Renungan Ibadah Minggu, 1 April 2022
Tema:
BERLARI MENUJU MENUJU PANGGILAN SORGAWI
Ev:Filipi 3:4b-14
Ep:Yesaya 43:16-21
Filipi 3:4b-14 (TB)
Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi:
3:5 disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,
3:6 tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
3:7 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
3:8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
3:9 dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
3:10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
3:11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
3:12 Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.
3:13 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,
3:14 dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus
---------------------
Shalom, saudara-saudariku yang terkasih dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Puji Syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan kita Yesus Kristus yang senantiasa menyertai kita dalam segenap langkah kita. Banyak hal terjadi dalam hidup kita masing-masing dan itu semua terjadi atas seijin dan sepengetahuan Tuhan. Yang pasti semua baik yang Tuhan rencanakan dalam hidup setiap orang yang Tuhan kasihi.
Ibadah minggu kali ini mengambil tema BERLARI MENUJU PANGGILAN SORGAWI yang didasarkan pada kitab Filipi 3:4b-14. Dalam surat Paulus kepada jemaat Filipi di pasal 3 ini sangat jelas sekali kita lihat peringatan Rasul Paulus supaya jemaat itu jangan mudah percaya kepada pengajar-pengajar sesat yang membesar-besarkan atau membangga-banggakan hal-hal yang sifatnya lahiriah. Mereka berkata bahwa penampakan secara lahiriah seperti faktor keturunan, nama baik atau termasyur, kekayaan, gelar dan lain sebagainya yang bersifat lahiriah adalah tanda seseorang yang percaya dan diberkati oleh Tuhan.
Namun Rasul Paulus menegaskan bahwa setiap orang yang percaya kepada Yesus sesungguhnya bukanlah orang-orang yang menaruh percaya kepada hal-hal yang sifatnya lahiriah sebagai standart atau patokan seseorang itu telah menjadi pengikut Kristus yang setia.
Paulus berkata kalau ternyata itu sebagai patokan atau tanda, maka Paulus lebih dari siapapun kalau menyangkut hal-hal yang lahiriah tersebut. Dalam Nas ini Paulus mengungkapkan bahwa secara lahiriah tidak ada lagi yang kurang dari dia. Dalam ayat 5-6 dia membeberkan kualifikasi secara lahiriah yang dia miliki.:
- Disunat pada hari ke-8 yang mengindikasikan bahwa dia bersunat, dilahirkan oleh orangtua yang taat hukum taurat sebab membawa dia untuk disunat pada umur 8 hari. Jadi jelas dengan tanda sunat itu, dia adalah penerima janji sebagai mana janji Tuhan kepada Abraham.
- Suku Benyamin dan Ibrani Asli yang artinya keturunan langsung dari Abraham, Ishak dan Yakub dan bukan hasil perkawinan campuran. Artinya dia berasal dari salah satu 12 suku Israel yang merupakan penerima janji dari Allah, dan sebagai umat pilihan.
- Seorang Farisi yang artinya bahwa dia seorang ahli taurat dan yang berkompeten mengajar dan menelaah Hukum Taurat. Dalam hal ini Paulus termasuk yang terbaik. Sebagai Farisi dia adalah penganut yang taat dan penegak berjalannya hukum taurat.
- Sempurna dalam melakukan hukum taurat. Dalam pengakuannya dia adalah yang terbaik sebab dia berkata bahwa dalam pelaksanaan hukum taurat dia tidak bercacat, atau bisa dikatakan sempurna melakukan hukum taurat.
- Dalam hal menegakkan agama dan menjaganya/membela dari aliran-aliran atau sekte yang dianggap sesat Paulus adalah yang paling garang dan di depan. Pada masa itu sekte baru yang baru muncul yaitu pengikut-pengikut Yesus yang mati disalibkan itu dianggap sekte sesat dan mengancam keberadaan agama Yahudi. Dalam hal ini Paulus adalah yang paling berani dan dia dipercayakan sebagai komando dalam menumpas, menangkap, menganiaya bahkan sampai membunuh para pengikut Yesus. Artinya kecintaannya kepada agamanya demikian hebatnya. Alkitab menyaksikan bahwa dalam eksekusi mati Stafanus Paulus juga hadir di disana.
Hal-hal lahiriah seperti ini adalah sesuatu yang sangat dikejar dan dicari banyak orang pada masa itu sejak mudanya. Rasul Paulus sudah mencapainya. Tentunya dengan prestasi dan kualifikasi seperti ini soal materi tentunya Paulus tidak lagi berkekurangan pada jaman itu
Namun secara mengejutkan bahwa semua prestasi dan kelebihan Paulus, atau bahkan semua yang ditempuh, dikejar dengan susah payah itu sekarang dianggapnya sebagai kerugian. Hal yang paling menguntungkan dalam kemanusiaan itu saat ini bagi Rasul Paulus adalah suatu kerugian besar. Dalam ayat 7 hal ini dijawab Paulus bahwa itu semua menjadi kerugian ketika dia berjumpa dengan Yesus Kristus. Inilah yang membuat Rasul Paulus bertobat (berbalik 180 derajat). Perjumpaan dengan Yesus saat Rasul Paulus (yang sebelumnya namanya Saulus sebelum bertobat) mengemban tugas untuk mengejar dan menangkap para pengikut Yesus di Damsyik.
Berjumpa dengan Yesus dan mengenalnya secara pribadi menyebabkan pola pikir dan tujuan hidup Paulus berubah total. Hal ini juga mempengaruhi cara pandangnya tentang hal-hal lahiriah tadi. Setelah mengenal Yesus, Paulus menyadari bahwa Kristus adalah yang utama dari segala yang utama yang ada di alam semesta ini. Dalam ayat 8 Paulus menegaskan kembali bahwa segala sesuatu dia anggap rugi karena pengenalan akan Kristus lebih mulia daripada semuanya. Sehingga Segala sesuatu tidak ada gunanya dimiliki jika yang utama ini tidak dimiliki yaitu Kristus. Segala sesuatu yang dikejar-kejar bahkan sampai mati-matian dikejar oleh manusia, sesuatu yang penting bahkan sangat penting bagi manusia ternyata jika dibandingkan dengan Kristus adalah sampah. Atau dalam terjemahan lain sampah itu dikatakan kotoran binatang. Yang artinya sesuatu yang menjijikkan dan terbuang atau kotor.
Tentunya kita ketahui bahwa manusia yang normal ketika mengetahui ada yang utama dan terutama dari segala sesuatu pasti akan mengejarnya dan meninggalkan apa yang selama ini dia kejar-kejar atau sudah miliki demi memperoleh yang utama itu. Artinya adalah menjadi suatu kebodohan mengejar sesuatu yang tidak penting jika ternyata ada yang lebih penting dan utama. Matius 6:33 berkata: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”. Kata semuanya itu bisa dimaknai sebagai tambahan, atau bonus,. Semua orang pasti suka dan menginginkan adanya bonus akan apa saja yang dia beli atau ingin peroleh. Misalnya kalau seorang Ibu membeli 1Kg cabe lalu diberi segenggap atau sedikit bonus pasti dia akan senang sekali dan selanjutnya akan selalu datang ke toko itu untuk beli cabe karena mengharapkan bonus tadi. Namun sesungguhnya dia tidak akan mungkin bisa mendapatkan bonus itu jika dia tidak membeli yang utama yaitu cabe 1kg tadi. Dia harus beli dahulu cabe 1kg itu baru dia dapat bonus itu.
Saudara, apa yang dicari manusia pada umumnya seperti harta, pangkat atau jabatan, nama baik, kemakmuran adalah hanya bonus atau berkat-berkat tambahan dari Tuhan yang sifatnya mengikut jika kita sudah memiliki yang utama yaitu Kristus. Namun jangan kita persempit bahwa kata semuanya itu hanya bersifat lahiriah saja. Namun juga menyangkut yang non lahiriah. Matius 6:33 tadi telah mengatakan demikian. Sayangnya manusia lebih banyak mengejar berkat-berkatnya saja yakni yang sifatnya lahiriah tetapi melupakan si pemberi berkat yang sesungguhnya. Akirnya mereka masuk ke dalam jebakan si Iblis yang juga bisa memberikan semua yang dicari-cari manusia itu tetapi tanpa memiliki yang utama yaitu Kristus. Lalu matanya dibutakan dan hatinya ditumpulkan, sehingga Setan dianggap Tuhan, lalu segala berkat yang diterima dan dimiliki dia anggap berasal dari Tuhan, Akhirnya jiwanya binasa dalam pencarian dan pengejaran bonus-bonus dunia ini.
Saudara yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus. Paulus menyadari bahwa perubahan arah hidup dan pola pikirnya itu adalah karena Karya Kristus dalam hidupnya. Yesus sudah menangkapnya dan memperkenalkan diri kepada Paulus secara pribadi. Dalam hal ini ketika Yesus memperkenalkan diri Paulus mempercayainya. Artinya dia meresponi dengan KEPERCAYAAN. Sekarang ketika Paulus percaya, lalu menyadari bahwa Kristus adalah yang terutama maka Paulus mengarahkan semua yang dimilikinya (energi/tenaga, pemikiran, waktu dan lain sebagainya) untuk mengejar 3 hal yang sangat penting setelah perjumpaannya dengan Yesus (1) Mengenal Yesus, (2) Mengenal kuasa kebangkitanNya, (3) Mengenal dan mengalami persekutuan dalam penderitaan Yesus.
Ketiga hal ini sekarang menjadi keinginan dan sesuatu yang dikehendaki hati Paulus setiap saat. Ketika dia belajar terus mengenal Yesus maka dia akan semakin tahu apa yang dikehendaki Yesus dalam hidupnya. Lalu ketika kuasa kebangkitanNya dimengerti dan dikenal maka dia akan punya pengharapan akan kehidupan yang akan datang dengan demikian kematian tidak akan menakutkan lagi dan kuasanya sudah dipatahkan oleh kebangkitan Yesus. Ketika dia memahami dan mengerti tentang bagaimana persekutuan dalam penderitaan Yesus, Paulus menyadari bahwa penderitaan itu adalah karunia. Ternyata Tuhan sudah memperlengkapi umatNya dengan karunia menderita karena Kristus selama berada di dunia ini. Dalam Filipi 1:29 Paulus menegaskan demikian. Artinya bahwa penderitaan sudah menjadi bagian pengikut Kristus yang seharusnya tidak membawanya kepada ketakutan, keputusasaan, atau pemurtadan. Tetapi dia tetap mampu bersyukur dan bersukacita di dalam penderitaan sekalipun.
Dengan pemahaman ini dan mengejar ketiga hal yang terutama ini Paulus akhirnya memiliki keyakinan bahwa dia akan beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Karena itu merupakan sesuatu yang tidak mudah dicapai atau otomatis dimiliki dan dikuasai saat seseorang pertama sekali mengalami perjumpaan dengan Yesus, maka harus ada tindakan yang secara terus menerus dilakukan untuk mencapai kesempurnaan dalam mengenal ketiga hal di atas. Paulus mengetahui dan menerima kenyataan itu sehingga dia melakukan aksi atau tindakan untuk semakin mengarah kepada kesempurnaan itu sehingga tujuan hidupnya tercapai yaitu beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
Tindakan itu adalah mengejar dan menangkap sebagaimana Paulus juga sudah ditangkap Yesus. Bagaimana cara dalam mengejar dan menangkap itu? Paulus megajarkannya dengan tiga cara yaitu:
1. Melupakan apa yang dibelakang.
Mengapa banyak orang tidak mau maju dalam iman dan pengenalan akan Tuhan? Demikian juga dalam kehidupannya di dunia ini tidak bisa mengalami perubahan atau hidup yang lebih berarti dan berkualitas? Ini erat sekali hubungannya dengan seseorang yang selalu mengingat-ingat masa lalu serta tidak mau meninggalkan hidupnya yang lama. Kondisi hidup dan pengalaman pahit di belakang selalu terus-menerus diingat sehingga tidak bisa maju. Orang yang tidak bisa keluar dari bayang-bayang masa lalu serta tidak bisa meninggalkan masa lalu itu menyebabkan seseorang tidak bisa move on (maju).
Saudara apa yang sangat susah tentang masa lalu saudara yang tidak bisa saudara lupakan dan tinggalkan sehingga hidup saudara tidak bisa maju, berubah dan berbuah? Yesaya 43: 16 ( dalam Epistel) berkata : “"Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala!” Hal ini disampaikan sebab Tuhan sudah menyediakan segala yang terbaik di depan asal bangsa itu tidak lagi kembali mengingat-ingat masa lalu dan hidup dalam bayang-bayang masa lalu itu.
Mengingat masa lalu bisa menimbulkan pelajaran hidup, tetapi mengingat-ingat masa lalu bisa menimbulkan kepahitan hidup. Apalagi masa lalu itu hidup dalam kebodohan dan merupakan masa yang penuh kepahitan.
2. Mengarahkan diri kepada apa yang dihadapan.
Setelah Paulus ada di dalam Yesus dan Yesus di
dalam dia maka arah hidup dan tujuan hidup kini berubah. Tujuan hidupnya
sekarang yaitu memperoleh hadiah. Hadiah
itu adalah panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Mengarahkan diri
berarti fokus. Fokus kepada apa yang sudah ada di depan. Tidak lagi melihat ke
kiri atau ke kanan apalagi ke belakang. Panggilan sorgawi itu dikaitkan dengan
apa yang Rasul Paulus katakan di ayat 20-21 dalam pasal 3 ini yang berbunyi: “Karena
kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan
Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini,
sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat
menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya”. Kembali ke rumah Bapa di sorga
adalah penggilan sorgawi bagi setiap orang. Hanya ada dua tujuan manusia
setelah selesai dari dunia ini yaitu pertama pulang kembali ke rumah Bapa di
sorga dan kedua tersesat dan pergi selamanya ke dalam Neraka. Allah
menginginkan kita tidak tersesat tetapi pulang ke rumah Bapa. Perjalanan menuju rumah Bapa di sorga selama hidup di dunia ini memerlukan pengenalan yang baik akan siapa Tuhan kita dan apa kehendakNya.
3. Berlari-lari kepada tujuan itu.
Setelah mengetahui tujuan itu dan fokus ke depan, maka Paulus berkata dia berlari-lari mengejar tujuan itu. Dia tidak mengatakan berjalan tetapi berlari. Ini mengandung makna bahwa waktu menuju tujuan akhir itu adalah singkat, waktu yang terbatas, penuh tantangan dan jebakan, sehingga kita harus berlari dengan cepat supaya segera sampai ke tujuan itu. Sebab waktu-waktu ini adalah jahat (Efesus 5:16)
Setelah memperoleh perubahan hidup dan tujuan hidup ini Paulus tidak mengabaikan apa yang sifatnya lahiriah. Tetapi sudah memiliki pola pandang yang baru tentang semua yang sifatnya lahiriah itu. Semua yang dilakukannya dalam hidup sekarang adalah untuk mendukung yang utama. Artinya Paulus tetap butuh makan, materi, pekerjaan, persekutuan dengan orang lain dalam melaksanakan panggilannya yang baru. Dia bekerja, mengajar, hidup berpindah-pindah tempat, mengontrak rumah tinggal, mencari dana untuk kebutuhan hidup. Namun bedanya saat ini Paulus yang dulu (Saulus) melakukannya sebagai yang utama dan mengejarnya lebih keras dari orang lain, sedangkan Paulus yang sekarang mengejarnya sebagai alat untuk mendukung pencapaian tujuan hidupnya yang baru yaitu panggilan sorgawi.
Saudara, Setelah membaca renungan ini saya mengajak kita merefleksikan diri dengan empat pertanyaan berikut ini:
1. Bagaimana tujuan hidup kita selama ini? Adakah masih mencari dan mengejar apa yang Paulus lakukan dulu (Nama baik, jabatan, harta, kemakmuran dan kemasyuran) sebelum bertobat yang dia anggap sebagai sampah dan kerugian?.
Jika masih, maka berdoalah supaya Tuhan menjamah dan mengubah kita lewat Firman Tuhan hari ini sebagai perjumpaan dengan Dia.
Jika tidak, maka mari kita lakukan tiga hal yang Paulus lakukan.
2. Apakah kita sudah mengerti dan menerima apa dan siapa sebenarnya yang paling berharga dan utama dari segalanya?
Jika tidak, maka berdoalah supaya Tuhan menjamah dan mengubah kita lewat Firman Tuhan hari ini sebagai perjumpaan dengan Dia.
Jika ya, maka mari kita lakukan tiga hal yang Paulus lakukan.
3. Adakah sekarang perubahan sudut pandang baru setelah merenungkan Firman Tuhan hari ini yang bisa kita pikirkan dalam hal membandingkan Yesus dengan semua yang selama ini kita kejar-kejar manusia dalam hidup?
Kalau belum ada, maka berdoalah supaya Tuhan menjamah dan mengubah saudara lewat Firman Tuhan hari ini sebagai perjumpaan dengan Dia.
Kalau sudah ada, maka mari kita lakukan tiga hal yang Paulus lakukan.
4. Apakah masih ada kisah kehidupan lama yang paling susah kita tinggalkan dalam mengikut Yesus saat ini seperti akar pahit, dosa, kekecewaan, kesulitan hidup, dan lain-lain sehingga kita tidak bisa bergerak maju?
Jika masih ada, maka berdoalah supaya Tuhan menjamah dan mengubah saudara lewat Firman Tuhan hari ini sebagai perjumpaan dengan Dia.
Jika tidak ada lagi atau sudah selesai semua, maka mari kita lakukan tiga hal yang Paulus lakukan.
Apa itu tiga hal yang Paulus ajarkan itu? Ayat 13 dan 14 mengatakan “ (1)aku melupakan apa yang telah di belakangku dan (2)mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan (3) berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus”.
Kiranya renungan hari ini menguatkan kita dan mengarahkan kita kepada apa yang seharusnya Tuhan kehendaki di dalam perjalanan hidup kita dunia yang sementara ini sebelum kita pulang dengan selamat ke rumah Bapa di sorga. Amin Tuhan Yesus memberkati.
Shalom,
Ev. Harles Lumbantobing
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya di Daftar... ARSIP..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih