Kotbah Minggu Rogate, 14 Mei 2023
Tema:
JANGAN KUATIR TENTANG APAPUN JUGA
Ev: Filipi 4:1-7
Ep: Yunus 2:1-10
Filipi 4:1-7 (TB)
4:1 Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang
kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan,
hai saudara-saudaraku yang kekasih!
4:2 Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam
Tuhan.
4:3 Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah
mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil,
bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang
nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.
4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan:
Bersukacitalah!
4:5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan
ucapan syukur.
4:7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan
pikiranmu dalam Kristus Yesus.
-----------
Shalom, selamat hari minggu buat saudara-saudari yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus. Puji Syukur kita panjatkan atas segala kasih dan karunia Tuhan kita yang telah menolong kita dari sehari ke sehari. Banyak sudah hal-hal yang kita alami dan jalani bersama Tuhan. Itu semua menunjukkan bahwa Tuhan sayang dan perduli dengan kita. Walaupun terkadang kita tidak menyadari atau tidak melihat semua karya Tuhan itu bekerja dan berproses dalam hidup kita tetapi Allah tetap bekerja dan memelihara hidup kita. Allah yang adalah Roh memang tidak bisa kita lihat dengan mata jasmani kita. Tetapi karya dan pernyertaanNya dalam hidup kita sesungguhnya bisa dilihat dan dirasakan. Namun wujud Allah yang adalah Roh ini (tidak nampak dengan mata jasmani kita) termasuk sebagai faktor yang menyebabkan munculnya kekuatiran dan ketakutan dalam diri manusia itu dalam menghadapi segala pergumulan hidup manusia. Benarkah Allah ada bersamaku menghadapi segala pergumulan hidup ini dan dalam menjalani masa depan nanti? Ini menjadi pertanyaan yang mungkin akan sering muncul.
Ibadah minggu ROGATE minggu ini mengambil tema JANGAN KUATIR TENTANG APAPUN JUGA yang didasarkan pada surat Rasul Paulus kepada jemaat Filipi yaitu Filipi 4:1-7. Dalam surat ini kita mempelajari bagaimana Rasul Paulus yang dalam penjara, yang artinya berada dalam sebuah situasi yang juga sulit, terancaman, dan sedang dalam pergumulan hidup datang melalui suratnya untuk meneguhkan iman jemaat itu, menegur persengketaan internal yang terjadi di Jemaat itu, serta memberikan keyakinan tetang jaminan penyertaan dan damai sejahtera dari Tuhan kepada jemaat Filipi.
Dalam hal ini kita melihat bahwa seorang beriman kepada Kristus, harus bisa tetap kuat dan konsisten melaksanakan perannya di dunia ini sebagai pembawa damai, pembawa terang walaupun dirinya sendiri juga mengalami berbagai-bagai pergumulan juga. Tetapi iman yang dia miliki kepada Tuhan membuat dia mampu tetap bersukacita di dalam membimbing dan menasihati orang yang juga sedang mengalami permasalahan dan pergumulan.
Dalam konteks jemaat di Filipi, ada beberapa hal yang menjadi pergumulan mereka yang berpotensi memunculkan kekuatiran dalam jemaat itu.
Yang pertama adalah pengaruh dan kondisi Rasul Paulus yang sedang dalam penjara. Rasul Paulus sebagai bapak rohani jemaat itu yang sedang dipenjara tentu punya pengaruh dalam perjalanan jemaat itu.
Yang kedua adalah adanya ancaman eksternal yang sedang dihadapi jemaat itu yang disinggung oleh Rasul Paulus. Pertama dalam Filipi 1:15-17 tentang orang-orang yang juga turut memberitakan Kristus dengan niat-niat yang jahat dan demi kepentingan diri sendiri. Kedua dalam Filipi 3:2 tentang pengajar-pengajar sesat dan palsu, dan yang ketiga dalam Filipi 3:18 mengenai banyaknya orang-orang yang menjadi seteru Kristus di sekitar mereka.
Yang ketiga adalah adanya ancaman internal yang juga sedang terjadi di dalam jemaat itu. Ancaman internal inilah yang disinggung dan diperingati Rasul Paulus dalam suratnya ini. Yang pertama seperti dalam Filipi 2:2-3 dan ayat 21 mengenai kekurangsehatian jemaat itu dan ambisi untuk mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Kedua dalam Filipi 2:14 tentang sikap jemaat itu yang mudah bersungut-sungut dan berbantah-bantahan yang tentunya semakin mengikis kasih di antara mereka. Yang ketiga adalah dalam Filipi 4:2-3 kita temukan dengan spesifik dan dengan tunjuk nama Paulus menyebutkan tentang adanya perselisihan antara sesama pelayan yaitu antara Euodia dan Sintikhe yang tidak lagi sehati sepikir dalam Tuhan.
Siapakah Euodia dan Sintikhe ini?. Sedikit referensi yang kita temukan dalam nas ini adalah bahwa mereka berdua adalah perempuan yang mendedikasikan hidupnya untuk melayani Tuhan dan terlibat dalam penginjilan. Dalam Filipi 4:3 ini mereka berdua disejajarkan dengan rekan-rekan sepelayanan Paulus seperti Sunsugos, Klemens (ayat 3), Timotius (Filipi 2:19), Epafroditus (Filipi 2:25) dan juga teman-teman sepelayanan Paulus lainnya. Sebagaimana yang lain Euodia dan Sintikhe namanya sudah tercatat dalam kitab kerhidupan. Mereka berdua turut berjuang demi Injil.
Rasul Paulus merasa penting mengungkapkan status ini beserta rekan-rekan sepelayanan mereka supaya mereka ingat siapa mereka bahwa mereka berdua dengan yang lainnya sama-sama warga kerajaan sorga yang sama, satu tubuh, dan satu Tuhan, supaya perselisihan itu tidak merusak nama dan kekudusan Allah di hadapan dunia ini, dan pekerjaan pemberitaan Injil jadi terhalang. Paulus sendiri turun tangan dalam masalah kedua wanita pelayan ini, sebab pertengkaran diantara sesama pelayan sangat berpengaruh keras dan serius dalam pertumbuhan dan kesatuan jemaat.
Saudara. Ketiga hal ini tentunya akan memunculkan rasa takut atau cemas dan kuatir dalam jemaat Filipi. Bagaimana menghadapi semua pergumulan ini. Ancaman dari luar terus-menerus hendak menghancurkan dan meruntuhkan jemaat itu, sementara dari dalam sendiri muncul perselisihan yang berpotensi memecah belah jemaat itu dan bisa menghambat perkembangan Injil. Sementara guru, pemimpin spritual dan bapak rohani yaitu Rasul Paulus ada dalam penjara. Inilah yang Rasul Paulus sampaikan dalam suratnya kepada jemaat di Filipi yang juga berbicara kepada kita saat ini.
Saudara, tentunya bukan saja jemaat di Filipi yang memiliki pergumulan dan kekuatiran. Tetapi kita semua juga tentunya pernah memiliki atau sedang memiliki kekuatiran dan kecemasan. Dalam skala Gereja saat ini, tentunya juga bisa memiliki beragam kekuatiran dan pergumulan tersendiri. Bisa saja jemaat saat ini kuatir tentang masa depan gerejanya yang semakin hari semakin sedikit jemaatnya dan tidak ada pertambahan anggota jemaat, malah semakin berkurang. Bisa saja pergumulannya tentang pembangunan fisik yang tidak terselesaikan akibat kekuarangan dana, kondisi rohani jemaat juga yang tidak mengalami pertumbuhan bisa menimbulkan kekuatiran dalam jemaat. Ada juga jemaat yang bergumul atas kondisi para pelayannya yang terpecah-pecah dan tidak sehati sepikir, pertengkaran antar sesama jemaat, antar pelayan dan jemaat. Bisa juga kekuatiran atas ketidaknyamanan beribadah karena sering diganggu atau diintimidasi dari luar gereja yang menolak pendirian gereja, pembakaran gereja, penutupan gereja dan lain sebagainya. Beragam mungkin pergumulan yang bisa memicu kekuatiran jemaat.
Begitu juga di dalam keluarga-keluarga dan pribadi. Munculnya kekuatiran dan ketakutan itu bisa juga terjadi atas beragam faktor pemicu. Ada yang karena kenakalan remaja yang mempengaruhi anak-anak mereka, pertengkaran dan perceraian orangtua, suami atau istri yang tidak bisa dipercaya, masalah kemiskinan dan ekonomi, usaha yang bangkrut, PHK, pendidikan dan masa depan anak, hubungan dengan orang-orang lingkungan yang tidak baik, ancaman dari banyaknya kriminal di sekitar kita, ancaman narkoba, perjudian dan media teknologi yang sudah banyak merusak hubungan keluarga ketika disalahgunakan, dan lain sebagainya.
Semua hal-hal ini merupakan sesuatu yang lumrah dan wajar terjadi dalam kehidupan manusia pada umumnya. Kondisi ini semua akan melanda setiap manusia tanpa kecuali. Namun respon dan cara manusia itu tidaklah sama dalam menghadapinya. Surat Paulus ke jemaat Filipi ini dalam Nas Firman hari ini, menunjukkan bahwa setiap orang percaya kepada Yesus Kristus dan yang namanya tercantum dalam kitab kehidupan memiliki cara dan respon yang berbeda dalam menyikapi setiap pergumualan dan kekuatiran hidup. Inilah yang akan kita pelajari dan harus kita terapkan dalam kehidupan kita sebagai orang percaya. Apa yang disampaikan dan diajarkan Rasul Paulus ini bukanlah teori semata tetapi berdasarkan pengalaman dan kenyataan hidup yang di alaminya bersama Tuhan dalam setiap penderitaan dan tantangan hidup yang dialaminya sejak percaya dan mengikut Yesus.
Dari beberapa pengajaran yang Rasul Paulus sampaikan ini kita belajar beberapa hal:
1. Filipi 3:19. Jangan takut dan tetap waspada atas ancaman dari luar. Sebab kesudahan mereka (seteru Kristus) sudah jelas yaitu kebinasaan. Jadi hiburkan hati kita dengan hal ini bahwa setiap kita yang percaya dan beriman kepada Yesus Kristus kesudahan kita adalah kehidupan kekal penuh bahagia bersama dengan Tuhan kita.
2. Filipi 4: 1: Berdiri teguh dalam Tuhan. Kita harus kokoh dalam Injil dengan demikian segala pengajaran-pengajaran palsu dan segala macam rongrongan dari luar bisa dihadapi.
3. Filipi 4:2: Hati-hati dan waspada juga atas acaman dari dalam sebagaimana contoh-contoh yang dijelaskan di atas. Sebab sering sekali bukan ancaman dari luar yang membuat kita hancur dan jatuh, justeru yang dari dalamlah yang sering sekali membuat kita hancur dan terpecah belah. Sama seperti kapal di laut. Bukan air di luar kapal yang menenggelamkan kapal itu, tetapi air yang di dalam yaitu yang masuk ke dalam yang akhirnya membuat kapal itu tenggelam. Sehingga ungkapan “jangan kuatirkan air di luar kapal, tetapi kuatirkanlah air yang ada di dalam kapal”. menjadi kalimat yang perlu kita cermati. Karena itu sebagaimana dalam nas ini maka kita perlu menjaga sikap supaya tetap sehati-sepikir, lalu perlunya saling mengingatkan, manasihati sesama orang percaya ketika ada kekurangan dan kesalahan.
4.Filipi 4:3: Kerjasama sesama orang percaya dalam menyelesaikan suatu perkara demi kesatuan tubuh. Dalam keterbatasan Paulus akibat di penjara, maka mengajak sesama rekan sepelayanan untuk menyelesaikan konflik ini sangatlah perlu. Dia tahu bahwa dia tidak bisa sendiri. Dia butuh bantuan orang lain yang sehati dan se-visi dengan dia. Orang-orang ini adalah orang-orang yang mengerti pelayaan dan kenal dengan Euodia dan Sintikhe ini. Paulus serius menangapi permasalahan ini sebab dampaknya sangat besar terhadap pertumbuhan dan kesatuan jemaat, terlebih kesaksian hidup mereka di tengah-tengah masyarakat jangan sampai menista dan mempermalukan nama Tuhan.
5. Filipi 3:1a, Filipi 4:4. Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Kalimat ini dua kali disebutkan dalam pasal 3 dan pasal 4. Paulus melihat rahasia bersukacita dalam Tuhan ini membuat seseorang kuat dan tahan menghadapi situasi yang sulit. Fakta-fakta di lapangan yang kita hadapi sebagai pergumulan hidup memang sepertinya tidak mungkin membuat kita bersukacita. Bahkan tidak mungkin rasanya kita bersukacita di tengah-tengah adanya pergumulan atau kesedihan, atau kegagalan dan kekuatiran. Tetapi kalau kita baca keseluruhan kitab Filipi ini kita akan menemukan bahwa dasar bersukacita dalam Tuhan itu adalah karena mereka sudah diberikan kasih karunia untuk percaya yaitu menjadi anak-anak Tuhan yang namanya tercatat dalam kitab kehidupan dan sekaligus diberi karunia menderita sehingga tahan dalam menghadapi berbagai penderitaan karena iman kepada Kristus (Filipi 1:29). Itulah alasan terbesar bersukacita, dan sukacita itu mengatasi segala permasalahan hidup yang menyebabkan kekuatiran.
Demikian juga dengan kita bahwa ketika kita percaya kepada Tuhan dan sudah diberi karunia untuk selamat dan tahan menderita, yang tidak diberikan kepada semua orang, tentunya sudah cukup menjadi alasan kita untuk bersukacita di dalam Tuhan, sebab kita akan tahu dan menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita ada dalam kuasa Tuhan kita. Kalau yang terbesar daripada sorga dan bumi sudah Tuhan berikan untuk kita masakan Tuhan tidak memberikan kita jalan keluar atas pergumulan dan persoalan kita?
6. Filipi 4:5, Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Sebab dengan demikian dunia akan melihat perbedaan yang dimiliki anak-anak Tuhan dan dengan demikian mereka datang kepada Tuhan dan memuliakan Tuhan. Ketika kebaikan hati kita diketahui semua orang dengan sendirinya itu akan memberikan kepada kita self teraphy dan self healing atas pergumulan yang terjadi.
7. Filipi 4:6. Atas semua hal yang dijelaskan di atas, dan ketidakmungkinan pergumulan hidup manusia tidak menghampiri kita, maka Paulus berkata: Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Hal ini merupakan solusi yang sangat ampuh yang dimiliki oleh orang-orang percaya ketika menghadapi pergumulan itu. Allah memberikan kita fasilitas khusus untuk menyampaikan segala keinginan dan permohonan kita kepadaNya yaitu lewat jalur doa dan dengan ucapan syukur. Tentunya ada syaratnya. Dalam Yohanes 15:7 Yesus berkata: “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya”. Itu sebabnya Rasul Paulus berkata dalam Filipi 4:1 ini supaya tetap berdiri teguh/kokoh dalam Tuhan.
8. Filipi 4:7. Terakhir dalam nas minggu ini Paulus berkata bahwa ada Jaminan Penyertaan Tuhan yang sesungguhnya terjadi dan selalu ada bagi setiap orang yang percaya dan yang datang untuk berlindung kepada Tuhan di saat kekuatiran dan pergumulan hidup melanda. Yaitu Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, yang akan memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus.
Saudara, melihat ke delapan hal yang kita temukan dalam pembahasan ini, maka pokok bahasan dalam tema minggu ini mengenai “JANGAN KUATIR TENTANG APAPUN JUGA” merupakan pernyataan iman dan sekaligus ajakan dan statement umat percaya atas jaminan penyertaan Tuhan serta jaminan kemenangan dari Tuhan bagi setiap orang percaya dalam menghadapi segala pergumulan hidup dan masa depan yang tidak bisa kita lihat dan ketahui.
Karena itu Firman Tuhan ini harus kita pegang dengan sungguh-sungguh sebagai senjata dalam menghadapi segala kekuatiran dan yakinilah perkataan Firman ini: “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur, maka kita semua yang mengimaninya akan menjadi pemenang-pemenang atas pergumulan hidup. Selamat beriman, selamat bergumul, selamat jadi pemenang, Tuhan Yesus memberkati.
Shalom,
Ev. Harles Lumbantobing.
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya
di Daftar... ARSIP.......
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih