Minggu, 12 Maret 2023

MENYEMBAH ALLAH DENGAN SEPENUH HATI

 

Ibadah Minggu Okuli, 12 Maret 2023

Tema:

MENYEMBAH ALLAH DENGAN SEPENUH HATI

Ev: Mazmur 95:1-11

Ep:Yohanes 4:20-26

 

Mazmur 95:1-11 (TB)

 

95:1 Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung batu keselamatan kita.

95:2 Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.

95:3 Sebab TUHAN adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala allah.

95:4 Bagian-bagian bumi yang paling dalam ada di tangan-Nya, puncak gunung-gunung pun kepunyaan-Nya.

95:5 Kepunyaan-Nya laut, Dialah yang menjadikannya, dan darat, tangan-Nyalah yang membentuknya.

95:6 Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita.

95:7 Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!

95:8 Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun,

95:9 pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.

95:10 Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: "Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-Ku."

95:11 Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku."

 

------------------

 

Shalom, Selamat hari minggu, salam sehat dan selamat berjumpa kembali melalui media ini, yang Tuhan perkenankan sebagai wadah bagi kita untuk semakin mengenal pribadi Allah yang sangat mengasihi kita dan yang mengkehendaki kita senantiasa ada dalam kasih dan rencana Tuhan. Dari sejarah atau masa lalu kita petik pelajaran hidup yang berharga. Tentunya apa yang salah dari masa lalu tidak  akan kita ulangi atau lakukan di masa kini, dan segala yang baik di masa lalu akan kita contoh bahkan tingkatkan di masa kini. Itulah manusia yang bijak dan berhikmat dalam menyikapi masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang.

Dalam ibadah minggu ini, Firman Tuhan mengambil tema MENYEMBAH ALLAH DENGAN SEPENUH HATI yang di dasarkan pada kitab Mazmur 95:1-11. Dalam nas ini Firman Tuhan mengajak kita untuk sepenuh hati jika kita hendak menyembah dan memuji Allah. Sepenuh hati mengandung makna totalitas hati kita sungguh-sungguh menyembah Allah tanpa ada sedikitpun ruang di hati kita yang di isi oleh ilah-ilah lain, keinginan-keinginan lain, niat-niat lain, serta pengharapan-pengharapan lain selain dari Allah sendiri.

Allah kita memperkenalkan diriNya di dalam Alkitab demikian jelasnya dan sudah sangat cukup bagi kita untuk mengenalNya sepanjang yang Alkitab perkenalkan dan nyatakan. KuasaNya, kesucian dan kekudusannya, kasih dan keadilanNya, AmarahNya, KecemburuanNya, kesukaanNya dan kebencianNya, pengorbananNya,  sifat kemahatahuanNya, kemahahadiranNya, dan kekekalanNya, semuanya diperkenalkan dalam Alkitab. Hal inilah yang membuat tidak ada siapapun dan apapun yang layak dan patut untuk disembah selain dari Allah sendiri. Dialah pencipta segala sesuatunya dan raja atas segala raja yang mengatasi segala allah yang ada yang diper-allah manusia.

Sementara itu, manusia sebagai mahluk ciptaan Allah yang begitu besar hanyalah seperti debu saja di hadapan Allah. Tetapi manusia yang demikian itu menjadi berharga di hadapan Allah oleh karena Allah menjadikannya demikian. Dalam posisi manusia sebagai salah satu dari mahluk ciptaan Allah yang lebih tinggi dari ciptaan lain dikehendaki Allah untuk hidup dalam kehendak Allah dan senantiasa menyembah Allah dan beribadah hanya kepada Allah dengan sepenuh hati.

Nas Firman hari ini menggugah hati kita untuk  datang melaksanakan kewajiban kita  untuk memuji dan menyembah Allah dengan penuh penghayatan, sebab sering sekali kita melakukannya dengan hanya sekedar serta bersikap dingin dalam menjalankannya. Pemazmur mengugah hati setiap orang termasuk dirinya sendiri untuk menyembah Allah dengan sepenuh hati dengan membukakan identitas Allah yang dasyat seperti pencipta, gunung batu, raja segala raja, mengatasi segala allah dan sebagai gembala kita.

Nas ini mengajak kita semua secara bersama-sama untuk menyatakan penyembahan kita kepada Tuhan sebagai iring-iringan dan arak-arakan untuk membesarkan nama Tuhan. Pemujian dan penyembahan nama Tuhan dengan arak-arakan ini menunjukkan bahwa kita semua adalah umat Tuhan, milik kepunyaanNya, dan umat gembalaanNya. Dalam istilah lain  umat Tuhan disebut tubuh Kristus, dimana Yesus Kristus sebagai kepala. Karena itulah betapa pentingnya pertemuan-pertemuan ibadah kita hadiri dan di sanalah kita anggota-anggota tubuh Kristus itu bersatu memproklamirkan secara bersama-sama kebesaran dan kemuliaan Tuhan. Di sanalah bergema pujian penyembahan itu. Itulah yang menjadi  dupa yang harum dan kudus di hadapan Tuhan.

Saudaraku, sedikit saya singgung tentang hal beribadah bersama. Bahwa bersekutu secara bersama-sama umat Tuhan kecuali karena keterbatasan fisik dan kondisi yang tidak memungkinkan adalah hal yang Tuhan rindukan kita lakukan. Memang di jaman saat ini sudah ada pemahaman  yang menyatakan bahwa tidak begitu penting lagi berkumpul dan beribadah secara bersama-sama misalnya di gereja atau wadah-wadah tertentu selain gereja misalnya komunitas, persekutuan atau perkumpulan sesama umat percaya. Beribadah cukup di rumah saja, sendiri atau entah di mana saja kita bisa berbadah dan menyembah Tuhan. Sehingga gereja mulai ditinggalkan lalu beribadah sendiri dan dengan caranya sendiri dengan memperalat pernyataan bahwa “gereja bukanlah gedungnya tetapi orangnya”.

Kalau pemahamannya sebatas itu saja, maka sejak awal Tuhan tidak akan mengijinkan bangsa Israel umat pilihanNya itu untuk melakukan ibadah-ibadah mulai di padang gurun secara bersama dengan berbagai ritual yang sangat banyak serta hari-hari besar untuk menyembah Tuhan. Demikian juga ketika Raja Daud ingin membangun bait Allah dan akhirnya dibangun Raja Salomo pastilah Allah akan menolaknya jika tidak perlu dan tidak bermakna di hadapan Allah. Bahkan Yesus Kristus tidak akan memberikan amanat agung kepada para Rasul untuk menjadikan segala bangsa menjadi murid Yesus (yang artinya berkumpul dan belajar dan diajar bersama (Matius 28:19-20)) jika mereka semua akhirnya harus hidup secara sendiri-sendiri dan belajar secara sendiri-sendiri. Bahkan Yesus pernah berkata kepada Petrus “di atas batu karang (Petrus/Kefas) ini aku akan mendirikan jemaat-Ku (Gereja) (Matius 16:18)”

Bisa saja memang dalam sebuah keluarga dalam satu rumah, antara orangtua dan anak-anaknya makan  sendiri-sendiri, masak sendiri-sendiri dan semua bahannya disediakan orangtuanya. Tetapi bukan itu harapan dan keinginan orangtuanya. Orangtuanya ingin anak-anaknya berkumpul bersama dan makan bersama-sama. Di sanalah anak-anak itu diberi masakan/menu yang sama dengan rasa yang sama, dan cinta kasih yang sama, sehingga memiliki pertumbuhan yang baik.  Di sanalah mereka berdoa bersama dan orangtua memberikan nasihat-nasihat dan petuah-petuah yang baik untuk anak-anaknya secara bersama-sama. Maka kehadiran setiap anak itu dalam perjamuan makan itu menandakan bahwa mereka adalah anak-anak dari orangtua itu.

Berada di luar komunitas atau menjauhkan diri dari komunitas akan mempermudah Iblis untuk memangsa kita sebagaimana singa memangsa seekor kerbau yang terpisah atau tertinggal dari komunitasnya.

Saudaraku, kembali ke nas  Firman Tuhan hari ini, bahwa pengalaman perjalanan bangsa Israel sejak dari perbudakan Mesir sampai menjadi bangsa yang besar bersama-sama dengan Allah merupakan pengalaman sejarah Firman Tuhan yang menggambarkan tentang siapa Allah dan bagaimana  Allah menyatakan, melaksanakan dan menggenapinya kehendakNya. Belajar dari hubungan Allah dengan bangsa israel memberikan kita gambaran yang jelas tentang KASIH  dan KEADILAN Allah.

Nas Hari ini menunjukkan dua hal kepada kita yaitu yang pertama bahwa selayaknyalah kita menyembah, memuji dan membesarkan nama Allah di dalam ketulusan dan dengan sepenuh hati. Yang kedua adalah bahwa pujian dan penyembahan kita kepada Allah haruslah di dalam kesungguhan dan nyata dalam kehidupan kita sehari-hari. Memuji dan memuliakan Allah bukanlah hanya saat ibadah minggu, atau ibadah komuni lainnya. Sebab Allah tidak akan menilai kita hanya dari  peribadahan yang 1-2 jam itu sebagai seorang yang sudah menyembah dan memuji Allah dalam kebenaran. Tetapi bagaimana dengan 166 jam lagi (jika satu hari=24 jam, dan 1 minggu =168 jam). Tetapi seluruh aspek kehidupan kita adalah pujian dan penyembahan kepada Tuhan.

Mendengar suara Tuhan dan menaatinya adalah perwujudan dari seseorang yang menyembah Tuhan dengan sepenuh hati. Sepenuh hati berarti tidak terkondisi. Penyembahan yang terkondisi akan menghasilkan ketaatan yang terkondisi juga. Akibatnya adalah konsekuensi atau hukuman yang Tuhan akan berikan berdasarkan keadilannya sebagai ganjaran atas ketidaktaatan.  Hal ini jelas diceritakan dalam Alkitab dalam sejarah perjalanan bangsa Israel menuju tanah Perjanjian. Peristiwa ini juga kembali diceritakan ulang dalam nas hari ini yaitu dalam ayat 8-11. Sebelum menceritakan ulang peristiwa yang mengandung peringatan itu, lebih dahulu dikatakan di ayat 8 “Jangan keraskan hatimu”, lalu dilanjutkan dengan cerita tentang kejadian itu.

Dalam peristiwa itu diceritakan akibat kedegilan hati Israel, ketidak-sungguhannya mengikut dan menyembah Tuhan, maka mereka dihukum sebagaimana dalam Bilangan 14: 22-23:

Semua orang yang telah melihat kemuliaan-Ku dan tanda-tanda mujizat yang Kuperbuat di Mesir dan di padang gurun, namun telah sepuluh kali mencobai Aku dan tidak mau mendengarkan suara-Ku, pastilah tidak akan melihat negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka! Semua yang menista Aku ini tidak akan melihatnya

Dalam hal ini hanya Kaleb dan Yosua (Bilangan 26:65) yang diperkenankan masuk beserta semua anak-anak yang lahir di padang gurun. Sedangkan semua yang lahir di tanah Mesir yang berangkat menuju tanah kanaan tidak diperkenankan masuk kecuali Kaleb dan Yosua.

Begitu juga dengan Harun dan Musa, mereka juga tidak diperkenankan masuk ke tanah  perjanjian akibat ketidaktaatannya dan tidak menghormati kekudusan Allah di hadapan bangsa israel. Hal ini disebutkan dalam Bilangan 20:12:

Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka."

Belajar dari renungan minggu ini mendorong kita untuk evaluasi diri sudah sejauh mana kita menyembah Allah dengan kesungguhan dan dengan sepenuh hati baik secara bersama-sama dengan semua anggota tubuh Kristus dalam panggilan beribadah, maupun secara pribadi dalam praktek hidup kita. Ini menjadi sangat penting sebab Allah tidak mau dipermainkan dan tidak suka dibohongi oleh ibadah-ibadah penyembahan yang palsu, sebab Dia maha tahu.

Totalitas menyembah Allah tanpa ada yang lain (misalnya allah lain termasuk juga segala keinginan daging, hawa nafsu dan sikap sombong dan merasa benar sendiri) akan membawa kita sampai kepada kehendak dan rancangan Allah atas diri kita (Dalam konteks sejarah Israel, rancangan/rencana Allah itu adalah sampainya umat itu ke tanah perjanjian).

Renungan ini juga menjadi evalusi tentang hari-hari yang kita lalui dan alami hingga saat ini yang senantiasa diliputi awan kelam perselisihan dalam rumah tangga, anak-anak yang selalu membangkang, ekonomi yang senantiasa tidak pernah membaik, penghasilan yang banyak tetapi selalu habis entah kemana, harta yang melimpah tetapi tanpa bisa dinikmati, usaha yang selalu gagal dan berulang-ulang terus menerus, dan lain sebagainya. Belajar dari kisah Israel dalam Nas ini kita harus bijak di dalam menyikapi semua yang terjadi di hidup kita.

Renungan ini juga menjadi peringatan bahwa kita tidak boleh bermain-main dan sepele dengan Firman Tuhan, dengan kekudusan Tuhan dan juga dengan namaNya yang kudus. Kalau kita tetap mengeraskan hati dengan tidak mau sungguh-sungguh mengikut Tuhan dan menyembahNya serta taat kepada perintahNya maka  apa yang dialami bangsa Israel termasuk juga Musa dan Harun di peristiwa Masa dan Meriba itu bisa saja kembali terjadi atas kita. Di sinilah Firman Tuhan memperingatkan kita sekaligus meneguhkan kita untuk setia meyembah Allah dengan cara dan sikap yang benar, dengan demikian kita akan sampai ke tanah perjanjian kita masing-masing, memasukinya dan menikmatinya.

Kiranya renungan ini memberkati dan menolong kita semua dalam menjalani hari-hari kita bersama dengan Tuhan. Selamat Beribadah, Selamat meyembah dan selamat hari minggu, Tuhan Yesus memberkati. Amin

Shalom,

 

Ev. Harles Lumbantobing.

 

 

 

KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya 

di Daftar... ARSIP.......

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih