Minggu, 15 November 2020

MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN BERSAMA

 

Ibadah minggu 23 Setelah Trinitatis

Tema:

MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN BERSAMA

 

Ev: Yeremia 29:1-7

Ep: Yakobus 5:1-6

 

Yeremia 29:1-7 (TB)

29:1 Beginilah bunyi surat yang dikirim oleh nabi Yeremia dari Yerusalem kepada tua-tua di antara orang buangan, kepada imam-imam, kepada nabi-nabi dan kepada seluruh rakyat yang telah diangkut ke dalam pembuangan oleh Nebukadnezar dari Yerusalem ke Babel.

29:2 Itu terjadi sesudah raja Yekhonya beserta ibu suri, pegawai-pegawai istana, pemuka-pemuka Yehuda dan Yerusalem, tukang dan pandai besi telah keluar dari Yerusalem.

29:3 Surat itu dikirim dengan perantaraan Elasa bin Safan dan Gemarya bin Hilkia yang diutus oleh Zedekia, raja Yehuda, ke Babel, kepada Nebukadnezar, raja Babel. Bunyinya:

29:4 "Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel, kepada semua orang buangan yang diangkut ke dalam pembuangan dari Yerusalem ke Babel:

29:5 Dirikanlah rumah untuk kamu diami; buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya;

29:6 ambillah isteri untuk memperanakkan anak laki-laki dan perempuan; ambilkanlah isteri bagi anakmu laki-laki dan carikanlah suami bagi anakmu perempuan, supaya mereka melahirkan anak laki-laki dan perempuan, agar di sana kamu bertambah banyak dan jangan berkurang!

29:7 Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.

 

PENDAHULUAN:

Pelayanan Nabi Yeremia berlangsung pada akhir abad ketujuh dan awal abad keenam. Yeremia diutus Tuhan sebagai Nabi kepada bangsa Israel untuk memperingatkan dan  menyampaikan nubuatan dan hukuman Tuhan kepada bangsa itu atas  dosa kedegilan hati mereka yang selalu menduakan Tuhan dengan menyembah berhala-berhala. Namun bangsa itu tetap berzinah dengan ilah lain bahkan percaya kepada nabi-nabi sesat dan palsu yang ada diantara mereka. Nubuatan ini akhirnya terjadi pada saat Nabi Yeremia masih hidup. Nebukadnezar raja Babel merebut dan menghancurkan Yerusalem serta Rumah TUHAN yang ada di situ; raja Yehuda bersama rakyatnya diangkut ke Babel. Mereka menjadi tawanan di Babel.  Namun dalam kitab Yeremia ini juga Tuhan menubuatkan suatu penghiburan bagi mereka bahwa setelah genap 70 tahun mereka akan pulang ke tempat mereka kembali. Demikian dalam Yeremia 29:10 dikatakan: “Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini”.

Sebelum masuk ke tema minggu ini, dari pendahuluan ini kita bisa melihat bahwa ketidaksetiaan bangsa Israel lewat pelanggaran mereka yang menyembah allah lain, dewa-dewa buatan manusia,  telah menyakiti hati Allah dan Allah harus menghajar mereka sebagai anak untuk memurnikan mereka kembali menjadi milik kesayanganNya.

Hal yang sama juga berlaku kepada setiap orang yang mengaku percaya kepada Tuhan yang benar yaitu Allah Tritunggal. Jika kita menduakan Tuhan dalam kehidupan kita  dan percaya kepada ilah-ilah dunia ini dalam berbagai bentuk, dan melakukan penyimpangan akan Firman Tuhan, maka Tuhan akan mendatangkan hajaran dan ganjaran atas ketidaksetiaan kita. Ganjaran dan hajaran Tuhan itu tidaklah mengenakkan bahkan mengerikan, meskipun di dalamnya mengandung kasih karunia. Hal itu bisa kita pelajari dalam kitab Yeremia ini.

 

Ibadah minggu ini mengandung tema “MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN BERSAMA” yang di dasaran pada Yeremia 29:1-7. Dalam Nas Firman Tuhan ini kita melihat bahwa surat ini ditujukan kepada tua-tua, imam-imam, nabi-nabi dan kepada seluruh rakyat yang telah diangkut ke dalam pembuangan oleh Nebukadnezar dari Yerusalem ke Babel (ayat 1). Surat yang dikirim Yeremia ini merupakan pengharapan dan nubuatan bagi bangsa yang dibuang itu bahwa suatu saat nanti Tuhan akan mengakhiri penderitaan mereka sebagai bangsa buangan di Babel. Dalam pasal 29 dan 30 ini jelas kita lihat maksud dan tujuan surat ini disampaikan kepada bangsa Israel.  Kalau kita melihat bahwa masa pembuangan mereka adalah selama 70 tahun maka tentunya sikap hidup dan kehidupan mereka selama di pembuangan ini akan juga turut menentukan bagaimana kondisi mereka di sana. Bagaimana orang Babel memandang dan memperlakukan mereka.

Karena itu Tuhan melalui Nabi Yeremia dalam Nas Firman Tuhan hari ini menyampaikan beberapa hal sikap dan tindakan bangsa itu selama di pembuangan. Dari ayat 5-7 kita melihat:

1. Mendirikan rumah untuk kamu diami.

2. Membuat kebun untuk dinikmati hasilnya.

3. Menikah dan beranak cucu. Dengan tujuannya adalah supaya mereka melahirkan anak laki-laki dan perempuan, agar mereka bertambah banyak dan jangan berkurang!

4. Mengusahakan kesejahteraan kota ke mana mereka Tuhan buang, dan berdoa untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraan mereka juga.

Saya membagi 2 bagian pesan Tuhan kepada bangsa Israel sebagai berikut. Yang pertama Poin 1-3 merupakan tindakan yang akan dan harus mereka lakukan terhadap diri mereka sendiri supaya mereka bisa bertahan hidup dan keturunannya tidak punah. Dengan demikian mereka tidak akan menjadi beban ekonomi bagi pemerintahan Babel saat mereka menjadi tawanan. Hal ini patut kita contoh dan tiru di dalam kehidupan kita selama di dunia ini. Bagaimana kita sebagai umat percaya harus bekerja dan bisa hidup mandiri tanpa menjadi beban bagi orang lain. Secara umum Tuhan memerintahkan semua manusia untuk bekerja dan mencari nafkah. Siapapun dia kalau dia gigih dan mau bekerja maka akan terpelihara ekonominya. Itu sudah menjadi hukum alam yang Tuhan tetapkan. Bahwa siapa yang malas tidak akan makan tetapi siapa yang rajin dan mau bekerja akan makan. Hal ini juga pernah diperingatkan Rasul Paulus kepada jemaat Tessalonika dalam 2 Tessalonika 3: 10-12 

"Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri”

Hal ini berlaku kepada umat percaya kepada Tuhan Yesus dan juga kepada orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus. Hanya saja bagi kita yang percaya dan beriman kepada Tuhan Yesus Kristus bahwa bekerja itu bukan lagi hanya untuk sekedar mencari makan, tetapi lebih dari itu yaitu sedang mengemban tugas melaksanakan Firman Allah ditengah-tengah dunia ini dan sebagai kesaksian bagi dunia bahwa kita adalah pengikut Kristus yang sejati. Kalau orang-orang dunia bekerja untuk makan dan untuk kaya, tetapi pengikut Kristus bekerja untuk memuliakan Tuhan. Dengan demikian maka kita tidak akan mempermalukan Tuhan dengan selalu menjadi beban bagi orang lain.

Hal yang kedua adalan poin ke-4 yaitu Mengusahakan kesejahteraan kota ke mana mereka Tuhan buang, dan berdoa untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraan mereka juga. Tema minggu ini tentang mewujudkan kesejahteraan bersama berkaitan juga dengan tema ibadah minggu lalu “Tanggungjawab Orang Kristen dalam Politik”. Bahwa tenggungjawab di bidang politik adalah salah satu usaha untuk turut menciptakan kesejahteraan bersama. Dalam ayat 7 ini  kata mengusahakan dan berdoa adalah satu paket yang tidak terpisahkan yang dipesankan oleh Tuhan kepada  umatNya.

Mengusahakan kota atau daerah dimana kita tinggal supaya sejahtera adalah tatanggungjawab  setiap orang percaya. Coba kita renungkan kalau lingkungan tempat tinggal kita tidak aman dan tenteram apakah kita juga aman tinggal di sana? Demikian juga dengan skop yang lebih besar. Kalau desa atau kota bahkan negara dimana kita tinggal selalu kacau dan penuh perpecahan apakah kita bisa tinggal nyaman di sana? Tentunya tidak. Jika setiap orang percaya di lingkungan tempat tinggalnya bisa terlibat menciptakan kesejahteraan  baik dalam hal keamanan, ketertiban, toleransi antar umat beragama, toleransi antar suku yang berbeda, kebersihan, juga tindakan peningkatan perekonomian  masyarakat, tentunya desa itu akan maju dan sejahtera. Kalau di desa yang lain juga orang-orang percaya melakukan hal yang sama  maka kota itu akan turut merasakannya. Kalau orang-orang percaya di kota-kota yang lain juga melakukannya maka negara itu akan aman sejahtera.

Bekerja dan berkarya adalah tanggungjawab orang percaya untuk mewujudkan kesejahteraan dimana dia tinggal. Ketika seseorang bekerja dimasa dia produktiv untuk bekerja maka dia akan berkontribusi buat kemajuan daerah itu, lalu secara ekonomi dia akan bertahan dan tidak menjadi beban pemerintah atau masyarakat. Bahkan sebaliknya dia akan berkontribusi buat negara lewat pekerjaannya. Seperti dalam ayat 4b “buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya” merupakan contoh untuk terlibat dalam mewujudkan kesejahteraan bersama. Sebagai contoh dengan adanya kebun, maka dibutuhkan pekerja, maka hasil kebun ada untuk dijual dan dinikmati. Ketika terjadi transaksi penjualan di pasar, maka ada perputaran ekonomi dan orang lain bisa menikmati  hasil kebun itu. Petani berladang menghasilkan hasil pertanian. Jika petani tidak ada maka bagaimana penduduk bisa terpenuhi kebutuhan pangannya? Tentu akan terjadi kesusahan dan kelaparan. Demikian juga disektor pekerjaan yang lain.

Karena itu semua harus bekerja sesuai dengan keahlian dan kemampuan masing-masing. Inilah cara mewujudkan kesejahteraan bersama.

Pernahkah saudara berpikir:

“jika saya tidak menanam padi ini apakah nanti yang akan dimakan orang lain?” Atau

“jika saya tidak menjual ikan ini apakah nanti yang akan dimakan orang lain?” atau

“jika saya tidak bekerja menarik bus angkutan kota ini hari ini apakah nanti jalan penduduk menuju tempat kerjanya?” atau

“jika saya tidak mengajar di sekolah hari ini bagaimana anak-anak itu bisa pintar?” atau

“jika aku tidak masuk kantor hari ini maka urusan-urusan orang lain akan terkendala”

Begitu seterusnya dalam setiap pekerjaan.

Kita melihat disini bahwa sikap ini tidaklah bicara lagi untuk ‘diriku’, ‘keperluanku’, ‘hidupku’ ‘ketenanganku’ dan lain sebagainya. Tetapi lebih kepada bagaimana hidupnya menjadi berkat bagi orang lain. Kalau saya gigih menanam padi supaya orang lain bisa makan nasi, maka tentunya saya juga akan mendapat hasil dari padi yang saya tanam itu, dan saya akan sejahtera dari hasil padi itu. Disinilah letak perbedaan orang percaya dengan yang tidak percaya yaitu motivasi. Hal ini sama dengan berdoa. Jika dasar kita hanya berdoa untuk kebutuhan dan keperluan diri sendiri maka kita tidaklah benar sebagai orang percaya atau pengikut Kristus. Disinilah orang percaya dikenali yaitu bahwa dia berbuat dan berdoa untuk semua orang, untuk lingkungan, untuk pemerintah, untuk penguasa (1 Timotius 2:1-3), bahkan Yesus berkata supaya kita berdoa dan mengasihi orang-orang yang membenci dan menganiaya para pengikutNya (Matius 5:44).

Jadilah sebagai alat di tangan Tuhan  untuk mewujudkan kesejahteraan bersama dibidang politik, dibidang ekonomi, dibidang kemanan, di bidang sosial, pendidikan dan budaya, dan lain sebagainya di bidang masing-masing sebagaimana yang Tuhan karuniakan. Sebagai para pemimpin yang memimpin di bidang masing-masing, berlaku adillah dan sejahterakanlah orang-orang yang saudara pimpin, sebab kesejahteraan mereka adalah kesejahteraanmu juga. Orang-orang yang tidak melakukan demikian Tuhan tegur dalam Nas Epistel hari ini dalam Yakobus 5:1-6, dan Tuhan sendiri akan berperkara dengan dia.

Karena itu saudara-saudaraku di dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Apapun profesi saudara, bagaimanapun keterbatasan saudara, mari berbuat sesuatu untuk bersama. Ciptakan ketenteraman di lingkungan kita, jalin hubungan yang baik dengan semua orang, bekerjalah dengan tekun dengan motivasi yang seharusnya sebagai anak-anak Tuhan, dan berdoalah untuk semuanya supaya Tuhan memberikan kasih dan berkatNya buat lingkungan, kota dan negara di mana kita tinggal. ”SEBAB KESEJAHTERAANYA ADALAH KESEJAHTERAANMU JUGA”

Selamat hari minggu, selamat berkarya dan selamat menjadi berkat.

 

Shalom.

 

Ev. Harles Lumabantobing

 

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih