RENUNGAN IBADAH JUMAT AGUNG 2021
Tema:
YESUS MENYERAHKAN NYAWANYA
Ev: Lukas 23:44-48
Ep: Mazmur 22:2-12
23:44 Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga,
23:45 sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci terbelah dua.
23:46 Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.
23:47 Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"
23:48 Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri.
-------------
Shalom semua saudaraku dalam Yesus Kristus, selamat memperingati Jumat Agung. Jumat yang agung sebab di hari itulah terjadi suatu peristiwa besar dalam sejarah manusia dari segala zaman, peristiwa yang lama telah dinubuatkan, dan peristiwa yang tidak akan pernah terlupakan dalam sejaran zaman ini. Peristiwa yang sangat mengerikan yang terjadi terhadap Anak Manusia yang difitnah dan dihukum mati secara sadis di kayu salib, yang menjadi tumbal atau korban pendamaian dengan Allah karena dosa serta korban penghapusan dosa umat manusia. Peristiwa yang terus menerus dipertentangkan dari jaman ke jaman oleh pihak yang pro dan kontra atas kematian Yesus. Sebagian berkata bahwa Dia Yesus benar-benar mati, sebagaian lagi berkata tidak, bukan Yesus yang di hukum mati, itu orang lain yang digantikan.
Saudara, benarkah Yesus mati di kayu salib?
Untuk menjawab pertanyaan ini, saya mau menyatakan bahwa tidak ada referensi lain yang lebih meyakinkan tentang kematian Yesus selain daripada Alkitab sendiri. Yesus pernah berkata dalam Matius 18 :16 “Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan”. Berarti minimal ada dua saksi yang menyatakan maka perkara itu sah adanya. Dalam peristiwa kematian Yesus dikayu salib, kita melihat dalam Nas Firman Tuhan ini, bahwa Seluruh peristiwa penyaliban itu mulai dari penangkapan Yesus, penganiayaan, sampai penyaliban bahkan sampai kematianNya ada yang menyaksikan. Bahkan mereka memebrikan pernyataan.
Kita melihat dalam Nas Firman Tuhan hari ini, setelah Yesus berkata di ayat 46 demikian : “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku” maka Diapun mati. Kejadian kematian ini disaksikan oleh paling tidak 3 golongan saksi, bukan sekedar 3 orang.
Yang pertama golongan serdadu yang menyalibkan Yesus. Pernyataan mereka diwakili oleh kepala serdadu yang setelah melihat semua peristiwa itu mereka berkata di ayat 47: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"
Yang kedua golongan orang banyak yang datang berduyun-duyun untuk melihat semua proses penyaliban itu yang menjadikannya menjadi sebuah tontonan semata. Mereka dikatakan setelah melihat pross kematian Yesus, dikatakan di ayat 48: “Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri.
Yang ketiga adalah golongan orang-orang yang mengenal Yesus dan mengikutiNya dari jauh saat proses penyaliban Yesus. Hal tersebut dikatakan dalam ayat 49 yang berbunyi: “ Semua orang yang mengenal Yesus dari dekat, termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea, berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu”.
Matius 28:11-15 yang menunjukkan permufakatan jahat antara imam-imam Yahudi dengan para serdadu penjaga kubur Yesus, dimana para serdadu itu disogok untuk berbohong menyatakan bahwa mayat Yesus tidak bangkit tetapi dicuri murid-muridnya saat para serdadu itu tidur. Berita ini tersiar kepada orang-orang Yahudi sampai saat ini. Fakta ini menunjukkan bahwa sebenarnya serdadu itu menyaksikan kebangkitan Yesus. Kalau Yesus bangkit itu artinya bahwa Dia (Yesus) telah mati sebelumnya.
Demikian juga ketika serdadu ini menusuk lambung Yesus untuk memastikan bahwa Dia sudah mati atau masih hidup, ternyata dikatakan Yesus sudah benar-benar mati sebab darahnya sudah terpisah air dan darah (Yohanes 19:34). Saudara, kesaksian-kesaksian ini menunjukkan suatu kepastian dan keyakinan bagi kita bahwa Yesus memang benar-benar mati.
Kepastian kematian Yesus ini sangatlah perlu, sebab sesungguhnya iman kita tidak akan ada gunanya jika Yesus tidak benar-benar mati. KematianNyalah sebenarnya yang telah membebaskan kita yang percaya kepadaNya dari maut yaitu Neraka kekal. DarahNya yang tercurah telah menjadi korban pendamaian manusia dengan Bapa karena dosa. Kematiannya telah sempurna menghapuskan dosa manusia. Dengan kematianNya, dia sekali saja datang sebagai Imam Besar untuk mempersembahkan korban yang sempurna kepada Bapa dan korban itu bukanlah domba jantan biasa, tetapi korban itu adalah diriNya sendiri yang sekali saja Dia persembahkan sudah menghapus seluruh dosa banyak orang (Ibrani 9:11-12, 28).
Perkataan Yesus : "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Adalah doa penyerahan diri sebagai manusia yang terakhir dalam menuntaskan kasih dan karya agung yang Yesus lakukan dan setelah itu Dia mati. Di ujung pelayanan dan tugas panggilanNya, Yesus menyerahkan nyawanya kepada Bapa, dan di Yohanes 19:30 Yesus berkata sebagai penutup: “Sudah selesai”. Artinya selesailah sudah pengorbanan Yesus, tuntaslah sudah misi penyelamatan manusia lewat pengorbananNya di bumi dan dengan kebangkitanNya di hari ketiga nantinya maka tersedialah jalan keselamatan dan kehidupan kepada setiap manusia yang percaya kepadaNya.
Saudara, melihat peristiwa tragis dan mengerikan yang dialami Yesus memang membuat setiap orang percaya yang melihatnya akan merasa ngeri dan sedih. Lalu orang cenderung menangis dan sedih ketika melihat kebenaran bahwa Yesus telah mati. Demikian juga para murid-murid dan orang yang mengenal Yesus mengalaminya walaupun mereka hanya dari jauh-jauh saja melihat dan mengikuti semua peristiwa itu sampai ke penyaliban. Alkitab mencatat bahwa itu semua terjadi karena mereka tidak benar-benar memahami dan mengingat semua perkataan Yesus selama hidup bersama dengaa mereka. Berulang kali Yesus berkata bahwa Ia akan mati, Ia akan diserahkan kepada para penjahat dan dianiaya sampai mati, namun Dia akan bangkit lagi.
Kondisi seperti ini juga sering sekali kita alami. Ketika kita tidak mengingat Firman Allah, maka kita akan cenderung ketakutan menghadapi dunia ini dan segala godaannya, bahkan dikalahkan oleh Iblis dan dunia ini. Kita tidak memegang teguh Firman Allah sehingga kita semua jatuh dalam berbagai bagai dosa yang membawa kepada penderitaan hidup. Akibat nya bagi murid-murid Yesus dan semua pengikutNya adalah bahwa mereka menjadi ketakutan, kehilangan arah, bersembunyi, bahkan menyangkal mengenal Yesus seperti Petrus. Bahkan setelah Yesus dikuburkan mereka masih bersembunyi. Demikian juga di hari ketiga, kedatangan para perempuan ke kubur bukanlah untuk melihat kebangkitan Yesus sebagaimana Yesus katakan sebelumnya bahwa Dia akan bangkit pada hari ketiga, namun kedatangan mereka adalah untuk melihat mayat Yesus (orang mati)dan mengurapinya.
Kematian Yesus tidak perlu ditangisi. Tetapi tangisan yang sesungguhNya adalah tangisan untuk diri kita sendiri. Dalam Lukas 23: 27-28 berkata “ Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia. Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: "Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu!”. Di sini kita melihat perkataan Yesus bahwa diri kita sendiri dan keturunan kitalah yang perlu kita tangisi bahwa dosa-dosa kitalah yang membuat Yesus harus demikian, dan dosa-dosa itu jika tidak diampuni maka akan membawa kita kepada maut dan kematian kekal. Kematian Yesus itu tidak akan berguna bagi orang yang tidak mengaku dosanya di hadapan Tuhan dan menerima kematian Yesus dan kebangkitanNya di dalam hidupnya yang menghapus dosa dan mendamaikan dirinya dengan Bapa. Dalam Lukas 23 ini seakan-akan Yesus mau berkata "menangislah apabila kamu akhirnya akan menderita dalam kematian kekal di neraka jika tidak percaya dan menerima penderitaan dan kematianKu ini. Kamu dan anak cucumu. Atau menangislah apabila kamu telah menerima keselamatan dan kematianku ini, tetapi orang-orang yang engkau kasihi tidak menerima dan mempercayainya sehingga mereka semua dilemparkan ke api neraka.
Fakta Alkitab sesungguhnya menyatakan Tentang kematian Yesus bahwa : “di dalam kematianNya-lah kemenanganNya”
Benar memang bahwa pada jaman itu orang-orang yang mengikuti dan menyaksikan Yesus, mereka menangis dan ketakutan, bahkan mungkin putus asa saat Yesus benar-benar mati, karena hilang harapan, tidak ada Guru lagi, tidak ada Yesus yang selalu membuat mujizat, yang mengayomi dan melindungi mereka seperti gembala dengan domba-dombanya. Semua itu terjadi sebab mereka tidak sungguh-sungguh percaya perkataan Yesus yang mereka dengarkan, dan juga karena ketidak sungguh-sungguhan mereka meyakini bahwa Yesus adalah Tuhan. Yah, mungkin saja ini diakibatkan oleh dasyatnya peristiwa yang mereka saksikan mulai kamis malam sampai jumat agung sampai penyaliban itu. Sehingga kedasyatan peristiwa itu menghilangkan iman dan percaya mereka terhadap Yesus. Tetapi nanti kita akan melihat setelah kebangkitan, Yesus akan datang menjumpai mereka dan menegur ketidak percayaan dan kedegilan hati mereka (Markus 16:14).
Saudara apa yang dilakukan semua yang menyiksa Yesus adalah representasi dosa manusia, Representasi kita yang berdosa. Serdadu yang menganiaya, orang-orang yang mengejek, ahli-ahli taurat yang menampar, mengejek, meludahi, adalah representasi dari kita yang berdosa. Kitalah sesungguhnya yang telah melakukannya. Jangan berkata kejam kali serdadu ini, romawi ini, farisi ini, orang-orang ini, tetapi kamu lah yang kejam, sayalah yang kejam. Kalau bukan karena dosa dan pelanggaran kita manusia yang begitu besarnya, Allah tidak akan mengorbankan AnakNya yang Tunggal sebagai bukti dan tanda kasihNya kepada kita manusia. (Yohanes 3:16), sebab Tuhan tidak menginginkan manusia binasa.
Saudara, kalau sampai hari ini kita belum bertobat, masih terus hidup dalam dosa, maka kita masih terus menyalibkan Yesus hingga hari ini. Kalau kita masih mau menghina dan menjelekjelekkan orang lain, itu artinya kita terus masih turut meludahi Yesus hingga hari ini. Kalau kita masih sombong dan ingin selalu dipuji-puji orang, dan memandang rendah orang lain, itu artinya kita turut membuat mahkota duri dan menancapkannya di kepala Yesus hingga hari ini. Kalau kita masih hanya memikirkan dunia ini dan keinginan daging lalu mengabaikan Tuhan, itu artinya kita turut menusuk lambung Yesus hingga hari ini. Kalau kita masih ringan tangan memukul orang lain, mengambil yang bukan bagian kita, itu artinya kita turut memaku tangan Yesus hingga hari ini. Kalau sampai hari ini kita juga tidak mau pergi maengasihi orang lain, menolong orang lain, memberitakan kabar baik bagi orang lain, itu artinya kita masih terus memaku kaki Yesus di kayu salib.
Saudara, berdamailah dengan orang yang menyakitimu, ampunilah kesalahan suamimu, kesalahan istrimu, kesalahan anak-anakmu, kesalahan orangtua dan mertuamu, kesalahan saudaramu, dan sesamamu manusia, jangan lagi hidup di dalam dosa dan kecintaan kepada dunia ini. Hargai, hormati, dan terimalah pengorbanan Yesus yang rela mati tanpa sungut-sungut demi keselamatan kita yang berdosa. Mati untuk orang yang baik dan benar mungkin masih ada yang melakukannya meskipun sulit. Tetapi mati bagi orang berdosa dan bersalah siapak yang mau?. Tetapi inilah yang Yesus lakukan. Dia mau mati untuk kita yang berdosa. untuk saudara dan saya yang berdosa.
Saudara, apa yang bisa kita ambil dari ibadah mengenang kematian Yesus (Jumat Agung) saat ini?. Yang pertama bersyukurlah bahwa ada jalan keluar pendamian karena dosa antara saudara dan Bapa di sorga. Kedua keselamatan itu telah dikerjakan Yesus dan sudah tersedia. Tetapi tidak otomatis semua manusia menerimanya. Dalam Yohanes 3:16; 1 Yohanes 5:11-12; dan ayat-ayat yang lain mengatakan bahwa hanya jika kita percaya, beriman dan menerimanya saja yang akan mendapatkan keselamatan itu. Kalau tidak percaya dan menerimanya maka hukuman dan kematian kekal sudah menantinya. Setelah Yesus menyerahkan nyawaNya, maka manusia yang berdosa haruslah mengalami pertobatan, supaya dia hidup. Karena itu, janganlah menangis atas kematian Yesus, bersyukur dan berterimakasihlah, karena Dia sudah melakukannya untuk kita. Jangan sia-siakan kematian dan pengorbananNya, terimalah supaya kamu hidup. Amin Tuhan Yesus memberkati.
Shalom,
Ev. Harles Lumbantobing
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya di Daftar... ARSIP..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih