Sabtu, 12 September 2020

RENUNGAN IBADAH MINGGU, 13 SEPTEMBER 2020


Minggu 14 Setelah Trinitatis
Tema:

KENIKMATAN DUNIA ADALAH KESIASIAAN

Ev: Pengkotbah 2:4-11
Ep: Galatia 5: 19-21

Pengkotbah 2:4-11 (TB)
2:4 Aku melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, mendirikan bagiku rumah-rumah, menanami bagiku kebun-kebun anggur;
2:5 aku mengusahakan bagiku kebun-kebun dan taman-taman, dan menanaminya dengan rupa-rupa pohon buah-buahan;
2:6 aku menggali bagiku kolam-kolam untuk mengairi dari situ tanaman pohon-pohon muda.
2:7 Aku membeli budak-budak laki-laki dan perempuan, dan ada budak-budak yang lahir di rumahku; aku mempunyai juga banyak sapi dan kambing domba melebihi siapa pun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku.
2:8 Aku mengumpulkan bagiku juga perak dan emas, harta benda raja-raja dan daerah-daerah. Aku mencari bagiku biduan-biduan dan biduanita-biduanita, dan yang menyenangkan anak-anak manusia, yakni banyak gundik.
2:9 Dengan demikian aku menjadi besar, bahkan lebih besar dari pada siapa pun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku; dalam pada itu hikmatku tinggal tetap padaku.
2:10 Aku tidak merintangi mataku dari apa pun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apa pun, sebab hatiku bersukacita karena segala jerih payahku. Itulah buah segala jerih payahku.
2:11 Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari.

Shalom, selamat hari minggu saudara/i ku sekalian di manapun berada. Puji syukur Tuhan masih memberi kita kesehatan dan kekuatan di dalam menjalani hari-hari kita. Di tengah-tengah penderitaan manusia di dunia ini terkhusus melawan pandemi wabah virus Corona yang masih terus menginfeksi dan mengancam manusia Tuhan senantiasa setia menyertai dan memberikan pengharapan kepada manusia. Sebab keselamatan kita bukanlah tergantung dunia ini dan segala kemegahan, atau segala ketakutan yang dimunculkannya. Keselamatan dan kebahagiaan kita yag percaya kepadaNya ada ditangan Tuhan dan dalam kuasa perlindunganNya. Dunia ini dan segala yanag dimiliki tidak akan menjamin kebagahagiaan kita. Dunia ini dengan segala hal yang menakutkan di dalamnya baik ancaman penyakit, ancaman perang, ancaman bencana,  tidak akan dapat menjauhkan kita dari kasih Kristus yang sudah dicurahkanNya.
Dalam ibadah minggu ke 14 setelah Trinitatis hari ini, Firman Tuhan yang akan kita renungkan mengambil tema “KENIKMATAN DUNIA ADALAH KESIASIAAN”, mau mengajarkan kepada kita mana yang paling utama dari segala yang utama dan terutama, dan apa sesungguhnya yang perlu dan harus kita kejar selama hidup di dunia yang sementara ini. Pengetahuan dan pemahaman yang benar akan hal ini akan membuat seseorang berhasil dalam hidupnya yang singkat di dunia sebelum dia kembali kepada Penciptanya dan dinyatakan selesai dari dunia ini. Apa yang diperlukan dalam menjalani hidup di dunia ini, dan apa yang akan ditinggalkan di dunia ini, serta apa yang dibawa kedalam kekekalan akan membuat seseorang memiliki hidup yang berarti meskipun  hanya singkat di tengah-tengah dunia ini.
Manusia cenderung mengejar segala kenikmatan dunia ini sesungguhnya karena dia salah dalam menentukan mana yang paling utama dari segala yang utama dan terutama.  Ketika dia memilih dunia dan segala keinginannya dan segala hal yang dibanggakan dunia maka tujuan hidupnya  seluruhnya pasti akan menuju kesana untuk mencapai dan memiliki semuanya itu. Tidak ada hari yang dilewatkan tanpa memikirkan segala kenikmatan dunia. Bagaimana memperolehnya, dimana mendapatkannya, bagaimana mengolah dan mengelolanya, dimana menyimpannya, bagaimana menambahnya, begitu seterusnya.  Tetapi orang yang mengutamakan Tuhan dari segala sesuatu akan tahu untuk apa dia hidup, kepada siapa hidupnya dipersembahkan, dan mau kemana dia setelah selesai dari dunia ini. Oleh karena itu tidak ada yang dilakukannya selain dari pada menyenangkan hati Tuhan.
Menyenangkan hati Tuhan adalah berita yang tidak menyenangkan bagi banyak orang di dunia ini, sebab mereka berpikir jika  hidup untuk menyenangkan Tuhan tidak akan bisa menikmati kehidupan di dunia ini. Iblis memberikan propaganda: “bahwa setiap orang yang ingin menyenangkan hati Tuhan  harus miskin, menderita, tidak bisa menikmati apa-apa di dunia ini. Tidak boleh kaya, tidak boleh memiliki nama baik dan dihormati, tidak punya jabatan, harus hidup sederhana, tidak perlu menikmati indahnya dunia lewat pariwisata, tidak  boleh melakukan hobby, dan lain sebagainya. Karena itu hidup dari orang yang hidupnya menyenangkan hati Tuhan tidak akan menyenangkan, tidak rame, tidak gokil, tidak keren, dan lain sebagainya istilah dunia ini.  Hidup dari orang-orang yang mengikut Tuhan itu tidak menyenangkan, kaku, monoton, dan mereka sesungguhnya tidak bisa menikmati hidup”. Benarkah demikian? Tentu tidak. Sebab apa yang dilihat orang-orang dunia berbeda dengan apa yang dilihat oleh orang-orang percaya.
Dalam nas Firman Tuhan hari ini, apalagi yang tidak dimiliki oleh pengkotbah? Tentunya semua kenikmatan dunia sudah dia miliki dan bahkan apa saja yang dia inginkan bisa diwujudkannya. Tetapi akhirnya dia sampai kepada suatu titik dimana mengejar semuanya itu hanyalah kesiasiaan saja. Hanya mengejar Tuhan dan kebenarnnyalah yang bisa memberikan kepuasan dan jaminan kekal.
Kita bisa melihat betapa damai dan tentramnya hidup dari orang yang mengutamakan Tuhan dalam hidupnya semua yang dimilikinya ataupun yang tidak dimilikinya tidak bisa mengganggu atau mempengaruhi kedamaian dan ketentramannya bersama Tuhan.  Bersama Tuhan dia bisa menikmati segala keadaan dan situasi. Tidak demikian dengan orang yang mengejar dunia dan segala kemegahannya ini, kedamaian dan ketenteramannya tidak ada bisa dijamin oleh dunia ini.  Itu sebabnya ketika menjelang ajal dan mengakhiri hidup di dunia ini kita bisa melihat begitu damai dan tenteramnya hati seorang yang percaya kepada Tuhan. Sebaliknya kecemasan dan ketakutan  selalu menghantui orang yang tidak menaruh percaya, harapan dan tujuan hidupnya kepada Tuhan.
Orang yang hidupnya hanya mengejar kenikmatan dunia ini adalah orang  yang belum selesai dengan dirinya. Dia  akan terus mencari dan mencapai seluruh kenikmatan dunia. Setiap hari dia akan berkutat dengan dirinya sendiri, miliknya sendiri, hartanya sendiri, dan kesenangannya sendiri, sampai sebisa mungkin  dia memperoleh seluruh dunia ini.
Mari kita lihat Pengkotbah sebelum dia menyadari kebenaran yang sesungguhnya:
Mulai ayat 4-10 dia telah memiliki dan melakukan : pekerjaan besar, rumah  banyak dan besar, punya kebun anggur banyak, kebun-kebun dan taman-taman, berisi pohon dan buah-buahan, Punya banyak kolam untuk pengairan, Punta banyak budak laki-laki dan perempuan, dan ada budak-budak yang lahir di rumahku; Punya banyak sapi dan kambing domba melebihi siapa pun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku,  Punya banyai perak dan emas, harta benda raja-raja dan daerah-daerah.  Punya banyak biduan-biduan dan biduanita-biduanita  yang menyenangkan anak-anak manusia, Punya banyak gundik. , nama yangbesar, bahkan lebih besar dari pada siapa pun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku, memiliki hikmat yang melebihi siapapun,  Aku tidak merintangi mataku dari apa pun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apa pun, artinya semua yang diingininya bisa dia dapatkan. Namun setelah dia mengerti kebenaran dia berkesimpulan bahwa segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari”.
Rasul Paulus juga dalam Filipi  3:4-8 menyampaikan kebenaran yang dia temukan ketika dia bertemu dan mengenal Yesus di dalam hidupnya. Dalam ayat 8 dia berkata: “ Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus”. Pernyataan ini begitu mengandung makna yang kuat dan esktrim. Bahwa semua yang dia kejar dan peroleh dalam hidup adalah sampah (kotoran binatang dalam terjemahan lain) jika dibandingkan dengan Kristus Yesus. Dalam ayat 4-7  Paulus sudah mencapai apa yang diinginkan dan dikejar orang-orang pada jamannya bahkan sampai prestasi dibidang agama dan kerohanian yang melebihi orang-orang pada jamannya. Bahkan dalam menaati hukum taurat dia berkata dia tidak bercela. Tetapi perjumpaannya dengan Yesus merubah pola pikir dan pemahamannya tentang apa yang perlu dan harus  dikejar dan dicapai selama hidup di dunia ini. Dia berkata di ayat 7 bahwa : “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Karena pemahaman itulah dalam Filipi 1: 21 dia berkata: Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Dari sini kita bisa menilai bahwa kenikmatan hidup di dunia yang dimiliki dan dikejar Rasul Paulus adalah kristus.
Kita lahir tidak membawa apa-apa, dan meninggalpun tidak akan membawa apa-apa, tetapi manusia menyusahkan dirinya dengan segala sesuatu yang tidak kekal yang akan ditinggalkan. Saudara boleh memiliki rumah mewah yang besar, rumah yang banyak, mobil mewah, tanah yang luas, usaha yang besar, dan sebaliknya orang lain tidak punya  rumah, atau hanya kecil sederhana, tidak punya tanah luas, tidak punya harta banyak, namun keduanya  akan sama-sama mati, tidak membawa apa-apa, ditempatkan di rumah yang sama namanya kuburan, ukuran yang kurang lebih sama. Kemanalah hartamu?.
Harta yang ditinggal akan diperebutkan orang lain yang tidak berjerih payah sedikitpun untuk mendapatkan itu, syukur mereka tidak bertengkar untuk memperebutkannya, namun banyak yang sampai bunuh-bunuhan. Bahkan segala harta yang diperoleh dibumi ini, sesungguhnya akan memberatkannya di dalam penghakiman esok jika mereka tidak menggunakannya sesuai kehendakNya.
Saya jadi teringat lagu rohani yang berjudul “Hati s’bagai Hamba” barangkali bisa saudara nyanyikan dan liriknya seperti berikut ini:

“Hati S’bagai Hamba”

Ku tak membawa apa pun juga
Saat kudatang ke dunia
Kutinggal semua pada akhirnya
Saat kukembali ke surga

Inilah yang kupunya, hati sebagai hamba
Yang mau taat dan setia pada-Mu Bapa
Kemana pun kubawa hati yang menyembah
Dalam roh dan kebenaran sampai selamanya

Lalu di tengah refreinya ditambahkan lirik:

Bagaimana kumembalas kasih-Mu
Segala yang kupunya itu milik-Mu
Itu milik-Mu

Dalam lagu ini dikatakan bagaimana ku membalas kasihMu, segala yang kupunya itu milikMu. Ya benar dengan apa kita bisa balas kasih Tuhan? Sebab kita tidak punya apa-apa. Tentunya hanya bisa kita balas dengan hidup kita dengan hati yang menghamba kepadaNya.

Harta hanyalah salah satu bagian kecil dari berkat Tuhan yang diberikan kepada manusia. Namun propaganda Iblis bahwa harta adalah segala-galanya, harta bisa menjamin hidup manusia, harta bisa menjamin kebahagiaan dan kesenangan manusia. Harta bisa beli segalanya bahkan keselamatanpun (sorga) bisa dibeli dengan harta. Bahkan dalam sejarah gereja hal ini sudah pernah terjadi bahwa uang digunakan untuk membeli pengampunan  dosa. Propaganda ini terus hingga saat ini disebarkan dan didengungkan si Iblis supaya semakin banyak manusia yang meninggalkan Tuhan.
Harta tidak bisa dipisahkan dari kenikmatan dunia. Mari kita amati perumpamaan Yesus di Lukas 12:16-21, tentang orang kaya yang bodoh:
“12:16 Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
12:17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
12:18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
12:19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
12:20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
12:21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
Dalam teks ini Yesus berkata di awal: “ada seorang kaya”, namun dengan sikap dan ketamakannya akan harta dunia Yesus mengatakan di  ayat 20 “ hai orang bodoh”.  Perhatikan: Orang kaya berubah menjadi orang bodoh ketika dia hanya mencari harta dan keuntungan pribadi di bumi, hanya memikirkan dirinya sendiri, tidak memikirkan orang lain. Dan Yesus berkata bahwa semua orang yang melakukan hal yang sama yaitu di ayat 21 “….mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri”, akan mengalami nasib yang sama dengan orang kaya bodoh itu.
Pengkotbah 5:9 berkata “Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia.Kekayaan yang Tuhan kehendaki kita kejar adalah kekayaan di hadapan Allah. Kekayaaan di hadapan Allah berarti kita mengumpulkan harta sorgawi lewat melakukan FirmanNya yaitu menghasilkan buah roh seperti dalam Galatia 5: 22-23 ( “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu) di dalam hidup kita yang bisa dinikmati semua orang.  Ini bukan berarti kekayaan materi di dunia tidak perlu. Perlu namun harus kita mengerti dan fahami apa tujuan dan maksud Tuhan memberikannya kepada kita.
Mari kita bedakan pemberian Tuhan dengan pemberian Setan:

A.  Pemberian Tuhan
B.  Pemberian Setan
Cukup dan sumbernya wajar
Bisa berlebih dan sumbernya tidak dengan cara yang wajar
Sifatnya  bertingkat, jika yang sedikit bisa kita pertanggungjawabkan, maka Tuhan akan berikan yang lebih besar lagi
Sifatnya bisa instan/cepat
Mendatangkan sukacita dan rasa cukup
Selalu kurang dan terus menerus semakin menginginkan yang lebih banyak lagi
Digunakan sebagai alat untuk memuliakan Tuhan
Dipakai untuk kemuliaan diri sendiri dan untuk keangkuhan dan kesombongan
Tidak pelit dan kikir dalam menolong orang lain, dan selalu memikirkan orang lain
Pelit dan selalu berpikir keras walaupun hanya mengeluarkan sedikit saja
Merasa itu adalah berkat Tuhan dan milik Tuhan
Merasa itu adalah kerja kerasnya, dan miliknya sendiri
Suka memberi dan tidak mengharap balasan
Sedapat mungkin jangan memberi, kalaupun memberi dia mengharapkan balasan yang lebih besar lagi.
Berkat yang dia terima akan menjadi berkat bagi orang lain
Berkat yang dia terima akan menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Berkat yang dia terima akan menjadi alat memperkaya dirinya dihadapan Tuhan
Berkat yang dia terima akan memiskinkannya di hadapan Tuhan
Berkat yang dipertanggungjawabkan sesuai kehendak Tuhan tidak akan memberatkannya, malah menambah nilai baginya.
Akan kesusahan dan semakin diberatkan di dalam mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan dalam penghakiman
Berkat itu membawanya semakin dekat kepada Tuhan
Berkat itu membawanya menjauh dari Tuhan

Namun untuk seseorang yang kurang waspada, berkat yang dari Tuhan ini bisa juga dibelokkan Iblis untuk semakin menjauhkan manusia yang memperolehnya dari si Pemberi berkat yaitu Tuhan. Banyak yag jatuh dalam pencobaan ketika hatinya tidak selalu tertuju kepada Tuhan. Iblis sangat lihai dalam menipu dan menggoda manusia sehingga berkat yang  manusia peroleh dari Tuhan  itu bisa digunakan untuk kesombongan dan keangkuhan bahkan sampai melupakan si pemberi berkat. Akhirnya  dia akan terjebak dalam jerat si Iblis, sehingga Tuhan marah dan kecewa kepadanya, serta menegurnya. Dan saat itu Iblis akan datang sebagai malaikat terang yang akan menolongnya dari hukuman Tuhan, dan selanjutnya dia akan hidup menurut tuntunan si Iblis, Lalu Iblis akan menawarkan jalan keluar dan berkat-berkatnya seperti harta, jabatan, nama besar, sehingga dia akan berada pada posisi tabel di kolom B (kanan=Pemberian setan) di atas.
Sebagaimana konsep Alkitab tentang memiliki sesuatu seperti dalam “doa Bapa Kami” yang Yesus ajarkan, yaitu: “…Berikanlah kami makanan kami yang secukupnya…..”, tidak kah sepatutnya kita berpikir dan merenung, demikian:  “jika Tuhan memberi saya lebih dari ‘secukupnya’ Untuk apa ya?” Atau “apa maksud Tuhan ya?”  atau barangkali berdoa dan bertanya kepada Tuhan: “ Tuhan, mengapa Engkau memberikan kami berkat  lebih dari yang kami perlukan yah?”
Saya yakin, Bagi setiap orang yang mau tulus hati berdoa demikian dan yang mengutamakan Tuhan dalam hidupnya akan menemukan maksud dan kehendak Tuhan untuk setiap berkat-berkat yang dia terima. Mari renungkan semua berkat Tuhan yang Tuhan berikan kepada kita saat ini, lalu bandingkanlah dengan tabel di atas, lalu renungkanlah apakah berkat itu semakin mendekatkan saudara kepada Tuhan atau kepada Setan?.
Kenikmatan dunia yang sesungguhnya bagi pengikut Kristus adalah ketika dia bisa menjadi saluran berkat. Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima. Orang kaya yang sesungguhnya adalah orang yang buah hidupnya dinikmati lebih banyak oleh orang lain. Prinsip ini tidak hanya menyangkut materi saja, tetapi  juga sampai menyangkut yang non-materi yaitu hidup kita, pengalaman kita, ilmu pengetahuan dan hikmat kita, dan lain sebagainya.
Dalam 1 Yohanes 2:16, Kenikmatan dunia menyangkut  tiga hal:
1. Keinginan Daging ( apa yang dikecap, apa yang dicium, apa yang dirasakan)
Sebagaimana yang Alkitab sampaikan dalam Pencobaan  yang dialami Yesus di padang gurun, Setan menawarkan Yesus untuk merubah batu menjadi  roti untuk bisa di makan menghilangkan rasa laparNya. Demikian juga hingga saat ini setan masih terus menggoda manusia dari segi kedagingan. Setan menggoda manusia dengan menyatakan bahwa kenikmatan dunia akan diperoleh jika seseorang bisa makan apa saja yang dia sukai dan apa saja yang ingin dia makan. Merasakan dan mencium apapun yang dia inginkan. Demikianlah Pengkotbah dalam Nas Firman Tuhan hari ini dalam Pengkhotbah 2:10 mengatakan bahwa semua yang ingin dia kehendaki dia bisa memperolehnya. Manusia terjerat dengan keinginan daging sehingga untuk bisa menikmati kepuasan perut, kepuasan lidah, pakaian untuk dipakai, perhiasan untuk dipertontonkan, penampilan yang harus lebih dari siapapun, tampian fisik, kepuasaan seksual, wajah, rambut, kulit, dan lain sebagainya menjerat banyak orang untuk setiap hari untuk menghabiskan waktu, tenaga, pikiran dan hartanya untuk memikirkan yag itu itu saja. Dia menjadi lupa siapa yang harus disenangkan dan dimuliakan, siapa sumber berkat, apa maksud Tuhan  di dalam hidupnya, dan tidak pernah memikirkan orang lain.

2.  Keinginan mata (apa yang dilihat)
Hal berikutnya ini juga telah membutakan manusia yangh memiliki mata ketika mereka hanya mencari dan mengejar kesenangan mata. Keinginan dan kesenangan mata ini membuat dirinya melupakan Tuhan dan tidak pernah melihat kasih dan kehendak Tuhan. Setiap hari dia hanya memikirkan apa yang akan dilihatnya. Kemana dia jalan-jalan, semua dunia sepertinya harus dilihatnya dan berkunjung kesana. Tampilan rumah harus seindah dan semewah mungkin mengatasi siapapun, kendaraan harus mengikut teknologi dan pasar, jangan ketinggalan apapun yang bisa menyenangkan mata selama di dunia ini. Harus yang paling cantik, paling indah, harus yang paling baik, paling besar, paling luas, paling panjang, paling jauh, paling mahal, paling dicari orang, paling viral, dan lain sebagainya yang sifatnya paling. Dengan demikian dia akan merasa puas dengan mencukupi segala keinginan matanya.
Tetapi dia tidak pernah menyadari bahwa di dunia ini tidak ada yang sifatnya kekal.  sebab Iblis akan menutupi kebenaran. Jika hari ini ada yang paling mahal maka besok akan ada yang lebih mahal lagi. Jika hari ini ada yang paling cantik maka besok akan ada lagi yang paling cantik. Tidak akan pernah habisnya sehingga habislah waktu manusia itu untuk dirinya sendiri dan keinginan matanya. Lupalah bahwa besok semuanya akan berakhir, dia akan meninggal dan semuanya akan berhenti. Semua yang dicari untuk memuaskan matanya akan dia tinggalkan dan tidak ada satupun yang akan mendampinginya.

3. Keangkuhan hidup (apa yang didengar)
Hal ketiga adalah keangkuhan hidup yang terus menerus ikut ditawarkan dunia ini sebagai sesuatu yang  tidak boleh ditinggalkan. Belum lengkap rasanya menikmati dunia ini jika belum punya sesuatu yang bisa membuatnya bangga dan dihormati oleh semua orang.  Prestasi dan jabatan  yang menjadi unsur dari keangkuhan hidup ini menjadi hal yang ditawarkan dunia ini untuk dikejar dan dicapai manusia kalau mau ingin sempurna mendapatkan kenikmatan dunia. Tak heran ketika manusia itu berhasil digoda oleh Iblis untuk mengejar dan mendapatkannya maka orang tersebut tidak akan berhenti sebelum mendapatkannya. Dia merasa bahwa dia harus dihormati semua orang. Punya nama baik dan jabatan menurut dia adalah satu-satunya cara untuk meperolehnya. Karena itu dia akan menghalalkan segala cara untuk sampai ke jabatan tertentu. Mulai dari cara curang, menipu, menyogok, berganti keyakinan (agama), memanipulasi data, menjatuhkan orang lain untuk menggeser posisinya, membeli jabatan atau gelar akademis, dan lain sebagainya. Dengan demikian apa yang dia peroleh itu akan membuat dirinya lebih hebat, lebih segala-segalanya dari orang lain. Karena itu dia merasa pantas untuk dihormati dan dihargai.

Ketiga hal ini juga pernah di cobakan Iblis kepada Yesus di padang gurun setelah Yesus  berpuasa 40 hari 40 malam (Matius 4). Iblis pertama menawarkan roti (makanan), kedua menawarkan suatu pertunjukan/atraksi hebat lewat melompat dari bubungan bait suci yang akan memunculkan kehebatan/kemasyuran (keangkuhan hidup), dan ketiga menawarkan kerajaan dunia serta segala kemegahan dan keindahan dunia (keinginan mata). Dari jaman dahulu kala banyak falsafah dari suku-suku bangsa yang mengarah kepada ketiga hal ini. Salah satunya seperti suku Batak yang dari jaman dahulu menekankan bahwa kesuksesan atau keberhasilan hidup seseorang dinilai dari keberhasilannya mencapai yang disebut Hamoraon, Hagabeon, Hasangapon (3H), yang bermakna memiliki banyak harta, banyak keturunan, dan nama yang dihormati atau disegani. Sehingga  semua orang berusaha mengejar itu dan orang yang tidak bisa memperolehnya akan merasa menjadi orang yang paling malang di dunia ini. Demikian pula dengan pandangan orang lain  bahwa orang yang tidak bisa mencapai 3H ini akan dianggap gagal dalam hidup dan tidak berbahagia.
Semua tentang kenikmatan dunia ini ditawarkan dan dikemas oleh si Iblis demikian bagusnya dan menggiurkan sehingga manusia segera bisa tertarik dan mengejarnya. Iblis menyatakan bahwa itulah puncak kebahagiaan dunia,  dan manusia harus mencapainya.  Tetapi Tuhan berkata lewat firmanNya dalam 1 Yohanes 2:15 “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu”. Artinya jika dunia ini adalah tujuan hidup kita sehingga kita mengasihinya maka kasih Bapa tidak ada dalam kita dan sudah pasti kebinasaan kekal dalam neraka sudah menanti kita. Itulah hasil dari mengejar dunia ini. Tetapi hasil dari mengejar kebenaran yaitu Kristus adalah kehidupan yang kekal bersama Bapa di sorga. Mengapa demikian?. Itulah yang Firman Tuhan katakan selanjutnya dalam 1 Yohanes 2:16-17: “Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya”.  Kalau dunia sedang lenyap dengan keinginannya, maka semua yang mengejar dan mengikutinya juga akan turut lenyap.

Bagaimanakah seseorang bisa menikmati dunia ini?
Rasul Paulus berkata dalam I Tesalonika  5:18 “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. Orang yang bisa mengucap syukur baik dalam suka maupun duka adalah orang yang bisa menikmati hidup di dunia ini. Ukurannya bukanlah ketiga kenikmatan diatas tetapi kehendak Allah di dalam Kristus Yesus. Apapun yang kita rasakan, lihat, kecap, dan dengar kalau Kristus ada di dalam kita dan kehendakNya kita laksanakan maka itulah kenikmatan dunia yang sesungguhnya. Di luar itu yang ada hanyalah kenikmatan palsu atau imitasi. Semua dikemas begitu indah dan manarik  oleh Iblis supaya manusia tertarik dan megejarnya, namun tanpa Kristus. Sehingga apapun yang diraihnya tidak akan pernah bisa memuaskannya, dan segenap hidupnya akan dihabiskannya untuk mengejar dan mendapatkan kenikmatan dunia itu.
Orang yang demikian ketika hidup akan Pamer pekerjaan, pamer kekayaan, pamer jabatan, pamer prestasi, namun menjelang kematian baru sadar apa yang selama ini dicari-cari dan dikejar mati-matian tidak ada yang menjamin, hanyalah bangkai dunia yang akan ditinggalkan, dan setelah mati semua telah terlambat untuk menyesalinya.
Dari Nas Firman Tuhan hari ini kita melihat bahwa pengkotbah mengakui bahwa dia sudah mengejar dan sudah mencapai apa yang dikejar dan dicari  manusia di dunia ini yaitu segala kenikmatan dunia, dan dia berkata bahwa semua bisa dia peroleh dan dapatkan. Namun dia menyadari bahwa semuanya itu hanyalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.
Siapa yang mau saudara ikuti, ikut dunia ini atau ikut Tuhan Yesus?. Mari nyanyikan lagu berikut ini sejenak dan sambil merenungkannya. Lagu: "Saya mau ikut Yesus”.
Saya mau Ikut Yesus
Saya mau ikut Yesus, Saya mau ikut Yesus sampai selama-lamanya
Saya mau ikut Yesus,Saya mau ikut Yesus sampai selama-lamanya
Meskipun saya susah menderita dalam dunia
Saya mau ikut Yesus sampai selama-lamanya

Orang yang mengikut Yesus  adalah orang yang bisa berbahagia dan berkukacita dalam kelimpahan atau kesuksesan dan sekaligus juga orang yang bisa berbahagia di dalam penderitaan dan kesulitan hidup. Sebab kebahagiannya ditentukan oleh kasih Kristus yang ada di dalam  hatinya, sedangkan lingkungan dan suasana diluar dirinya tidak akan bisa  mempengaruhi atau mengubahnya.
Sudahkah saudara menentukan pilihan siapa yang saudara utamakan dalam hidup di dunia ini? Sudahkah saudara menentukan apa yang menjadi tujuan hidup saudara selama hidup di dunia ini? Sudahkan saudara mencari apa yang terutama di dunia ini? Firman Tuhan berkata dalam Matius 6:33 : “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”. Mari kita cari Tuhan, cari kehendakNya, utamakan Dia dan FirmanNya. Mari mencari wajah Tuhan maka kita akan bisa menikmati hidup ini dengan segala keadaanya, sehingga hidup kita tidak berakhir kepada kesiasiaan. Amin


Shalom. Tuhan Yesus memberkati.

Ev. Harles Lumbantobing
 

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..

1 komentar:

Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih