Ibadah Minggu,, 5 Maret 2023
Tema:
DIBENARKAN KARENA IMAN
Ev: Roma 4:1-5; 13-17
Ep: Mazmur 121:1-8
Roma 4:1-5; 13-17 (TB)
4:1 Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita?
4:2 Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah.
4:3 Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."
4:4 Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya.
4:5 Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.
4:13 Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman.
4:14 Sebab jika mereka yang mengharapkannya dari hukum Taurat, menerima bagian yang dijanjikan Allah, maka sia-sialah iman dan batallah janji itu.
4:15 Karena hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran.
4:16 Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, --
4:17 seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.
---------
Shalom, selamat hari minggu saudara/i yang terkasih dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Puji syukur kita masih diberi kekuatan dan kesehatan dalam menjalani hari-hari kita selama ini. Dalam ibadah minggu ini, Firman Tuhan yang menyapa kita hari ini diambil dari Kitab Roma 4:1-5; 13-17 dengan tema DIBENARKAN KARENA IMAN. DIBENARKAN artinya bahwa ada pihak lain yang membuat dia menjadi benar. Di mana status dia sebelumnya adalah SALAH. Proses menjadikan atau menerima yang salah ini menjadi benar disebut pembenaran.
Dalam perikop ini, diceritakan tentang Abraham yang dibenarkan karena iman bukan karena perbuatannya. Hal ini Paulus ungkapkan untuk mengingatkan jemaat di Roma untuk menyadari bahwa pembenaran yang mereka alami adalah oleh kasih karunia bukan berdasarkan perbuatan mereka. Mengingatkan mereka tentang Abraham sangatlah penting sebab Abraham adalah sosok yang sangat erat hubungannya dengan iman. Dia dijuliki bapa segala orang beriman. Karena itu dengan menyampaikan surat ini ke jemaat di Roma di harapkan mereka menyadari bahwa iman yang mereka miliki saat ini adalah berdasarkan hasil pembenaran dari Allah bukan karena status mereka yang layak untuk dibenarkan.
Artinya status orang sekaliber Abraham sebagai tokoh iman saja adalah hasil pembenaran dari Allah, apalagilah jemaat-jemaat di Roma dan kita semua saat ini. Seandainyapun dia mau bermegah tidak mungkin di hadapan Allah, Sebab Allahlah yang membenarkan Abraham bukan pada saat Abraham punya kualifikasi untuk dibenarkan, atau memiliki kelayakan untuk menerima kasih karunia. Sebab semua orang adalah berdosa.
Karna itu, sebagaimana Musa (Keluaran 33:15), Abraham juga tidak punya dasar untuk bermegah selain bermegah atas iman mereka yang Tuhan anugerahkan. Dalam Kitab Keluaran ini Musa benar-benar menyadari bahwa tanpa Allah yang menyertai, mereka tidak akan mau berjalan menuju tanah perjanjian itu. Meskipun kita melihat bahwa Musa ini seorang nabi dan tokoh yang besar di mana melalui dia banyak mujizat dan hal besar yang belum pernah terjadi menjadi terjadi dan dilihat oleh bangsa Israel. Tetapi itu tidak membuat Musa bermegah dan sombong sebab Musa tahu itu semua karya Tuhan, dia tidak ada apa-apanya.
Hal yang perlu kita garisbawahi dalam pembenaran di sini adalah bahwa Ketika Allah menjumpai Abraham dan menyatakan kehendak, Janji dan firmanNya kepada Abraham Alkitab mencatat bahwa “ABRAHAM PERCAYA” (Ayat 3). Meskipun Abraham sendiri belum melihat tanah perjanjian itu, dan janji tentang menjadi bangsa yang besar itu mustahil sebab Abrahan dan Sarai sudah tua dan sudah mandul. Namun kepercayaan Abraham inilah yang diperhitungkan Allah sebagai kebenaran, dan kepercayaan itulah iman Abraham.
Demikian jugalah sepatutnya dengan kita, bahwa ketika Allah menjumpai kita dengan caraNya, terlebih melalui FirmanNya maka sepatutnya dan sebaiknyalah kita menerima perkataanNya itu serta mempercayai dan mengimaninya. Iman tidak muncul seketika dan serta merta. Tetapi iman timbul dari pendengar akan Firman Tuhan (Roma 10:17). Semakin sering dan semakin banyak kita mendengar, membaca, merenungkan Firman Tuhan maka iman kita akan semakin bertambah. Demikianlah pentingnya Iman itu sehingga tidak mungkin ada pembenaran itu tanpa Iman.
Dalam perikop Firman Tuhan minggu ini dalam ayat 4-5 dianalogikan bahwa orang yang bekerja itu berhak untuk mendapat upah. Upah yang diterima itu bukanlah kasih karunia. Namun apabila ada orang yang tidak bekerja tetapi diberi upah, maka upah itu adalah kasih karunia bagi dia. Dengan demikian dia tidak akan ada dasar sedikitpun untuk bermegah atas upah yang dia terima itu sebab itu hanya kasih karunia bagi dia.
Di sinilah kita melihat bahwa Abraham dipilih dan dibenarkan bukan karena prestasi dan kebaikannya tetapi karena Allah berkenan kepada dia. Selanjutnya dalam hidup Abraham dan segala prestasi dan ketaatannya adalah hasil dari pembenaran itu. Iman Abraham kepada Tuhan membuat dia belajar dan berjuang untuk taat kepada perintah Tuhan. Meskipun Abraham jatuh bangun dalam imannya, namun dari tahun ke tahun imannya semakin meningkat. Peristiwa ketaatan Abraham untuk mengorbankan Ishak anak satu-satunya merupakan bukti iman yang sungguh dari Abraham kepada Tuhan.
Saudara yang terkasih dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Dalam hubungannya antara dosa, hukum taurat, iman dan kebenaran menyatakan bahwa manusia dibenarkan berdasarkan iman bukan berdasarkan perbuatan, atau melakukan hukum taurat, atau potensi yang dimiliki, serta prestasi manusia itu. Sebab manusia yang sudah berdosa dengan segala prestasipun yang dia miliki tidak mungkin layak untuk menjadi anak-anak Allah. Manusia tidak berdaya oleh dosa itu serta tidak akan bisa lepas atau keluar dari dosa itu melalui kemampuannya sendiri, pengetahuan, kekuatan dan segala potensi yang dia miliki. Sebab menyangkut dosa, tidak ada satupun manusia yang bisa menyelesaikan dosa walau dosa yang paling kecil sekalipun. Semua pengetahuan, kebijaksanaan, teknologi, harta kekayaan atau apapun tidak mungkin bisa menyelesaikan dosa manusia.
Dalam segala kebaikan, perbuatan baik dan kelebihan manusia sekalipun, tanpa kasih karunia Allah manusia tetaplah orang berdosa yang terancam maut dan kematian karena dosa. Dalam hal dosa yang berakibat maut, tidak ada jalan keluar atau solusi yang bisa diberikan oleh siapapun dan oleh apapun untuk lepas dari akibat dosa itu KECUALI oleh Tuhan sendiri.
Hal itulah yang disampaikan Rasul Paulus dalam : Roma 5: 6 “Kristus mati untuk kita pada saat kita masih lemah”. Hal ini tidak mudah bagi seseorang untuk mau mati bagi orang lemah dan berdosa. Demikian juga dalam Roma 5:8 dikatakan “Kristus mati bagi kita ketika kita masih berdosa”. Di sinilah letak kasih karunia itu yang disediakan bagi semua orang. Bahwa saat kita sedang dalam dosa Kristus mau mati menebus kita dari dosa. Barang siapa beriman atau percaya dan menerima kasih karunia itu maka dia sudah dibenarkan. Kebenaran karena iman inilah yang disebut kasih karunia.
Saudaraku, kita semua sesungguhnya berdosa dan hidup dalam dosa tidak layak menerima anugerah itu. Tidak ada satupun yang kita banggakan atau andalkan sehigga kita layak menerima kasih karunia itu. Tetapi syukur kepada Allah ditengah-tengah kondisi keberdosaan dan kelemahan kita itu Allah berkenan datang untuk membenarkan kita. Ketika kita percaya dan menerimaNya oleh iman disitulah kita menjadi orang-orang yang telah dibenarkan. Karena itu mari kita bersyukur dan mensyukuri kasih karunia ini lewat kasih dan perbuatan kita setiap hari sehingga kita benar telah menerima kasih karunia itu.
Kiranya renungan ini memberkati saudara dan kita semua, Selamat Beriman, Selamat bersyukur dan selamat hari minggu Tuhan Yesus memberkati. Amin
Shalom,
Ev. Harles Lumbantobing
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya
di Daftar... ARSIP.......
Terimakasih sudah berbagi bang
BalasHapus😇😇
Ok mantaap lae sudah berbagi tentang ke kebenaran Firman Tuhan
BalasHapusShalom amang, sudah memberi pencerahan rohani
BalasHapusShalom bg. Terimakasih renungannya bg
BalasHapus