Ibadah Minggu 22 Januari 2023
Tema:
KEKUATAN ALLAH YANG MENYELAMATKAN
Ev: 1 Korintus 1:10-18 (TB)
1:10 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.
1:11 Sebab, saudara-saudaraku, aku telah diberitahukan oleh orang-orang dari keluarga Kloë tentang kamu, bahwa ada perselisihan di antara kamu.
1:12 Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus.
1:13 Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus?
1:14 Aku mengucap syukur bahwa tidak ada seorang pun juga di antara kamu yang aku baptis selain Krispus dan Gayus,
1:15 sehingga tidak ada orang yang dapat mengatakan, bahwa kamu dibaptis dalam namaku.
1:16 Juga keluarga Stefanus aku yang membaptisnya. Kecuali mereka aku tidak tahu, entahkah ada lagi orang yang aku baptis.
1:17 Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itu pun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia.
1:18 Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
--------------------
Shalom, selamat hari minggu dan salam sehat selalu. Semoga saudara semua dalam keadaan sehat dan sukacita di dalam Tuhan. Kabar baik yang akan kita renungkan dalam ibadah minggu ini adalah dari surat Rasul Paulus yang pertama kepada jemaat di Korintus dari Pasal 1:10-18, dengan mengambil tema: KEKUATAN ALLAH YANG MENYELAMATKAN.
Saudara, kita sering mendengar dan melihat dalam kehidupan bermasyarakat terjadi perpecahan dan pertengkaran hanya karena oknum pemimpin atau tokoh tertentu. Hal itu bisa saja terjadi pada saat-saat menjelang pesta demokrasi atau pemilihan-pemilihan kepala daerah. Demikian juga dalam organisasi-organisasi, lembaga bahkan gereja.
Fanatisme dan kesukaan berlebihan terhadap pemimpin atau tokoh tertentu membuat para anggota itu saling membenci dengan pengikut/anggota tokoh yang lain bahkan mencari segala kekurangan pemimpin/tokoh yang dia tidak sukai untuk menjatuhkannya. Padahal diantara para pemimpin itu, mereka sendiri tidak ada permusuhan atau pertengkaran. Hari ini karena kontestasi, mereka sepertinya berbeda pendapat dan saling bertentangan, tetapi besok-besok bisa saja mereka sudah akrab lagi bahkan saling mendukung dalam berbagai kesempatan lain. Namun di kalangan para anggota dan pendukung sudah terlanjur terjadi perpecahan dan akar-akar pahit yang sudah tertanam. Kadang bisa sampai terjadi perkelahian, permusuhan, dan saling membenci satu dengan yang lain.
Kadang-kadang hal ini terjadi bukan karena keinginan sang pemimpin atau tokoh-tokoh tersebut, tetapi karena pengaruh-pengaruh ajaran salah dan provokatif dari luar, dari orang-orang tertentu dari sesama anggota/jemaat yang oleh karena keinginan dan hawa nafsu tertentu akhirnya menggerakkan saudara-saudaranya yang lain untuk bersikap anti kepada pemimpin tertentu dan mengarahkan dukungan kepada pemimpin tertentu yang lain, sehingga terjadi perpecahan di dalam.
Di tubuh gerejapun sering sekali muncul hal-hal demikian. Bahkan jauh-jauh hari, ribuan tahun yang lalu pada saat-saat perintisan gereja oleh Rasul-Rasul seperti di jemaat Korintus, perpecahan dan pertengkaran inipun sudah terjadi. Hal demikian juga bisa muncul akibat sering sekali jemaat mau mengkultuskan dan mengidolakan berlebihan pemimpin yang satu lebih dari yang lain atas berbagai alasan. Hal ini juga akibat kegagalan kepemimpinan atau pengajaran dalam pembimbingan. Ditambah lagi potensi keberpihakan kepada sekelompok orang tertentu dan mengesampingkan sekelompok yang lain hanya oleh alasan-alasan tertentu pada hal mereka semua adalah satu yaitu umat gembalaan yang Tuhan berikan untuk digembalakan tanpa pandang bulu.
Hal lain misalnya dalam gereja, di mana gembala/pemimpin itu sering terjebak untuk membuat dirinya menjadi pusat pemberitaan, baik dalam kesaksian hidup maupun dalam kotbah-kotbahnya. Atas segala pencapain dan keberhasilan pelayanannya bukan Kristus yang menjadi pusat untuk dimuliakan atau ditinggikan, tetapi mengarah kepada dirinya sendiri. Hal tersebut sangat berpotensi untuk mengkultuskan diri sendiri dan juga sebaliknya berpotensi untuk dikultuskan oleh jemaat itu.
Dari sisi jemaat, ketika pemimpin itu masih sesuai dengan keinginan hatinya dan sesuai keperluannya maka dia akan terus mendukungnya. Jika tidak lagi sesuai dengan keinginan hatinya maka dia akan meninggalkannya dan beralih kepada yang lain dan sekaligus membusukkan nama pemimpin yang ditinggalkannya kepada orang lain. Demikian juga dari sisi pemimpin itu sendiri. Jika anggota-anggota yang mengikut dia itu masih bisa diarahkan dan digerakkan sesuai keinginan hatinya maka dia akan terus memimpinnya, jika tidak bisa lagi dan sudah mulai berseberangan akan ditinggalkannya.
Saya jadi teringat Firman Tuhan dalam Yakobus 4: 1-2 berbunyi demikian: “Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.”. Benar sekali Firman ini. Memang hawa nafsu yang terus berjuang di dalam tubuh kita atau hidup kita menjadi pemicu dan amunisi bagi seseorang untuk mengkondisikan segala sesuatu dalam sebuah komunitas, kelompok, organisasi, bahkan gereja untuk sesuai dengan keinginannya dan keuntungannya secara pribadi.
Saudara yang terkasih, dalam Nas Firman minggu ini kita melihat beruntung sekali bahwa baik Paulus, Apolos, maupun Kefas tidak terpancing untuk mau dipecah belah, dan tidak mau dianggap menjadi pemimpin dari sekelompok orang-orang yang mengidolakan dan mengkultuskan mereka. Pelayanan mereka sangat murni baik Paulus, Apolos, maupun Kefas atau Petrus. Dalam hal ini, Paulus menyatakan kepada jemaat di Korintus bahwa semua yang baik yang dialami jemaat itu baik itu keselamatan maupun pertumbuhan jemaat, bukanlah semata-mata karena pelayanan Paulus, Apolos, dan yang lainnya. Sesungguhnya itu semua adalah karena INJIL, yaitu Firman Allah yang bekerja diantara setiap jemaat. Yesus Kristus yang merupakan inti dari Injil itu benar-benar berkarya oleh kuasa Roh Kudus untuk memulai segala yang baik di tengah-tengah jemaat itu. Itu sebabnya kepada jemaat di Roma, Rasul Paulus menuliskan demikian “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan”( Roma 1:16). Karena Injil inilah Para Rasul, para penginjil atau missionaris, para martir mau dengan gigih dan rela mati mengabarkan Firman Tuhan, sebab tidak ada kekuatan lain yang bisa menyelamatkan (melepaskan seseorang dari maut dan kematian kekal) selain Injil. Itu jugalah menjadi pegangan, motivasi dan dorongan bagi setiap orang percaya yang telah menerima Injil untuk tetap gigih dan terus menerus memberitakan Injil itu sesuai panggilan dan fungsi masing-masing.
Hal ini menunjukkan bahwa Allah-lah sesungguhnya yang berkarya dengan memanggil dan memperlengkapi rasul-rasul-Nya untuk melayani jemaat-jemaat itu. Injil yang dibawa dan diberitakan Rasul-rasul itulah yang telah bekerja menghancurkan kuasa si Iblis yang mengikat dan menjerat manusia di dalam dosa, dan yang telah mempersatukan dan mendamaikan kembali manusia yang berdosa dengan Bapa di sorga. Tidak ada kekuatan lain di semesta ini baik di bumi maupun di sorga yang mampu melakukan itu selain Injil. Injil telah memerdekakan, mendamaikan, dan menghapus dosa manusia.
Dalam Nas ini Paulus menasihati jemaat itu dan mengajak mereka supaya jangan mau dipecah belah, juga untuk tidak mengkultuskan pemimpin-pemimpin tertentu dan memberikan penghargaan kepada manusia melebihi Tuhan. Misalnya kalau seorang dermawan berniat membangun sebuah rumah bagi seorang miskin, lalu dia menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, lalu menggaji para tukang untuk membangun dan menyelesaikan rumah itu. Lalu rumah itu siap, dan diberikan kepada keluarga miskin itu untuk ditempati. Sepanjang menempati rumah yang dihadiahkan itu, siapakah sesungguhnya yang selalu diingat oleh keluarga itu? Tukang yang membangun itukah atau si Dermawan?. Tentu kita sepakat bahwa si dermawan itulah yang harus mereka ingat dan ucapkan syukur senantiasa. Meskipun mulai proses pembangunan itu sang dermawan tidak menampakkan diri.
Saudara yang terkasih, perpecahan di tubuh jemaat menunjukkan sifat kekanak- kanakan diantara sesama anggota jemaat itu. Hal inilah yang Rasul Paulus soroti dan nasihati di jemaat Korintus. Kalau kita membaca di 1 Korintus 3:1-8, jelas dan keras sekali pernyataan Paulus di sini terhadap jemaat itu. Di sini Paulus dengan keras berkata bahwa jemaat itu adalah manusia diniawi jika perselisihan dan iri hati terus menerus dipelihara di jemaat itu. Bahkan dia berkata dengan kondisi perselisihan dan terpecah-pecahnya jemaat itu menunjukkan mereka masih kanak-kanak dan tidak dewasa, sehingga mereka hanya layak diberikan susu bukan makanan keras.
Karena itu jika melihat kondisi dan keadaan jemaat-jemaat di masa-masa belakangan ini, Nas Firman Tuhan kepada jemaat Korintus ini juga menjadi perenungan bagi jemaat-jemaat masa kini. Sebab seiring perjalanan gereja dari masa-ke masa, periode ke periode, kondisi perpecahan jemaat di Korintus ini juga sering sekali terjadi di dalam gereja secara khusus dan organisasi-organisasi secara umum, dan negara secara lebih luas. Ada beberapa pesan Firman Tuhan dalam Nas ini kepada jemaat di Korintus dan kepada jemaat-jemaat pada masa ini yaitu:
1. Seia sekata dalam menjalankan pelayanan, dan persekutuan satu dengan yang lain.
2. Jangan ada perpecahan, dan waspada akan segala potensi pemecah belah dari luar jemaat maupun dari dalam sendiri. Sehingga mereka harus tetap waspada kepada ajaran-ajaran dari luar yang bisa memecah belah jemaat, dengan berpegang teguh kepada pengajaran-pengajaran benar yang telah diajarkan kepada mereka.
3. Tetapi sebaliknya supaya erat bersatu dan sehati sepikir. Sehingga tidak mudah dicerai-beraikan.
Dalam surat Paulus yang pertama ini juga dia mau mengatakan bahwa semua punya peran dan porsi masing-masing. Jangan ada yang menyombongkan diri atau juga jangan seseorang terlalu diperlakukan lebih dari yang lain hanya karena fungsinya yang dianggap lebih berarti dari yang lain. Dalam 1 Korintus 3: 5-7 juga sangat tegas disampaikan demikian : “Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Jadi jangan merasa paling berarti dan jangan pula merasa tidak punya arti apa-apa (rendah diri).
Saudaraku, apa yang kita alami dan nikmati hingga hari ini, semua adalah karena INJIL yaitu kekuatan Allah yang menyelamatkan bahkan berguna dalam segala hal. Itulah makanan dan sumber kekuatan bagi jiwa dan raga kita. Injil mendorong kita untuk melakukan/mengerjakan apa yang seharusnya kita lakukan/kerjakan, memikirkan apa yang seharusnya kita pikirkan, serta menolong kita untuk mengerjakan apa yang perlu bagi kehidupan dan penghidupan kita selama kita hidup menumpang di dunia ini.
Allah-lah lewat FirmanNya yaitu Injil yang bekerja dan berkarya dengan kuasa Ilahi yang telah menyelamatkan kita,mendamaikan kita, membebaskan kita dari ikatan dosa, serta tipu muslihat Iblis, dan merancangkan segala yang terbaik bagi kita sampai Maranata Tuhan Yesus datang kembali. Kiranya Renungan ini memberkati saudara, Salam persatuan, Tolak perpecahan, Selamat memberitakan Injil dan Selamat Hari Minggu, Tuhan Yesus memberkati.
Shalom,
Ev. Harles Lumbantobing
Baca Juga:
1. HIDUP RUKUN DENGAN SESAMA......
2. BERUSAHA MEMELIHARA KESATUAN ROH....
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya di Daftar... ARSIP..
Amiiiiiiiin tym pelayanan ito,sehat2 slalu bersama keluarga tercinta tym 🙏
BalasHapus