“PROTOKOL KESEHATAN”
by. Ev. Harles Lumbantobing
2 Timotius 3:16-17:
Segala
tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi
untuk setiap perbuatan baik.
Shalom saudaraku, pada kesempatan kali ini saya mau membagikan sesuatu
hal yang belakangan di hati saya ini ingin dibagikan bagi siapapun saudara yang
singgah di blog ini dan yang berkenan membaca tulisan ini. Saya mengambil judul
“PROTOKOL KESEHATAN”, yang pada masa pendemi virus Covid-19 ini sering sekali
kita dengar.
Protokol
berarti tata cara yang secara resmi
diatur sedemikian rupa atau urutan suatu acara atau kegiatan yang berlaku
secara resmi.
Saya jadi teringat diawal-awal mulai masuknya virus Covid-19 ke
Indonesia, ada banyak orang yang ketakutan, kuatir dan cemas, namun ada juga
yang tidak perduli dan tidak percaya, ada juga yang percaya namun merasa Virus
ini hanya wabah biasa tidak ganas-ganas amat. Namun semakin hari, semakin
sering diinfokan di media massa, media sosial, surat-surat kabar, akhirnya
mayoritas orang ketakutan dan waspada. Pemerintahpun langsung mengkonfirmasi
tentang wabah ini, mengambil tindakan supaya semua masyarakat tinggal dirumah
saja dulu untuk menghindari virus ini. Istilah #dirumahsaja menjadi sangat terkenal. Lalu setiap hari
diupdate jumlah yang positif kena Virus Covid-19, dari satu orang menjadi dua,
terus hingga saat ini sudah ratusan ribu yang kena virus ini di Indonesia.
Semua orang tinggal dirumah, dan kantor-kantor, sekolah, area publik
ditutup secara bertahap bahkan diliburkan. Di bulan-bulan awal itu keadaan
tiba-tiba serasa berat. Banyak yang kena dampak #dirumahsaja ini terutama
berdampak terhadap ekonomi masyarakat. Lalu Pemerintah mengeluarkan ‘PROTOKOL
KESEHATAN’ dan menekankan kepada
masyarakat untuk mematuhinya jika ingin terhindar dari virus Covid-19 tersebut.
Di awal-awal banyak orang yang patuh, namun semakin lama semakin banyak orang
yang tidak perduli lagi dengan protokol kesehatan itu. Akibatnya jumlah orang
yang terkena Virus Covid-19 ini melonjak dengan drastis.
Lalu orang berpikir, mengapa pada saat pasien positif hanya 2 atau 3
orang pemerintah dan aparat begitu ketat
dan keras menerapkan aturan. Tetapi sekarang mengapa masyarakat sepertinya
begitu bebas beraktifitas dan berkumpul tanpa mengikuti Protokol kesehatan, dan
pemerintah sepertinya diam saja, apalagi setelah ada ungkapan ‘berdamai dengan virus Covid-19’ membuat
orang sepertinya bebas melakukan apa saja seperti saat sebelum adanya virus
Corona ini. Lalu ada yang berkata sekaranglah seharusnya Pemerintah ketat,
bukan dulu pada saat jumlah yang positif Covid masih bisa dihitung dengan jari.
Namun saya berpenilaian lain. Seandainya dulu Pemerintah tidak ketat,
maka jumlah korban Virus ini di Indonesia sudah jutaan barangkali. Sebab
masyarakat belum mengenal virus ini, belum tahu
protokol kesehatan, belum biasa cuci tangan dalam berbagai kegiatan dan
aktifitas sebelum dan sesudah kegiatan itu, lalu sudah terbiasa tidak
mengkonsumsi makanan sehat dan bervitamin, sudah terbiasa tidak perduli dengan
imun tubuh, tidak terbiasa bahkan tidak begitu mengenal apa itu hand sanitizer,
desinfektan, bahkan sudah terbiasa untuk merusak alam, tidak memanfaatkan
matahari pagi untuk tubuh, dan lain sebagainya. Namun dalam masa bulan-bulan
awal yang ketat, sadar tidak sadar masyarakat sudah kembali melakoni hidup
bersih, hidup sehat, makan yang bergizi dan sehat, mengikuti protokol
kesehatan, di rumah semakin kreatif, usaha-usaha kreatif semakin meningkat,
sehingga ketika Pemerintah mulai melonggarkan bahkan mencabut instruksi PSBB (Pembatasan
Sosial Berskala Besar) di berbagai daerah dan menyatakan ‘berdamai dengan
virus’ sesungguhnya masyarakat sudah cukup informasi dan cukup pengetahuan
tentang virus ini dan cara menghindari serta cara menanganinya.
Tinggal sekarang masalahnya adalah apakah masyarakat mau disiplin dan
berkomitmen untuk mentaatinya dan menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari.
Kalau protokol kesehatan ini dilaksanakan dengan benar maka masyarakat akan
sampai kepada tujuan protokol kesehatan ini diluncurkan yaitu masyarakat yang
sehat, kuat dan terhindar dari virus Corona ini. Dan kalau kita lihat saat ini
sebagian orang menganggap Virus corona ini tidak ada atau tidak nyata, Protokol
kesehatan itu mengada-ada, sehingga mereka hidup kembali tanpa aturan, bahkan
sepertinya Protokol Kesehatan ini merepotkan dan menghalangi kebebasan. Tetapi
saya mau katakan Virus Covid-19 ini memang nyata dan benar-benar ada meskipun
mata jasamani kita tidak melihatnya, tetapi korbannya jelas ada. Dia tidak
pilih bulu, siapa saja bisa kena virus ini. Informasi dan cara penanganannya
(Protokol kesehatan) sudah dituliskan, disampaikan, dipublikasikan dan
diajarkan kepada kita. Pilihannya ada ditangan kita. Kalau kita mengasihi diri
sendiri, mengasihi keluarga, dan mengasihi orang lain tentunya kita akan
menerapkan protokol kesehatan itu dalam setiap aktifitas kita sehari-hari.
Baik, Itulah dulu sekilas tentang pendapat saya secara pribadi tentang
Pandemi Virus Covid-19. Tetapi hal yang mau saya sampaikan dalam
kesempatan ini adalah PROTOKOL KESEHATAN
yang bukan menyangkut Virus Corona.
Kalau Virus Corona ini kita ibaratkan sebagai Neraka, maka tentunya
ini menakutkan dan harus dihindari. Siapapun orangnya tidak akan mau masuk ke
dalam Neraka ini, namun banyak orang yang sikap dan tingkah lakunya membawa dan
mengarahkan mereka ke Neraka ini. Seakan neraka itu hanya dongeng, manusia
hidup dengan semau dirinya sendiri dan terus berbuat dosa. Rasa saling perduli
semakin berkurang, egoisme semakin meningkat. Kesombongan semakin meningkat dan
sikap saling memaafkan dan menerima orang lain semakin merosot. Kasih yang
murni sudah semakin susah ditemukan, dan dosa semakin hari grafiknya semakin
meningkat namun banyak manusia tidak
perduli dan terus berbuat dosa. Seakan manusia telah berdamai dengan Iblis dan
semua siasat jahatnya.
Neraka itu ada dan nyata meskipun tidak bisa dilihat dengan mata
telanjang saat ini. Tetapi sebagaimana kita percaya ada sorga demikian juga ada
neraka. Bahkan semua agama menyatakan adanya sorga di ajaran masing-masing
sebagai tempat orang-orang kudus dan ada neraka tempat hukuman dan siksaan bagi
orang-orang jahat. Hanya saja Iblis yang sudah ditetapkan dihukum dan
dicampakkan ke api neraka itu terus menerus menebarkan berita bohong bahwa neraka itu tidak ada, itu berita atau
informasi hoax, yang berkata “sorga itu ada di dunia, kalau kita bisa hidup
bahagia di dunia dengan cara apapun itulah sorga”. Kemudian juga berkata
“berbuat dosa bukan dosa, kita semua berhak untuk bahagia menikmati dunia ini
saat hidup dan itulah sorga. Apa yang Alkitab katakan tentang dosa, itu bukanlah dosa, itu hanya alat dan cara untuk
mencapai apa yang dibutuhkan selama hidup di dunia. Kemudian menebar berita
hoax lainnya yang berkata: “jika kamu tidak berhasil mendapatkan apa yang kamu
ingini selama di dunia dengan cara apapun itulah neraka, dan jika kamu berhasil
mendapatkan apa yang kamu ingini di dunia itulah sorga, dan berbuat kejahatan
untuk meraih kebahagiaan bukanlah dosa. Itu adalah salah satu alat atau senjata natural
manusia untuk bisa hidup bersaing dengan manusia yang lain dalam mencapai apa
yang diingininya”.
Kabar-kabar hoax ini terus diberitakan Iblis kepada manusia supaya
manusia itu buta dan terus beramai-ramai berjalan menuju kebinasaan yaitu
Neraka tempat dan bagian yang diperuntukkan bagi si Iblis untuk dihukum. Iblis
tidak terima dihukum sendiri dia mau menarik sebanyak mungkin manusia yang
dikasihi Allah untuk bersama dengan dia untuk dihukum di dalam neraka dengan
menebar berita hoax dan ujaran kebencian di hati manusia untuk menentang Allah
dan mengabaikan Alkitab Firman Allah yang menjadi protokol kesehatan Rohani bagi manusia. Tidak ada lagi cara
lain bagi Iblis untuk melawan Allah selain cara ini yaitu menyakiti hati Allah
dengan menyakiti manusia dengan membawanya turut ke neraka. Sebab manusia
adalah ciptaan Allah yang paling mulia, biji mata Allah.
Yah inilah berita yang mau saya sampaikan yaitu PROTOKOL KESEHATAN
ROHANI. Sejak kejatuhan manusia kedalam dosa yaitu Adam dan Hawa, Allah
tidak tinggal diam. Segera Allah menginformasikan kepada manusia aturan dan
tata cara bagaimana untuk hidup di dunia ini dengan status keberdosaan yang
telah mereka miliki. Virus dosa yang Iblis miliki telah menjangkiti manusia
mula-mula dan terus berkembang dan semakin meningkat dari masa ke masa. Pandemi
virus Lucifer ini yaitu dosa tidak memandang usia, golongan dan status
seseorang. Dia terus bergerilya menyasar siapa saja yang bisa menjadi
korbannya. Namun sejak manusia itu jatuh ke dalam dosa Allah langsung memberikan aturan dan protokol untuk
menjalani hidup di dunia sampai dia kembali nantinya lewat jalan kematian
kepada Bapa di sorga.
Allah menyampaikan Protokol Kesehatan Rohani itu mulanya secara lisan
dan diajarkan secara turun temurun, lalu kemudian pada masa Israel setelah
keluar dari perbudakan Mesir Allah menyampaikan Protokol itu tidak hanya secara
lisan lagi tetapi sudah disertai tulisan yang kita kenal dengan Hukum Taurat,
lalu para Nabi-Nabi, Tuhan ilhami untuk menuliskan lagi Protokol Kesehatan
Roahani untuk diikuti oleh manusia sehingga semuanya kita kenal dengan nama
Kitab Perjanjian Lama. Lalu setelah perjanjian baru Tuhan kembali melengkapi
Protokol Kesehatan Rohani itu dengan tulisan-tulisan yang Tuhan ilhamkan kepada
para penulisnya yang kita kenal dengan kitab Perjanjian Baru. Kitab Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru ini kita kenal dengan sebutan Alkitab.
Alkitab adalah Protokol Kesehatan Rohani manusia yang bisa digunakan
manusia untuk hidup dan menjalani kehidupannya selama di dunia yang sementara
ini. Kesementaraan di dunia ini akan menentukan kehidupan kekekalan nantinya.
Kekelan itu ada dua yaitu Kekekalan di dalam sorga berbahagia selama-lamanya
dengan Tuhan, dan yang kedua adalah kekekalan di dalam neraka tersiksa dan
dihukum selama-lamanya bersama-sama dengan Iblis si pendusta itu. Protokol
Kesehatan Rohani ini bukan saja berperan hanya di dalam ruang lingkup rohani,
tetapi juga mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia baik yang bersifat rohani maupun yang bersifat jasmani.
Yang rohani akan begitu kuat mempengaruhi dan menginspirasi yang jasmani.
Kita sering mendengar bahwa Alkitab adalah seperti kompas dalam
kehidupan manusia yang selalu mengarahkan kita kepada satu titik tujuan yang
benar yaitu Kebenaran. Dan kebenaran itu adalah Kristus. Kita tidak akan
tersesat kalau kita tahu kemana tujuan hidup kita. Jadi kompas adalah panduan
arah kemana kita akan pergi. Tetapi lebih dari sekedar kompas, Alkitab juga
adalah Protokol Kesehatan Rohani yang tidak hanya mengarahkan kita kepada
tujuan yang sebenarnya yaitu Kristus, tetapi juga mengatur segala sesuatu untuk
sampai kepada tujuan itu. Kalau kompas hanya
menunjukkan arah, namun Protokol Kesehatan Rohani ini mengatur hingga tata
cara, prosedur untuk mencapai tujuan itu, Lalu juga mengajarkan tentang godaan,
tantangan dan hambatan, musuh dan cara menghadapinya.
Saat ini anjuran pemerintah setelah mengeluarkan dan mengedukasi
masyarakat tentang protokol kesehatan adalah “berdamai atau berdapingan dengan
Covid-19” yang mana masyarakat diajak untuk mandiri menjaga diri masing-masing
dan menerapkan protokol kesehatan itu jika mau terhindar dari wabah penyakit
itu.
Setelah Allah
memberikan Alkitab sebagai Protokol hidup kita, Allah tidak pernah berkata
supaya kita berdamai dengan Iblis, berdamai dengan dosa, berdamai dengan neraka
atau mengatakan supaya kita hidup bersama dengan Iblis dan dosa. Namun Allah
tegas berkata Iblis adalah musuh dan lawan kita (I Petrus 5:8 “Sadarlah
dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa
yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya”). Kalau kita
hidup bersama dengan dia (Iblis) maka kita akan menjadi mangsanya, dan menyeret
kita kedalam neraka. Coba bayangkan bagaimana nasib rusa-rusa yang hidup
bersama berdampingan dengan singa pemangsa, satu persatu rusa ini akan menjadi
makanan singa tersebut.
Benar bahwa kita hidup di dunia yang penuh dengan dosa saat
ini, dan Iblis terus bergerilya mencari mangsanya sehingga realitanya kita
hidup di dunia ini berdampingan dengan dosa. Fakta ini tidak terhindarkan selama
hidup di dunia. Namun fakta yang lain yaitu bahwa Alkitab terang Allah hadir di
dunia yang gelap oleh dosa ini untuk meneranginya. Sehingga setiap orang yang
memegang obor (terang) ini akan bisa melihat di dalam kegelapan itu sebab
terangnya telah mengusir kegelapan itu. Saya ulangi “Terang akan mengusir
kegelapan itu”. Kalau rusa tadi yang hidup berdampingan dengan singa tidak
punya senjata untuk melawannya, namun kita yang hidup di dunia ini memiliki
senjata dan panduan untuk melawan Iblis dan dosa yaitu Firman Allah. Dan Allah
menyerukan kita untuk berperang melawan dosa. Jadi bukan hidup berdamai dengan
dosa tetapi berperang melawan dosa. Senjata, strategi, cara, amunisi dan perbekalan,
serta perisai perang ada dalam Alkitab (Efesus 6:14-18a: “Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan
berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil
damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan
perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan
terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala
doa dan permohonan”).
Hingga saat ini semua orang yang di dunia ini hidup berdampingan
dengan Iblis sebagaimana ungkapan saat ini manusia hidup berdampingan dengan
virus Corona. Tetapi Corona tidak sebanding dengan Iblis. Sebab Alkitab berkata
bahwa Iblis adalah penguasa kerajaan
angkasa yang sedang bekerja di hati setiap orang durhaka (Efesus 2:2) dan sengat Iblis adalah dosa. Manusia
yang tidak punya pertahanan, senjata atau pengetahuan tentang musuh ini akan
menjadi mangsa dan sasaran empuk dari si Iblis. Iblis bapa pendusta dan
pembohong besar akan menjadikan manusia manjadi santapannya satu persatu,
hingga menghabiskan seluruh manusia. Akhirnya manusia itu akan masuk kedalam
neraka siksaan kekal bersama dengan Iblis. Allah maha tahu, dan Allah begitu
mengasihi manusia, sehingga Allah turun
tangan sendiri untuk menolong manusia supaya tidak menjadi santapan Iblis yang
menebar Virus dosa yang mematikan. Allah turun sendiri dalam rupa manusia yaitu Yesus Kristus untuk menjadi
korban penghapus dosa manusia, supaya manusia yang percaya kepadanya lepas dari
jerat si Iblis dan kembali berdamai dan hidup dengan Bapa di sorga. Setelah
karya penebusanNya selesai maka dia kembali ke sorga untuk mempersiapkan tempat
bagi orang-orang yang percaya kepadaNya lalu nanti akan datang lagi kedua
kalinya untuk menjemput orang-orang yang percaya itu.
Alkitab sebagai Protokol Kesehatan Rohani ini atau istilah
lain saya sebutkan sebagai protokol kehidupan, Tuhan nyatakan kepada setiap
orang percaya untuk dijadikan panduan selanjutnya dalam menjalani hidup dan
tugasnya di dunia ini.Tugas setiap orang percaya adalah mengingatkan dan
mengarahkan semua manusia yang hidup berdampingan dengan Iblis itu bahwa Iblis
itu bukan kawan tetapi musuh, untuk melawan dan mengalahkannya hanya dengan
senjata Kristus yaitu Firman Allah. Semua tatacara menggunakan dan menjalani
hidup di dunia yang dikuasai Setan ini ada di dalam Protokol itu yaitu Alkitab.
Alkitab berkata bahwa dunia ini bukanlah tempat kita. Ini
hanyalah sementara. Sorga adalah tujuan akhir manusia yang Tuhan harapkan.
Namun Iblis menjerat manusia sehingga manusia melenceng (berdosa) dari tujuan
itu. Allah menghendaki pertobatan manusia yang sudah melenceng ini supaya dia
hidup. Yehezkiel 18:23 “Apakah Aku berkenan kepada kematian orang
fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia
hidup?”. Yehezkiel 33:11 “Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang
hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang
fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari
kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat
itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?”.
Alkitab sebagai protokol kesehatan Rohani sekaligus protokol
kehidupan, menuntun, mengarahkan kita menuju kehendak Tuhan sampai akhirnya
tiba di kerajaan sorga. 2 Timotius 3:16-17: “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap
manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik”.
Yang pertama ayat ini menunjukkan bahwa Alkitab mengajar
semua orang yang mempelajarinya tentang
kebenaran, bahwa seluruh manusia berdosa (Roma 3:23) dan ada dalam pengarus si
jahat (Iblis). Gambar dan rupa (kemuliaan) Allah telah rusak dan hilang dari
diri manusia. Dan upah dosa ialah maut (Roma 6:23). Manusia tidak punya solusi
atau jalan keluar untuk kembali kepada Bapa di sorga, sebab
dia sudah menjadi hamba dosa. Lalu Allah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus dan mati
menggantikan manusia yang berdosa untuk dihukum supaya manusia itu hidup
(Yohanes 3:16). Sehingga siapa yang mengaku dengan mulutnya dan percaya dalam
hatinya bahwa Allah telah membangkitkan
Dia dari antara orang mati, maka dia akan diselamatkan (Roma
10:9).
Lalu Alkitab mengajarkan apa yang harus dilakukan manusia
yang bertobat supaya berkenan dihadapan Allah yaitu hidup yang terus berbuah
dalam kehidupannya (Yohanes 15:2). Alkitab menyiapkan segala hal yang
diperlukan manusia selama hidup di bumi sampai akhirnya dia kembali kepada
Bapa.
Yang kedua dalam 2 Timotius 3:16 ini juga disampaikan bahwa
Alkitab juga berfungsi untuk
menyatakan kesalahan. Bahwa segala sesuatu yang diperbuat manusia bisa
diperhadapkan atau dikoreksi dengan Alkitab apakah dia sudah dan sedang
berjalan di jalan yang benar atau di jalan yang
salah. Apakah sikap dan tingkah lakunya baik atau buruk, lurus atau
bengkok, hidup di dalam terang atau gelap, dan lain sebagainya. Alkitab akan dengan
sempurna mengkoreksi semua prilaku manusia apakah seturut kehendak Allah atau
seturut kehendak setan. Mazmur 139:23-24 berkata: “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan
kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku
di jalan yang kekal!. Allah lewat firmanNya akan melakukan semuanya itu.
Yang ketiga dalam 2 Timotius 3:16 itu kembali berkata bahwa
Alkitab juga berfungsi untuk memperbaiki kelakuan. Bahwa Firman Tuhan
yang berkuasa dan berdaulat mampu merubah dan memperbaiki sikap dan tingkah
laku yang sudah menyimpang dari kebenaran, karakter yang rusak menjadi baik, mengambalikan
suami yang telah menduakan istri kepada istrinya, merubah sikap istri yang
tidak tunduk dan hormat kepada suaminya menjadi tunduk dan hormat, merubah
prilaku anak yang membangkang kepada orangtuanya menjadi menurut kepada
orangtuanya, merubah sikap ayah yang tidak perduli keluarga menjadi sayang dan
perduli keluarga, merubah sikap pemuda yang perusak lingkungan menjadi pecinta
lingkungan, merubah sikap pemimpin yang
serakah dan tidak adil menjadi mengayomi rakyatnya, merubah sikap gembala yang
egois menjadi gembala yang baik dan seterusnya. Prilaku yang sudah dirusak oleh
dosa itu hanya bisa diperbaiki oleh
Tuhan lewat FirmanNya.
Yang keempat dalam 2 Timotius 3:16 berkata bahwa Alkitab
juga berfungsi dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Mengajar dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung arti memberi petunjuk kepada orang
supaya diketahui. Sedangkan mendidik mengandung arti memelihara dan memberi latihan (ajaran,
tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Sehingga kita bisa melihat bahwa Alkitab tidak hanya mengajar (memberi
petunjuk supaya diketahui) tetapi juga mendidik
yang berarti memberi pelatihan, tuntunan dan pimpinan bagaimana
seseorang itu bisa hidup dalam kebenaran. Firman Allah dalam wujud Roh akan
melatih atau mendidik seseorang hingga
tidak sekedar tahu tetapi mampu dan
terampil melakukan apa kata Firman Allah (Alkitab). Sekaligus memberikan kuasa
dan kekuatan kepada orang tersebut untuk melakukannya.
Kalau demikian halnya fungsi Protokol
Kesehatan Rohani (Alkitab) ini bukankah ini satu-satunya pegangan dan tuntunan
manusia untuk sampai kepada tujuan Allah yaitu kehidupan yang kekal di dalam
kerajaan Sorga? Tidakkah ini sangat urgent
atau mendesak untuk diberitakan mengingat umur manusia tidak bisa ditentukan
manusia, kapan saja bisa meninggal, dan Iblis juga tidak berlambat-lambat
menarik sebanyak mungkin manusia menjadi pengikutnya sebab akhir jaman dan
penghukumannya sudah semakin dekat. Tidak ada satupun manusia yang tahu kapan
dia meninggal, dan Iblis senantiasa membuat manusia terlena bahwa seakan-akan
tidak ada kematian, tidak ada penghukuman, tidak ada neraka. Iblis akan
membelokkan segala kebenaran, sehingga manusia tidak tahu dan tidak menyadari
bahwa hidupnya ada di dalam dosa dan nyawanya terancam maut yaitu neraka tempat
penyiksaan selama-lamanya.
Ketika pemerintah menyampaikan protokol kesehatan sejak awal dan
akibatnya jika tidak mengikutinya serta apa yang harus dilakukan di dalam menghadapi,
atau menghindari Pandemi Virus Covid-19 ini, maka semua orang bergegas dan
berlomba untuk ikut ambil bagian dalam protokol itu sehingga kita bisa melihat
di awal pandemi ini, semua orang berlomba untuk membeli masker sehingga harga
masker meroket bahkan hilang dipasaran, semua vitamin C juga ramai-ramai
diborong orang hingga langka, hand sanitizer, desinfektan bahkan sinar matahari
pagi yang setiap hari Tuhan berikan yang selama ini diabaikan manusia kembali
digunakan untuk berjemur. Seandainya bisa dibeli dan diborong manusia
kemungkinan matahari juga akan dibeli sehingga langka dan susah ditemukan (hmm…). Iblis sejak semula sudah berhasil menipu
manusia dan membuat manusia menyimpang dari jalan Tuhan. Untuk hal yang jasmani dan sifatnya sementara
manusia rela berbuat dan bekerja keras, bahkan sampai mengorbankan hidupnya
untuk memperolehnya namun untuk sesuatu yang sifatnya kekal manusia begitu
susah untuk melakukannya.
Protokol Kesehatan Rohani yang Tuhan telah sampaikan dari beribu-ribu
tahun yang lalu telah membawa manusia yang menurutinya kembali dengan damai
kepada Bapa di sorga dan yang tidak menurutinya menunggu untuk dihakimi dan
dilemparkan ke api neraka. Kenyataan inilah yang harus kita sadari bersama
sehingga setiap orang yang sudah percaya kepada Tuhan dan menjalani hidupnya
dengan Protokol ini harus terus menghidupinya sekaligus membagikannya kepada
orang lain yang belum menghidupnya, sebab inilah panggilan dan tuntunan Alkitab
bagi setiap yang percaya kepada Tuhan.
Saudara, mari kembali kepada Alkitab, jadikan Alkitab menjadi buku
kesukaan kita, Firman yang selalu kita rindukan, yang mengawali dan menutup
hari-hari kita, menjadi protokol kesehatan rohani, protokol kehidupan hingga
kita kembali ke Bapa di Sorga.
Pada jaman dulu pada saat Alkitab belum sebanyak sekarang di cetak
sehingga yang tertulis saja susah ditemukan. Bahkan didaerah-daerah yang
menolak Injil, mereka menganiaya pengikut Kristus dan menghancurkan dan
membakar Alkitab sehingga Alkitab tidak bisa dibaca. Lalu mereka menghafal
Alkitab supaya terus bisa diimani dan diajarkan kepada orang lain, sebab mereka
mengimani Alkitab itu adalah sumber kehidupan dan sumber tuntunan hidup mereka.
Berbeda dengan dulu, Alkitab saat ini sangat mudah untuk dibaca dan
ditemukan. Bisa lewat Alkitab secara buku, bisa juga lewat Alkitab Elektronik
di Komputer, di Handphone, baik secara online atau offline, dimana saja kapan
saja Alkitab saat ini bisa diakses dan dibaca. Tinggal kembali kepada kita, apakah hidup kita mau terus diajar, ditegur,
diperbaiki, dan dididik oleh Alkitab.
Tidak adil rasanya
jika kita hanya mau diajar, diperbaiki, dan dididik tetapi tidak mau ditegur
dan dinyatakan kesalahan kita oleh Alkitab. Sebab di jaman akhir ini banyak
manusia cenderung mau dan suka mengikuti sesuatu ajaran asalkan jangan membuka
dan menegur kesalahannya atau menelanjangi dosanya. Hal tersebut membuat mereka
mencari kitab dan pengajaran lain lewat guru-guru palsu yang sesuai dengan
keinginan mereka. Seperti tertulis dalam
II Timotius 4:3 “Karena
akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi
mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan
keinginan telinganya”.
Karena itu, di
masa Pandemi ini, saya mengajak semua untuk kembali kepada Alkitab, membaca,
merenungkan, mengikuti dan melakukannya setiap hari. Mengapa rumah tangga
berantakan dan rusak adalah karena sudah tidak mengikuti protokol ini, gereja
terjadi perpecahan, hubungan manusia dengan manusia rusak, hubungan manusia
dengan alam rusak, perang antar bangsa, ketidakadilan, penindasan dan penganiayaan, wabah-wabah penyakit, serta
penyakit-penyakit masyarakat, semuanya adalah akibat manusia tidak mengikuti
bahkan meninggalkan protokol kehidupan yang benar ini yaitu Alkitab.
Tuhan memberikan
Protokol Kesehatan Rohani ini supaya manusia
bisa hidup di dunia dengan benar dan nanti tujuan akhir dari
perjalanannya bisa kembali kepada sang Pencipta jika sudah waktunya selesai
dari dunia ini. Karena kita semua akan
pulang, pastikan supaya kita pulang kerumah yang benar sebab hanya ada dua rumah terakhir
tempat ke mana kita akan pulang.
Kalau bukan ke rumah Bapa di sorga, berarti ke rumah bapa pendusta (Iblis)
yaitu Neraka.
Selamat menjalani
hari-hari kita di jaman akhir ini
bersama Protokol Kesehatan Rohani atau protokol kehidupan itu dan Tuhan Yesus memberkati kita. Amin
Salam Kasih,
Ev. Harles Lumbantobing
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya di Daftar... ARSIP..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih