lagi. Jika hari ini ada yang paling cantik maka besok akan ada lagi yang paling cantik. Tidak akan pernah habisnya sehingga habislah waktu manusia itu untuk dirinya sendiri dan keinginan matanya. Lupalah bahwa besok semuanya akan berakhir, dia akan meninggal dan semuanya akan berhenti. Semua yang dicari untuk memuaskan matanya akan dia tinggalkan dan tidak ada satupun yang akan mendampinginya.

3. Keangkuhan hidup (apa yang didengar)
Hal ketiga adalah keangkuhan hidup yang terus menerus ikut ditawarkan dunia ini sebagai sesuatu yang  tidak boleh ditinggalkan. Belum lengkap rasanya menikmati dunia ini jika belum punya sesuatu yang bisa membuatnya bangga dan dihormati oleh semua orang.  Prestasi dan jabatan  yang menjadi unsur dari keangkuhan hidup ini menjadi hal yang ditawarkan dunia ini untuk dikejar dan dicapai manusia kalau mau ingin sempurna mendapatkan kenikmatan dunia. Tak heran ketika manusia itu berhasil digoda oleh Iblis untuk mengejar dan mendapatkannya maka orang tersebut tidak akan berhenti sebelum mendapatkannya. Dia merasa bahwa dia harus dihormati semua orang. Punya nama baik dan jabatan menurut dia adalah satu-satunya cara untuk meperolehnya. Karena itu dia akan menghalalkan segala cara untuk sampai ke jabatan tertentu. Mulai dari cara curang, menipu, menyogok, berganti keyakinan (agama), memanipulasi data, menjatuhkan orang lain untuk menggeser posisinya, membeli jabatan atau gelar akademis, dan lain sebagainya. Dengan demikian apa yang dia peroleh itu akan membuat dirinya lebih hebat, lebih segala-segalanya dari orang lain. Karena itu dia merasa pantas untuk dihormati dan dihargai.

Ketiga hal ini juga pernah di cobakan Iblis kepada Yesus di padang gurun setelah Yesus  berpuasa 40 hari 40 malam (Matius 4). Iblis pertama menawarkan roti (makanan), kedua menawarkan suatu pertunjukan/atraksi hebat lewat melompat dari bubungan bait suci yang akan memunculkan kehebatan/kemasyuran (keangkuhan hidup), dan ketiga menawarkan kerajaan dunia serta segala kemegahan dan keindahan dunia (keinginan mata). Dari jaman dahulu kala banyak falsafah dari suku-suku bangsa yang mengarah kepada ketiga hal ini. Salah satunya seperti suku Batak yang dari jaman dahulu menekankan bahwa kesuksesan atau keberhasilan hidup seseorang dinilai dari keberhasilannya mencapai yang disebut Hamoraon, Hagabeon, Hasangapon (3H), yang bermakna memiliki banyak harta, banyak keturunan, dan nama yang dihormati atau disegani. Sehingga  semua orang berusaha mengejar itu dan orang yang tidak bisa memperolehnya akan merasa menjadi orang yang paling malang di dunia ini. Demikian pula dengan pandangan orang lain  bahwa orang yang tidak bisa mencapai 3H ini akan dianggap gagal dalam hidup dan tidak berbahagia.
Semua tentang kenikmatan dunia ini ditawarkan dan dikemas oleh si Iblis demikian bagusnya dan menggiurkan sehingga manusia segera bisa tertarik dan mengejarnya. Iblis menyatakan bahwa itulah puncak kebahagiaan dunia,  dan manusia harus mencapainya.  Tetapi Tuhan berkata lewat firmanNya dalam 1 Yohanes 2:15 “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu”. Artinya jika dunia ini adalah tujuan hidup kita sehingga kita mengasihinya maka kasih Bapa tidak ada dalam kita dan sudah pasti kebinasaan kekal dalam neraka sudah menanti kita. Itulah hasil dari mengejar dunia ini. Tetapi hasil dari mengejar kebenaran yaitu Kristus adalah kehidupan yang kekal bersama Bapa di sorga. Mengapa demikian?. Itulah yang Firman Tuhan katakan selanjutnya dalam 1 Yohanes 2:16-17: “Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya”.  Kalau dunia sedang lenyap dengan keinginannya, maka semua yang mengejar dan mengikutinya juga akan turut lenyap.

Bagaimanakah seseorang bisa menikmati dunia ini?
Rasul Paulus berkata dalam I Tesalonika  5:18 “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. Orang yang bisa mengucap syukur baik dalam suka maupun duka adalah orang yang bisa menikmati hidup di dunia ini. Ukurannya bukanlah ketiga kenikmatan diatas tetapi kehendak Allah di dalam Kristus Yesus. Apapun yang kita rasakan, lihat, kecap, dan dengar kalau Kristus ada di dalam kita dan kehendakNya kita laksanakan maka itulah kenikmatan dunia yang sesungguhnya. Di luar itu yang ada hanyalah kenikmatan palsu atau imitasi. Semua dikemas begitu indah dan manarik  oleh Iblis supaya manusia tertarik dan megejarnya, namun tanpa Kristus. Sehingga apapun yang diraihnya tidak akan pernah bisa memuaskannya, dan segenap hidupnya akan dihabiskannya untuk mengejar dan mendapatkan kenikmatan dunia itu.
Orang yang demikian ketika hidup akan Pamer pekerjaan, pamer kekayaan, pamer jabatan, pamer prestasi, namun menjelang kematian baru sadar apa yang selama ini dicari-cari dan dikejar mati-matian tidak ada yang menjamin, hanyalah bangkai dunia yang akan ditinggalkan, dan setelah mati semua telah terlambat untuk menyesalinya.
Dari Nas Firman Tuhan hari ini kita melihat bahwa pengkotbah mengakui bahwa dia sudah mengejar dan sudah mencapai apa yang dikejar dan dicari  manusia di dunia ini yaitu segala kenikmatan dunia, dan dia berkata bahwa semua bisa dia peroleh dan dapatkan. Namun dia menyadari bahwa semuanya itu hanyalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.
Siapa yang mau saudara ikuti, ikut dunia ini atau ikut Tuhan Yesus?. Mari nyanyikan lagu berikut ini sejenak dan sambil merenungkannya. Lagu: "Saya mau ikut Yesus”.
Saya mau Ikut Yesus
Saya mau ikut Yesus, Saya mau ikut Yesus sampai selama-lamanya
Saya mau ikut Yesus,Saya mau ikut Yesus sampai selama-lamanya
Meskipun saya susah menderita dalam dunia
Saya mau ikut Yesus sampai selama-lamanya

Orang yang mengikut Yesus  adalah orang yang bisa berbahagia dan berkukacita dalam kelimpahan atau kesuksesan dan sekaligus juga orang yang bisa berbahagia di dalam penderitaan dan kesulitan hidup. Sebab kebahagiannya ditentukan oleh kasih Kristus yang ada di dalam  hatinya, sedangkan lingkungan dan suasana diluar dirinya tidak akan bisa  mempengaruhi atau mengubahnya.
Sudahkah saudara menentukan pilihan siapa yang saudara utamakan dalam hidup di dunia ini? Sudahkah saudara menentukan apa yang menjadi tujuan hidup saudara selama hidup di dunia ini? Sudahkan saudara mencari apa yang terutama di dunia ini? Firman Tuhan berkata dalam Matius 6:33 : “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”. Mari kita cari Tuhan, cari kehendakNya, utamakan Dia dan FirmanNya. Mari mencari wajah Tuhan maka kita akan bisa menikmati hidup ini dengan segala keadaanya, sehingga hidup kita tidak berakhir kepada kesiasiaan. Amin


Shalom. Tuhan Yesus memberkati.

Ev. Harles Lumbantobing
 

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..