Minggu ke 17 Setelah Trinitatis
SETARA DI HADAPAN TUHAN
Ev : Kejadian 2:18-25
Ep: 1 Korintus 11:8-12
Kejadian 2:18-25 (TB)
2:18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
2:19 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.
2:20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
2:21 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
2:22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
2:23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."
2:24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
2:25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Shalom, selamat hari minggu buat semua saudara/i ku sekalian di dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Puji Syukur kita ucapkan kepada Tuhan yang masih terus memberikan kita kekuatan, kesehatan, dan kesempatan untuk terus hidup menyaksikan segala kemurahan Tuhan di dalam hidup kita. Kebaikan Allah bagi kita tidak tergantung situasi dan keadaan kita, sebab pada hakekatnya Allah itu baik. Saat kita setia Allah itu baik, dan saat kita tidak setiapun Allah itu tetap baik.
Dalam ibadah minggu ini, Tuhan menyapa kita kembali dengan tema “SETARA DIHADAPAN TUHAN” yang didasarkan pada Kitab Kejadian 2:18-25. Setara dalam hal ini dalam hal kesamaan hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan di hadapan Tuhan. Juga menyangkut kesetaraan manusia dengan manusia yang lain. Kesetaraan ini menurut cara pandang Allah melalui FirmanNya, dan cara pandang Allah inilah yang juga harus manusia terapkan terhadap sesamanya manusia. Laki-laki dan perempuan memang diciptakan berbeda, berbeda dalam jenis kelamin, dan berbeda dalam urutan waktu, serta sumber penciptaannya.
Adam diciptakan lebih dahulu dari pada Hawa. Manusia (Adam) adalah puncak penciptaan Allah, sehingga manusia adalah ciptaan Allah yang paling mulia. Penciptaan Segala sesuatu sebelum manusia (Kejadian Pasal 1) dikomentari Allah dengan perkataan “Allah melihat bahwa semuanya itu baik”. Tetapi setelah manusia diciptakan (Adam dan Hawa) Allah berkomentar di Kejadian 1:31: “semuanya itu SUNGGUH AMAT BAIK”.
Proses menuju sungguh amat baik ini dijelaskan Alkitab lagi dalam Kejadian pasal 2. Diawali dengan saat kabut naik ke atas bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi (Kejadian 2:6), lalu Allah menciptakan manusia (Adam) dari debu tanah, lalu menghembuskan nafas kehidupan kepada manusia itu sehingga manusia itu hidup. Adam diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Lalu Allah menempatkan Adam (sendiran) di taman Eden untuk mengusahakan dan mengelolanya. Lalu Allah melihat kesendirian ini sesuatu yang tidak baik (Kejadian 2:18). Lalu Allah berinisiatif untuk mnciptakan penolong yang sepadan dengan dia (Adam). Langkah pertama Allah menciptakan lagi dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara, lalu dibawa kepada Adam untuk dinamai, dan selanjutnya hidup bersama-sama dengan Adam di dalam Taman Eden. Tetapi Alkitab menyaksikan demikian: “Tetapi Adam tidak menjumpai bagi dirinya penolong yang sepadan dengan dia” (Kejadian 2:20), sebab memang bukan binatang yang Tuhan maksudkan dan rencanakan untuk pendamping Adam. Lalu kemudian Allah membuat Adam tertidur. Pada tahap inilah Allah menciptakan perempuan (Hawa). Bahannya bukan dari debu, tetapi tulang rusuk Adam, namun karena Adam terbuat dari debu tanah, maka bahan dasar Hawa juga adalah debu tanah. Tetapi keduanya sama-sama diciptakan Allah dengan tangan Allah sendiri, dan dihembuskan nafas kehidupan, dan diciptakan segambar dan serupa dengan Allah.
Adam harus Tuhan tidurkan (kejadian 2:21). Ini mengandung makna penting bahwa Allah harus menentukan sendiri, merancang sendiri, serta membentuk sendiri pendamping bagi Adam yang sesuai dengan kehendak Allah (bukan kehendak Adam). Allah tahu mana yang terbaik dan paling cocok dengan/bagi Adam sebagai pendampingnya. Tentunya jika Adam tidak tidur dan diajak diskusi dengan Adam perihal wujud pendamping Adam, pasti akan merepotkan karena Adam belum punya gambaran selain dirinya dan binatang-binatang. Pasti akan merepotkan Allah dan tidak sesuai dengan rencana Allah.
Hal ini terbukti ketika Allah membawa Hawa kepada Adam maka komentar Adam adalah "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki’ (Kejadian 2:23). Hal ini menunjukkan bahwa Adam sangat senang dan sanagat merasa cocok dan pas dengan perempuan itu. Juga hal ini menunjukkan kehadiran Hawa (perempuan itu) sebagai pendamping Adam adalah inisiatif dan kehendak Allah. Proses dan kejadian ini berlangsung pada hari keenam. Sehingga setelah semua ini selesai lalu Allah berkata di Kejadian 1: 31: “SUNGGUH AMAT BAIK.
Dari sejarah penciptaan ini kita melihat beberapa hal bahwa:
Laki-laki diciptakan lebih dahulu dari perempuan.
- Perempuan diciptakan dari Laki-laki (I Korintus 11:8 Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki.)
- Prempuan diciptakan karena laki-laki (I Korintus 11:9 Dan laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki.
- Tujuan perempuan diciptakan adalah sebagai penolong yang sepadan bagi laki-laki
- Dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan (1 Korintus 9:11-12)
- Prinsip-prinsip lain dari Alkitab juga mengatakan bahwa suami (laki-laki ) adalah kepala perempuan (Istri). Sehinga istri harus tunduk kepada suami seperti jemaat tunduk kepada Kristus (Efesus 5:22-24)
Dari prinsip ini kita bisa menemukan dasar-dasar perbedaan laki-laki dan perempuan pada saat penciptaan yaitu tujuan penciptaan perempuan bagi Laki-laki. Dari Kejadian 2: 18 kita melihat bahwa tujuan penciptaaan Hawa adalah sebagai penolong yang sepadang dengan Adam. Menolong Adam untuk mencapai tujuan dan kehendak Allah dalam penciptaan Adam. Hal tersebut mengandung arti bahwa Adam (laki-laki) tidak baik hidup seorang sendiri, dan tidak akan sempurna dalam melaksanakan tugas yang Tuhan embankan kepada Adam. Adam memerlukan penolong yang bisa bernar-benar menolongnya mencapai kehendak Allah tetapi yang sekaligus sepadan dengan dia.
Sepadan dalam arti cocok, tidak harus serupa. Sepadan berarti bisa melengkapi kekurangan Adam sehingga Adam sempurna dalam melaksanakan mandat dari Tuhan. Kalau sekedar penolong, Adam bisa ditolong oleh binatang-binatang yang Tuhan ciptakan yang Adam kuasai dan kelola. Namun binatang itu tidak sepadan dengan Adam.
Sepadan berarti ada kecocokan. Kecocokan ini harus menyangkut 3 hal. Yaitu sepadan dalam hal tubuh/jasmani, sepadan dalam hal jiwa, dan sepadan dalam hal roh.
Mari kita lihat ketiga hal ini:
Pertama, sepadan dalam hal jasmani/tubuh: Manusia harus berpasangan dengan manusia, Artinya gambar dan rupa Allah harus dengan gambar dan rupa Allah juga. Itu sebabnya Manusia tidak boleh menikah dengan ciptaan lain selain manusia. Tetapi ini juga bukan berarti harus Adam dengan Adam atau Hawa dengan Hawa. Sepadan disini bukanlah sama atau sebanding (sama-sama sejenis). Tetapi manusia Adam (laki-laki) harus dengan manusia Hawa (Perempuan). Ini disebut sepadan (cocok) dalam hal jasmani.
Kedua, sepadan dalam hal jiwa: Hal ini menyangkut kecocokan (saling melengkapi) antara karakter dengan karakter, sifat dengan sifat. Hal ini juga bukan berarti keduanya memiliki sifat dan karakter yang sama. Coba saudara bayangkan kalau keduanya (lsuami dan istri) sama-sama pemalu dan pendiam bagaimana kira-kira kehidupan keluarga mereka. Atau keduanya sama-sama pemarah dan gampang emosi, tidak terbayangkan bagaimana keadaana keluarga ini. Kecocokan atau kesepadanan disini menunjukkan bahwa karakter yang satu melengkapi karakter yang lain. Kelebihan karakter yang satu akan melengkapi kekurangan karakter yang lain. Dengan demikian keduanya sama-sama klop (istilah cocok).
Ketiga, sepadan dalam hal roh. Hal ini menyangkut siapa yang disembah, siapa Tuhannya, beriman kepada siapa. Baik laki-laki dan perempuan harus sama-sama berTuhankan Kristus. Dengan demikian mereka memiliki Tuhan yang sama untuk disembah. Sehingga dengan demikian roh mereka juga akan bisa saling melengkapi dan saling mendukung dalam hal menyembah Allah yang sama.
Untuk itu, Allah sangat mengetahui siapa wanita pasangan yang sepadan bagi seorang laki-laki dan juga laki-laki yang mana bagi seorang wanita yang sepadan dengan dia yang mana dia menjadi penolongnya. Inilah prinsip yang dikehendaki Tuhan. Sehingga Keterlibatan Tuhan sangat penting di dalam penyatuan dua insan ini. Dengan cara Tuhan, Tuhan akan mempertemukan mereka berdua.
Dalam master plan-nya Allah Laki-Laki dan perempuan punya peran yang sama yaitu: "Beranakcucu dan bertambah banyak; memenuhi bumi dan menaklukkannya, serta berkuasa (memelihara) atas bumi (Kejadian 1:26-28). Perintah ini disebut sebagai mandat budaya. Dalam hal ini Laki-laki dan perempuan memiliki tujuan yang sama. Sehingga untuk beranak cucu harus dilakukan bersama-sama, begitu juga dengan memenuhi bumi, berkuasa dan menaklukkannya juga dilakukan bersama-sama. Tidak ada perbedaan laki-laki dan perempuan dalam hal ini sebab Allah menciptakan manusia itu laki-laki dan perempuan untuk tujuan yang sama. Allah memberikan mandat budaya ini bukan saat Adam masih seorang diri, tetapi setelah Hawa Tuhan ciptakan dari Adam dan bagi Adam.
Karena itu dalam mencapai tujuan Allah itu, laki-laki dan perempuan setara. Perbedaan laki-laki dan perempuan saat ini hanya kita temukan dicakupan keluarga. Ini menyangkut peran suami dan istri dalam rumah tangga yang Tuhan telah resmikan. Laki-laki (suami) akan berperan sebagai kepala keluarga, imam, Suami dan ayah dalam rumah tangga itu. Sedangkan perempuan (istri) berperan sebagai ibu rumah tangga, istri dan ibu dalam keluarga itu. Jika suami meninggal maka peran kepala keluarga, imam dan ayah bisa digantikan si Istri. Demikian juga jika si istri meninggal, peran ibu rumah tangga dan ibu bisa digantikan suami. Jadi peran ini bisa digantikan, tetapi Suami tidak bisa menjadi istri dan istri tidak bisa menjadi suami. Istri akan membantu dan menolong suami mencapai semua peran itu, dan suami juga akan menolong istri untuk mencapai peran istri dalam keluarganya. Di luar ini laki-laki dan perempuan adalah sama baik dibidang agama, negara, hukum, budaya, dan lain sebagainya terutama sama dihadapan Tuhan.
Untuk itu Alkitab menyatakan banyak ayat dalam Alkitab yang tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan, Berikut beberapa ayat Alkitab dalam PB yang menyatakannya:
Matius 12:50 “Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
Kisah Para Rasul 2:17-18 “Akan terjadi pada hari-hari terakhir -- demikianlah firman Allah -- bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat”.
Matius 22:29-30: Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!. Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga”.
Kisah Para Rasul 5:14 “Dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan”
Galatia 3:28 “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus”.
Dari beberapa ayat-ayat ini kita temukan bahwa Allah tidak membedakan laki-laki dan perempuan. Semua sama dalam hal kasih karunia, dalam keselamatan, dalam pelayanan, dalam pujian dan penyembahan juga di dalam kekekalan.
Dalam realita hidup sampai saat ini juga kita bisa melihat bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak dan kewajiban serta kesempatan yang sama di berbagai bidang. Banyak peran wanita saat ini dibidang yang dulunya itu hanya untuk laki-laki. Perempuan sudah banyak yang jadi pemimpin negara, pemimpin politik, pemimpin agama, pebisnis di berbagai bidang, pencari nafkah dalam keluarga, dan lain sebagainya. Namun, Kita juga tidak bisa menutup kenyataan bahwa masih banyak terjadi diskriminasi perempuan disekitar kita dan pembatasan hak perempuan yang secara sadar tidak sadar masih terjadi.
Hal-hal yang menghalangi kesetaraan sehingga membuat perempuan tidak bisa melakukan fungsinya dengan maksimal adalah kebiasaan atau paradigma, atau budaya yang berkembang secara turun temurun. Hal-hal tersebut bisa kita lihat dalam kehidupan di masyarakat yang berkembang sudah sangat lama seperti: Tugas perempuan itu hanya di dapur, hanya di rumah, hanya melahirkan anak, hanya melayani suami. Dalam masyarakat Batak ada istilah yang melekat yang akhirnya secara sadar tidak sadar menyebabkan para perempuan tetap tinggal dalam keadaan pola pikir yang lama atau tidak move on. Misalnya istilah:
‘Pardijabu’ --> artinya Hanya dirumah melayani suami dan melahirkan anak
‘Pardihuta’ --> tidak boleh kemana-mana melihat dunia luar dan maju
‘Parsonduk bolon’--> Hanya di dapur menyiapkan makanan
Istilah ini membuat paradigma “dirumah saja” (stay home) yang turun temurun dari jaman dahulu kala buat perempuan untuk tidak maju dan bergerak. Itu sebabnya sejak dahulu (bukan hanya suku Batak) perempuan tidak perlu disekolahkan, dan perempuan tidak punya hak bahkan untuk dirinya sendiri.
Injil (Kekristenan) merubah paradigma salah ini. Yesus membawa perubahan bahwa sesungguhnya semua sama dihadapan Tuhan. Wanita memiliki hak sebagaimana laki-laki di dalam banyak hal kecuali peran rumah tangga seperti saya jelaskan di atas. Istri tidak boleh menjadi suami dan suami tidak boleh menjadi istri. Selama keduanya masih hidup, masing-masing harus melakukan perannya dengan cara bertolong-tolongan.
Perhatikanlah prinsip ini: Perempuan yang bijaksana (istri) akan menolong suaminya (bahkan berjuang) yang tidak bisa berperan sebagai kepala rumah tangga menjadi berhasil sebagai kepala rumah tangga. Istri yang bijaksana akan menolong suaminya (yang belum bisa berperan sebagai imam) untuk menjadi imam dalam keluarga. Istri yang bijaksana akan menolong suaminya yang belum sanggup memenuhi nafkah keluarga sampai nafkah mereka mencukupi. Intinya adalah perempuan (Istri) yang bijaksana adalah perempuan yang melaksanakan panggilan utamanya sebagai PENOLONG YANG SEPADAN bagi suaminya sekaligus senantiasa mengingat prinsip-prisip dan tujuan penciptaan laki-laki dan perempuan seperti saya jelaskan di atas.
Saudaraku, dalam Nas Firman Tuhan hari ini kita diajak untuk tidak memandang rendah siapapun sesama manusia, terutama perempuan. Kita sebagai umat percaya harus turut serta menggaungkan persamaan ini, dan tidak mempermasalahkan perbedaan gender lagi. Tuhan mengkehendaki kita semua melaksanakan peran masing-masing sebagaimana untuk Tuhan. Bersama-sama menghadirkan kerajaan Allah di tengah-tengah dunia ini. Segala sesuatu (sebelum manusia dicipta) Tuhan ciptakan untuk manusia (laki-laki dan perempuan) tanpa ada perbedaan. Semua manusia baik Laki-laki dan perempuan menikmatinya bersama-sama tanpa perbedaan. Semua berasal dari Tuhan. Jika Tuhan tidak membeda-bedakan manusia maka kta juga harus melakukan yang sama.
Kiranya Renungan ini meneguhkan kita semua di dalam Tuhan. Tetap jaga dan lakukan protokol kesehatan, Selamat hari minggu, salam sehat selalu, Tuhan Yesus memberkati.
Shalom,
Ev. Harles Lumbantobing
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya di Daftar... ARSIP..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih