SEKALI MELANGKAH TETAP BERJALAN
PART-1
Tetapi kuasailah
dirimu dalam segala hal, sabarlah
menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas
pelayananmu!
Melayani sungguh-sungguh itu berarti menyerahkan diri kita sepenuhnya menjadi pelayan Tuhan. Memberi diri melayani tentunya karena dorongan KASIH kepada Tuhan dan sesama. Jadi melayani ditujukan kepada manusia tetapi didorang oleh kasih kepada Tuhan. Dalam pelayanan itu seseorang harus siap menderita, siap tidak dihargai, dan tujuan melayani bukan supaya memperoleh penghargaan, tetapi ucapan syukur dan tanda taat kepada Kristus.
2
Timotius 4:5 ini adalah bagian dari pesan Rasul Paulus yang disampaikan dengan
SUNGUH-SUNGGUH supaya kita tetap memberitakan Injil. Sebab Rasul Paulus berkata
bahwa akan tiba waktunya orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat (ayat3). Bukan
saja tidak mau menerima, tetapi lebih parahnya bahwa mereka tidak dapat lagi
menerima ajaran sehat itu, bahkan para guru-guru dan pemberita-pemberita Injil
yang benar pun tidak akan mereka dengar lagi. Ini berarti bahwa kesempatan kita juga untuk memberitakan injil kebenaran
itu ada batasnya. Sebab jika batas itu sudah tercapai tiada guna
lagi kita menyesal dan mencoba berjuang untuk memberitakannya. Karena itu selama masih ada masa perkenanan dan kesempatan
ini Paulus menasihatkan (bahkan
menggunakan kata sungguh-sungguh) supaya kita tetap siap-sedia, baik atau tidak baik waktunya
untuk memberitakan Injil itu.
Untuk
itu dalam 2 Timotius 4:5 Rasul Paulus berkata: “KUASAILAH DIRIMU DALAM SEGALA HAL” (sebagai bagian pembahasan yang pertama).
Kira-kira jika kita tanya hati kecil kita “Apakah motivasi saya saat memulai pelayanan masih sama dengan
motivasi saya saat ini? Apakah semangat dan kerinduan saya dulu dan sekarang
masih tetap sama dengan saat ini?” seharusnyalah kita menjawanya “Ya, masih sama” atau bahkan berkata “Ya, dan makin semangat”. Sebab hal itu mengkonfirmasi bahwa kita
masih tetap berjalan dalam panggilannya. Mungkin barangkali ada yang bukan sekedar berjalan tetapi sudah berlari
kecil, bahkan berlari kencang. Tetapi kalaupun
kita tidak bisa berlari tetapi setidaknya
kita masih tetap melangkah.
Untuk tetap melangkah bahkan berlari tentunya
kita perlu menguasai diri. Dalam hal ini Rasul Paulus berkata supaya kita
menguasai diri dalam segala hal, bukan dalam hal-hal tertentu saja. Menguasai
diri dalam segala hal memang tidak mudah. Bisa saja kita konsisten bisa menguasai
diri dalam satu hal tetapi dalam lain hal kita tidak bisa menguasai diri atau lepas
kontrol.
Hal ini sangat penting sekali sebab ketika
kita tidak bisa menguasai diri dalam satu hal saja maka yang kita pertaruhkan
bukan diri kita lagi, tetapi terhambatnya
injil untuk diberitakan. Atau tertolaknya Injil yang kita coba beritakan
karena ketidakmampuan kita mengandalikan diri dalam satu hal itu. Ini artinya
ketidakmampuan menguasai diri berpotensi menyebabkan orang lain akan binasa
dalam arti tertolaknya Injil keselamatan yang kita beritakan. Tentunya penguasaaan diri ini erat hubungannya
dengan kesaksian hidup kita sehari-hari dan buah Roh yang kita hasilkan dalam
kehidupan kita terhubung dengan orang-orang disekitar kita.
Urgensi menguasai diri dalam segala hal
dijaman-jaman akhir ini sangatlah penting supaya kontinuitas pemberitaan Injil
tetap terhambat dan semakin banyak jiwa-jiwa yang dimendangkan lewat setiap pemberitaan
Injil itu.
Kiranya renungan singkat ini menyemangati kita
semua dan Tuhan Yesus memberkati, Shalom
dan selamat beraktivitas di hari yang baru.
Salam
KLIK ini untuk melanjutkan membaca PART-3.........
KLIK ini untuk melanjutkan membaca PART-4.........
KLIK ARSIP untuk melihat tulisan lainnya
di Daftar... ARSIP.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih