Senin, 17 Agustus 2020

ARTIKEL: PROTOKOL KESEHATAN


PROTOKOL KESEHATAN 
by. Ev. Harles Lumbantobing



2 Timotius 3:16-17:

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.



Shalom saudaraku, pada kesempatan kali ini saya mau membagikan sesuatu hal yang belakangan di hati saya ini ingin dibagikan bagi siapapun saudara yang singgah di blog ini dan yang berkenan membaca tulisan ini. Saya mengambil judul “PROTOKOL KESEHATAN”, yang pada masa pendemi virus Covid-19 ini sering sekali kita dengar.

Protokol berarti tata cara  yang secara resmi diatur sedemikian rupa atau urutan suatu acara atau kegiatan yang berlaku secara resmi.

Saya jadi teringat diawal-awal mulai masuknya virus Covid-19 ke Indonesia, ada banyak orang yang ketakutan, kuatir dan cemas, namun ada juga yang tidak perduli dan tidak percaya, ada juga yang percaya namun merasa Virus ini hanya wabah biasa tidak ganas-ganas amat. Namun semakin hari, semakin sering diinfokan di media massa, media sosial, surat-surat kabar, akhirnya mayoritas orang ketakutan dan waspada. Pemerintahpun langsung mengkonfirmasi tentang wabah ini, mengambil tindakan supaya semua masyarakat tinggal dirumah saja dulu untuk menghindari virus ini. Istilah #dirumahsaja  menjadi sangat terkenal. Lalu setiap hari diupdate jumlah yang positif kena Virus Covid-19, dari satu orang menjadi dua, terus hingga saat ini sudah ratusan ribu yang kena virus ini di Indonesia.

Semua orang tinggal dirumah, dan kantor-kantor, sekolah, area publik ditutup secara bertahap bahkan diliburkan. Di bulan-bulan awal itu keadaan tiba-tiba serasa berat. Banyak yang kena dampak #dirumahsaja ini terutama berdampak terhadap ekonomi masyarakat. Lalu Pemerintah mengeluarkan ‘PROTOKOL KESEHATAN’  dan menekankan kepada masyarakat untuk mematuhinya jika ingin terhindar dari virus Covid-19 tersebut. Di awal-awal banyak orang yang patuh, namun semakin lama semakin banyak orang yang tidak perduli lagi dengan protokol kesehatan itu. Akibatnya jumlah orang yang terkena Virus Covid-19 ini melonjak dengan drastis.

Lalu orang berpikir, mengapa pada saat pasien positif hanya 2 atau 3 orang  pemerintah dan aparat begitu ketat dan keras menerapkan aturan. Tetapi sekarang mengapa masyarakat sepertinya begitu bebas beraktifitas dan berkumpul tanpa mengikuti Protokol kesehatan, dan pemerintah sepertinya diam saja, apalagi setelah ada ungkapan ‘berdamai dengan virus Covid-19’ membuat orang sepertinya bebas melakukan apa saja seperti saat sebelum adanya virus Corona ini. Lalu ada yang berkata sekaranglah seharusnya Pemerintah ketat, bukan dulu pada saat jumlah yang positif Covid masih bisa dihitung dengan jari.

Namun saya berpenilaian lain. Seandainya dulu Pemerintah tidak ketat, maka jumlah korban Virus ini di Indonesia sudah jutaan barangkali. Sebab masyarakat belum mengenal virus ini, belum tahu  protokol kesehatan, belum biasa cuci tangan dalam berbagai kegiatan dan aktifitas sebelum dan sesudah kegiatan itu, lalu sudah terbiasa tidak mengkonsumsi makanan sehat dan bervitamin, sudah terbiasa tidak perduli dengan imun tubuh, tidak terbiasa bahkan tidak begitu mengenal apa itu hand sanitizer, desinfektan, bahkan sudah terbiasa untuk merusak alam, tidak memanfaatkan matahari pagi untuk tubuh, dan lain sebagainya. Namun dalam masa bulan-bulan awal yang ketat, sadar tidak sadar masyarakat sudah kembali melakoni hidup bersih, hidup sehat, makan yang bergizi dan sehat, mengikuti protokol kesehatan, di rumah semakin kreatif, usaha-usaha kreatif semakin meningkat, sehingga ketika Pemerintah mulai melonggarkan bahkan mencabut instruksi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di berbagai daerah dan menyatakan ‘berdamai dengan virus’ sesungguhnya masyarakat sudah cukup informasi dan cukup pengetahuan tentang virus ini dan cara menghindari serta cara menanganinya.

Tinggal sekarang masalahnya adalah apakah masyarakat mau disiplin dan berkomitmen untuk mentaatinya dan menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari. Kalau protokol kesehatan ini dilaksanakan dengan benar maka masyarakat akan sampai kepada tujuan protokol kesehatan ini diluncurkan yaitu masyarakat yang sehat, kuat dan terhindar dari virus Corona ini. Dan kalau kita lihat saat ini sebagian orang menganggap Virus corona ini tidak ada atau tidak nyata, Protokol kesehatan itu mengada-ada, sehingga mereka hidup kembali tanpa aturan, bahkan sepertinya Protokol Kesehatan ini merepotkan dan menghalangi kebebasan. Tetapi saya mau katakan Virus Covid-19 ini memang nyata dan benar-benar ada meskipun mata jasamani kita tidak melihatnya, tetapi korbannya jelas ada. Dia tidak pilih bulu, siapa saja bisa kena virus ini. Informasi dan cara penanganannya (Protokol kesehatan) sudah dituliskan, disampaikan, dipublikasikan dan diajarkan kepada kita. Pilihannya ada ditangan kita. Kalau kita mengasihi diri sendiri, mengasihi keluarga, dan mengasihi orang lain tentunya kita akan menerapkan protokol kesehatan itu dalam setiap aktifitas kita sehari-hari.

Baik, Itulah dulu sekilas tentang pendapat saya secara pribadi tentang Pandemi Virus Covid-19. Tetapi hal yang mau saya sampaikan dalam kesempatan  ini adalah PROTOKOL KESEHATAN yang bukan menyangkut Virus Corona.

Kalau Virus Corona ini kita ibaratkan sebagai Neraka, maka tentunya ini menakutkan dan harus dihindari. Siapapun orangnya tidak akan mau masuk ke dalam Neraka ini, namun banyak orang yang sikap dan tingkah lakunya membawa dan mengarahkan mereka ke Neraka ini. Seakan neraka itu hanya dongeng, manusia hidup dengan semau dirinya sendiri dan terus berbuat dosa. Rasa saling perduli semakin berkurang, egoisme semakin meningkat. Kesombongan semakin meningkat dan sikap saling memaafkan dan menerima orang lain semakin merosot. Kasih yang murni sudah semakin susah ditemukan, dan dosa semakin hari grafiknya semakin meningkat  namun banyak manusia tidak perduli dan terus berbuat dosa. Seakan manusia telah berdamai dengan Iblis dan semua siasat jahatnya.

Neraka itu ada dan nyata meskipun tidak bisa dilihat dengan mata telanjang saat ini. Tetapi sebagaimana kita percaya ada sorga demikian juga ada neraka. Bahkan semua agama menyatakan adanya sorga di ajaran masing-masing sebagai tempat orang-orang kudus dan ada neraka tempat hukuman dan siksaan bagi orang-orang jahat. Hanya saja Iblis yang sudah ditetapkan dihukum dan dicampakkan ke api neraka itu terus menerus menebarkan berita bohong  bahwa neraka itu tidak ada, itu berita atau informasi hoax, yang berkata “sorga itu ada di dunia, kalau kita bisa hidup bahagia di dunia dengan cara apapun itulah sorga”. Kemudian juga berkata “berbuat dosa bukan dosa, kita semua berhak untuk bahagia menikmati dunia ini saat hidup dan itulah sorga. Apa yang Alkitab katakan tentang dosa,  itu bukanlah dosa, itu hanya alat dan cara untuk mencapai apa yang dibutuhkan selama hidup di dunia. Kemudian menebar berita hoax lainnya yang berkata: “jika kamu tidak berhasil mendapatkan apa yang kamu ingini selama di dunia dengan cara apapun itulah neraka, dan jika kamu berhasil mendapatkan apa yang kamu ingini di dunia itulah sorga, dan berbuat kejahatan untuk meraih kebahagiaan bukanlah dosa. Itu  adalah salah satu alat atau senjata natural manusia untuk bisa hidup bersaing dengan manusia yang lain dalam mencapai apa yang diingininya”.

Kabar-kabar hoax ini terus diberitakan Iblis kepada manusia supaya manusia itu buta dan terus beramai-ramai berjalan menuju kebinasaan yaitu Neraka tempat dan bagian yang diperuntukkan bagi si Iblis untuk dihukum. Iblis tidak terima dihukum sendiri dia mau menarik sebanyak mungkin manusia yang dikasihi Allah untuk bersama dengan dia untuk dihukum di dalam neraka dengan menebar berita hoax dan ujaran kebencian di hati manusia untuk menentang Allah dan mengabaikan Alkitab Firman Allah yang menjadi protokol kesehatan Rohani bagi manusia. Tidak ada lagi cara lain bagi Iblis untuk melawan Allah selain cara ini yaitu menyakiti hati Allah dengan menyakiti manusia dengan membawanya turut ke neraka. Sebab manusia adalah ciptaan Allah yang paling mulia, biji mata Allah.

Yah inilah berita yang mau saya sampaikan yaitu PROTOKOL KESEHATAN ROHANI. Sejak kejatuhan manusia kedalam dosa yaitu Adam dan Hawa, Allah tidak tinggal diam. Segera Allah menginformasikan kepada manusia aturan dan tata cara bagaimana untuk hidup di dunia ini dengan status keberdosaan yang telah mereka miliki. Virus dosa yang Iblis miliki telah menjangkiti manusia mula-mula dan terus berkembang dan semakin meningkat dari masa ke masa. Pandemi virus Lucifer ini yaitu dosa tidak memandang usia, golongan dan status seseorang. Dia terus bergerilya menyasar siapa saja yang bisa menjadi korbannya. Namun sejak manusia itu jatuh ke dalam dosa Allah  langsung memberikan aturan dan protokol untuk menjalani hidup di dunia sampai dia kembali nantinya lewat jalan kematian kepada Bapa di sorga.

Allah menyampaikan Protokol Kesehatan Rohani itu mulanya secara lisan dan diajarkan secara turun temurun, lalu kemudian pada masa Israel setelah keluar dari perbudakan Mesir Allah menyampaikan Protokol itu tidak hanya secara lisan lagi tetapi sudah disertai tulisan yang kita kenal dengan Hukum Taurat, lalu para Nabi-Nabi, Tuhan ilhami untuk menuliskan lagi Protokol Kesehatan Roahani untuk diikuti oleh manusia sehingga semuanya kita kenal dengan nama Kitab Perjanjian Lama. Lalu setelah perjanjian baru Tuhan kembali melengkapi Protokol Kesehatan Rohani itu dengan tulisan-tulisan yang Tuhan ilhamkan kepada para penulisnya yang kita kenal dengan kitab Perjanjian Baru. Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru ini kita kenal dengan sebutan Alkitab.

Alkitab adalah Protokol Kesehatan Rohani manusia yang bisa digunakan manusia untuk hidup dan menjalani kehidupannya selama di dunia yang sementara ini. Kesementaraan di dunia ini akan menentukan kehidupan kekekalan nantinya. Kekelan itu ada dua yaitu Kekekalan di dalam sorga berbahagia selama-lamanya dengan Tuhan, dan yang kedua adalah kekekalan di dalam neraka tersiksa dan dihukum selama-lamanya bersama-sama dengan Iblis si pendusta itu. Protokol Kesehatan Rohani ini bukan saja berperan hanya di dalam ruang lingkup rohani, tetapi juga mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia baik yang  bersifat rohani maupun yang bersifat jasmani. Yang rohani akan begitu kuat mempengaruhi dan menginspirasi yang jasmani.

Kita sering mendengar bahwa Alkitab adalah seperti kompas dalam kehidupan manusia yang selalu mengarahkan kita kepada satu titik tujuan yang benar yaitu Kebenaran. Dan kebenaran itu adalah Kristus. Kita tidak akan tersesat kalau kita tahu kemana tujuan hidup kita. Jadi kompas adalah panduan arah kemana kita akan pergi. Tetapi lebih dari sekedar kompas, Alkitab juga adalah Protokol Kesehatan Rohani yang tidak hanya mengarahkan kita kepada tujuan yang sebenarnya yaitu Kristus, tetapi juga mengatur segala sesuatu untuk sampai kepada tujuan itu.  Kalau kompas hanya menunjukkan arah, namun Protokol Kesehatan Rohani ini mengatur hingga tata cara, prosedur untuk mencapai tujuan itu, Lalu juga mengajarkan tentang godaan, tantangan dan hambatan, musuh dan cara menghadapinya.

Saat ini anjuran pemerintah setelah mengeluarkan dan mengedukasi masyarakat tentang protokol kesehatan adalah “berdamai atau berdapingan dengan Covid-19” yang mana masyarakat diajak untuk mandiri menjaga diri masing-masing dan menerapkan protokol kesehatan itu jika mau terhindar dari wabah penyakit itu.

Setelah Allah memberikan Alkitab sebagai Protokol hidup kita, Allah tidak pernah berkata supaya kita berdamai dengan Iblis, berdamai dengan dosa, berdamai dengan neraka atau mengatakan supaya kita hidup bersama dengan Iblis dan dosa. Namun Allah tegas berkata Iblis adalah musuh dan lawan kita (I Petrus  5:8 “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya”). Kalau kita hidup bersama dengan dia (Iblis) maka kita akan menjadi mangsanya, dan menyeret kita kedalam neraka. Coba bayangkan bagaimana nasib rusa-rusa yang hidup bersama berdampingan dengan singa pemangsa, satu persatu rusa ini akan menjadi makanan singa tersebut.

Benar bahwa kita hidup di dunia yang penuh dengan dosa saat ini, dan Iblis terus bergerilya mencari mangsanya sehingga realitanya kita hidup di dunia ini berdampingan dengan dosa. Fakta ini tidak terhindarkan selama hidup di dunia. Namun fakta yang lain yaitu bahwa Alkitab terang Allah hadir di dunia yang gelap oleh dosa ini untuk meneranginya. Sehingga setiap orang yang memegang obor (terang) ini akan bisa melihat di dalam kegelapan itu sebab terangnya telah mengusir kegelapan itu. Saya ulangi “Terang akan mengusir kegelapan itu”. Kalau rusa tadi yang hidup berdampingan dengan singa tidak punya senjata untuk melawannya, namun kita yang hidup di dunia ini memiliki senjata dan panduan untuk melawan Iblis dan dosa yaitu Firman Allah. Dan Allah menyerukan kita untuk berperang melawan dosa. Jadi bukan hidup berdamai dengan dosa tetapi berperang melawan dosa. Senjata, strategi, cara, amunisi dan perbekalan, serta perisai perang ada dalam Alkitab (Efesus 6:14-18a: “Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan”).

Hingga saat ini semua orang yang di dunia ini hidup berdampingan dengan Iblis sebagaimana ungkapan saat ini manusia hidup berdampingan dengan virus Corona. Tetapi Corona tidak sebanding dengan Iblis. Sebab Alkitab berkata bahwa  Iblis adalah penguasa kerajaan angkasa yang sedang bekerja di hati setiap orang durhaka (Efesus  2:2) dan sengat Iblis adalah dosa. Manusia yang tidak punya pertahanan, senjata atau pengetahuan tentang musuh ini akan menjadi mangsa dan sasaran empuk dari si Iblis. Iblis bapa pendusta dan pembohong besar akan menjadikan manusia manjadi santapannya satu persatu, hingga menghabiskan seluruh manusia. Akhirnya manusia itu akan masuk kedalam neraka siksaan kekal bersama dengan Iblis. Allah maha tahu, dan Allah begitu mengasihi  manusia, sehingga Allah turun tangan sendiri untuk menolong manusia supaya tidak menjadi santapan Iblis yang menebar Virus dosa yang mematikan. Allah turun sendiri dalam rupa  manusia yaitu Yesus Kristus untuk menjadi korban penghapus dosa manusia, supaya manusia yang percaya kepadanya lepas dari jerat si Iblis dan kembali berdamai dan hidup dengan Bapa di sorga. Setelah karya penebusanNya selesai maka dia kembali ke sorga untuk mempersiapkan tempat bagi orang-orang yang percaya kepadaNya lalu nanti akan datang lagi kedua kalinya untuk menjemput orang-orang yang percaya itu.

Alkitab sebagai Protokol Kesehatan Rohani ini atau istilah lain saya sebutkan sebagai protokol kehidupan, Tuhan nyatakan kepada setiap orang percaya untuk dijadikan panduan selanjutnya dalam menjalani hidup dan tugasnya di dunia ini.Tugas setiap orang percaya adalah mengingatkan dan mengarahkan semua manusia yang hidup berdampingan dengan Iblis itu bahwa Iblis itu bukan kawan tetapi musuh, untuk melawan dan mengalahkannya hanya dengan senjata Kristus yaitu Firman Allah. Semua tatacara menggunakan dan menjalani hidup di dunia yang dikuasai Setan ini ada di dalam Protokol itu yaitu Alkitab.

Alkitab berkata bahwa dunia ini bukanlah tempat kita. Ini hanyalah sementara. Sorga adalah tujuan akhir manusia yang Tuhan harapkan. Namun Iblis menjerat manusia sehingga manusia melenceng (berdosa) dari tujuan itu. Allah menghendaki pertobatan manusia yang sudah melenceng ini supaya dia hidup. Yehezkiel  18:23 “Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?”. Yehezkiel  33:11 “Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?”.  

Alkitab sebagai protokol kesehatan Rohani sekaligus protokol kehidupan, menuntun, mengarahkan kita menuju kehendak Tuhan sampai akhirnya tiba di kerajaan sorga. 2 Timotius 3:16-17:  “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik”. 

Yang pertama ayat ini menunjukkan bahwa Alkitab mengajar semua orang yang mempelajarinya  tentang kebenaran, bahwa seluruh manusia berdosa (Roma 3:23) dan ada dalam pengarus si jahat (Iblis). Gambar dan rupa (kemuliaan) Allah telah rusak dan hilang dari diri manusia. Dan upah dosa ialah maut (Roma 6:23). Manusia tidak punya solusi atau jalan keluar untuk kembali kepada Bapa di sorga, sebab dia sudah menjadi hamba dosa. Lalu Allah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus dan mati menggantikan manusia yang berdosa untuk dihukum supaya manusia itu hidup (Yohanes 3:16). Sehingga siapa yang mengaku dengan mulutnya dan percaya dalam hatinya  bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka dia akan diselamatkan (Roma 10:9).

Lalu Alkitab mengajarkan apa yang harus dilakukan manusia yang bertobat supaya berkenan dihadapan Allah yaitu hidup yang terus berbuah dalam kehidupannya (Yohanes 15:2). Alkitab menyiapkan segala hal yang diperlukan manusia selama hidup di bumi sampai akhirnya dia kembali kepada Bapa.

Yang kedua dalam 2 Timotius 3:16 ini juga disampaikan bahwa Alkitab  juga berfungsi untuk menyatakan kesalahan. Bahwa segala sesuatu yang diperbuat manusia bisa diperhadapkan atau dikoreksi dengan Alkitab apakah dia sudah dan sedang berjalan di jalan yang benar atau di jalan yang  salah. Apakah sikap dan tingkah lakunya baik atau buruk, lurus atau bengkok, hidup di dalam terang atau gelap, dan lain sebagainya. Alkitab akan dengan sempurna mengkoreksi semua prilaku manusia apakah seturut kehendak Allah atau seturut kehendak setan. Mazmur 139:23-24 berkata: “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!. Allah lewat firmanNya akan melakukan semuanya itu.

Yang ketiga dalam 2 Timotius 3:16 itu kembali berkata bahwa Alkitab juga berfungsi untuk memperbaiki kelakuan. Bahwa Firman Tuhan yang berkuasa dan berdaulat mampu merubah dan memperbaiki sikap dan tingkah laku yang sudah menyimpang dari kebenaran, karakter yang rusak menjadi baik, mengambalikan suami yang telah menduakan istri kepada istrinya, merubah sikap istri yang tidak tunduk dan hormat kepada suaminya menjadi tunduk dan hormat, merubah prilaku anak yang membangkang kepada orangtuanya menjadi menurut kepada orangtuanya, merubah sikap ayah yang tidak perduli keluarga menjadi sayang dan perduli keluarga, merubah sikap pemuda yang perusak lingkungan menjadi pecinta lingkungan,  merubah sikap pemimpin yang serakah dan tidak adil menjadi mengayomi rakyatnya, merubah sikap gembala yang egois menjadi gembala yang baik dan seterusnya. Prilaku yang sudah dirusak oleh dosa itu  hanya bisa diperbaiki oleh Tuhan lewat FirmanNya.

Yang keempat dalam 2 Timotius 3:16 berkata bahwa Alkitab juga berfungsi dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Mengajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung arti memberi petunjuk kepada orang supaya diketahui. Sedangkan mendidik mengandung arti memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

Sehingga kita bisa melihat bahwa Alkitab tidak hanya mengajar (memberi petunjuk supaya diketahui) tetapi juga mendidik  yang berarti memberi pelatihan, tuntunan dan pimpinan bagaimana seseorang itu bisa hidup dalam kebenaran. Firman Allah dalam wujud Roh akan melatih atau mendidik  seseorang hingga tidak sekedar tahu tetapi mampu  dan terampil melakukan apa kata Firman Allah (Alkitab). Sekaligus memberikan kuasa dan kekuatan kepada orang tersebut untuk melakukannya.

            Kalau demikian halnya fungsi Protokol Kesehatan Rohani (Alkitab) ini bukankah ini satu-satunya pegangan dan tuntunan manusia untuk sampai kepada tujuan Allah yaitu kehidupan yang kekal di dalam kerajaan Sorga? Tidakkah ini sangat urgent atau mendesak untuk diberitakan mengingat umur manusia tidak bisa ditentukan manusia, kapan saja bisa meninggal, dan Iblis juga tidak berlambat-lambat menarik sebanyak mungkin manusia menjadi pengikutnya sebab akhir jaman dan penghukumannya sudah semakin dekat. Tidak ada satupun manusia yang tahu kapan dia meninggal, dan Iblis senantiasa membuat manusia terlena bahwa seakan-akan tidak ada kematian, tidak ada penghukuman, tidak ada neraka. Iblis akan membelokkan segala kebenaran, sehingga manusia tidak tahu dan tidak menyadari bahwa hidupnya ada di dalam dosa dan nyawanya terancam maut yaitu neraka tempat penyiksaan selama-lamanya.

Ketika pemerintah menyampaikan protokol kesehatan sejak awal dan akibatnya jika tidak mengikutinya serta  apa yang harus dilakukan di dalam menghadapi, atau menghindari Pandemi Virus Covid-19 ini, maka semua orang bergegas dan berlomba untuk ikut ambil bagian dalam protokol itu sehingga kita bisa melihat di awal pandemi ini, semua orang berlomba untuk membeli masker sehingga harga masker meroket bahkan hilang dipasaran, semua vitamin C juga ramai-ramai diborong orang hingga langka, hand sanitizer, desinfektan bahkan sinar matahari pagi yang setiap hari Tuhan berikan yang selama ini diabaikan manusia kembali digunakan untuk berjemur. Seandainya bisa dibeli dan diborong manusia kemungkinan matahari juga akan dibeli sehingga langka dan susah ditemukan (hmm…).  Iblis sejak semula sudah berhasil menipu manusia dan membuat manusia menyimpang dari jalan Tuhan.  Untuk hal yang jasmani dan sifatnya sementara manusia rela berbuat dan bekerja keras, bahkan sampai mengorbankan hidupnya untuk memperolehnya namun untuk sesuatu yang sifatnya kekal manusia begitu susah untuk melakukannya.

Protokol Kesehatan Rohani yang Tuhan telah sampaikan dari beribu-ribu tahun yang lalu telah membawa manusia yang menurutinya kembali dengan damai kepada Bapa di sorga dan yang tidak menurutinya menunggu untuk dihakimi dan dilemparkan ke api neraka. Kenyataan inilah yang harus kita sadari bersama sehingga setiap orang yang sudah percaya kepada Tuhan dan menjalani hidupnya dengan Protokol ini harus terus menghidupinya sekaligus membagikannya kepada orang lain yang belum menghidupnya, sebab inilah panggilan dan tuntunan Alkitab bagi setiap yang percaya kepada Tuhan.

Saudara, mari kembali kepada Alkitab, jadikan Alkitab menjadi buku kesukaan kita, Firman yang selalu kita rindukan, yang mengawali dan menutup hari-hari kita, menjadi protokol kesehatan rohani, protokol kehidupan hingga kita kembali ke Bapa di Sorga.

Pada jaman dulu pada saat Alkitab belum sebanyak sekarang di cetak sehingga yang tertulis saja susah ditemukan. Bahkan didaerah-daerah yang menolak Injil, mereka menganiaya pengikut Kristus dan menghancurkan dan membakar Alkitab sehingga Alkitab tidak bisa dibaca. Lalu mereka menghafal Alkitab supaya terus bisa diimani dan diajarkan kepada orang lain, sebab mereka mengimani Alkitab itu adalah sumber kehidupan dan sumber tuntunan hidup mereka.

Berbeda dengan dulu, Alkitab saat ini sangat mudah untuk dibaca dan ditemukan. Bisa lewat Alkitab secara buku, bisa juga lewat Alkitab Elektronik di Komputer, di Handphone, baik secara online atau offline, dimana saja kapan saja Alkitab saat ini bisa diakses dan dibaca. Tinggal kembali kepada kita,  apakah hidup kita mau terus diajar, ditegur, diperbaiki, dan dididik oleh Alkitab.

Tidak adil rasanya jika kita hanya mau diajar, diperbaiki, dan dididik tetapi tidak mau ditegur dan dinyatakan kesalahan kita oleh Alkitab. Sebab di jaman akhir ini banyak manusia cenderung mau dan suka mengikuti sesuatu ajaran asalkan jangan membuka dan menegur kesalahannya atau menelanjangi dosanya. Hal tersebut membuat mereka mencari kitab dan pengajaran lain lewat guru-guru palsu yang sesuai dengan keinginan mereka. Seperti tertulis dalam  II Timotius  4:3 “Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya”.

Karena itu, di masa Pandemi ini, saya mengajak semua untuk kembali kepada Alkitab, membaca, merenungkan, mengikuti dan melakukannya setiap hari. Mengapa rumah tangga berantakan dan rusak adalah karena sudah tidak mengikuti protokol ini, gereja terjadi perpecahan, hubungan manusia dengan manusia rusak, hubungan manusia dengan alam rusak, perang antar bangsa, ketidakadilan, penindasan  dan penganiayaan, wabah-wabah penyakit, serta penyakit-penyakit masyarakat, semuanya adalah akibat manusia tidak mengikuti bahkan meninggalkan protokol kehidupan yang benar ini yaitu Alkitab.

Tuhan memberikan Protokol Kesehatan Rohani ini supaya manusia  bisa hidup di dunia dengan benar dan nanti tujuan akhir dari perjalanannya bisa kembali kepada sang Pencipta jika sudah waktunya selesai dari dunia ini.  Karena kita semua akan pulang, pastikan supaya kita pulang kerumah yang benar sebab hanya ada dua  rumah terakhir  tempat ke mana kita  akan pulang. Kalau bukan ke rumah Bapa di sorga, berarti ke rumah bapa pendusta (Iblis) yaitu Neraka.

Selamat menjalani hari-hari  kita di jaman akhir ini bersama Protokol Kesehatan Rohani atau protokol kehidupan itu  dan Tuhan Yesus memberkati kita. Amin





Salam Kasih,

Ev. Harles Lumbantobing


KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih