Renungan Dalam Pergumulan
Untuk Panggilan Melayani
D I J A L A U N T U
K M E L A Y A N I
Ayat perenungan: Matius 4:19, Matius 18:23-35
, Matius 25:41-46, Lukas 17:7-10, Yohanes 16:33
Matius 4: 19: “Yesus berkata
kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala
manusia."
Shalom,
selamat hari baik buat saudara/i semua yang Tuhan kasihi di dalam nama Tuhan
kita Yesus Kristus. Senang rasanya bisa menyapa saudara/i meskipun lewat tulisan ini. Dengan menyapa
saudara saya diingatkan kembali akan kasih karunia Tuhan yang diberikanNya
kepada saya puluhan tahun yang silam. Juga mengingatkan saya akan besarnya
kasih sayang Tuhan yang mengkehendaki saya bertumbuh dan menjadi berarti sejak
menjadi anakNya yaitu dengan menjadi pelayan pertama sekali di sebuah wadah
pelayanan Muda-Mudi dan mahasiswa di sebuah kampung kecil di daerah padang
bulan Medan yang bernama KEBAKTIAN MUDA-MUDI KAMPUNG SUSUK (KMKS).
KMKS berdiri 20 Oktober 1988 dan kini
di tahun 2025 ini sudah berusia 36 tahun dan sedang menuju usia ke 37 tahun. Masyarakat
di kampung ini dulunya masih banyak
terlibat dengan kuasa gelap (okultisme), maraknya kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan penyakit masyarakat, pemutaran film porno, perjudian,
anak-anak kost yang jarang betah, juga seringnya kehilangan barang-barang, dan
lain sebagainya.
Kondisi
ini membuat beberapa anak-anak kost yang sudah bertobat dan menerima
keselamatan saat kuliah di USU akhirnya berkomitmen untuk melayani Muda-Mudi di Kampung Susuk ini
hingga terbentuknya KMKS dan sampai saat ini terus berjalan karena kasih dan kuasa
Tuhan untuk setiap orang yang tinggal di kampung susuk. Selain penduduk asli,
sudah ribuan orang yang merasakan pelayanan di KMKS ini hingga hari ini. Tahun
1995 (periode 8) saya ikut menjadi anggota di persekutuan ini dan periode 9 saya menjadi koordinator komisi doa
dan tahun 1998 pada periode 10 saya menjadi koordinator umum (ketua). Hingga
saat ini saya beserta teman-teman
sepelayanan lainnya tetap memberikan perhatian dan dukungan pada pelayanan ini,
dan juga di persekutuan Alumni KMKS yang sudah terbentuk sejak tahun 1998. Selanjutnya
Tuhan memanggil saya untuk melayani di berbagai persekutuan pemuda-pemudi baik di lingkungan-lingkungan penduduk, di gereja, dan lingkungan profesi (pekerjaan).
Terpujlah Tuhan, 27 tahun sudah Tuhan mengijinkan dan memakai saya untuk
memberitakan FirmanNya yang kudus. Sungguh ini adalah belas kasihan Tuhan yang
terbesar kepada orang seperti saya yang
tidak layak, penuh dosa dan penuh keterbatasan dan kekurangan. Sungguh dalam semua kelemahan saya Kuasa Tuhan
menjadi sempurna.
Saya
adalah salah satu dari yang Tuhan jaring melalui jala FirmanNya yang
ditaburkan/ditebarkan oleh hamba-hambaNya yang Tuhan suruh. Saya tertangkap
oleh kasih karunia Tuhan dan selanjutnya dalam perjalanan iman saya, Tuhan
menginginkan saya bukan hanya seperti ikan yang dijala, tetapi menjadi penjala itu
sendiri sebagaimana hamba-hamba Tuhan
yang telah menjala saya sebelumnya. Meskipun awalnya saya merasa tidak
mampu dan tidak sanggup tetapi Tuhan terus memotivasi saya lewat banyak cara
untuk tidak ragu dan takut untuk menjadi hambaNya melayani Tuhan.
Memang
benar saat panggilan pertama itu datang (yaitu munculnya kerinduan dalam hati
untuk turut ambil bagian dalam pelayanan setelah menerima karunia keselamatan
itu) Tuhan melakukan banyak hal untuk mempersiapkan dan memantapkan hati saya
mengikut Tuhan. Saya merasa tidak memiliki kecakapan apa-apa untuk bisa
melakukan seperti yang senior-senior lakukan dalam pelayanan. Tetapi
selanjutnya saya melihat bahwa Tuhan hanya menginginkan kesediaan atau kemauan
kita saja yang tulus untuk melayani. Sebab Ladang pelayanan milikNya, konsepnya
dari Tuhan, peralatan dari Tuhan, caranya juga dari Tuhan dan semuanya untuk
Tuhan dan dari Tuhan. Bahkan saya sendiripun milik Tuhan dan hanya alat di
tanganNya.
Benarlah
sejak itu Tuhan bertindak. Mengirim tim regenerasi untuk menyampaikan isi hati
Tuhan, untuk membukakan perihal pelayanan yang ada. Tuhan adakan
pengisian-pengisian untuk melengkapi, Tuhan hantarkan hamba-hamba TUHAN untuk
mengajar, Tuhan berikan teman-teman sebagai rekan sepelayanan, dan banyak lagi
Tuhan persiapkan. Bahkan karunia-karunia
yang sebelumnya saya tidak miliki diberikan-Nya guna mendukung
pelayanan. Di situlah saya mengakui bahwa memang Tuhan hanya menginginkan
kesiapan dan kemauan kita untuk sungguh-sungguh mengikut Dia ambil bagian dalam
pelayanan Tuhan. Selebihnya Tuhan akan perlengkapi dan isi apa yang perlu bagi
kita untuk melayaniNya. Di situ juga saya melihat bahwa Tuhan sangat mengasihi saya. Dia ingin saya
bukan sekedar selamat, tetapi menjadi orang yang bertumbuh, berguna, berarti
bagi gereja Tuhan dan sesama manusia. Tuhan memperlengkapi saya sedemikian ternyata supaya saya dipakai Tuhan untuk tanggungjawab
yang lebih besar lagi yaitu melayani di Gereja sebagai Evangelis. Banyak hal Tuhan
lakukan untuk membentuk saya supaya semakin kuat dan dewasa di dalam menghadapi
kondisi jaman yang tidak semakin mudah.
Demikian
sedikit kesaksian saya di awal mula panggilan
saya untuk menjadi pelayan Tuhan.
Hingga saat ini saya sangat bersyukur menjalani panggilan ini dan menikmatinya
sebagai kasih karunia dari Tuhan.
Saudara,
hidup kita yang sekarang setelah menjadi anak-anak Tuhan tidaklah sama lagi
dengan kehidupan yang lama. Sekarang kita hidup demi keinginan dan kehendak Roh
Kudus, dulu demi kehendak diri kita sendiri dan keinginan daging kita.
Peralihan ini adalah karena kasih karunia Tuhan kepada kita. Dulu mungkin kita
berusaha berbuat baik supaya kita mendapat belas kasihan Tuhan dan diselamatkan. Tetapi sekuat apa
usaha perbuatan baik yang kita lakukan untuk selamat tidak mungkin bisa
menyelamatkan kita sebab kita berada di dalam kegelapan yaitu dosa itu sendiri.
Kegelapan tidak bisa menyelamatkan orang yang dalam kegelapan apalagilah dirinya sendiri. Satu dosa terkecil sekalipun
sudah cukup membawa kita ke dalam api neraka. Tetapi karena kasih karunia Tuhan
memberikan kita keselamatan secara cuma-cuma bukan berdasarkan usaha kita dan
perbuatan baik kita. Bahkan kita diselamatkan di saat kita dalam keadaan
berdosa (Roma 5:8 “Akan tetapi Allah menunjukkan
kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita
masih berdosa”)
Menyadari
akan hal ini, tentunya kita sebagai orang yang sudah diselamatkan, dan menjadi
anak-anakNya, ahli warisNya harus sepatutnyalah sekarang menjadi orang –orang
yang tahu dan mau berterimakasih. Mari kita simak kisah yang Yesus sampaikan
dalam Matius 18:23-35 ini:
“Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak
mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan
itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu
memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk
pembayar hutangnya.
Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu,
segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas
kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
Tetapi ketika
hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus
dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar
hutangmu!
Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu,
hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke
dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan
segala yang terjadi kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil orang itu
dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan
karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani
kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?
Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo,
sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat
demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni
saudaramu dengan segenap hatimu."
Kisah di
atas adalah tentang pengampunan. Tetapi jika ditarik ke diri kita semua
bahwasanya kita adalah orang-orang yang berhutang karena dosa kita. Tuhan
melalui pengorbanan Kristus telah mengampuni dosa kita dan melunasi itu semua
sehingga kita selamat. Sementara itu di
sekitar kita ada banyak orang yang masih berjalan dalam hutang dosa. Mereka terluka
dan terpenjara. Tanpa mereka sadari mereka sedang berbondong-bondong menuju
dosa dan kematian. Saya dan saudara duluanya ada bersama mereka. Tetapi karena
anugerah Tuhan, lewat Injil yang dikabarkan
oleh mereka-mereka yang sudah menerima keselamatan sebelum kita, saya
dan saudara mendapatkan pengampunan Tuhan.
Sekarang
kita diperhadapkan Tuhan dengan jiwa-jiwa yang akan binasa itu di sekitar kita.
Bagaimanakah respon kita?. Tidak ada yang layak dan sepadan yang bisa kita buat
sebagai balasan atas pengorbananNya, dan Tuhan tahu itu. Namun Tuhan hanya
ingin kita melakukan hal yang sama kepada orang lain sebagai tanda kita
berterimakasih dan mengasihiNya.
Tuhan mengasihi saudara secara pribadi
dan telah mati bagi saudara. Apakah kamu juga mengasihi Tuhan?. Kita telah
menjadi anak-anak Allah dan identitas itu hanya akan ditunjukkan oleh
tanda-tanda (kesaksian) yang kita tunjukkan. Dalam 1 Yohanes 3:10 dituliskan: “Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang
tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa
yang tidak mengasihi saudaranya.”. Bahwa yang tidak mengasihi saudaranya
(orang lain) bukanlah anak-anak Allah.
Itu sebabnya Alkitab berkata dalam 1 Yohanes 4:20; Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi
Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena
barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi
Allah, yang tidak dilihatnya “. Membiarkan orang tetap di dalam dosa hingga
ke dalam maut sama dengan tidak mengasihi orang tersebut. Karena itu, tidak ada cara lain untuk mengasihi Tuhan selain mengasihi sesama
manusia, dan tidak ada cara lain melayani Tuhan selain melayani sesama manusia.
Bagaimana caranya kita melayani Tuhan
lewat melayani sesama?. Kalau kita simak
perkataan Yesus dalam Matius 25:41-46:
“Dan Ia akan berkata juga
kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu
orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk
Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab
ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak
memberi Aku minum; ketika Aku seorang
asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak
memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat
Aku.
Lalu mereka pun
akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau
haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara
dan kami tidak melayani Engkau?
Maka Ia akan menjawab
mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu
lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya
juga untuk Aku. Dan mereka ini akan
masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang
kekal."
Dari kisah ini jelas sekali bahwa semua yang
kita lakukan kepada sesama adalah untuk Allah. Dalam hal inilah kita telah mengucap syukur atas karya
penebusan Tuhan bagi kita lewat pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Hidup
kita terbatas di dunia ini. Selama masih ada kesempatan di situlah kita bisa
berbuat untuk Tuhan sebelum Dia menyatakan kita selesai dari bumi ini dan
dipanggil kembali. Kelak di sana nanti semua akan kita pertanggungjawabkan.
Saudaraku, Tuhan telah lebih dulu mengasihi
dan melayani kita maka kita juga wajib untuk menjadi pelayanNya dengan melayani
sesama. Namun yang menjadi pertanyaan saat ini adalah di mana dan ke mana saudara
harus melayani?.
Saudara di manapun kita melayani
bukanlah menjadi suatu hal besar yang
harus dipermasalahkan. Sebab kalau niat dan motivasi kita benar maka di manapun
Tuhan bisa memakai kita. Hal yang paling
mudah adalah dengan memperhatikan perkataan Tuhan Yesus dalam Matius 25:41-46
di atas. Bahwa tidak perlu kita berpikir terlalu jauh sampai ke mana-mana untuk
melayani, sebab sesunggunya sekitar kita sendirilah yang pertama dan terdekat
dengan kita bisa turut ambil bagian dalam pelayanan untuk mengasihi sesama
manusia itu. Semua yang Tuhan ceritakan dalam ayat ini adalah orang-orang yang
hidup bersama kita, di lingkungan kita atau dalam keseharian kita sering
berjumpa dan berinteraksi dengan mereka.
Kalau Tuhan mau kita melayaniNya di tempat khusus tentunya Tuhan pasti akan menunjukkannya
kepada kita dengan caraNya. Tetapi saat ini, di sini, di tempat ini, di
lingkukan ini, di gereja ini, di sekitar saudara inilah tempat yang pertama di
mana saudara bisa melayani. Apa yang
bisa kita lakukan sebagai bentuk pelayanan kepada Tuhan.
Dalam Lukas 10:33 disebutkan : “Lalu datang seorang Samaria, yang sedang
dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah
hatinya oleh belas kasihan.”Ayat ini potongan tentang perumpamaan Tuhan
Yesus tentang siapakah sesama kita.
Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa kasih dan mengasihi itu tidak kenal
agama, suku, ras atau golongan apapun.
Satu karakter yang harus kita miliki sebagai karakter Kristus yang harus
ada dalam diri kita adalah “berbelas
kasihan”.
Berbelas kasihan berarti ada
keperdulian kepada sesama kita manusia tanpa dibedabedakan. Semua orang yang
layak untuk dikasihi harus dikasihi. Cara mengasihi yang Yesus ajarkan adalah
dengan cara melayani. Untuk bisa
melayani kita perlu sikap dan kesadaran
diri seperti yang Yesus katakan dalam Lukas 17:10 “Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang
ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak
berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." Ayat ini
memiliki arti bahwa setiap orang yang mau melayani Yesus harus memiliki hati seorang hamba, di mana seorang
hamba dalam Lukas 17:7-10 ini mengisaratkan bahwa untuk dirinya sendiripun sesungguhnya dia
tidak berhak untuk mendapatkan penghargaan dan
pujian.
Lihatlah sekitar saudara dimana
saudara saat ini berada. Lihatlah tempat di mana saat ini saudara hidup,
dilayani dan menerima kasih karunia Tuhan kita. Lihatlah orang-orang disekitar
saudara yang membutuhkan kasih, keselamatan, pelayanan dan uluran kasih Tuhan.
Pikirkanlah bagaimana Tuhan sedang beracara dengan saudara saat ini bukan
dengan orang lain. Ketika Tuhan berkata seperti dalam Yesaya 6:8 itu: “Siapakah yang akan Kuutus, dan
siapakah yang mau pergi untuk Aku?" apakah
jawab saudara.
Di dalam pelayanan Tuhan mau kita memberi
diri kita dengan tulus dan sepenuh hati. Dengan demikian Allah akan
memperlengkapi kita dengan berbagai
karunia yang akan kita pakai dalam melayani Tuhan. Ketika kesempatan melayani itu sudah di berikan
kepada kita maka sepatutnyalah kita bersyukur dan melayani sepenuh hati. Sebab
Dia tidak memberikannya kepada siapapun selain yang Dia panggil dan pilih.
Spesial bukan? Bahkan melebihi segala
sesuatu di bumi ini jika Allah pencipta semesta ini dan pemilik segala sesuatu
mau memanggil dan memilih kita yang hanyalah debu ini untuk menjadi rekan
sekerja Allah dalam proyek sorga yaitu keselamatan bagi manusia.
Memang tidak mudah menjalani panggilan
pelayanan itu. Tetapi paling tidak ketika kita sudah memberikan diri kita untuk
melayani Tuhan sebagai ucapan syukur, ada tiga hal yang Tuhan mau kita lakukan
nantinya ketika kita sudah ambil bagian dalam pelayanan. Dengan demikian kita
akan tetap kuat, tangguh, dan tidak gampang menyerah di dalam pelayanan yang
penuh dengan tantangan:
1.
Tekun berlatih dan bukan pelayan sembarangan. Rasul Paulus menyatakan demikian dalam 1 Korintus 9:26-27 “Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan
aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya
seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku
sendiri ditolak.
Tidak ada seorangpun yang langsung pintar,
langsung bisa semuanya. Tetapi komitmen untuk berlatih, belajar, bersedia di
perbaiki, dinasihati dan diajar akan membawa seorang pelayan untuk tetap setia
da menikmati pelayanannya.
2.
Tangguh dalam penderitaan dan kesendirian dan
berkeyakinan akan kuasa penyertaan Tuhan. Dalam Yohanes 16:33 Yesus
berkata “Semuanya itu Kukatakan kepadamu,
supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita
penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia “
Secara jujur Yesus berkata dalam ayat ini
bahwa semua pengikutnya pasti akan mengalami penderitaan, tetapi sebagaimana
Yesus telah mengalahkan dunia dan segala penderitaannya, kita yang percaya dan
melayaniNya juga akan turut mengalahkan semuanya itu oleh karena iman kita.
3.
Bergantung kepada Tuhan. Keluaran 33:15 berkata: “Berkatalah Musa kepada-Nya: "Jika
Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini.
Artinya saya tidak mau melayani jika Tuhan tidak menyuruh dan membimbing,
atau menyertai. Sebab ladang pelayanan ini milikinya, pekerja juga miliknya,
tanaman miliknya, tujuan tanaman itu juga untuk Dia dan rencana (master plan)
ada padaNya.
Karena itu tidak mungkin Tuhan lepas tangan
terhadap hamba-hambaNya yang melayaniNya. Sebaliknya adalah nekad atau seperti
mengikatkan tali gantungan di leher sendiri jika kita mencoba melayani Tuhan
tanpa ketergantungan kepada Tuhan, panggilan dan penyertaan Tuhan.
Di dalam
konteks melayani Tuhan, penyerahan diri kepada Tuhan dan mempersembahkan hidup melayaniNya sesuai
dengan panggilan masing-masing adalah tanda ucapan syukur sebab kita telah
ditebus dari dosa dan dilepaskan dari maut. Ada banyak orang yang berpikiran kalau nanti
saya ikut melayani Tuhan bagaimana dengan keluargaku, hobbyku, pergaulanku,
waktuku, dan lain sebagainya, seakan-akan Tuhan tidak mempunyai kuasa untuk
menolong, menjaga, mencukupkan, memelihara dan membahagiakan setiap hamba-hambaNya
yang melayaniNya. Ada juga yang hitung-hitungan dengan melayani Tuhan. Sering
sekali muncul pemikiran “jika aku ikut melayani aku dapat apa nanti? Apa
upahku?” dan lain sebagainya. Sebab dia berpikir melayani Tuhan adalah sebuah
pekerjaan. Padahal melayani Tuhan adalah panggilan dan kewajiban bagi setiap
orang yang sudah diselamatkan (lahir baru). Dalam 1 Korintus 9:18 dikatakan
bahwa sesungguhnya upah kita adalah ketika kita bisa memberitakan Injil
tanpa upah. Artinya kesempatan untuk bisa ambil bagian dalam pelayanan
itulah sesugguhnya upah bagi setiap orang yang mau melayani.
Namun
walaupun demikian, ketika kita setia, tulus dan jujur melayani Tuhan, Tuhan
tidak mau diam saja, Allah berjanji seperti dalam Matius 25:34 “Dan
Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu
yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu
sejak dunia dijadikan”. Perkataan ini disampaikan kepada orang yang mau
melayani Tuhan dengan melayani orang lain di sekitarnya.
Begitu
juga dalam Matius 25:23 perumpamaan tentang talenta, Tuhan berkata kepada yang
mengerjakan talenta nya itu dengan sungguh-sungguh: “Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai
hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam
perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara
yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu”. Jadi ada upah
bagi yang mengerjakan tanggungjawabnya lalu ia akan turut dalam kebahagiaan Tuhan
dan semakin diberi tanggungjawab yang lebih besar artinya akan ada peningkatan.
Namun
sekali lagi bahwa panggilan untuk melayani Tuhan bukanlah mau mengejar dan mengharapkan
upah tetapi sebagai ucapan syukur kepada Tuhan atas keselamatan yang telah Dia
berikan kepada kita.
Pengalaman
saya selama melayani Tuhan di KMKS dan
diberbagai persekutuan lain tidak mudah
dan banyak tantangan yang dihadapi. Selanjutnya pengalaman itu memberikan bekal
yang luar biasa dalam pelayanan saya yang lebih luas sebagai Evangelis. Tetapi
ketika kita benar-benar yakin itu adalah panggilan Tuhan dan kita
mengerjakannya dengan sukacita, maka setiap kesusahan, penderitaan dan
pengorbanan yang kita berikan (meski tidak ada apa-apanya jika dibanding dengan
pengorbanan Kristus) pada waktunya akan kita rasakan dampak baiknya.
Karena
itu, hati-hati dengan harapan yang palsu, yang berpikir bahwa setelah menjadi
pelayan Tuhan hidup akan semakin enak, semakin tenang, semakin banyak yang
memperhatikan, tidak ada masalah lagi dan lain sebagainya. Adalah lebih baik berpikir bahwa
ketika saya serahkan hidup saya untuk Tuhan, terserah Tuhanlah apa yang
dianggapNya baik untuk diriku dan keluargaku. Mari berpikir bahwa “Sebab hal terkecil yang Tuhan sediakan
bagiku adalah jauh lebih besar dan lebih baik dari pada hal terbesar yang
kupikirkan dan rencanakan dalam hidupku”. Lebih baik berpikiran dan
mengadopsi pernyataan Yesus dalam Yohanes
16:33 di atas dari pada nanti di
akhir menyesal, tidak siap dan akhirnya menyerah di tengah jalan.
Tetapi
ingatlah bahwa segala penderitaan dan kesukaran yang kita alami selama hidup karena melayani Tuhan tidak sebanding
dengan sukacita sorgawi yang Tuhan
sediakan bagi kita yang setia melayaniNya kelak. Rasul Paulus sudah
menyatakannya dalam II Korintus 4:17 “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini,
mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih
besar dari pada penderitaan kami”.
Karena itu gumulkanlah sungguh-sungguh panggilan Tuhan
ini untuk melayani. Berdoalah dan mohon pimpinan Tuhan. Ketika selesai berdoa
dan Amin, bukalah hati dan pikiranmu, sebab Tuhan bisa menjawab doamu langsung
di hatimu, atau melalui orang lain suruhanNya, atau melalui pengalaman hidup
sehari-hari.
Selamat bergumul dan selamat mengambil
keputusan, Tuhan Yesus memberkati. Shalom,
Salam kasih dari:
Ev. Harles Lumbantobing