Sabtu, 25 Juli 2020

KASIH SEBAGAI PERINTAH BARU

KASIH SEBAGAI PERINTAH BARU
Minggu VII setelah TRINITATIS


Evanggelium   : JOHANNES 13 : 31 - 35
Epistel              : IMAMAT 19:9 - 18


JOHANNES 13 : 31 - 35  (TB)

13:31 Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.
13:32 Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera.
13:33 Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu.
13:34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
13:35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."



.

Shalom, selamat hari minggu saudara/i  ku semuanya.  Semoga damai sejahtera senantiasa diam bersama saudara dan ditengah-tengah saudara.
Nas ini adalah perkataan Yesus kepada murid-muridnya setelah mereka mengadakan perjamuan malam. Yudas setelah menerima roti itu, pergi untuk menghianati Yesus (ayat 27). Lalu Yesus menyampaikan kepada mereka bahwa Yesus akan segera dipermuliakan oleh Bapa dan pergi ke tempat di mana tidak seorangpun bisa mengikutinya (ayat 33). Petrus yang begitu bersemangat berkata akan ikut kesana dan bahkan memberikan nyawanya demi Yesus, namun Yesus berkata bahwa sebelum ayam berkokok 3 kali Petrus sudah menyangkal Yesus 3 kali (ayat 37-38). Hal ini menunjukkan bahwa jalan dan tempat yang Yesus akan tempuh tidak seorangpun yang bisa melakukannya kecuali Yesus sendiri. Jalan ini adalah JALAN SALIB, dimana Allah telah menetapkan Yesus akan mati di kayu salib untuk menanggung dosa manusia, supaya manusia yang percaya kepadanya beroleh selamat. 

Yesus harus di depan dan merintis jalan ini, serta menghancurkan inti dari maut yaitu dosa. Dengan demikian para pengikutnya selanjutnya akan bisa mengikutiNya kesana. Itu sebabnya Yesus berkata  di ayat 33 itu: “…….ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu”.  Lalau selanjutnya ayat 36  berkata “Simon Petrus berkata kepada Yesus: "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?" Jawab Yesus: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku."

Artinya bahwa jalan yang Yesus tempuh itu selanjutnya nanti akan diikuti oleh murid-muridnya dan semua orang yang percaya kepadaNya.
Dalam tema minggu ini “KASIH SEBAGAI PERINTAH YANG BARU” sebagaimana disampaikan Yesus dalam ayat 34-35 : “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
13:35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
Mengajarkan kepada kita pola dan bentuk sebuah Kasih yang berbeda dengan sebelumnya yang pernah difahami dan dipraktekkan oleh bangsa Israel. Perintah yang baru ini akan menjadi kesaksian bagi dunia siapa Yesus dan pengikutNya. Dalam ayat 35 ini bermakna  sebagai indikator atau tanda daripada pengikut Kristus.
Perkataan “semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi”  jelas sekali memberi makna bahwa orang akan bisa membedakan siapa pengikut Yesus  dengan yang bukan pengikut Yesus melalui praktek Kasih yang dilakukan.
KASIH  harus membedakan Pengikut Kristus dengan yang bukan pengikut Kristus.
Saudaraku yang mengasihi Kristus, Apakah kasih yang kita praktekkan sekarang berbeda dengan kasih yang dipraktekkan dunia ini? Bisakah orang membedakan kita (pengikut Kristus) dengan orang lain (bukan pengikut Kristus)?
Kalau sama dengan dunia ini, Apakah kita pengikut Kristus?. Kalau berbeda dan perbedaan itu bukan sesuai ajaran Kristus Apakah kita juga pengikut kristus?. Mari renungkan dan evaluasi diri bersama.
Tetapi jika berbeda dengan kasih yang dipraktekkan dunia ini, dan perbedaan itu sesuai dengan ajaran Kristus maka kita adalah murid-murid Yesus.
Sebelum kita melihat pola kasih yang baru yang Yesus ajarkan, saya mengajak saudara untuk menyamakan pemahaman dulu bahwa “tidak ada cara lain untuk mengasihi Tuhan selain mengasihi sesama manusia”. Maksud saya yaitu bukti bahwa kita mengasihi Tuhan adalah dengan mengasihi sesama kita.

Para ahli-ahli taurat menunjukkan kepada orang-orang Yahudi/Israel bahwa merekalah yang paling mengasihi Tuhan, paling mengenal Tuhan, dan paling tahu Firman/hukum Tuhan. Namun kita melihat banyak sekali Yesus berbenturan dengan mereka bahkan akhirnya mereka berusaha untuk melenyapkan Yesus. Sebab mereka hanya menjadikan taurat sebagai tameng yang membuat mereka harus dihormati, dimuliakan, dan hanya memikirkan diri sendiri. Mereka menelantarkan umat itu, bahkan ketika kebenaran itu telah datang (Yesus) mereka berusaha melenyapkannya. Jadi apa yang mereka pelajari dan ajarkan berbeda dengan praktek hidup mereka sehari-hari. Mereka berkata bahwa mereka mengasihi Tuhan, tetapi orang lain (sesama) tidak mereka kasihi, hanya mengasihi diri mereka sendiri. 

Salah satu ciri Kasih Yesus adalah belas kasihan. Berbelas kasihan kepada siapa saja tanpa kecuali yang membutuhkan belaskasihan.
Siapakah sesama manusia? Yesus mengajarkannya dalam Lukas 10:29-37  yang isinya tentang perumpamaan seseorang yang jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang merampok dan menganiaya dia, dan kita tahu bersama dari tiga orang yang melintas melihat itu, yaitu seorang Imam, Seorang Lewi, dan seorang Samaria, bahwa yang menunjukkan belas kasihan kepada orang itu adalah orang yang ketiga yaitu orang samaria. Belas kasihan yang ditunjukkan orang samaria itu adalah belas kasihan yang tanpa pamrih, tidak terkait unsur, Suku, Agama, Ras, atau Golongan tertentu. Dia berbelas kasihan kepada siapapun yang membutuhkan belas kasihan.

Yesus juga mengajarkan bentuk perintah yang baru ini dengan ciri kasih yang berbeda dengan dunia ini. Dalam Matius 25 : 34-46 Yesus mengajarkan bentuk kasih yang selama ini tidak pernah dipraktekkan oleh pengakar-pengajar Yahudi sehingga umat itu juga tidak mereka dorong untuk melakukannya.

Matius 25:34-40: “Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”.

Inilah yang disebut mengasihi Tuhan dengan berbelas kasihan kepada sesama.
Saudara, sekarang adalah saat yang tepat untuk mempraktekkan KASIH ini, pada saat banyak manusia mengalami  pergumulan akibat dampak Pandemi Covid-19 ini. Dimana kita Tuhan kehendaki melakukan sesuatu kepada sesama kita. Bukan harus hal yang besar yang harus kita lakukan, tetapi hal terkecil sekalipun yang bisa kita lakukan sudah melampaui hal terbesar yang kita pikirkan.  Sekarang adalah saat yang tepat untuk mengabarkan kasih Kristus dimana dosa sudah semakin merajalela yang menarik dan membawa manusia semakin menjauh dari Tuhan dan akan membawa mereka bersama-sama di kematian yang kekal bersama dengan Iblis yaitu Neraka. Berbelas kasihan kepada mereka yang akan binasa di kekekalan Neraka adalah juga tanda mengasihi Tuhan sebagai perintah yang baru.

Kemudian Yesus juga berkata dalam Matius 5:43-44 “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”.
 Lalu dalanm ayat 46-47 berkata “Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?
Ini adalah KASIH YANG EKSTREM yang dilakukan murid-murid Yesus sebagaimana Yesus melakukannya dan memberi teladan kepada kita. Di kayu salib Yesus berkata tentang orang-orang yang menyalibkanNya "Ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat"  merupakan ungkapan luar biasa yang menenentang kebiasaan dunia, bahwa kita harus berdoa buat siapapu  yang menganiaya atau menyakit kita.
Selanjutnya Yesus mengajarkan dalam Yohanes  15:3 “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya”. Dan dalam Matius  20:28 ”sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Hal ini mau mengajarkan kasih yang berbeda dengan dunia ini kepada setiap murid-murid Kristus. Bahwa level kasih yang tertinggi adalah PENGORBANAN. Pengorbanan berarti memberikan apa yang kita miliki kepada orang lain sampai kepada nyawanya sendiri.  Apa yang Yesus ajarkan ini telah Yesus buktikan dalam karya penyelamatan yang Dia kerjakan. Menjadikan diri rugi oleh karena kasih kepada orang lain adalah bentuk Kasih yang  baru yang Yesus mau sampaikan kepada para murid-muridnya. Dan setiap orang yang mau kehilangan nyawa karena kasih kepada sesama atas dasar kasih kepada Kristus akan memprolehnya kembali.
Yohanes juga mengajarkan perintah yang baru ini yaitu perintah  Kasih dalam 1 Yohanes 2: 7-17: yang initinya bahwa para pengikut Kristus akan ada di dalam terang jika saling mengasihi saudaranya, dan barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan.

Hal ini semua menunjukkan perbuatan kepada sesama manusia. Banyak sekali Yesus mengajarkan di dalam Alkitab bagaimana harus hidup dan mengasihi sesama. Di Perjanjian lama terutama dalam kitab Taurat banyak sekali mengajarkan kepada bangsa Israel bagaimana mereka mengasihi Tuhan dengan membuat begitu banyak peraturan dan persyaratan di dalam menyembah, memuji dan mengasihi TUHAN Allah. Namun di di dalam Perjanjian Baru Yesus menyempurnakan ajaran itu dengan mengajarkan bagaimana caranya mengasihi Allah itu yaitu dengan cara mengasihi manusia. Jadi sempurnalah pengajaran PL dan PB bahwa Kasih kepada Tuhan harus disertai dan dibuktikan dengan kasih kepada sesama. 

Saudaraku, Apakah kita mengasihi Yesus? Apakah kita sudah menjadi murid-murid Yesus? Apa tandanya kita murid-muridNya? Mari renungkan Firman Tuhan hari ini, dan jadilah kita sebagai pelaku-pelaku FirmanNya yang mempraktekkan Firman yang kita dengar dan pelajari dalam kehidupan kita terhadap sesama kita manusia. Itulah perintah baru yang Yesus ajarkan yaitu SALING MENGASIHI SESAMA SAUDARA.

Shalom, Selamat hari Minggu, Tuhan Yesus memberkati.

Ev. Harles Lumabantobing



KLIK  ARSIP  untuk melihat tulisan lainnya  di Daftar... ARSIP..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda yang baik, sopan dan bahasa yang mudah dimengerti. terimakasih