Minggu 14 Setelah Trinitatis
Tema:
KENIKMATAN DUNIA ADALAH KESIASIAAN
Ev: Pengkotbah 2:4-11
Ep: Galatia 5: 19-21
Pengkotbah 2:4-11 (TB)
2:4 Aku melakukan pekerjaan-pekerjaan
besar, mendirikan bagiku rumah-rumah, menanami bagiku kebun-kebun anggur;
2:5 aku mengusahakan bagiku
kebun-kebun dan taman-taman, dan menanaminya dengan rupa-rupa pohon
buah-buahan;
2:6 aku menggali bagiku kolam-kolam
untuk mengairi dari situ tanaman pohon-pohon muda.
2:7 Aku membeli budak-budak laki-laki
dan perempuan, dan ada budak-budak yang lahir di rumahku; aku mempunyai juga
banyak sapi dan kambing domba melebihi siapa pun yang pernah hidup di Yerusalem
sebelum aku.
2:8 Aku mengumpulkan bagiku juga perak
dan emas, harta benda raja-raja dan daerah-daerah. Aku mencari bagiku
biduan-biduan dan biduanita-biduanita, dan yang menyenangkan anak-anak manusia,
yakni banyak gundik.
2:9 Dengan demikian aku menjadi besar,
bahkan lebih besar dari pada siapa pun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum
aku; dalam pada itu hikmatku tinggal tetap padaku.
2:10 Aku tidak merintangi mataku dari
apa pun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apa
pun, sebab hatiku bersukacita karena segala jerih payahku. Itulah buah segala
jerih payahku.
2:11 Ketika aku meneliti segala
pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan
untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan
usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari.
Shalom, selamat
hari minggu saudara/i ku sekalian di manapun berada. Puji syukur Tuhan masih
memberi kita kesehatan dan kekuatan di dalam menjalani hari-hari kita. Di
tengah-tengah penderitaan manusia di dunia ini terkhusus melawan pandemi wabah
virus Corona yang masih terus menginfeksi dan mengancam manusia Tuhan senantiasa
setia menyertai dan memberikan pengharapan kepada manusia. Sebab keselamatan
kita bukanlah tergantung dunia ini dan segala kemegahan, atau segala ketakutan
yang dimunculkannya. Keselamatan dan kebahagiaan kita yag percaya kepadaNya ada
ditangan Tuhan dan dalam kuasa perlindunganNya. Dunia ini dan segala yanag dimiliki
tidak akan menjamin kebagahagiaan kita. Dunia ini dengan segala hal yang
menakutkan di dalamnya baik ancaman penyakit, ancaman perang, ancaman
bencana, tidak akan dapat menjauhkan
kita dari kasih Kristus yang sudah dicurahkanNya.
Dalam ibadah
minggu ke 14 setelah Trinitatis hari ini, Firman Tuhan yang akan kita renungkan
mengambil tema “KENIKMATAN DUNIA ADALAH KESIASIAAN”, mau mengajarkan kepada
kita mana yang paling utama dari segala yang utama dan terutama, dan apa
sesungguhnya yang perlu dan harus kita kejar selama hidup di dunia yang
sementara ini. Pengetahuan dan pemahaman yang benar akan hal ini akan membuat
seseorang berhasil dalam hidupnya yang singkat di dunia sebelum dia kembali
kepada Penciptanya dan dinyatakan selesai dari dunia ini. Apa yang diperlukan
dalam menjalani hidup di dunia ini, dan apa yang akan ditinggalkan di dunia
ini, serta apa yang dibawa kedalam kekekalan akan membuat seseorang memiliki
hidup yang berarti meskipun hanya
singkat di tengah-tengah dunia ini.
Manusia cenderung
mengejar segala kenikmatan dunia ini sesungguhnya karena dia salah dalam menentukan
mana yang paling utama dari segala yang utama dan terutama. Ketika dia memilih dunia dan segala
keinginannya dan segala hal yang dibanggakan dunia maka tujuan hidupnya seluruhnya pasti akan menuju kesana untuk
mencapai dan memiliki semuanya itu. Tidak ada hari yang dilewatkan tanpa
memikirkan segala kenikmatan dunia. Bagaimana memperolehnya, dimana mendapatkannya,
bagaimana mengolah dan mengelolanya, dimana menyimpannya, bagaimana
menambahnya, begitu seterusnya. Tetapi
orang yang mengutamakan Tuhan dari segala sesuatu akan tahu untuk apa dia
hidup, kepada siapa hidupnya dipersembahkan, dan mau kemana dia setelah selesai
dari dunia ini. Oleh karena itu tidak ada yang dilakukannya selain dari pada
menyenangkan hati Tuhan.
Menyenangkan hati
Tuhan adalah berita yang tidak menyenangkan bagi banyak orang di dunia ini, sebab
mereka berpikir jika hidup untuk menyenangkan
Tuhan tidak akan bisa menikmati kehidupan di dunia ini. Iblis memberikan propaganda:
“bahwa setiap orang yang ingin
menyenangkan hati Tuhan harus miskin,
menderita, tidak bisa menikmati apa-apa di dunia ini. Tidak boleh kaya, tidak
boleh memiliki nama baik dan dihormati, tidak punya jabatan, harus hidup
sederhana, tidak perlu menikmati indahnya dunia lewat pariwisata, tidak boleh melakukan hobby, dan lain sebagainya. Karena
itu hidup dari orang yang hidupnya menyenangkan hati Tuhan tidak akan
menyenangkan, tidak rame, tidak gokil, tidak keren, dan lain sebagainya
istilah dunia ini. Hidup dari orang-orang
yang mengikut Tuhan itu tidak menyenangkan, kaku, monoton, dan mereka
sesungguhnya tidak bisa menikmati hidup”. Benarkah demikian? Tentu tidak.
Sebab apa yang dilihat orang-orang dunia berbeda dengan apa yang dilihat oleh
orang-orang percaya.
Dalam nas Firman
Tuhan hari ini, apalagi yang tidak dimiliki oleh pengkotbah? Tentunya semua
kenikmatan dunia sudah dia miliki dan bahkan apa saja yang dia inginkan bisa
diwujudkannya. Tetapi akhirnya dia sampai kepada suatu titik dimana mengejar semuanya
itu hanyalah kesiasiaan saja. Hanya mengejar Tuhan dan kebenarnnyalah yang bisa
memberikan kepuasan dan jaminan kekal.
Kita bisa melihat
betapa damai dan tentramnya hidup dari orang yang mengutamakan Tuhan dalam hidupnya
semua yang dimilikinya ataupun yang tidak dimilikinya tidak bisa mengganggu
atau mempengaruhi kedamaian dan ketentramannya bersama Tuhan. Bersama Tuhan dia bisa menikmati segala
keadaan dan situasi. Tidak demikian dengan orang yang mengejar dunia dan segala
kemegahannya ini, kedamaian dan ketenteramannya tidak ada bisa dijamin oleh dunia
ini. Itu sebabnya ketika menjelang ajal
dan mengakhiri hidup di dunia ini kita bisa melihat begitu damai dan
tenteramnya hati seorang yang percaya kepada Tuhan. Sebaliknya kecemasan dan
ketakutan selalu menghantui orang yang
tidak menaruh percaya, harapan dan tujuan hidupnya kepada Tuhan.
Orang yang
hidupnya hanya mengejar kenikmatan dunia ini adalah orang yang belum selesai dengan dirinya. Dia akan terus mencari dan mencapai seluruh
kenikmatan dunia. Setiap hari dia akan berkutat dengan dirinya sendiri,
miliknya sendiri, hartanya sendiri, dan kesenangannya sendiri, sampai sebisa
mungkin dia memperoleh seluruh dunia
ini.
Mari kita lihat
Pengkotbah sebelum dia menyadari kebenaran yang sesungguhnya:
Mulai ayat 4-10 dia telah memiliki dan
melakukan : pekerjaan besar, rumah
banyak dan besar, punya kebun anggur banyak, kebun-kebun dan
taman-taman, berisi pohon dan buah-buahan, Punya banyak kolam untuk pengairan,
Punta banyak budak laki-laki dan perempuan, dan ada budak-budak yang lahir di
rumahku; Punya banyak sapi dan kambing domba melebihi siapa pun yang pernah
hidup di Yerusalem sebelum aku, Punya
banyai perak dan emas, harta benda raja-raja dan daerah-daerah. Punya banyak biduan-biduan dan
biduanita-biduanita yang menyenangkan
anak-anak manusia, Punya banyak gundik. , nama yangbesar, bahkan lebih besar
dari pada siapa pun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku, memiliki hikmat
yang melebihi siapapun, Aku tidak
merintangi mataku dari apa pun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan
hatiku dari sukacita apa pun, artinya semua yang diingininya bisa dia dapatkan.
Namun setelah dia mengerti kebenaran dia berkesimpulan bahwa “segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha
menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari”.
Rasul Paulus juga
dalam Filipi 3:4-8 menyampaikan kebenaran
yang dia temukan ketika dia bertemu dan mengenal Yesus di dalam hidupnya. Dalam
ayat 8 dia berkata: “ Malahan segala
sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih
mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu
dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus”. Pernyataan ini
begitu mengandung makna yang kuat dan esktrim. Bahwa semua yang dia kejar dan
peroleh dalam hidup adalah sampah (kotoran
binatang dalam terjemahan lain) jika dibandingkan dengan Kristus Yesus.
Dalam ayat 4-7 Paulus sudah mencapai apa
yang diinginkan dan dikejar orang-orang pada jamannya bahkan sampai prestasi
dibidang agama dan kerohanian yang melebihi orang-orang pada jamannya. Bahkan
dalam menaati hukum taurat dia berkata dia tidak bercela. Tetapi perjumpaannya
dengan Yesus merubah pola pikir dan pemahamannya tentang apa yang perlu dan
harus dikejar dan dicapai selama hidup
di dunia ini. Dia berkata di ayat 7 bahwa : “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap
rugi karena Kristus”. Karena pemahaman itulah dalam Filipi 1: 21 dia
berkata: Karena bagiku hidup adalah
Kristus dan mati adalah keuntungan”. Dari sini kita bisa menilai bahwa
kenikmatan hidup di dunia yang dimiliki dan dikejar Rasul Paulus adalah
kristus.
Kita lahir tidak
membawa apa-apa, dan meninggalpun tidak akan membawa apa-apa, tetapi manusia menyusahkan
dirinya dengan segala sesuatu yang tidak kekal yang akan ditinggalkan. Saudara
boleh memiliki rumah mewah yang besar, rumah yang banyak, mobil mewah, tanah
yang luas, usaha yang besar, dan sebaliknya orang lain tidak punya rumah, atau hanya kecil sederhana, tidak punya
tanah luas, tidak punya harta banyak, namun keduanya akan sama-sama mati, tidak membawa apa-apa,
ditempatkan di rumah yang sama namanya kuburan, ukuran yang kurang lebih sama.
Kemanalah hartamu?.
Harta yang
ditinggal akan diperebutkan orang lain yang tidak berjerih payah sedikitpun
untuk mendapatkan itu, syukur mereka tidak bertengkar untuk memperebutkannya,
namun banyak yang sampai bunuh-bunuhan. Bahkan segala harta yang diperoleh
dibumi ini, sesungguhnya akan memberatkannya di dalam penghakiman esok jika mereka tidak menggunakannya sesuai kehendakNya.
Saya jadi
teringat lagu rohani yang berjudul “Hati s’bagai Hamba” barangkali bisa saudara
nyanyikan dan liriknya seperti berikut ini:
“Hati S’bagai Hamba”
Ku tak membawa apa pun juga
Saat kudatang ke dunia
Kutinggal semua pada akhirnya
Saat kukembali ke surga
Inilah yang kupunya, hati sebagai hamba
Yang mau taat dan setia pada-Mu Bapa
Kemana pun kubawa hati yang menyembah
Dalam roh dan kebenaran sampai selamanya
Lalu di tengah refreinya ditambahkan
lirik:
Bagaimana kumembalas kasih-Mu
Segala yang kupunya itu milik-Mu
Itu milik-Mu
Dalam lagu ini dikatakan bagaimana ku
membalas kasihMu, segala yang kupunya itu milikMu. Ya benar dengan apa kita
bisa balas kasih Tuhan? Sebab kita tidak punya apa-apa. Tentunya hanya bisa
kita balas dengan hidup kita dengan hati yang menghamba kepadaNya.
Harta hanyalah salah
satu bagian kecil dari berkat Tuhan yang diberikan kepada manusia. Namun propaganda
Iblis bahwa harta adalah segala-galanya,
harta bisa menjamin hidup manusia, harta bisa menjamin kebahagiaan dan
kesenangan manusia. Harta bisa beli segalanya bahkan keselamatanpun (sorga)
bisa dibeli dengan harta. Bahkan dalam sejarah gereja hal ini sudah pernah
terjadi bahwa uang digunakan untuk membeli pengampunan dosa. Propaganda ini terus hingga saat ini
disebarkan dan didengungkan si Iblis supaya semakin banyak manusia yang
meninggalkan Tuhan.
Harta tidak bisa dipisahkan dari kenikmatan dunia. Mari kita amati
perumpamaan Yesus di Lukas 12:16-21, tentang orang kaya yang bodoh:
“12:16
Kemudian Ia mengatakan kepada mereka
suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah
hasilnya.
12:17 Ia bertanya dalam hatinya:
Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku
dapat menyimpan hasil tanahku.
12:18 Lalu katanya: Inilah yang akan
aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang
lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan
barang-barangku.
12:19 Sesudah itu aku akan berkata
kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun
lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
12:20 Tetapi firman Allah kepadanya:
Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu,
dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
12:21
Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri,
jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
Dalam teks ini
Yesus berkata di awal: “ada seorang kaya”, namun dengan sikap dan ketamakannya
akan harta dunia Yesus mengatakan di
ayat 20 “ hai orang bodoh”. Perhatikan: Orang kaya berubah menjadi orang
bodoh ketika dia hanya mencari harta dan keuntungan pribadi di bumi, hanya
memikirkan dirinya sendiri, tidak memikirkan orang lain. Dan Yesus berkata
bahwa semua orang yang melakukan hal yang sama yaitu di ayat 21 “….mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri”,
akan mengalami nasib yang sama dengan orang kaya bodoh itu.
Pengkotbah
5:9 berkata “Siapa mencintai uang tidak
akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan
penghasilannya. Ini pun sia-sia”.Kekayaan yang Tuhan kehendaki kita kejar
adalah kekayaan di hadapan Allah. Kekayaaan di hadapan Allah berarti kita
mengumpulkan harta sorgawi lewat melakukan FirmanNya yaitu menghasilkan buah
roh seperti dalam Galatia 5: 22-23 ( “Tetapi
buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang
menentang hal-hal itu”) di dalam hidup kita yang bisa dinikmati semua
orang. Ini bukan berarti kekayaan materi
di dunia tidak perlu. Perlu namun harus kita mengerti dan fahami apa tujuan dan
maksud Tuhan memberikannya kepada kita.
Mari kita bedakan pemberian Tuhan
dengan pemberian Setan:
A. Pemberian Tuhan
|
B. Pemberian Setan
|
Cukup dan sumbernya wajar
|
Bisa berlebih dan sumbernya tidak
dengan cara yang wajar
|
Sifatnya bertingkat, jika yang sedikit bisa kita pertanggungjawabkan,
maka Tuhan akan berikan yang lebih besar lagi
|
Sifatnya bisa instan/cepat
|
Mendatangkan sukacita dan rasa cukup
|
Selalu kurang dan terus menerus
semakin menginginkan yang lebih banyak lagi
|
Digunakan sebagai alat untuk
memuliakan Tuhan
|
Dipakai untuk kemuliaan diri sendiri
dan untuk keangkuhan dan kesombongan
|
Tidak pelit dan kikir dalam menolong
orang lain, dan selalu memikirkan orang lain
|
Pelit dan selalu berpikir keras
walaupun hanya mengeluarkan sedikit saja
|
Merasa itu adalah berkat Tuhan dan
milik Tuhan
|
Merasa itu adalah kerja kerasnya,
dan miliknya sendiri
|
Suka memberi dan tidak mengharap
balasan
|
Sedapat mungkin jangan memberi,
kalaupun memberi dia mengharapkan balasan yang lebih besar lagi.
|
Berkat yang dia terima akan menjadi
berkat bagi orang lain
|
Berkat yang dia terima akan menjadi
batu sandungan bagi orang lain.
|
Berkat yang dia terima akan menjadi
alat memperkaya dirinya dihadapan Tuhan
|
Berkat yang dia terima akan
memiskinkannya di hadapan Tuhan
|
Berkat yang dipertanggungjawabkan
sesuai kehendak Tuhan tidak akan memberatkannya, malah menambah nilai
baginya.
|
Akan kesusahan dan semakin
diberatkan di dalam mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan dalam
penghakiman
|
Berkat itu membawanya semakin dekat
kepada Tuhan
|
Berkat itu membawanya menjauh dari
Tuhan
|
Namun untuk
seseorang yang kurang waspada, berkat yang dari Tuhan ini bisa juga dibelokkan
Iblis untuk semakin menjauhkan manusia yang memperolehnya dari si Pemberi
berkat yaitu Tuhan. Banyak yag jatuh dalam pencobaan ketika hatinya tidak
selalu tertuju kepada Tuhan. Iblis sangat lihai dalam menipu dan menggoda
manusia sehingga berkat yang manusia
peroleh dari Tuhan itu bisa digunakan
untuk kesombongan dan keangkuhan bahkan sampai melupakan si pemberi berkat.
Akhirnya dia akan terjebak dalam jerat
si Iblis, sehingga Tuhan marah dan kecewa kepadanya, serta menegurnya. Dan
saat itu Iblis akan datang sebagai malaikat terang yang akan menolongnya dari
hukuman Tuhan, dan selanjutnya dia akan hidup menurut tuntunan si Iblis, Lalu
Iblis akan menawarkan jalan keluar dan berkat-berkatnya seperti harta, jabatan,
nama besar, sehingga dia akan berada pada posisi tabel di kolom B (kanan=Pemberian
setan) di atas.
Sebagaimana
konsep Alkitab tentang memiliki sesuatu seperti dalam “doa Bapa Kami” yang
Yesus ajarkan, yaitu: “…Berikanlah kami
makanan kami yang secukupnya…..”, tidak kah sepatutnya kita berpikir dan
merenung, demikian: “jika Tuhan memberi
saya lebih dari ‘secukupnya’ Untuk
apa ya?” Atau “apa maksud Tuhan ya?”
atau barangkali berdoa dan bertanya kepada Tuhan: “ Tuhan, mengapa
Engkau memberikan kami berkat lebih dari
yang kami perlukan yah?”
Saya yakin, Bagi
setiap orang yang mau tulus hati berdoa demikian dan yang mengutamakan Tuhan
dalam hidupnya akan menemukan maksud dan kehendak Tuhan untuk setiap
berkat-berkat yang dia terima. Mari renungkan semua berkat Tuhan yang Tuhan
berikan kepada kita saat ini, lalu bandingkanlah dengan tabel di atas, lalu
renungkanlah apakah berkat itu semakin mendekatkan saudara kepada Tuhan atau
kepada Setan?.
Kenikmatan dunia
yang sesungguhnya bagi pengikut Kristus adalah ketika dia bisa menjadi saluran
berkat. Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima. Orang kaya yang
sesungguhnya adalah orang yang buah hidupnya dinikmati lebih banyak oleh orang
lain. Prinsip ini tidak hanya menyangkut materi saja, tetapi juga sampai menyangkut yang non-materi yaitu
hidup kita, pengalaman kita, ilmu pengetahuan dan hikmat kita, dan lain
sebagainya.
Dalam 1 Yohanes 2:16, Kenikmatan dunia
menyangkut tiga hal:
1. Keinginan Daging ( apa yang
dikecap, apa yang dicium, apa yang dirasakan)
Sebagaimana yang
Alkitab sampaikan dalam Pencobaan yang
dialami Yesus di padang gurun, Setan menawarkan Yesus untuk merubah batu
menjadi roti untuk bisa di makan
menghilangkan rasa laparNya. Demikian juga hingga saat ini setan masih terus
menggoda manusia dari segi kedagingan. Setan menggoda manusia dengan menyatakan
bahwa kenikmatan dunia akan diperoleh jika seseorang bisa makan apa saja yang
dia sukai dan apa saja yang ingin dia makan. Merasakan dan mencium apapun yang dia inginkan.
Demikianlah Pengkotbah dalam Nas Firman Tuhan hari ini dalam Pengkhotbah 2:10
mengatakan bahwa semua yang ingin dia kehendaki dia bisa memperolehnya. Manusia
terjerat dengan keinginan daging sehingga untuk bisa menikmati kepuasan perut,
kepuasan lidah, pakaian untuk dipakai, perhiasan untuk dipertontonkan,
penampilan yang harus lebih dari siapapun, tampian fisik, kepuasaan seksual, wajah, rambut, kulit,
dan lain sebagainya menjerat banyak orang untuk setiap hari untuk menghabiskan
waktu, tenaga, pikiran dan hartanya untuk memikirkan yag itu itu saja. Dia
menjadi lupa siapa yang harus disenangkan dan dimuliakan, siapa sumber berkat,
apa maksud Tuhan di dalam hidupnya, dan
tidak pernah memikirkan orang lain.
2. Keinginan mata (apa yang dilihat)
Hal berikutnya
ini juga telah membutakan manusia yangh memiliki mata ketika mereka hanya
mencari dan mengejar kesenangan mata. Keinginan dan kesenangan mata ini membuat
dirinya melupakan Tuhan dan tidak pernah melihat kasih dan kehendak Tuhan.
Setiap hari dia hanya memikirkan apa yang akan dilihatnya. Kemana dia
jalan-jalan, semua dunia sepertinya harus dilihatnya dan berkunjung kesana.
Tampilan rumah harus seindah dan semewah mungkin mengatasi siapapun, kendaraan
harus mengikut teknologi dan pasar, jangan ketinggalan apapun yang bisa
menyenangkan mata selama di dunia ini. Harus yang paling cantik, paling indah,
harus yang paling baik, paling besar, paling luas, paling panjang, paling jauh,
paling mahal, paling dicari orang, paling viral, dan lain sebagainya yang
sifatnya paling. Dengan demikian dia akan merasa puas dengan mencukupi segala
keinginan matanya.
Tetapi dia tidak
pernah menyadari bahwa di dunia ini tidak ada yang sifatnya kekal. sebab Iblis akan menutupi kebenaran. Jika
hari ini ada yang paling mahal maka besok akan ada yang lebih mahal lagi. Jika
hari ini ada yang paling cantik maka besok akan ada lagi yang paling cantik.
Tidak akan pernah habisnya sehingga habislah waktu manusia itu untuk dirinya
sendiri dan keinginan matanya. Lupalah bahwa besok semuanya akan berakhir, dia
akan meninggal dan semuanya akan berhenti. Semua yang dicari untuk memuaskan
matanya akan dia tinggalkan dan tidak ada satupun yang akan mendampinginya.
3.
Keangkuhan hidup (apa yang didengar)
Hal ketiga adalah
keangkuhan hidup yang terus menerus ikut ditawarkan dunia ini sebagai sesuatu
yang tidak boleh ditinggalkan. Belum
lengkap rasanya menikmati dunia ini jika belum punya sesuatu yang bisa
membuatnya bangga dan dihormati oleh semua orang. Prestasi dan jabatan yang menjadi unsur dari keangkuhan hidup ini
menjadi hal yang ditawarkan dunia ini untuk dikejar dan dicapai manusia kalau
mau ingin sempurna mendapatkan kenikmatan dunia. Tak heran ketika manusia itu
berhasil digoda oleh Iblis untuk mengejar dan mendapatkannya maka orang
tersebut tidak akan berhenti sebelum mendapatkannya. Dia merasa bahwa dia harus
dihormati semua orang. Punya nama baik dan jabatan menurut dia adalah
satu-satunya cara untuk meperolehnya. Karena itu dia akan menghalalkan segala
cara untuk sampai ke jabatan tertentu. Mulai dari cara curang, menipu,
menyogok, berganti keyakinan (agama), memanipulasi data, menjatuhkan orang lain
untuk menggeser posisinya, membeli jabatan atau gelar akademis, dan lain
sebagainya. Dengan demikian apa yang dia peroleh itu akan membuat dirinya lebih
hebat, lebih segala-segalanya dari orang lain. Karena itu dia merasa pantas
untuk dihormati dan dihargai.
Ketiga hal ini
juga pernah di cobakan Iblis kepada Yesus di padang gurun setelah Yesus berpuasa 40 hari 40 malam (Matius 4). Iblis pertama
menawarkan roti (makanan), kedua menawarkan suatu pertunjukan/atraksi hebat lewat
melompat dari bubungan bait suci yang akan memunculkan kehebatan/kemasyuran
(keangkuhan hidup), dan ketiga menawarkan kerajaan dunia serta segala kemegahan
dan keindahan dunia (keinginan mata). Dari jaman dahulu kala banyak falsafah
dari suku-suku bangsa yang mengarah kepada ketiga hal ini. Salah satunya
seperti suku Batak yang dari jaman dahulu menekankan bahwa kesuksesan atau
keberhasilan hidup seseorang dinilai dari keberhasilannya mencapai yang disebut
Hamoraon, Hagabeon, Hasangapon (3H), yang bermakna memiliki banyak harta,
banyak keturunan, dan nama yang dihormati atau disegani. Sehingga semua orang berusaha mengejar itu dan orang
yang tidak bisa memperolehnya akan merasa menjadi orang yang paling malang di
dunia ini. Demikian pula dengan pandangan orang lain bahwa orang yang tidak bisa mencapai 3H ini
akan dianggap gagal dalam hidup dan tidak berbahagia.
Semua tentang
kenikmatan dunia ini ditawarkan dan dikemas oleh si Iblis demikian bagusnya dan
menggiurkan sehingga manusia segera bisa tertarik dan mengejarnya. Iblis
menyatakan bahwa itulah puncak kebahagiaan dunia, dan manusia harus mencapainya. Tetapi Tuhan berkata lewat firmanNya dalam 1
Yohanes 2:15 “Janganlah kamu mengasihi
dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih
akan Bapa tidak ada di dalam orang itu”. Artinya jika dunia ini adalah
tujuan hidup kita sehingga kita mengasihinya maka kasih Bapa tidak ada dalam
kita dan sudah pasti kebinasaan kekal dalam neraka sudah menanti kita. Itulah
hasil dari mengejar dunia ini. Tetapi hasil dari mengejar kebenaran yaitu
Kristus adalah kehidupan yang kekal bersama Bapa di sorga. Mengapa demikian?.
Itulah yang Firman Tuhan katakan selanjutnya dalam 1 Yohanes 2:16-17: “Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu
keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal
dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan
keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup
selama-lamanya”. Kalau dunia sedang
lenyap dengan keinginannya, maka semua yang mengejar dan mengikutinya juga akan
turut lenyap.
Bagaimanakah
seseorang bisa menikmati dunia ini?
Rasul
Paulus berkata dalam I Tesalonika 5:18 “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab
itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu”. Orang yang
bisa mengucap syukur baik dalam suka maupun duka adalah orang yang bisa
menikmati hidup di dunia ini. Ukurannya bukanlah ketiga kenikmatan diatas
tetapi kehendak Allah di dalam Kristus Yesus. Apapun yang kita rasakan, lihat,
kecap, dan dengar kalau Kristus ada di dalam kita dan kehendakNya kita
laksanakan maka itulah kenikmatan dunia yang sesungguhnya. Di luar itu yang ada
hanyalah kenikmatan palsu atau imitasi. Semua dikemas begitu indah dan manarik oleh Iblis supaya manusia tertarik dan megejarnya,
namun tanpa Kristus. Sehingga apapun yang diraihnya tidak akan pernah bisa
memuaskannya, dan segenap hidupnya akan dihabiskannya untuk mengejar dan mendapatkan
kenikmatan dunia itu.
Orang yang demikian ketika hidup akan Pamer
pekerjaan, pamer kekayaan, pamer jabatan, pamer prestasi, namun menjelang
kematian baru sadar apa yang selama ini dicari-cari dan dikejar mati-matian
tidak ada yang menjamin, hanyalah bangkai dunia yang akan ditinggalkan, dan
setelah mati semua telah terlambat untuk menyesalinya.
Dari Nas Firman Tuhan hari ini kita melihat
bahwa pengkotbah mengakui bahwa dia sudah mengejar dan sudah mencapai apa yang
dikejar dan dicari manusia di dunia ini
yaitu segala kenikmatan dunia, dan dia berkata bahwa semua bisa dia peroleh dan
dapatkan. Namun dia menyadari bahwa semuanya itu hanyalah kesia-siaan dan usaha
menjaring angin.
Siapa yang mau saudara ikuti, ikut dunia ini
atau ikut Tuhan Yesus?. Mari nyanyikan lagu berikut ini sejenak dan sambil merenungkannya. Lagu: "Saya mau ikut Yesus”.
“Saya mau Ikut Yesus”
“Saya mau ikut Yesus, Saya mau ikut Yesus sampai
selama-lamanya
Saya mau ikut Yesus,Saya mau ikut Yesus sampai selama-lamanya
Meskipun saya susah menderita dalam dunia
Saya mau ikut Yesus sampai selama-lamanya”
Orang yang mengikut Yesus adalah orang yang bisa berbahagia dan
berkukacita dalam kelimpahan atau kesuksesan dan sekaligus juga orang yang bisa
berbahagia di dalam penderitaan dan kesulitan hidup. Sebab kebahagiannya
ditentukan oleh kasih Kristus yang ada di dalam
hatinya, sedangkan lingkungan dan suasana diluar dirinya tidak akan
bisa mempengaruhi atau mengubahnya.
Sudahkah saudara menentukan pilihan siapa yang
saudara utamakan dalam hidup di dunia ini? Sudahkah saudara menentukan apa yang
menjadi tujuan hidup saudara selama hidup di dunia ini? Sudahkan saudara
mencari apa yang terutama di dunia ini? Firman Tuhan berkata dalam Matius 6:33
: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah
dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”. Mari kita
cari Tuhan, cari kehendakNya, utamakan Dia dan FirmanNya. Mari mencari wajah
Tuhan maka kita akan bisa menikmati hidup ini dengan segala keadaanya, sehingga
hidup kita tidak berakhir kepada kesiasiaan. Amin
Shalom.
Tuhan Yesus memberkati.
Ev.
Harles Lumbantobing
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya di Daftar... ARSIP..