MINGGU 15 SET TRINITATIS
12 September 2021 (Warna liturgi: HIJAU)
Tema:
BERHIKMAT DALAM YESUS
Ev: Markus 8:31-38
Ep: Amsal 1:29-33
Markus 8:31-38 (TB)
8:31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.
8:32 Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia.
8:33 Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
8:34 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
8:35 Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.
8:36 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.
8:37 Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
8:38 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus."
---------------
Shalom. Selamat hari minggu buat saudaraku semua. Puji Tuhan kita bersyukur atas hidup kita yang saat ini, bagaimanapun kondisi dan keadaannya, kita imani bahwa ini semua hanyalah kasih dan anugerah Tuhan semata. Apa yang kita alami saat ini bukan karena kekuatan kita, bukan karena kepintaran, hikmat, kekayaan dan kemampuan kita. Semua karena anugrahNya yang Dia berikan kepada kita. Terpujilah nama Tuhan.
Dalam ibadah minggu kali ini Firman Tuhan berbicara kepada kita lewat suatu tema BERHIKMAT DALAM YESUS yang di dasarkan pada nas Firman Tuhan dari kitab Markus 8:31-38. Perbincangan dan pengajaran Yesus dalam perikop ini berlangsung di sebuah desa sekitaran Kaisarea Filipi. Sebelumnya Yesus mengajar banyak orang dan memberi makan 4000 orang dengan tujuh keping roti dan sampai sisa 7 bakul, serta menyembuhkan seorang buta di Betsaida. Lalu Yesus bertanya kepada murid-muridNya: “ kata orang siapakah Aku?”. Murid-murid menyampaikan berbagai tanggapan orang banyak bahwa Yesus adalah Elia, Yohanes Pembaptis, bahkan salah seorang dari para Nabi. Lalu pertanyaan berikutnya dari Yesus: “Menurut kamu siapakah Aku?”. Lalu Petrus menjawab “Engkau adalah Mesias”. Selanjutnya Yesus mengajar kepada murid-muridNya.
Dalam pengajaran kali ini perkataan Yesus dikatakan dalam judul perikop ini sebagai pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus dan syarat mengikut Dia. Dalam pengajaran ini Yesus menyatakannya dengan terus terang supaya murid-murid yang sudah mengenal Yesus itu sebagai Mesias benar-benar memahami dan mengerti tujuan atau misi kedatangan Yesus yang sebenarnya. Sebab mereka dan orang banyak menaruh pengharapan kepada Yesus sebatas pembebas mereka dari penderitaan akibat jajahan, kemiskinan, diskriminasi, atau harapan yang akan membawa kejayaan kembali kerajaan Israel di dunia ini. Sehingga orang banyak menaruh harapan besar kepada Yesus yang akan duduk sebagai raja di dunia ini. Demikian juga murid-murid sebelumnya menaruh harapan yang sama bahkan nanti mengharapkan posisi-posisi strategis saat Yesus sang Mesias sebagai Raja. Demikianlah pemahaman ke-Mesias-an Yesus bagi mereka.
Namun kali ini Yesus dengan terus terang mengajarkan kepada mereka bagaimana Mesias yang sesungguhnya sebagaimana dikatakan kitab-kitab para Nabi bahwa Mesias atau Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Tentunya ketika mendengar ini murid-murid akan terkejut dan bisa saja tidak percaya mengingat bagaimana kuasa yang Yesus miliki. Apalagi mereka baru saja melihat mujizat yang Yesus lakukan. Barangkali beragam tanggapan dalam hati mereka. Namun kita melihat bagaimana Petrus yang baru saja menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias langsung angkat bicara dan merespon.
Dia tidak terima dengan perkataan Yesus dan nasib akhir yang akan Yesus tanggung. Lalu dia menarik Yesus ke samping dan menegor Yesus. Di sini tidak disebutkan seperti apa teguran Petrus kepada Yesus. Namun kemungkinan Petrus berkata “tidak guru, tidak akan terjadi itu” atau “selama ada aku tidak akan ada yang mengganggumu” atau “sekali-kali itu tidak akan terjadi, Engkau tidak akan mati”. Semangat kepahlawanan dan solidaritas Petrus ini memang sepertinya tinggi. Namun respon yang mengejutkan datang dari Yesus dengan berkata di ayat 33: “Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Tentunya
yang dilakukan Petrus ini tidak salah dari sudut pandang kita manusia. Tetapi
apa yang dilihat manusia beda dengan yang dilihat Allah. Yesus melihat dan mengetahui isi hati manusia.
Yesus tahu persis bahwa apa yang disampaikan Petrus bukanlah berasal dari
Petrus, tetapi Iblis yang menyelinap masuk dan menggunakan Petrus untuk
menghalangi maksud dan rencana Allah untuk karya penebusan manusia dan jalan
salib yang akan Yesus lalui. Itu sebabnya Yesus berkata “Enyahlah Iblis” kepada Petrus. Tentunya Iblis langsung lari dan
enyah dari Petrus ketika Yesus menghardiknya.
Setelah itu Yesus melanjutkan mengajar murid-murid dan orang banyak kembali tentang syarat
mengikut Dia dan penderitaaan yang Yesus akan alami.
Sebelum masuk ke tema minggu ini, sedikit saya singgung tentang kondisi Petrus yang menegor Yesus. Dari dialog Petrus dan Yesus jelas kita melihat bahwa sesungguhnya Petrus sedang dimasuki dan diperalat oleh Iblis untuk menggagalkan rencana Allah. Modus yang digunakannya adalah seakan-akan hendak melindungi Yesus dan membela Yesus. Yah kita tahu Petrus juga pernah membela Yesus saat Yesus di tangkap di taman Getsemani dengan menebas kuping serdadu yang menangkap Yesus. Namun Yesus melarang Petrus juga saat itu dan berkata bahwa jika mau Yesus sanggup membela dirinya sendiri. Dikuasai dan diperalat Iblis tidak selalu harus dalam kondisi tidak sadarkan diri, atau bentuk kesurupan dan kerasukan sebagaimana umum kita lihat. Sehingga orang sering sekali melakukan pengusiran setan hanya dari orang-orang demikian. Namun dari kejadian ini kita melihat bahwa ada juga orang yang dirasuki Iblis dalam kondisi yang nampaknya sehat, baik, ikut beribadah, hadir dalam pengajaran Alkitab, hidup normal sebagaimana orang lain, ikut melayani, bahkan aktif memberikan masukan-masukan dan saran-saran yang nampaknya baik, namun sesungguhnya Iblis lah yang ada di dalamnya. Mungkin contoh Petrus yang diperalat Iblis ini banyak di sekitar kita. Kalau kita tidak sensitif dan hidup dalam kekudusan (Sebagaimana Firman Tuhan berkata ujilah setiap roh) tentunya ini sulit kita deteksi. Sehingga hanya akan melakukan doa pelepasan dan pengusiran setan dari orang-orang yang kerasukan (sebagaimana umum kita lihat) saja. (dalam kesempatan lain semoga bisa saya bahas secara khusus.)
Saudara, apa yang bisa kita pelajari dari pengajaran Yesus kali ini berhubungan dengan tema yang diangkat bagi kita tentang “BERHIKMAT DALAM YESUS”?.
Yang pertama: berhikmatlah melihat kondisi orang lain dan menanggapi keadaannya. Tidak semua yang kita lihat dengan mata sama dengan yang ada di dalam hati orang tersebut. Berhikmatlah dalam merespon suatu kondisi supaya kita tidak salah menanggapinya dan salah mengambil suatu keputusan.
Yang kedua Yesus berkata bahwa “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”. Persyaratan yang Yesus sebutkan ini menjadi syarat untuk menjadi pengikutNya. Tiga hal ini harus terus dilakukan secara terus menerus yaitu sangkal diri, pikul salib dan mengikut Yesus. Ini bukan suatu urutan bahwa setelah sangkal diri baru pikul salib, lalu setelah sangkal diri, pikul salib baru bisa mengikut Yesus. Ketiga hal ini bukan hal yang mudah dan secara otomatis bisa dilakukan ketika seseorang percaya kepada Yesus. Jadi sambil menjadi murid Yesus dia harus memikul salib, dan sambil memikul salib dia juga harus menyangkal diri. Di sini kita harus memperoleh hikmat dari pengajaran ini, bahwasanya dalam hal mengikut Yesus (setelah percaya oleh iman) bahwasanya kita tidak bisa disebut sebagai pengikut Yesus atau kita tidak akan pernah bisa menjadi pengikut Yesus jika tidak bisa menyangkal diri dan memikul salib.
Yang ketiga dalam ayat 35 Yesus berkata “Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya”. Semua orang tentunya tidak ingin kehilangan nyawanya. Setiap orang ingin menyelamatkan nyawanya. Karena itu demi keselamatan nyawa ini banyak manusia melakukan berbagai cara supaya tidak kehilangan nyawa. Kematian adalah sesuatu yang manakutkan bagi semua orang pada umumnya. Namun sebagai orang percaya, bagi kita telah dibukakan tentang rahasia kematian lewat terang Firman Tuhan. Itu sebabnya kematian bukan hal yang menakutkan sebab kita tahu ke mana kita pergi jika kematian itu sudah menghampiri. Lewat pengajaran ini Yesus mau mengatakan bahwa ada dua pilihan saja sesudah kematian yang akan didapatkan oleh dua kelompok orang yang berbeda.
Kelompok yang pertama adalah orang yang berjuang untuk tidak kehilangan nyawa dengan usahanya sendiri, sehingga dia tidak mau untuk terlibat dalam penginjilan, terlibat dalam pemberitaan Firman, tidak berani mempertahankan imannya karena ancaman, meninggalkan imannya demi kenaikan pangkat dan jabatan, menyangkal Yesus demi harta dan tahta dengan demikian dia merasa akan hidup tenang bebas dari ancaman dan tekanan. Dia tidak mau berkorban untuk melakukan pekerjaan kasih, berkorban bagi orang lain, ini artinya juga bahwa dia tidak mau berkorban untuk meninggalkan keinginan dagingnya demi Kristus. Apalagi Yesus sudah berkata bahwa setiap orang yang mau mengikut Yesus harus menyangkal diri, pikul salib, dan mengikutNya terus. Tentunya jika Yesus yang kita ikuti harus melewati jalan via dolorosa atau jalan penderitaan itu, tentunya kita para pengikutnya juga harus siap demikian. Untuk kelompok orang seperti ini Yesus berkata bahwa mereka yang mau menyelamatkan nyawanya ini (cari selamat) justru sebenarnya merekalah yang akan kehilangan nyawanya.
Kelompok yang kedua adalah orang rela dan siap untuk kehilangan nyawanya karena nama Yesus dan karena pemberitaan Injil kepada sesama manusia. Kasihnya kepada Tuhan mendorong dia untuk mengasihi sesama manusia. Orientasinya untuk menyenangkan hati Tuhan meskipun dirinya harus mengalami banyak penderitaan bahkan sampai kehilangan nyawa (kematian) menjadi sebuah poin penting yang Yesus ajarkan untuk menjamin bahwa nyawanya akan diperolehnya kembali.
Dalam hal ini Yesus tidak sedang berkata tentang kematian daging di bumi, tetapi Yesus sedang berbicara tentang kekekalan. Bahwa setelah kematian di bumi akan ada dua realita kekekalan yang menunggu. Yang pertama adalah kehidupan yang kekal. Di sini Yesus katakan bahwa orang-orang yang kehilangan nyawa karena nama Yesus dan karena pekabaran Injil akan hidup selama-lamanya yang Yesus sebut dengan sebutan “ia akan menyelamatkan nyawanya”. Yang kedua adalah kematian yang kekal. Di sini Yesus katakan bahwa orang-orang yang dahulunya berjuang menjaga nyawanya sehingga tidak mau menjadi saksi demi nama Yesus dan demi pemberitaan Injil dalam kehidupannya sehari-hari, bahkan mencari jalan selamat dari dunia ini demi keselamatan nyawanya menyangkut harta atau jabatan, atau kesenangan dan keamanan dirinya, juga demi segala keinginan dagingnya maka setelah kematiannya di dunia ini dia akan mendapat upah kematian yang kekal atau sama dengan neraka yang Yesus sebut dengan sebutan “kehilangan nyawanya”. Karena itu di ayat 36 kembali Yesus tegaskan : “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya”. Tentunya manusia melakukan ini karena tidak ingin kehilangan nyawanya dan adanya jaminan kebahagiaan baginya di bumi. Namun akhirnya apa yang dikejar dan diperjuangkannya tidak akan bisa berbuat apa-apa untuk menjamin keselamatannya. Karena itu jangan mengejar hal-hal duniawi sebagai yang utama bahkan sampai bertaruh nyawa, sebab apabila semuanyapun diperoleh dia tetap akan kehilangan nyawanya. Sia-sia semua. Tidak ada satupun yang dia peroleh dan kejar itu yang bisa memberikan jaminan atau dijadikan sebagai alat penukar untuk nyawanya (ayat 37). Tetapi setiap orang yang mendahulukan dan mengutamakan Tuhan, meskipun dia tidak mendapat apa-apa dari hal-hal yang bersifat duniawi atau daging tetapi pada akhirnya dia akan mendapatkan nyawanya kembali.
Di sinilah pelajaran hikmat yang ketiga yang Yesus ajarkan supaya kita benar-benar memahami kehendak Allah, Apa jalan yang Yesus ajarkan untuk membawa kita kepada kehidupan yang kekal bersama-sama dengan Yesus. Memang ini hanya dua pilihan namun dalam kenyataannya sangat banyak manusia yang tidak memiliki hikmat yang benar dalam memilih mana yang kehendak Allah dan mana yang bukan. Dunia ini dan segala kemegahannya telah membutakan mata dan hikmat banyak manusia untuk tidak bisa memilih yang benar.
Yang keempat sebagai pelajaran hikmat yang bisa kita petik dari pengajaran Yesus ini adalah sebagaimana disampaikan dalam ayat 38: “Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus". Disini Yesus menyampaikan tentang pembelaan dan pengakuan. Bahwa orang yang malu menjadi murid Kristus, malu menjadi orang kristen, malu menyaksikan imannya di tengah-tengah dunia ini maka Yesus berkata bahwa Yesus sendiripun akan malu untuk mengakuinya ketika Dia datang datang dalam kemuliaan Bapa. Artinya tidak akan ada pembelaan baginya di dalam penghakiman yang agung itu. Meskipun segala dalil dia sampaikan untuk membela dirinya dengan berkata bahwa aku mengasihi Tuhan, aku berseru kepada nama Tuhan, aku kristen dan lain sebagainya, tetapi Yesus akan berkata seperti dalam Matius 7:21: “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga”. Atau Dia akan berkata: “Aku tidak mengenal kamu, enyahlah hai pembuat keonaran”. Karena itu jangan takut dan malu mengaku Yesus dan mengikutiNya. Sebab dalam pengadilan kelak orang yg malu dan tidak mengakui Yesus diapun tidak akan mendapatkan pembelaan oleh Yesus.
Saudaraku, pelajaran dalam kotbah hari ini merupakan pelajaran penting dalam mengikut Yesus. Kita sebagai yang percaya kiranya memahami pengajaran ini dan memiliki hikmat yang benar dalam menjalani hidup kita selama masih Tuhan perkenankan di dunia ini. Saat ini kalau kita lihat hidup manusia semakin singkat dan dalam masa pandemi ini silih berganti kita mendengar kabar kematian dari segala golongan umur dan berbagai golongan status sosial. Tidak pandang bulu. Satu persatu kenalan kita meninggal, dan suara sirena ambulance membawa jenajah semakin sering kita dengarkan. Apa yang ada di benak kita saudaraku? Empat pelajaran hikmat ini patut kita renungkan. Jika ajal menjemput kemanakah kita selanjutnya? Apakah kita akan kita akan mendapatkan kembali nyawa kita (hidup dalam kebahagiaan sorgawi selamanya) atau malah kehilangan nyawa kita selamanya dalam siksaan api neraka? Mari gunakan pelajaran hikmat dari Yesus sehingga hidup kita yang kita hidupi saat ini tidak menjadi sia-sia.
Kiranya Tuhan menolong kita semua untuk melakukan kehendakNya. Selamat hari minggu, Selamat beribadah, Tuhan Yesus memberkati.
Shalom,
Ev. Harles Lumbantobing
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya di Daftar... ARSIP..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih