Selasa, 03 Desember 2024

SEKALI MELANGKAH TETAP BERJALAN PART1

SEKALI MELANGKAH TETAP BERJALAN

PART-1

 2 Timotius 4:5

 

Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!

 

 Melayani sungguh-sungguh itu berarti  menyerahkan diri kita sepenuhnya menjadi pelayan Tuhan. Memberi diri melayani tentunya karena dorongan KASIH kepada Tuhan dan sesama.  Jadi melayani ditujukan kepada manusia tetapi didorang oleh kasih kepada Tuhan. Dalam pelayanan itu seseorang harus siap menderita, siap tidak dihargai, dan tujuan melayani bukan supaya memperoleh penghargaan, tetapi ucapan syukur dan tanda taat kepada Kristus.

2 Timotius 4:5 ini adalah bagian dari pesan Rasul Paulus yang disampaikan dengan SUNGUH-SUNGGUH supaya kita tetap memberitakan Injil. Sebab Rasul Paulus berkata bahwa akan tiba waktunya orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat (ayat3). Bukan saja tidak mau menerima, tetapi lebih parahnya bahwa mereka tidak dapat lagi menerima ajaran sehat itu, bahkan para guru-guru dan pemberita-pemberita Injil yang benar pun tidak akan mereka dengar lagi. Ini berarti bahwa kesempatan kita juga untuk memberitakan injil kebenaran itu ada batasnya.   Sebab jika batas itu sudah tercapai tiada guna lagi kita menyesal dan mencoba berjuang untuk memberitakannya. Karena itu  selama masih ada masa perkenanan dan kesempatan ini  Paulus menasihatkan (bahkan menggunakan kata sungguh-sungguh) supaya kita tetap  siap-sedia, baik atau tidak baik waktunya untuk memberitakan Injil itu.

 

Untuk itu dalam 2 Timotius 4:5 Rasul Paulus berkata: “KUASAILAH DIRIMU DALAM SEGALA HAL” (sebagai bagian pembahasan yang pertama).

 

Kira-kira jika kita tanya hati kecil kita “Apakah motivasi saya  saat memulai pelayanan masih sama dengan motivasi saya saat ini? Apakah semangat dan kerinduan saya dulu dan sekarang masih tetap sama dengan saat ini?” seharusnyalah kita menjawanya “Ya, masih sama”  atau bahkan berkata “Ya, dan makin semangat”. Sebab hal itu mengkonfirmasi bahwa kita masih tetap berjalan dalam panggilannya. Mungkin barangkali ada yang  bukan sekedar berjalan tetapi sudah berlari kecil, bahkan berlari kencang. Tetapi kalaupun kita tidak bisa berlari tetapi setidaknya kita masih tetap  melangkah.

Untuk tetap melangkah bahkan berlari tentunya kita perlu menguasai diri. Dalam hal ini Rasul Paulus berkata supaya kita menguasai diri dalam segala hal, bukan dalam hal-hal tertentu saja. Menguasai diri dalam segala hal memang tidak mudah. Bisa saja kita konsisten bisa menguasai diri dalam satu hal tetapi dalam lain hal kita tidak bisa menguasai diri atau lepas kontrol.

Hal ini sangat penting sekali sebab ketika kita tidak bisa menguasai diri dalam satu hal saja maka yang kita pertaruhkan bukan diri kita lagi, tetapi terhambatnya injil untuk diberitakan. Atau tertolaknya Injil yang kita coba beritakan karena ketidakmampuan kita mengandalikan diri dalam satu hal itu. Ini artinya ketidakmampuan menguasai diri berpotensi menyebabkan orang lain akan binasa dalam arti tertolaknya Injil keselamatan yang kita beritakan.  Tentunya penguasaaan diri ini erat hubungannya dengan kesaksian hidup kita sehari-hari dan buah Roh yang kita hasilkan dalam kehidupan kita terhubung dengan orang-orang disekitar kita.

Urgensi menguasai diri dalam segala hal dijaman-jaman akhir ini sangatlah penting supaya kontinuitas pemberitaan Injil tetap terhambat dan semakin banyak jiwa-jiwa yang dimendangkan lewat setiap pemberitaan Injil itu.

Kiranya renungan singkat ini menyemangati kita semua dan Tuhan Yesus memberkati,  Shalom dan selamat beraktivitas di hari yang baru.

 

Salam
(Ev.Harles Lumbantobing) 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih